cover
Contact Name
Agustinus Konda Malik
Contact Email
aguskondamalik@staf.undana.ac.id
Phone
+6281237987345
Journal Mail Official
jurnalpeternakan@undana.ac.id
Editorial Address
Jl. Adisucipto Penfui, Kupang Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Peternakan Lahan Kering
ISSN : -     EISSN : 27147878     DOI : -
Jurnal Peternakan Lahan Kering (JPLK) menerbitkan artikel hasil penelitian yang meliputi Produksi ternak, Pakan dan nutrisi ternak, Reproduksi dan pemuliaan ternak, Teknologi hasil ternak, Sosial ekonomi peternakan, dan Kesehatan ternak
Articles 181 Documents
Nilai Ekonomi Penggunaan Berbagai Jenis Konsentrat dalam Bahan Pakan Berbasis Pollard Klotilde Kolo; Maria Yasinta Luruk; Johanis Ly
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.185 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung biji asam terfermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dalam ransum ayam broiler terhadap efisiensi penggunaan ransum, efisiensi ekonomi, income over feed and chick cost dan keuntungan tambahan. Materi yang digunakan adalah 64 ekor ayam broiler berumur 3 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: Ransum basal tanpa penggunaan tepung biji asam terfermentasi (R0), Ransum basal yang menggunakan 8% tepung biji asam terfermentasi (R1), Ransum basal yang menggunakan 10% tepung biji asam terfermentasi (R2), Ransum basal yang menggunakan 12% tepung biji asam terfermentasi (R3).Variabel yang diteliti adalah efisiensi penggunaan ransum, efisiensi ekonomi, income over feed  and chick cost dan keuntungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung biji asam terfermentasi dengan level 8%, 10% dan 12% dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) atau memberikan pengaruh relatif sama terhadap efisiensi penggunaan ransum dan income over feed and chick cost, memberikan pengaruh sangat nyata terhadap efisiensi ekonomi dan memberikan keuntungan tambahan. Kata kunci : broiler, nilai ekonomi, fermentasi, biji asam The aim of this study is to evaluate the effect of including fermented tamarind seeds meal into broiler diet on feed efficiency, economic value, income over feed and chick cost, economic efficiency and added benefit value of broiler. There were 64 three weeks old broilers used in the feeding trial. Completely randomized design 4 treatments with 4 replicates procedure was applied in the trial. The 4 treatment feeds offered were composed as: basal feed without fermented tamarind seeds meal (R0); feed containing 8% fermented tamarind seeds meal (R1); feed containing 10% fermented tamarind seeds meal(R2); and feed containing 12% fermented tamarind seeds meal. The conclusion of this study is that including fermented tamarind seed flour at levels 8%, 10% and 12% into diet is highly significant (P<0,01) on economic efficiency and performs the added benefit value, but not significant (P>0.05) or performs the similar in the feed efficiency, income over feed and chick cost; that effect of treatment Keywords : broiler, fermentation, tamarind seeds, economic value
Suplementasi Enzim Xilanase dan Fitase pada Ransum Berbasis Tepung Ubi Kayu Terhadap Karkas Ayam Broiler Metri Sandalina Kelin; N.G.A. Mulyantini; NP.F. Suryani
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.946 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi enzim xilanase dan fitase terhadap produksi karkas ayam broiler. Materi yang digunakan adalah 60 ekor DOC strain CP 707. Rancangan penelitian adalah acak lengkap dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan yang diamati adalah R0: Ransum mengandung 30% tepung ubi kayu, R1: Tepung ubi kayu 30% + xilanase, R2: Tepung ubi kayu 30% + fitase, R3: Tepung ubi kayu 30% + xilanase + fitase. Variabel yang diukur adalah bobot karkas, persentase karkas, persentase potongan primal karkas dan lemak abdominal. Penambahan enzim xilanase dapat memperbaiki bobot karkas, persentase karkas dan persentase dada dan tidak berpengaruh pada persentase (paha, sayap, dan lemak abdominal), penambahan enzim fitase dapat memperbaiki bobot karkas, persentase karkas, persentase dada dan paha tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase sayap dan lemak abdominal, kombinasi antara xilanase + fitase dapat memperbaiki bobot karkas, persentase karkas, persentase dada dan paha tetapi tidak  pengaruh pada persentase sayap dan lemak abdominal. Disarankan suplementasi enzim xilanase dan fitase perlu dilakukan pada ransum berbasis ubi kayu untuk menaikkan bobot karkas ayam broiler. Kata kunci : ubi kayu, ayam broiler, enzim xilanase dan fitase The objective of the research was to investigate the effect of enzyme xylanase and phytase supplementation on broiler carcass. This research used 60 DOC broiler strain CP 707. The design of the research was Completely Randomized Design  with 4 treatments and 3 replicates. The 4 treatments were: 1) R0 commercial diet as control, 2) R1 = Diet based on 30% cassava meal + xylanase, 3) R2 = Diet based on cassava meal 30% + phytase, 4) Diet based on 30% cassva meal + xylanase + phytaase. Variables measured were : carcass weight, carcass percentage, percentage of primal cuts and abdominal fat percentage. Xylanase supplementation could improve carcass weight, carcass percentage, and breast percentage, but xylanase did not have significant effect on thigh percentage, wing percentace and abdominal fat percentage. Phytase supplementation could improve carcass weight, carcass percentage, breast and thigh percentage but it did not have any significant effect on wing percentage and abdominal fat percentage.  Combination of xylanase and phytase supplementation an be applied on diet based on 30% cassava diet to improve performans of carcass broiler. Keywords : cassava, broiler chickens, xylanase, phytase.
Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Konsentrat dalam Pakan Berbasis Pollard Terhadap Performan dan Income Over Feed Cost (Iofc) Ternak Babi Fase Starter-Grower (Effect of including different concentrates into pollard-based feeds on performance and income Agusthinus L. Magang; Johanis Ly; Tagu Dodu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.798 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrat KGP709 (KGP), Hi-Grow152 (HG152), Konsentrat Grower Babi (KGB) dan campuran ketiganya dalam pakan berbasis pollard terhadap performan dan Income Over Feed Cost (IOFC) ternak babi fase starter-grower. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi berumur 1,5-2 bulan dengan berat badan awal 13,00-19,00kg (rata-rata 16,50kg; KV= 11,12%). Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yakni P1=(50% pollard + 25% jagung + 25% KGP709); P2=(50% pollard + 25% jagung + 25% HG152); P3=(50% pollard + 25% jagung + 25% KGB) dan P4= (50% pollard + 25% jagung + KGP 709 8.3% + consentrat HG152 8.3% + concentrate KGB 8.3%). Variabel yang diteliti adalah: Performan ternak yang terdiri dari konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan-; dan IOFC. Hasil analisis ragam menunjukkan penggunaan ketiga jenis konsentrat dan campuran ketiganya berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap performan dan IOFC ternak babi. Disimpulkan bahwa penggunaan ketiga jenis konsentrat dan campuran ketiganya dalam pakan berbasis pollard memberikan hasil yang berbeda terhadap performan dan IOFC ternak babi starter-grower. Rataan Performan dan nilai IOFC relatif sama pada penggunaan konsentrat HG152, KGP709 dan campuran ketiganya dibandingkan KGB. Pakan yang mengandung KGP709 memberikan performan yang baik sejak awal fase starter, sedangkan HG152 dan KGB pada akhir starter (<2bulan), sehingga disarankan bagi peternak untuk memilih dan menggunakan salah satu konsentrat sesuai umur ternak. Kata kunci: Ternak babi, Koncentrat, KGP709, HG152, KGB, Performan, IOFC. The study aimed at evaluating the effect of including 3 different concentrate feeds (KGP709, Hi-Grow/HG152, KGB and their mixture) into pollard based-feeds on the performance and income over feed cost (IOFC) of starter-grower pigs. There were 12 landrace crossbred barrows 1.5-2 months old with 13,00 – 19,00kg (average 16,50; KV = 11,12%) initial body weight. Trial method using complete block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment feeds were formulated as: R1: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP709 (25%); R2: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate HG152 (25%); R3: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGB (25%); and R4: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP 709 8.3% + consentrat HG152 8.3% + concentrate KGB 8.3%. Variables study were: performances consisting of feed intake daily weight gain, and feed conversion; and IOFC value. Statistical analysis showed that effect of including 3 different concentrates and their mixture is significant (P<0,05) on both all performances and IOFC variables of the pigs. The conclusion is that including 3 different concentrates and their mixture performs the different performances and IOFC value of starter-grower pigs. The performance and IOFC values of pigs fed HG152 and KGP709 are similar and higher than of pig fed KGB. Feed containing HG152 and KGP709 resulted good in both values since early starter. but KGB performed these values better after 2 months old of pig. I is recommeded that farmer use those concentrates in accoding to tde age of pigs. Key words: Pig, Concentrate, KGP709, HG152, KGB, Performance, Income over feed cost.
Pengaruh penggunaan konsentrat sierad dengan pakan lokal terhadap performan dan income over feed cost Ternak babi peranakan landrace (Effect of including Sierad concentrate feed into local based–feed on body linear sixe and income over feed cost of land Desly Tolanta Usfinit; Sabarta Sembiring; I Made S. Aryantha
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.848 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan campuran konsentrat Sierad dengan pakan lokal terhadap performan dan IOFC ternak babi. Materi yang digunakan adalah 18 ekor ternak babi kastrasi peranakan landrace berumur 3 - 3,5 bulan dengan berat badan awal berkisar antara 20,40 - 38,20 kg (KV = 19,06%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok 6 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah T1: 100% pakan komplit (EGP 704); T2: 6% tepung biji asam + 68% labu kuning + 26% KGP 709, T3:  17% tepung putak + 50% labu kuning + 33% KGP 709, T4:  20% ubi kayu + 47% labu kuning + 33% KGP 709, T5:  70% labu kuning + 30% KGP 709, T6: 10% tepung biji asam + 60% tepung putak + 30% KGP 709. Variabel yang diteliti adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan IOFC. Hasil ANOVA menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap performan dan IOFC dan T4 (20% ubi kayu + 47% labu kuning + 33% KGP 709) menampilkan hasil yang paling tinggi. Disimpulkan bahwa penggunaan konsentrat KGP 709 dalam pakan lokal yang berbeda menghasilkan konsumsi ransum, PBB, konversi ransum dan IOFC yang berbeda dan dalam campuran dengan labu kuning dan ubi kayu memberikan hasil yang paling tinggi pada babi penggemukan. Saran yang dapat diberikan adalah campuran 20% ubi kayu + 47% labu kuning + 33% KGP 709 dapat dijadikan pilihan untuk pakan penggemukan ternak babi. kata kunci :Ternak babi, konsentrat, pakan lokal, performan, IOFC The study aimed at evaluating the effect of including Sierad concentrate into local feedstuffs on performance and Income over feed cost of grower landrace crossbred pig. There were 18 castrated landrace crossbred pigs 3-3.5 months old with 20.40–38.20 kg (CV= 19.06%) initial body weight used in the trial. Randomized block design 6 treatments with 3 replicates procedure used in the trial. The 6 treatment feeds offered were: T1: 100% complete feed (EGP 704); T2: 6% tamarind seeds meal + 68% pumpkins + 26% KGP 709; T3:  17% putak meal + 50% pumpkins + 33% KGP 709; T4: 20% cassava + 47% pumpkins + 33% KGP 709; T5:  70% pumpkins + 30% KGP 709; and T6: 10% tamarind seeds meal + 60% putak meal + 30% KGP 709. Variables studied were feed consumption, body weight gain, feed conversion and income over feed cost. The results of statistical analysis showed that the treatment had a significant effect (P <0.05) on peformans and income over feed cost and T4 (20% cassava + 47% pumpkin + 33% KGP 709) showing the highest results. It was concluded that the use of KGP 709 concentrates in different local feeds produced different performance and in mixtures with pumpkin and cassava gave the highest result in fattening pigs. Suggestions that it can be given as a mixture of 20% cassava + 47% pumpkin + 33% KGP 709 can be selected for fattening pigs feed. Keywords: Pigs, concentrate, local feed, performance, income over feed cost
Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Katuk ( Sauropus Androgynus L. Merr) Dalam Ransum Basal Terhadap Kecernaan Ca dan P Babi Peranakan Landrace Fase Grower (Effect of Including Saoropus androgynus L. Merr leaves meal into the diet on Ca and P intake and dig Agustinus Tanggur; Johanis Ly; Ni Nengah Suryani
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.104 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun katuk ( Sauropus androgynus L. Merr) dalam ransum basal terhadap kecernaan kalsium dan fosfor babi peranakan landrace fase grower. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi jantan kastrasi peranakan landrace fase grower umur 4-5 bulan, variasi berat badan 26,5-55,5kg, koefisien variasi 19,69%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100% ransum basal tanpa TDK (kontrol), R1: 97% ransum basal  + 3% TDK, R2: 94% ransum basal  + 6% TDK, R3: 91% ransum basal + 9% TDK. Variabel yang diukur adalah konsumsi Ca dan P, dan kecernaan Ca dan P. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun Katuk dalam ransum basal berpengaruh tidak nyata (P>0.05) dalam meningkatkan konsumsi dan kecernaan Ca dan P pada ternak babi. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan tepung daun Katuk hingga level 9 % dalam ransum basal cenderung meningkatkan konsumsi dan kecernaan Ca dan P pada ternak babi. Kata kunci: babi, daun, katuk, Ca, P, kecernaan The study aimed at evaluating the effect of including Saoropus androgynus Linn Merr into basal diet on Ca and P intake and digestibility of pig. There were 12 landrace crossbred barrows 4-5 months of age with 26,5-55,5 kg (average 42,29kg; CV= 19.69%) initial body weight used in the study. Completely randomized block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment diets offered in the trial were: R0: 100% basal diet without Saoropus androgynus L.Merr (control); R1: 97% basal diet + 3% Saoropus androgynus L.Merr leaves meal; R2: 94% basal diet + 6% Androgynus leaves meal; and R3: 91% basal diet + 9% Saoropus androgynus L.Merr leaves meal. Variables studied were: intake Ca and P, and digestibility Ca and P. Statistic analysis showed that effect o including Saoropus androgynus L. Merr into basal diet is not significant (P>0.05) on either intake or digestibility of Ca or P. The conclusion is that including Saoropus androgynus L. Merr up to 9% into basal diet tend to increase both intake and digestibility of both Ca and P in pigs. Key words: pig, leaf, Saoropus, Ca, P, intake, digestibility
Efek substitusi Jagung Giling dengan Tepung Tongkol Jagung Hasil Fermentasi Khamir Saccharomyces cerevisiae dalam Pakan Konsentrat terhadap Produksi VFA Parsial Jefrianto Koes; Marthen Yunus; Daud Amalo
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.894 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi jagung giling dengan tepung tongkol jagung hasil fermentasi khamir Saccharomyces cerevisiae (TTJF) dalam pakan konsentrat terhadap produksi VFA parsial (asam asetat, asam propionat dan asam butirat). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah Perlakuan tersebut adalah P0 = konsentrat tanpa TTJF (sebagai kontrol); P1 = konsentrat + 10%TTJF menggantikan jagung giling; P2 = 20%TTJF menggantikan jagung giling; dan P3 = 20%TTJF menggantikan jagung giling. Hasil penelitian menunjukkan nilai rataan perlakuan konsentrasi asam asetat (mM) P0 = 17,87 0,10; P1 = 17,04 0,12; P2 = 16,26 0,49; P3 = 15,95 0,58; rataan konsentrasi asam propionat (mM) P0 = 9,53 0,23; P1 = 11,03 0,34; P2 = 9,77 0,17; P3 = 8,76 0,84 dan rataan konsentrasi asam butirat (mM) adalah P0 = 7,17 0,83; P1 = 7,00 0,77; P2 = 4,68 0,20 dan P3 = 4,55 0,31. Hasil analisis Ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai konsentrasi VFA parsial. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan 20% tepung tongkol jagung terfementasi Saccharomyces cerevisiae mesubstitusi 66. 67% dari 30% jagung giling dalam konsentrat meningkatkan konsentrasi asam propionat, memberikan hasil yang relatif sama terhadap konsentrasi asam butirat dan menurunkan konsentrasi asam asetat.. Kata kunci : fermentasi, Saccharomyces, tongkol jagung, VFA The aim of the research was to evaluatee the effect of corn mills substitution with Saccharomyces cerevisiae fermented corn cob meal (CCF) in concentrate feed on partial VFA production (acetic acid, propionate acid and butirate acid). Trial method using Complete Randomized Design (CRD) 4 treatments with 3 replicates was applied. The treatments were P0 = concentrate without FCF (control); P1 = concentrate + 10% FCF substituting corn meal; P2 = concentrate + 20% FCF substituting corn meal; and P3 = concentrate + 30% FCF substituting corn meal. The average results obtained were: acetic acid concentration (mM) P0 = 17.87 0.10; P1 = 17.04 0.12; P2 = 16.26 0.49; P3 = 15.95 0.58; propionate acid concentration (mM) P0 = 9.53 0.23; P1 = 11.03 0.34; P2 = 9.77 0.17; P3 = 8.76 0.84; and butyric acid concentration (mM) is P0 = 7.17 0.83; P1 = 7.00 0.77; P2 = 4.68 0.20 and P3 = 4.55 0.31. Statistical analysis shows that effect of treatmenthad is highly significant (P<0.01) on partial VFA concentration. The conclusion is that using 20% fermented corn cob meal substituting 66.67% corn meal in the concentrate feed increase the concentration of propionic acid, performs the similar results in butyric acid but decreases acetic acid concentration. Keywords : fermentation, Saccharomyces, corn cobs, VFA
Pengaruh Pemberian Pakan Konsentrat yang Mengandung Tepung daaun Kelor Terhadap Konsumsi BK, BO, PK dan Energi Sapi Bali pada Pola Peternak Serli Lawa Jati; Yohanis Umbu L. Sobang; Marten Yunus
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.02 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan konsentrat yang mengandung tepung daun kelor terhadap konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar, dan energi sapi Bali sapihan pada pola peternak. Dalam penelitian ini digunakan ternak sebanyak 4 ekor sapi Bali sapihan dengan umur ternak 6 bulan – 1 tahun dengan kisaran berat badan 60,5 – 110 kg. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0: pakan pola peternak + konsentrat tanpa tepung daun kelor, P1: pakan pola peternak + konsentrat yang mengandung tepung daun kelor 5 %, P2: pakan pola peternak +konsentrat yang mengandung tepung daun kelor 10%, P3: pakan pola peternak + konsentrat yang mengandung tepung daun kelor 15%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA. Hasil analisis statistik menunjukan perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, bahan organik, protein kasar dan energi. Berdasarkan hasil diatas maka disimpulkan pemberian pakan konsentrat yang mengandung tepung daun kelor sampai pada level 15% memberikan pengaruh yang relatif sama terhadap konsumsi bahan BK, BO, PK, dan energi. Kata kunci: Pakan, pola, peternak, kelor, konsumsi, sapi ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of feeding concentrate containing moringaleaves meal on dry matter, organic matter, protein, and energy intake of Bali calf cattle at the farmers pattern. In this study used 4 Bali calf with 60.5-110 kg live weight. The method used in this study is the experimental method using the latin square design with 4 treatments and 4 replicates. The treatments offered were: P0: feeds of farmer pattern + concentrate without flour moringa leaves meal; P1: feeds of farmer pattern + concentrate containing moringa leaves meal 5 %; P2: feeds of farmer pattern + concentrate containing 10% corn meal; P3: feeds of farmer pattern + concentrate containing 15% corn meal. Statistical analysis shows that the effect of treatment is not significant (P>0.05) on either dry matter, organic matter, crude protein or energy intake. The conclusion is that feeding concentrate containing moringa leaves meal up to 15% performs the similar effect intake the dry matter, organic matter, crude protein and energy intake of the calf. Keyword: feed, pattern, moringa, intake, calf, Bali cattle
Pengaruh penggunaan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) terfermentasi sebagai pengganti kacang hijau dalam pakan terhadap kecernaan nutrisi ayam broiler Susanti Kahi Ana Awa; Agustinus Konda Malik; Jonas F. Theedens
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) terfermentasi sebagai pengganti kacang hijau dalam pakan terhadap kecernaan nutrisi ayam broiler.Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum yang digunakan terdiri dari jagung, dedak gandum, konsentrat, kacang hijau, tepung daun semak bunga putih terfermentasi, tepung ikan, minyak kelapa dengan formula sebagai berikut: R0 = Ransum tanpa tepung daun semak bunga putih terfermentasi (TDSBPT) ; R1 = Ransum yang mengandung 20% TDSBPT sebagai pengganti kacang hijau ; R2 = Ransum yang mengandung 40% TDSBPT sebagai pengganti kacang hijau ; R3 = Ransum yang mengandung 60% TDSBPT sebagai pengganti kacang hijau; Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung semak bunga putih sebagai pengganti kacang hijau dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein kasar, namun tidak berpengaruh nyata (P<0,01) pada kecernaan bahan kering, serat kasar dan energi. Kata Kunci: ayam broiler, semak bunga putih dan kecernaan The purpose of the study was to determine the effect of fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal in broiler ration on digestible nutrient of broiler. Ration as used consisted corn, wheat bran, concentrate, greenpeal, Chromolaena odorataleaf meal, fish meal and coconut oil. The research design used was Completely Randomized Design with four treatments and five replicates. The treatments were as follow: R0. Ration without fermented Chromolaena odorataleaf meal, R1. Ration with 20% fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal; R2. Ration with 40% fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal; and R3. Ration with 60% fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal. The results of statistical analysis showed that the use of fermented Chromolaena odorataleaf meal as substitution of greenpeal meal had significant effect (P<0.05) on digestible of coarser protein, however no significant effect ( P>0,01) on digestible of dry materials, fibre coarser and energy. Keywords: broiler, white flower (Chromolaena odorata) and digestible
Article Pengaruh level Saccharomieces cerevisiae sebagai inokulum dalam fermentasi tepung sabut kelapa muda terhadap kandungan energi, selulosa, hemiselulosa dan Total Digestible Nutrien (TDN) Meki Fiktor Otu; Mariana Nenobais; Gusti Ayu Yudiwati Lestari
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.344 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang, selama 3 minggu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh fermentasi tepung sabut kelapa muda dengan level Saccharomyeces cerevisiae yang berbeda terhadap perubahan kandungan energi, selulosa,  hemiselulosa dan TDN (Total Digestible Nutrient) . Metode eksperimen yang dirancang adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini yaitu R0: Tepung sabut kelapa muda tanpa fermentasi (kontrol), R1: Tepung sabut kelapa muda fermentasi kamir Saccharoyces cerevisiae 5 % (berat/berat), R2: Tepung sabut kelapa muda fermentasi kamir Saccharomyces cerevisiae 10 % (berat/berat). R3: Tepung sabut kelapa muda fermentasi Saccharomyces cerevisiae 15 % (berat/berat). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan selulosa dan TDN tetapi perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan  Energi dan  Hemiselulosa. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa antar  pengaruh perlakuan R0:R3, R1:R2, R1:R3 dan R2:R3 berbeda nyata (P<0,05) terhadap kandungan selulosa dan R0:R1, R0:R2 dan R0:R3,R1:R2,R2:R3 berbeda nyata (P<0,05) terhadap kandungan TDN. Disimpulkkan bahwa pemberin saccharomieces cerevisiae sebagai inokulum dalam fermentasi tepung sabut kelapa muda dapat meningkatkan kandungan energi dan TDN, menurunkan kandungan selulosa dan hemiselulosa dan perlakuan terbaik adalah pada level 10% Saccharomieces Cerevisiae. Kata Kunci: sabut kelapa, Saccharomieces, Energi, Selulosa, Hemiselulosa, TDN   The study was conducted at the Chemistry Feed Laboratory of the Faculty of Animal Science, Nusa Cendana University, Kupang for 3 weeks. The purpose of this study was to evaluate the effect of the duration of fermentation of young coconut husk with different Saccharomyeces cerevisiae levels on changes in energy content, cellulose, hemicellulose and TDN. The material used were ground young coconut husk. Completely randomized design (CRD) 4 treatments with 3 replicates resulting 12 experimental units. The treatments were R0: young coconut husk flour without fermentation (control), R1: young coconut husk flour fermented withr Saccharoyces cerevisiae 5% (w/w), R2: young coconut flour flour fermented with Saccharomyces cerevisiae 10% (w/w), and R3: Young coconut coir fermentation Saccharomyces cerevisiae 15% (wt/w). The variables observed in this study were energy, cellulose, hemicellulose, and TDN content. Statistical analysis shows that the effect of treatment is significant effect (P <0.05) on Energy, Cellulose and TDN content but not significant (P> 0.05) on Hemicellulose content. Duncan's multiple range test shows that differences between treatments R0: R1, R0: R3 and R1: R3 are significant effect (P <0.05) in the energy content, R0: R2, R0: R3, R1: R2, R1: R3 and R2 : R3 are significant effect (P <0.05) in the content of Cellulose, and R0: R1, R0: R2 and R0: R3 are significant effect (P <0.05) in TDN content. The conclusion is that the effect of different levels of saccharomieces cerevisiae as an inoculum in the fermentation of young coconut fiber flour 10% treatment can increase the energy content and TDN but can reduce the cellulose and hemicellulose content in the fermentation of young coconut husk flour. Keywords: coconut husk, Energy, Cellulose, Hemicellulose, TDN
Potensi Jenis dan Keragaman Vegetasi Kawasan Agrosilvopastura di Desa Linamnutu Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Amram Neno; Herayanti Panca Nastiti; Ludji Michael Riwu Kaho
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.946 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di kawasan hutan Binel, Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komposisi vegetasi, keanekaragaman vegetasi dan vegetasi yang digunakan sebagai pakan pada kawasan agrosilvopastura Desa Linamnutu. Metode pengambilan data menggunakan cara transek, berukuran 1 km (1000) meter. Pada setiap pengambilan sampel, transek terdiri dari plot ukur per transek, kemudian setiap plot dibagi menjadi 10 bagian yang sama besar pada tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai, sedangkan perhitungan indeks keanekaragaman vegetasi Shannon menggunakan perangkat lunak PAST 3.0 (Paleontological Statistics). Hasil analisis SDR terhadap komposisi vegetasi lokasi agrosilvopastura Desa Linamnutu, yaitu fase pohon didominasi oleh Borassus flabelifer dengan nilai SDR 43,73%; fase tiang didominasi oleh Tun molo dengan nilai SDR 15,93%; fase pancang didominasi oleh Chromolaena odorata dengan nilai SDR 18,19% dan fase semai didominasi oleh Lophatherum gracile dengan nilai SDR 24,07%. Hasil analisis indeks keanekaragaman setiap fase tergolong sedang. Disimpulkan bahwa komposisi vegetasi pada lokasi agrosilvopastura Desa Linamnutu terdapat 45 jenis spesies yang didominasi oleh Borassus flabelifer dan potensi serta keanekaragaman vegetasi yang digunakan sebagai pakan yaitu 27 spesies dengan nilai SDR 65,90% yang didominasi oleh tanaman pakan tidak palatabel yaitu Tamarindus indica (nilai SDR 9,54%) dan tanaman pakan palatabel yaitu Acacia leucophloea (nilai SDR 7,98%). Kata kunci : jenis, keragaman, vegetasi, kawasan agrosilvopastura The study conducted the Binel forest area Linamnutu Village, South Amanuban District, South Timor Central District. The purpose study was determine the composition of vegetation, vegetation diversity and vegetation used as feeding the agrosilvopastura area Linamnutu Village. The method data taking sampling using the transect, measuring 1 km (1000) meters. The each sampling, transects consist measuring plots per transect, then each plot divided into 10 equal portions each level of tree, pole, sapling, and seedling. Whereas the calculation Shannon index of general diversity using PAST 3.0 software (Paleontological Statistics). The results SDR analysis of vegetation composition agrosilvopastura location in Linamnutu Village, namely tree phase dominated by Borassus flabelifer with SDR value 43.73%; the pole phase dominated by Tun molo with SDR value 15.93%; the sapling phase dominated by Chromolaena odorata with SDR value 18.19%; and the seedling phase dominated by Lophatherum gracile with SDR value 24.07%. Results analysis the index of general diversity each phase classified moderate. Conclusion composition vegetation the agrosilvopastura location Linamnutu Village, there are 45 species of species dominated by Borassus flabelifer and the potential and diversity of vegetation used feed namely 27 species, had SDR value 65.90%, dominated by non palatable feed plants is Tamarindus indica with SDR value 9.54%. and palatable feed plants is Acacia leucophloea with SDR value 7.98%. Keywords : species, vegetation diversity, agrosilvopastura area

Page 5 of 19 | Total Record : 181