cover
Contact Name
Nido Dipo Wardana
Contact Email
nidodipo@psikologi.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
up3@psikologi.unair.ac.id
Editorial Address
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Jalan Airlangga 4-6 Surabaya Jawa Timur, Indonesia 60286
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)
Published by Universitas Airlangga
ISSN : -     EISSN : 27761851     DOI : https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i2.36571
Core Subject : Social,
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM) adalah jurnal yang dikelola oleh Unit Penelitian dan Publikasi Psikologi (UP3), Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, merupakan media diseminasi atas penelitian-penelitian yang dilakukan oleh civitas akademik Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM) menerima artikel ilmiah dengan topik penelitian Psikologi dalam konteks industri dan organisasi, klinis dan kesehatan mental, pendidikan dan perkembangan, serta sosial dan komunitas.
Articles 256 Documents
Pengaruh Paparan Media Sosial Terhadap Perilaku Self-harm Pada Pengguna Media Sosial Emerging Adulthood Risma Amelia Widyawati; Afif Kurniawan
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.251 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24600

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh paparan media sosial terhadap perilaku self-harm pada pengguna media sosial emerging adulthood. Penelitian melibatkan 227 subyek, dengan rentang usia pada masa emerging adulthood yaitu 18-25 tahun dengan menggunakan metode survei online. Alat ukur paparan media sosial  dan alat ukur self-harm disusun peneliti sendiri, memiliki koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,922 sedangkan alat ukur self-harm memiliki koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,942. Hasil analisis data menunjukkan bahwa paparan media sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku self-harm. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Paparan media sosial dapat mempengaruhi perilaku self-harm pada pengguna media sosial emerging adulthood sebesar 45.8% (R = 0,458) dengan koefisien uji F 190,003.
Hubungan antara Perfeksionisme dengan Kecenderungan Kecemasan Sosial pada Remaja Akhir Pengguna Instagram Belinda Fidi Madani; Tri Kurniati Ambarini
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.866 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24626

Abstract

Instagram telah memberikan fasilitas bagi remaja akhir dalam pemenuhan perkembangan sosialnya. Namun, penggunaan Instagram dapat memberikan beberapa dampak kerugian psikologis, salah satunya adalah kecemasan sosial. Instagram sebagai media sosial berbasis visual telah mendorong penggunanya untuk mencapai kesempurnaan dan sifat kepribadian perfeksionisme dapat meningkatkan kecenderungan kecemasan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perfeksionisme dengan kecenderungan kecemasan sosial, dengan partisipan yaitu remaja akhir pengguna Instagram di Indonesia (N = 333). Data diperoleh melalui survei secara daring menggunakan skala Perfectionistic Self-Presentation Scale (PSPS) dan Social Anxiety Scale for Adolescents (SAS-A). Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson Product-Moment dan mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara perfeksionisme dan kecenderungan kecemasan sosial pada remaja akhir pengguna Instagram (r = 0,408; p = 0,000). Dapat diartikan bahwa, apabila remaja akhir pengguna Instagram memiliki perfeksionisme yang tinggi, maka akan tinggi pula kecenderungan mereka mengalami kecemasan sosial.
Pengaruh Perfeksionisme terhadap Kemunculan Simtom Psikosomatis yang Dimediasi oleh Keterhubungan Sosial Elvira Linda Sihotang; Nurul Hartini
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.807 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24633

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh dimensi perfeksionisme terhadap kemunculan simtom psikosomatis yang dimediasi oleh keterhubungan sosial. Gangguan psikosomatis adalah masalah kesehatan mental yang kurang dikenal dan mendapat perhatian di kalangan anak muda. Padahal, gangguan psikosomatis berkembang disebabkan oleh stressor sehari-hari yang tidak mampu dikelola dengan baik, termasuk stressor yang berasal dari tugas perkembangan dewasa awal. Individu dapat semakin rentan mengalami gejala psikosomatis jika ia memiliki kepribadian perfeksionisme. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif melalui survei secara daring untuk individu usia 19-30 tahun tanpa batasan domisili. Sebanyak 311 partisipan menjawab 100 pernyataan yang dihimpun dari 3 alat ukur, yaitu Psychosomatic Symptoms Scale (PSS), Multidimensional Perfectionism Scale (MPS), dan Social Connectedness Scale. Seluruh partisipan dipastikan tidak sedang mengalami masalah kesehatan selama 3 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu dimensi perfeksionisme, yaitu socially-prescribed perfectionism memiliki pengaruh signifikan (p<0.001) terhadap kemunculan simtom psikosomatis. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa keterhubungan sosial berperan sebagai mediator parsial.
Pengaruh Kepribadian Narsistik terhadap Perilaku Non-Suicidal Self-Injury pada Remaja Broken Home Debby Shira Chintia Dewi; Atika Dian Ariana
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.764 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24639

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari kepribadian narsistik terhadap perilaku non-suicidal self-injury (NSSI) pada remaja yang mengalami kondisi broken home. Kepribadian narisistik merupakan pola kepribadian yang sangat memerlukan kekaguman dan berfikir tinggi pada dirinya sendiri. Kepribadian narsistik memiliki dua konstruk yaitu grandiose narcissism dan vulnerability narcissism. Perilaku NSSI merupakan sebuah perilaku mencederai tubuh secara langsung dan disengaja dari jaringan tubuh seseorang tanpa adanya niat untuk bunuh diri, meliputi mencabut rambut, memukul sendiri, memotong, mengukir kata atau gambar pada kulit, membakar, dan lain-lain. Partisipan dalam penelitian ini merupakan remaja yang mengalami kondisi broken home. Dalam penelitian ini, bentuk dari kondisi broken home yang dialami remaja usia 12-22 adalah orang tua yang telah bercerai, orang tua yang tidak hadir, hilangnya peran dari anggota keluarga, dan keluarga yang tidak harmonis. Total partisipan dalam penelitian ini adalah 135 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Pathological Narcissism Inventory yang dikembangkan oleh Pincus dan kawan-kawan dan Inventory of Statements About Self-injury yang dikembangkan oleh Glenn dan Klonsky. Analisis data menggunakan teknik korelasi dan regresi linear sederhana dengan bantuan program IBM SPSS Statistic for Mac 22.00. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepribadian narsistik berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku NSSI (B=0,137, p=0,00). Besar pengaruh kepribadian narsistik untuk menjelaskan variasi dari perilaku NSSI pada remaja broken home adalah sebesar 11,8% dengan korelasi antar variabel bersifat positif.
Strategi Regulasi Emosi terhadap Stres Akademis selama Menjalani Kuliah Daring di Masa Pandemi Covid-19 Arini Rachmawati; Ika Yuniar Cahyanti
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.135 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24653

Abstract

Perkuliahan daring akibat adanya pandemi Covid-19 berpotensi memicu stres akademis pada mahasiswa. Penggunaan strategi regulasi emosi yang tepat dianggap dapat membantu mahasiswa untuk mereduksi stres akademis. Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara strategi regulasi emosi dengan stres akademis pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan kepada 285 mahasiswa Universitas Airlangga (237 perempuan dan 48 laki-laki) dengan menggunakan kuesioner. Peneliti menggunakan Student-life Stress Inventory untuk mengukur stres akademis dan Emotion Regulation Questionnaire untuk mengukur strategi regulasi emosi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa p=0,477 untuk cognitive reappraisal dengan stres akademis dan p=0,249 untuk expressive suppression dengan stres akademis. Variabel dapat dikatakan saling berhubungan apabila nilai p<0,05 .Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi regulasi emosi dengan stres akademis pada mahasiswa selama menjalani kuliah daring. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak.
Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga dan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Subjective Well-Being (Studi pada Remaja yang Mengalami Stres di Masa Pandemi COVID-19) Siti Rochma; Nurul Hartini
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.758 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24690

Abstract

Pandemi COVID-19 memiliki dampak psikologis stres bagi remaja yang memengaruhi subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dan dukungan sosial teman sebaya terhadap subjective well-being remaja yang mengalami stres di masa pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survei. Sebanyak 212 partisipan remaja berusia 14-21 tahun yang diperoleh melalui metode purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keberfungsian keluarga dengan subjective well-being (r=0,151, p=0,028), terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan subjective well-being (r=0,285, p=0,001), dan terdapat hubungan positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan subjective well-being p=0,000 atau p<0,05 dan F=9,456 >F tabel 3,04. Penelitian ini menambahkan variansi baru bahwa keberfungsian keluarga dan dukungan sosial teman sebaya secara bersama-sama mampu memprediksi subjective well-being sebesar 8,3%. 
Hubungan Health Belief Model pada Perilaku Prevensi saat Pandemi Covid-19 di Kalangan Dewasa Awal Seno Wahyusantoso; Achmad Chusairi
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.232 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24706

Abstract

Pandemi COVID-19 di Indonesia terus berkembang, dengan 79,6% dari total kasus terdiri dari 18-45 tahun (per 20 Agustus 2020). Berbagai cara terus dikembangkan oleh ahli kesehatan untuk menekan angka penularan, salah satunya melalui pencegahan. HBM merupakan model yang kerap digunakan untuk memahami persepsi individu terkait perilaku kesehatan, termasuk prevensi. Penelitian dilakukan dengan survei online sebesar 231 responden, menggunakan alat ukur yang disusun dari awal untuk HBM serta alat ukur adaptasi untuk perilaku preventif. Studi menunjukkan hubungan signifikan HBM dengan perilaku preventif. Pada dimensi perceived susceptibility, perceived severity dan perceived benefit menunjukkan hubungan positif dengan perilaku preventif, sedangkan perceived barriers menunjukkan hubungan negatif dengan perilaku preventif. Ditemukan bahwa HBM adalah salah satu model yang dapat menggambarkan perilaku preventif saat pandemi, namun terdapat hal lain berupa tingkat pendidikan, selfefficacy, serta pengetahuan terhadap kondisi kesehatan tersebut. Penelitian memiliki berbagai kelemahan, yaitu sebaran kelompok usia yang tidak merata, serta kuesioner self-report yang rawan bias.
Pengalaman Wanita Korban Intimate Partner Violence (IPV) yang Bertahan Pada Hubungan Penuh Kekerasan Nirva Adeyusta Revaughanii; Wiwin Hendriani
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.313 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24710

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengalaman wanita korban intimate partner violence (IPV) yang bertahan dalam hubungan penuh kekerasan, alasan bertahan, dan pemaknaan terhadap kekerasan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data. Teknik pencarian partisipan menggunakan teknik purposif. Partisipan sebanyak 3 orang dengan rentang usia 21-23 tahun. Teknik analisis data menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) dengan tahapan sebagai berikut: menyusun transkrip wawancara, membuat catatan awal, membuat komentar eksploratoris, membuat tema superordinat, dan melaporkan hasil. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengalaman wanita korban IPV yang bertahan pada hubugan penuh kekerasan tidak dapat dilepaskan dari bagaimana mereka mempersepsikan dan memaknai kekerasan yang dialami. Ditemukan adanya pemaknaan positif terhadap kekerasan seperti bentuk kasih sayang, upaya melindungi, dan mengubah wanita menjadi lebih baik. Keputusan bertahan juga diperkuat dengan beberapa alasan seperti cinta, faktor keluarga, dan keyakinan bahwa pasangan akan berubah.
Hubungan antara Persepsi Keterlibatan Ayah dalam Proses Pengasuhan dengan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Wiwid Nur Islami; Nur Ainy Fardana N.
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.591 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan kecerdasan emosional pada remaja. Penelitian ini dilakukan pada remaja berusia 13-18 tahun dengan jumlah subjek sebanyak 238 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 76 orang dan perempuan sebanyak 162 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner skala persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan skala kecerdasan emosional. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Pearson’s Product Moment dengan bantuan program SPSS 24.0 for Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,000 dengan nilai korelasi sebesar 0,389. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan arah positif. Artinya, semakin tinggi persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan, maka semakin tinggi juga kecerdasan emosional pada remaja.
Efek Pembingkaian Terhadap Keputusan Beresiko Ditinjau Dari Teori Prospek dan Teori Fuzzy-Trace Afida Sabrina Syifa
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.385 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24727

Abstract

Risky choice framing adalah salah satu jenis framing yang mencoba mengubah persepsi seseorang dengan melakukan presentasi informasi berdasarkan untung dan rugi. Efek risky choice framing dapat memiliki efek terhadap pembuatan keputusan beresiko. Efek ini dijelaskan menggunakan teori prospek dan teori fuzzy-trace. Kedua jenis teori tersebut memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan risky choice framing. Teori prospek menggunakan pendekatan tradisional dengan mempertimbangkan kombinasi antara kemungkinan hasil yang akan didapatkan. Teori fuzzy-trace menjelaskan proses berpikir yang mengarah pada proses berpikir intuitif dalam memproses sebuah informasi. Hasil eksperimen menunjukkan tidak adanya pengaruh perlakuan eksperimen terhadap pembuatan keputusan beresiko. Hal ini dimungkinkan terjadi karena skenario cerita yang digunakan pada proses eksperimen kurang efektif dalam menyampaikan efek untung dan rugi secara general kepada semua partisipan.

Page 2 of 26 | Total Record : 256