cover
Contact Name
Risko
Contact Email
risko@physics.untan.ac.id
Phone
+6285750630630
Journal Mail Official
manfishjournal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Manfish Journal
ISSN : 27212815     EISSN : 27212939     DOI : https://doi.org/10.31573/manfish.v2i3
Marine Science, Aquaculture, Fishery Product Processing, Capture Fisheries, Marine Biology, Oceanography, Fishery Biotechnology, Marine and Coastal, Remote Sensing, Conservation
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 58 Documents
Kandungan Logam Berat di Perairan Pulau Tunda Kabupaten Serang Banten Agung Setyo Sasongko; Ferry Dwi Cahyadi; Lio Yonanto; Rifqi Saeful Islam; Nur Fidya Destiyanti
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 1 No 2 (2020): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.401 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i02.132

Abstract

Pencemaran logam berat di perairan laut dapat berdampak buruk bagi manusia maupun biota laut. Pencemaran logam berat sering terjadi di wilayah pesisir maupun pulau-pulau kecil yang berpenghuni seperti di Pulau Tunda. Pulau Tunda merupakan obyek wisata pulau kecil di Kabupaten Serang yang memiliki ekosistem pesisir lengkap seperti lamun, terumbu karang dan mangrove sehingga cukup sering dikunjungi wisatawan untuk memancing, snorkeling, diving, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kondisi kandungan logam berat di sekitar perairan Pulau Tunda. Metode yang digunakan adalah dengan mengambil sampel sebanyak tiga kali periode sampling dan antar samplingnya satu bulan, lalu di setiap lokasi diambil tiga sampel air dan analisis logam berat dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Laboratorium Pengujian Air Provinsi Banten. Hasilnya menunjukan bahwa perairan di sekitar pulau tunda belum terkontaminasi oleh Besi (Fe) dan Mangan (Mn), akan tetapi kandungan Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Timbal (Pb) dan Seng (Pb) berada diatas ambang batas baku mutu. Kata Kunci : logam berat, kualitas air, pulau tunda
KERAGAMAN JENIS IKAN PADA ALIRAN DRAINASE LAHAN GAMBUT KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Lalu Panji Imam Agamawan; Muh. Herjayanto; Bambang Kurniadi
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 1 No 2 (2020): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.379 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i02.158

Abstract

Parit Sembin, Parit Derabak, dan Parit Cabang Kiri digunakan untuk irigasi pertanian dan aktivitas domestik. Saluran air juga merupakan media hidup bagi beberapa jenis ikan. Keberadaan jenis ikan di Parit Sembin, Parit Derabak, dan Parit Cabang Kiri belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan dan struktur komunitas ikan di ketiga paerit tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2019. Jenis ikan yang ditemukan adalah Rasbora sp, Trichopsis sp, Barbodes sp, trichogaster leeri, Osteacillus vittatus, Demogenys sp, Kryptoterus sp, Anabas testudineus, Trichogaster pectoral, Channa striata sebanyak 1.617 individu. Nilai Indeks Keanekaragaman jenis ikan di Parit Sembin, Derabak, dan Cabang Kiri tergolong rendah. Nilai Indeks Keseragaman di Parit Sembin dan Derabak tergolong sedang dan Nilai Indeks Keseragaman di Parit Cabang Kiri tergolong rendah. Nilai Indeks Dominansi Parit Sembin dan Derabak tergolong rendah dan Nilai Indeks Dominansi Parit Cabang Kiri tergolong tinggi.
Air Limbah Budidaya Lele dengan Total Dissolved Solid (TDS) berbeda untuk Media Budidaya Daphnia sp Baruna Kusuma; Rima Oktavia Kusuma; Joni Johanda Putra; Ren Fitriadi
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 1 No 2 (2020): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.732 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i02.168

Abstract

Catfish farming waste contains a lot of organic materials which also contain phytoplankton. One of the organic materials is in the form of dissolved solids / Total Dissolved Solid (TDS). The content of TDS and Phytoplankton can be used as an alternative growth medium for Daphnia sp. Daphnia sp. is a type of cladocera for fish natural food. Catfish culture waste produces different TDS values ​​depending on the cultivation method and the food given to catfish. This study tested catfish culture waste containing different TDS for Daphnia sp. Treatment Media of catfish culture wastewater with 4 treatments of TDS value of 33, 66, 84 and 110 ppm with 3 replications. Daphnia with a density of 20 individuals / L was reared in an aquarium size 60x30x35 cm filled with 50 L of well water with a TDS content of 100 ppm. Treatment of feeding catfish culture wastewater at a dose of 0.5 L per day. Daphnia sp. and 3.5 L of sifon once a week. Water quality tests (DO, pH, temperature, TDS) were carried out every day as secondary data. The results of the analysis of the growth statistical test of Daphnia sp. showed no significant difference. This means that aquaculture wastewater with TDS values ​​of 33 ppm, 66 ppm, 84 ppm, and 110 ppm results in the growth of Daphnia sp. which is just as good. This is because the phytoplankton that grow in wastewater with TDS values ​​of 33, 66, 84, 110 ppm can meet the feed needs of Daphnia sp. during cultivation. From the results of the water quality test the DO and pH values ​​during the study were in good standard conditions for cultivation. The TDS that was observed every day for one week increased this was due to the dissolved solids content of Daphnia sp. The temperature observed during the study fluctuated very large, where at night the temperature was 20 0C while during the day it was 27.5 0C. This drastic temperature fluctuation led to the proliferation of Daphnia sp. not maximal.
Pengaruh Metode Pengeringan Kerupuk Udang Windu (Paneaus monodon) Terhadap Daya Kembang dan Nilai Organoleptik Teguh Setyo Nugroho; Uji Sukmawati
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 1 No 2 (2020): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.959 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i02.170

Abstract

Pengeringan kerupuk dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode pengeringan matahari (penjemuran) dan pengeringan oven. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dua jenis cara pengeringan (matahari vs oven) terhadap mutu kerupuk udang windu(Paneaus monodon). Agar di dapatkan kadar air kerupuk yang relatif sama (kadar air ≤ 12%), maka sebelum dilakukan percobaan dilakukan penelitian pendahuluan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari 2 yaitu perbedaan metode pengeringan matahari dan pengeringan oven. Parameter uji yang diukur adalah daya kembang kerupuk, dan uji organoleptik terhadap penampakan, warna, bau, tekstur dan rasa kerupuk. Analisis data menggunakan Analisa Varian (ANAVA) pada selang kepercayaan 95% dan penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode Multi Criteria Analyisis (MCA). Pada percobaan pendahuluan, metode pengeringan matahari didapatkan persamaan regresi y = 26,50e-0,45x, yang artinya untuk mencapai kadar air ≤ 12% (simulasi model) dibutuhkan waktu penjemuran selama ± 1 (satu) hari atau 8 (delapan) jam. Pengeringan menggunakan penjemuran oven didapatkan persamaan regresi y = 51,11e-0,33x, yang artinya untuk mencapai kadar air ≤ 12% dibutuhkan waktu pengovenan selama ± 5 (lima) jam. Hasil rerata daya kembang kerupuk dengan metode penjemuran matahari adalah sebesar 358,94 % dengan standar deviasi 5,93%. Daya kembang rerata daya kembang dengan metode di oven adalah sebesar 285,56 % dengan standar deviasi 6,76%. Hasil uji F (α 0,05) antara perlakuan pengeringan matahari dengan oven memberikan pengaruh beda nyata terhadap parameter daya kembang dan rasa; memberikan pengaruh tidak beda nyata terhadap parameter penampakan, tekstur, bau, dan warna.
Evaluasi Keberlanjutan Mata Pencaharian Nelayan Gillnet Melalui Pendekatan Teknik Rapfish Belvi Vatria
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 1 No 2 (2020): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.869 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i02.171

Abstract

Small-scale fisheries development will be more effective if it focuses on strengthening fishermen's livelihoods. The main focus of the sustainable livelihood approach is to improve livelihoods by bringing together all elements of development for poverty alleviation. However, the problem that arises is that the implementation of the evaluation of the sustainability of small-scale fisheries development becomes difficult to analyze when faced with multi-dimensional conditions that affect it. Especially when faced with the condition of integrating all ecological, human, physical, financial, social, economic, and institutional data. Therefore, we need an evaluation technique that can integrate all the information comprehensively. One of the sustainability evaluation techniques with a quantitative approach is the Rapfish technique. The purpose of this study was to evaluate the sustainability of the livelihoods of Gillnet fishermen in Kayong Utara Regency, West Kalimantan Province through the Rapfish technique approach. The evaluation results show that the sustainability status of the livelihoods of Gillnet fishermen represented by the captain and crew is quite sustainable, although, with different MDS scores, they are still in the same range. Eleven sensitive attributes were found that influenced the sustainability status, namely: the threat of natural disasters, other natural resources, expected education, number of children, ice conditions, added value processing, remittances from migrants, social structure, leadership, trust/honesty, and support. /participation. This sensitive attribute is a driving factor or an inhibiting factor for the sustainability of the livelihoods of Gillnet fishermen
Studi Hidroksiapatit Dari tulang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Diisolasi Dengan Metode Kalsinasi termal dan Hidrolisis Alkali Kristina Novalina Nainggolan; Yudha Perdana Putra; Vivin Primadini
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 1 No 2 (2020): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.516 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i02.173

Abstract

Hidroksiapatit adalah komponen mineral utama penyusun tulang dan gigi. Dalam dunia medis, hidroksiapatit banyak digunakan sebagai bahan pelapis implan tulang dan bahan pengisi untuk menggantikan tulang yang diamputasi. Tulang ikan nila merupakan salah satu bahan baku yang berpotensi sebagai sumber hidroksiapatit alami. Penelitian ini difokuskan pada isolasi hidroksiapatit dari tulang ikan nila dengan metode kalsinasi termal dan hidrolisis alkali. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan yaitu : (1) isolasi hidroksiapatit dari tulang ikan nila dengan metode kalsinasi termal dan hidrolisis alkali; (2) mengukur kandungan proksimat (kadar protein, lemak, air, dan abu) berdasarkan SNI 01-2354.4-2006, SNI 01-2354.3-2006, SNI 01-2354.2-2006 dan SNI 01-2354.1-2006; (3) mengukur kandungan fosfor dalam hidroksiapatit dari tulang ikan dengan metode kompleks biru-molibdem; dan (4) mengukur kandungan kalsium dalam hidroksiapatit dari tulang ikan nila menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Rendemen hidroksiapatit tulang ikan nila yang diperoleh melalui metode kalsinasi termal dan hidrolisis basa berturut-turut adalah 6,15 ± 0,80 dan 4,81 ± 0,56. Kandungan proksimat (air, abu, protein, dan lemak) hidroksiapatit tulang ikan nila yang diperoleh melalui metode kalsinasi termal berturut-turut adalah : 1,43 ± 1,11; 94,31 ± 3,34; 0,39 ± 0,38; dan 0,08 ± 0,04. Sedangkan yang diperoleh melalui metode hidrolisis basa berturut-turut adalah : 3,12 ± 0,88; 86,09 ± 4,19; 1,04 ± 0,37; 0,75 ± 0,69. Kandungan kalsium dan fosfor hidroksiapatit tulang ikan nila yang diperoleh melalui metode kalsinasi termal dan hidrolisis basa relatif sama, yaitu kalsium berkisar 10,48 – 10,65 % dan fosfor berkisar 6,06 – 6,28 %; dengan molar rasio berkisar pada 1,29 – 1,36
C Catch Per Unit Effort (CPUE) Rhynchobatus sp Menggunakan Gill Net Dasar Di Wilayah Pengelolaan Perikanan 711 (WPP NRI 711) Pada Fishing Base PPI Sungai Kakap Kalimantan Barat sadri sadri; Frangky Fransiskus Tumion; Jumadi Sudarso; Rahmat Muallim
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.424 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.176

Abstract

Rhynchobatus springeri (R. springeri) and Rhynchobatus australiae (R. australiae), which belong to wedgefish species, are the main target of captures of the bottom gill net fishery at PPI Sungai Kakap, West Kalimantan, a fishing ground in the Indonesian Fisheries Management Area 711 (WPP NRI 711). The fin is the main part in business activity in fisheries and has been exported due to high demand with promising price. But, there is a scarcity of research on this species (Jabado, 2019) especially the information about the level of vulnerability of the wedgefish species. The status of R. springeri and R. australiae are critically endangered on the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List (Jabado, 2019; Kyne, 2019; Kyne et al, 2019a; IUCN, 2012). CPUE is the amount of fish catch per unit of effort. The term ‘effort’ in this research is the length of days at sea per trip of fishing operation. Data collection includes the number of landings of Rhynchobatus species and length of days at sea from each fishing vessel during the years of 2016 and 2019. Microsoft Excel was used for data analysis. The results showed that the average CPUE was 54.34 piece/trip, or 1,512.19 kg/trip and 1.75 piece/day, or 48.78 kg/day per ship. The correlation between CPUE and effort is positively significant. At the CPUE piece/trip, the linear equation shown as follow y = 0.3583x-38.531 with R2 = 0.8724 or R = 0.9340. Whereas, at the CPUE kg/trip, the linear equation was y = 9,0823x-842,11 with R2 = 0,791 or R = 0,889 (Y is CPUE and X is effort).
Efektivitas Paparan Spektrum Lampu Led Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan Kualitas Warna Ikan Yellow Phantom (Hyphessobrycon Roseus) Wijianto Wijianto; Kukuh Nirmala; Yuni Puji Hastuti
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.704 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.264

Abstract

Ikan yellow phantom merupakan salah satu ikan hias introduksi yang memiliki warna tubuh kekuningan, sirip ekor berwarna kuning, dan terdapat ciri khas yaitu black spot dibagian sisi kanan dan kiri dibagian belakang insang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas warna dan pertumbuhan ikan yellow phantom dengan paparan spektrum cahaya berbeda. Ikan yellow phantom berukuran 2,73±0,13 cm dengan rataan bobot ikan yaitu 0,38±0,05 g dipelihara dalam akuarium berukuran 25×25×25 cm selama 21 hari. Pakan yang diberikan yaitu cacing sutera. Pakan diberikan tiga kali sehari secara at satiation. Pemeliharaan dilakukan dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan K (kontrol), M (LED merah), H (LED Hijau), P (LED Putih), dan B (LED Biru). Hasil penelitian pada perlakuan LED putih memberikan pengaruh kualitas warna terbaik berdasarkan keragaan warna secara visual sebesar 33,11±0,86% untuk warna hitam dan 37,91±0,76% untuk warna kuning. LED merah memberikan pertumbuhan terbaik dengan pertumbuhan panjang total 0,40±0,09 cm, laju pertumbuhan harian 1,20±0,19%, dan efisiensi pakan sebesar 0,68±0,14%. Kadar glukosa darah berkisar antara 28,33±3,05-51,33±3,21 mg dL-1.
Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Buaya Pulau Bunyu, Kalimantan Utara Bambang Kurniadi; Lalu Panji Imam Agamawan; Basran Basran; Indra Mahyudi
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.615 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.266

Abstract

Sungai Buaya merupakan salah satu sungai di Pulau Bunyu yang di sekitarnya terdapat aktivitas pemukiman, pertanian, dan perikanan (penampungan dan pengolahan hasil tangkapan ikan) serta sebagai tempat sandaran kapal nelayan dan transportasi laut. Aktivitas tersebut akan menghasilkan bahan pencemar yang berbeda dan masuk ke sungai baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan pencemar yang masuk ke sungai akan mempengaruhi kualitas air dan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air apabila terjadi secara terus menerus tanpa kontrol terhadap sumber bahan pencemar. Salah organisme yang terpengaruh oleh penurunan kualitas air adalah makrozoobentos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman makrozobentos di Sungai Buaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2013. Pengambilan sampel sedimen dan makrozoobentos menggunakan Eckman Grab. Sampel sedimen diambil sebanyak ± 500 gram dan dimasukan ke dalam kantong plastik. Sedangkan sampel makrozoobentos dipisahkan dari sedimen menggunakan saringan ukuran mata saring 0,5 mm. Sampel yang tersaring diawetkan dengan formalin 5%. Analisis struktur komunitas makrozoobentos dilakukan dengan menentukan komposisi (kepadatan), keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dominansi (C). Struktur komunitas makrozoobentos memperlihatkan nilai indeks keanekaragaman yang rendah. Nilai indeks keseragaman tergolong tinggi dan indeks dominansi tergolong rendah. Tidak ada dominansi spesies di perairan Sungai Buaya. Makrozoobentos yang ditemukan selama penelitian terdiri dari 4 kelas yaitu Bivalva (1 jenis), Gastropoda (13 jenis), Crustacea (1 jenis), dan Polichaeta (2 jenis).
Analisis CPUE (Catch Per Unit Effort) dan Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Selat Sunda Nidya Kartini; Mennofatria Boer; Ridwan Affandi
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.591 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.271

Abstract

Sunda Strait has high values of fish resources, one of the resource are fringescale sardinella (Sardinella fimbriata). Catches composition for fringescale sardinella was 26% and the largest among the composition of other small pelagic fish. Management of fish resources needs to be carried out in a controlled manner followed by monitoring of the sustainability fish resources. This study aims to analyze the value of CPUE, assess the status of the stock, and total allowable catch of fringescale sardinella in the Sunda Strait. The method used in this research was descriptive method. The results showed that the relationship between effort and CPUE of tembang fish had a determination value (R2) of 85% with the equation CPUE = -0,0003F + 1,616. The MSY value using the Schaefer model approach was 2608,65 tons / year and optimal effort (fMSY) was 3.227 trips, actual catch was 2382,46 tons/ year, actual effort was 4015 trips, and total allowable catch (TAC) was 2347,78 tons. Keywords : CPUE, fringescale sardinella, sustainable yield, Sunda Strait