cover
Contact Name
Aef Herosandiana
Contact Email
lppm@unisa-bandung.ac.id
Phone
+628112289357
Journal Mail Official
jka.aisyiyahbdg@gmail.com
Editorial Address
Jl.KH. Ahmad Dahlan Dalam No.6 Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
ISSN : 23556773     EISSN : 24774405     DOI : https://doi.org/10.33867/jka
Core Subject : Health, Education,
Focus and range of encryption include: Nursing Basic Nursing Medicals Surgery Management Nursing Nursing Critical Nursing Community Nursing Psych Nursing Geriatric Nursing Family Nursing Maternity Nursing Children Education in Nursing Promotion Health Health Work
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah" : 10 Documents clear
GAMBARAN SELF EFFICACY PADA PASIEN TB PARU UNTUK MENYELESAIKAN PENGOBATAN DI POLI DOTS PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI GARUT Irma Wati; Titis Kurniawan; Bambang Aditya Nugraha
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.997 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.120

Abstract

Penyakit Tuberkulosis membutuhkan pengobatan jangka panjang dan cenderung terkendala oleh ketidakpatuhan pasien. Self efficacy (SE) merupakan faktor penting kepatuhan menjalankan pengobatan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi SE pada pasien TB paru di Poli DOTS RSUD dr Slamet Garut untuk menyelesaikan pengobatan.Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan 96 pasien TB paru yang berobat ke Poli DOTS RSUD dr Slamet Garut yang direkrut menggunakan accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner SE yang dimodifikasi dari Bagja (2016), berisi 26 pernyataan, data dianalisis dengan penyajian distribusi frekuensi dan mean.Hasil penelitian menemukan bahwa secara umum SE pasien TB di RSUD Garut dalam menyelesaikan pengobatan rendah (57.3%). Domain pemeriksaan dahak merupakan domain terendah dan mengatasi kebosanan merupakan aspek yang pasien paling merasa tidak yakin mampu mengatasinya. Proporsi pasien TB dengan SE rendah lebih banyak ditemukan pada pasien berusia dewasa awal (76,9%), perempuan (58,5%), menikah (63,2%), berpendidikan SD dan SMP (60,5-71,9%), pekerjaan sebagai petani (87,5%), berpenghasilan di bawah 1 juta/bulan (60,7-71,9%), BTA (+) (70,5%), pengobatan fase lanjutan pada bulan ke 3 (64,7%) dan tidak pernah mengikuti pendidikan kesehatan tentang pengobatan TB (59,2%).Kesimpulan bahwa pasien TB di Poli DOT RSUD Garut memiliki SE rendah. Menjadi penting bagi petugas kesehatan (dokter dan perawat) dan PMO (pengawas minum obat) untuk menjalankan perannya lebih intensif. Petugas kesehatan diharapkan mengembangkan program atau memberikan edukasi yang secara literatur lebih efektif yang dapat meningkatkan self efficacy khususnya terkait pemeriksaan dahak dan mengatasi kebosanan dalam mengkonsumsi obat TB sebagai upaya peningkatan keberhasilan pengobatan TB.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA: instrumen la rangki
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.485 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.122

Abstract

Benson relaxation therapy to be used alternative therapy to normalize blood pressure. The aim of this study was to determine the effect of benson relaxation therapy on blood pressure in eldery hypertension and to know the difference in blood pressure between the intervention group and the control group at Social Institution of Tresna Werdha Minaula Kendari. This study used the Quasi experimental pre-post test with control group.The sampling techique used total sampling with 14 respondents. Data analysis used paired T-test to test one group in the intervention and control group and Mann Whitney test to see differences between the two groups ( p = < 0,05). The results showed a significant effect of benson relaxation therapy on stystolic and diastolic blood pressure in the intervention group (p = 0,000 for systolic and p = 0,004 for diastolic). ). Whereas in the control group there was no change in systolic blood pressure ( p = 0,069 for systolic and diastolic show blood pressure p = 0,016).
PENGARUH SUPPORTIVE EDUCATIVE TERHADAP SELF CARE PASIEN HIPERTENSI PADA SALAH SATU PUSKESMAS DI BANDUNG Endang Lukmawati; Angga Wilandika; Anggriyana Tri Widianti
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.636 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.124

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang mengalami peningkatan kejadian penyakit. Hipertensi salah satu penyakit kronis yang membutuhkan self care (perawatan diri) hal ini karena pasien hipertensi sering mengkonsumsi makanan yang berlemak dan garam berlebihan dengan adanya self care pasien mampu untuk mendeteksi, mengelola gejala dan perubahan gaya hidup yang terkait dengan hipertensi apabila penderita hipertensi tidak melakukan self care maka akan memperparah hipertensi dan menimbulkan komplikasi. Supportive educative (dukungan pendidikan) sangat dibutuhkan karena untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supportive educative terhadap self care pada pasien hipertensi di RW 10 Kelurahan Malabar Wilayah Kerja Puskesmas Talagabodas. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain pre eksperimental (one group pretest-posttest). Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu lansia yang menderita hipertensi sebanyak 10 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner Self Care Management. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis inferensial dengan menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self care sebelum dan sesudah diberikan intervensi supportive educative (p-value 0,001; α = 0,005) dengan skor mean 42,90 lebih rendah dibandingkan dengan sesudah diberikan intervensi sebesar 56,70. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi petugas kesehatan untuk melakukan intervensi keperawatan dalam meningkatkan self care melalui intervensi supportive educative. Dimana dengan supportive educative ini bisa meningkatkan self care pada pasien hipertensi dalam aspek manajemen berat badan, makan rendah garam, aktivitas fisik, manajemen stres, membatasi alkohol, membatasi merokok, dan penggunaan terapi.
PENGARUH EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT) TERHADAP TINGKAT AGRESIFITAS PASIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN rizki Muliani; Imam Abidin; Ridha Adawiyah
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.754 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.128

Abstract

Mental disorders are abnormal conditions that are either physical or mental. Out of these neuropsychiatric conditions are recorded patients with different nursing issues, one of which is violent behavior. Aggression is a form of behavior that is intended to harm someone physically and mentally to violent behavior patients. Emotional Freedom Technique (EFT) is one of the therapies to address the problem of aggression in patients at risk for violent behavior, where EFT helps balance the energy in the body causing emotional disturbance. The purpose of this study was to find out the influence of EFT on the aggressiveness of patients' risk of violent behavior at West Java Provincial Hospital. The type of research used is pre-experiment with the design of One Group Pretest Posttest. The sample size was 19 with a purposive sampling technique. Data collection for aggression level using the Aggression Questionnaire, whereas for EFT implementation using EFT therapy implementation guide. EFT is performed for 5 days, 1 day for 7 minutes. Data were analyzed using the Paired T-test. The results showed that aggressiveness before EFT was nearly complete (89.5%) of high-risk patients with high levels of aggression, whereas aggressive levels after partial EFT (52.6%) of high-risk violence patients had high levels of aggression. The results showed p-value = 0.000 and it was concluded that there is an influence of the Emotional Freedom Technique on the level of aggression of patients at risk of violent behavior. Based on the results of this research it is recommended that the Emotional Freedom Technique (EFT) can be an alternative therapy in helping to deal with issues of aggression.
HUBUNGAN LAMANYA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK: Depression in chronic kidney failure Raden Siti Jundiah; Ingrid Dirgahayu; Fita Nisa Rahmadina
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.448 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.132

Abstract

Terminal Kidney Failure (GGT) is irreversible kidney damage and is the last stage of kidney disease with a decrease in kidney function<15ml/min[1]. The increased incidence of terminal renal failure [GGT], clients requires to undergo haemodialysis therapy. The responses that appeared in GGT patiens undergoing hemidialysis therapy are physical, psychological, social, and spiritual responses. The psychological impact in clients with GGT who undergoing haemodialysis dan be caused by along course of the diseases [2]. Client of GGT ussualy have to undergo dialysis therapy throughout their life and require 12-15 hours per week, or at least 3-4 hours each time. This therapy must be lived by clients for life. This cause psycholigical problems as depression[3]. The purpose of this study was determine the relationship between the lenght of haemodialysis and depression in chronic renal failure clients in Majalaya District Hospital Bandung. This type of reserch is descriptive correlational with cross sectional approach. The population of 54 respondent was determined by purposive technique sampling. The instrumen use CES-D. Univariate data were analyzed using frequency distribution and Chi Square for correlation. The results showed that almost all data (62.96â„…) had undergone haemodialysis for 3 years and almost all data (81.48%) had depression symptomps. And there waswas relationship between the duration of undergoing haemodialysis with depression in chronic renal failure patients in Majalaya District Hospitals with pvalue 0.003(<0.05, r = 0.417). For nurse s it is expected to provide nursing care that is not only physical but psychosocial as well, so the depression can be resolved soon
PENANGANAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME DI AUTIS CENTER Sitti Syabariyah; Ricky Ersaputra; Usman -
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.197 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.133

Abstract

Program yang digunakan suatu pusat pelayanan autisme dapat berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dalam mengatasi masalah autisme. Salah satu pusat pelayanan klien Gangguan Spektrum Autisme (GSA) di Pontianak adalah Autis Center Pontianak. Publikasi mengenai cara pusat pelayanan tersebut menangani klien GSA tidak banyak dan tidak mendalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penanganan klien dengan GSA di Autis Center Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan akan ditanyai mengenai tiga poin besar seputar penanganan klien GSA, yaitu metode penanganan, kegiatan penunjang, dan peran/ keterlibatan orangtua. Hasilnya adalah Autis Center Pontianak menggunakan metode Applied Behavior Analysis (ABA) dalam menangani klien dengan gangguan spektrum autisme. Anak diberikan sebuah terapi sesuai dengan kebutuhannya, jenis-jenis terapi tersebut adalah terapi perilaku, terapi okupasi, terapi sensori integrasi, terapi wicara, dan terapi emosi. Selain terapi, Autis Center Pontianak mempunyai kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang terapi mereka, beberapa diantaranya adalah Jumat ceria, kelas transisi, home visit, dan edukasi orangtua. Kesimpulannya adalah Autis Center Pontianak memiliki tiga kegiatan utama yang dilakukan untuk mengatasi klien GSA, yaitu terapi individual, kegiatan Jumat ceria, dan kelas transisi.
HUBUNGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENYUSUI Ariani Fatmawati; Aam Aminah; Nina Gartika
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.835 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.134

Abstract

Postpartum blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan. Rumah sakit di Indonesia belum banyak melaporkan tentang kejadiannya. Rendahnya ketertarikan ibu terhadap bayinya merupakan dampak dari postpartum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui di RS Al-Islam Bandung. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 122 ibu postpartum hari ke-3 sampai hari ke-14. Instrumen untuk postpartum blues menggunakan Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) dan motivasi menyusui dengan instrumen Breastfeeding motivation instrucsional measurement scale (BMIMS). Data dianalisis dengan korelasi Spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,3% dari 122 responden mengalami postpartum blues, dan dari 65 responden yang mengalami postpartum blues 36 orang (55,4%) memiliki motivasi menyusui yang rendah. Hasil uji korelasi menunjukan terdapat hubungan negatif antara kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui, dengan p value 0,02 (r = -0,288). Dengan tingkat kekeliruan 5%. Simpulan dari penelitian ini yaitu semakin tinggi kejadian postpartum blues pada ibu postpartum maka semakin rendah motivasi ibu untuk menyusui. Diharapkan perawat dapat mendeteksi lebih awal kejadian postpartum blues dan dapat memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang gangguan psikologis ibu post partum.
HUBUNGAN ADEKUASI HEMODIALISIS UREA REDUCTION RATE (URR) DENGAN TINGKAT FATIGUE PADA PASIEN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) Nina Gartika; Angga Wilandika; Fahmi Khaerudin
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.811 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.138

Abstract

Fatigue merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dialami oleh pasien End Stage renal Disease (ESRD), dengan jumlah kejadian 83,5%. Fatigue sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien, fatigue yang berat akan menambah beban bagi hidup pasien, terutama pada pasien dengan hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adekuasi hemodialisis Urea Reduction Rate (URR) dengan fatigue pada pasien End Stage Renal Disease(ESRD). Desain penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Dengan melibatkan 51 sampel yang diambil secara total sampling. Pengukuran dilakukan sewaktu pada saat pemeriksaan laboratorium terjadwal dan dilakukan pengukuran fatiguedengan menggunakan FACIT Fatigue. Hasil penelitian menunjukan responden sebagian besar mengalami fatigue berat (62,7%) dan sisanya mengalami fatigue ringan (37,3). Hasil uji analisis data penelitian ini menggunakan Uji Korelasi Gamma dan Sommers’d didapatkan p value = 0,000 dan nilai sommers’d = 0,755. Dapat disimpulkan bahwa dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara adekuasi hemodialisis Urea Reduction Rate (URR) dengan tingkat fatigue pada pasien End Stage Renal Disease. Pasien harus mendapat adekuasi yang adekuat sebagai salah satu upaya mencegah komplikasi salah satunya fatigue.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI Tantri Puspita; Hasim Ramadan; Purbayanty Budhiaji; M. Hadi Sulhan
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.706 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.141

Abstract

Sleep quality of elderly is influenced by psychological conditions. Elderly with hypertension are affected not only by physical but also pshychological conditions. Anxiety is a part of its. This study was used a cross-sectional approach to identify the relationship between anxiety level (independent variable) and sleep quality in the elderly (dependent variable) with hypertension in the working area of ​​Karangmulya Health Center, Garut Regency. This study was used Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) and the Pitsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaires. The results showed that the majority of respondents were female, 63 respondents (65.6%) and widow/widower (69.8%). The Correlation analysis between the level of anxiety and sleep quality of elderly patients with hypertension showed results P-value = 0.041(p<0.05), which means there was a relationship between the level of anxiety and sleep quality in elderly patients. It is expected that health care workers especially nurses can help the elderly to improve sleep quality through handling anxiety in elderly people with hypertension.
HUBUNGAN POLA ASUH PEMBERIAN MAKAN OLEH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN Hendra Gunawan; Rani Putri Pribadi; Rahmat Rahmat
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.06 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.143

Abstract

Pada tahun 2019, Kabupaten Bandung menduduki urutan keempat di Jawa Barat dengan prevalensi stunting mencapai 40,7%. Penyebab langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dari makanan yang disediakan dan pola pemberian makan oleh ibu. Stunting akan berdampak tidak hanya secara fisik, tetapi juga kepada fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola asuh pemberian makan oleh Ibu dengan kejadian stunting. Desain penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan survei analitik Cross Sectional. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai balita stunting usia 2-5 tahun yang terdiri dari 51 responden, dengan menggunakan total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik Spearman Rank dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian pola asuh pemberian makan yang dominan adalah tipe pengabaian (39,2%) termasuk kategori negatif (76,5%). Hasil uji hubungan didapatkan hasil p value = 0,000 (p<0,05) maka terdapat hubungan antara pola asuh pemberian makan dengan kejadian stunting. Disarankan untuk petugas puskesmas bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk memberikan penyuluhan perilaku ibu yang baik dalam menyiapkan makanan dan berkolaborasi dengan instansi terkait misalnya pabrik susu, keju, roti dan yang lainnya yang dapat membantu meningkatkan gizi anak balita.

Page 1 of 1 | Total Record : 10