cover
Contact Name
Yudi Hendrilia
Contact Email
lenteranusantara405@gmail.com
Phone
+6282138755314
Journal Mail Official
lenteranusantara405@gmail.com
Editorial Address
Jln. Kyai Sono, No. 2, Kelurahan Genuk-Ungaran - Kabupaten Semarang, Prov. Jawa tengah
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Lentera Nusantara
ISSN : -     EISSN : 28296281     DOI : https://doi.org/10.59177/jls.v2i2.177
Jurnal Lentera Nusantara adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh STT Kanaan Ungaran. Jurnal Lentera mempublikasikan artikel ilmiah dalam bidang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen baik hasil penelitian lapangan maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Jurnal Lentera Nusantara juga telah memiliki nomor e-ISSN yakni 2829-6281. Jurnal ini terbuka untuk penulis dari akademisi, praktisi, mahasiswa yang relevan dengan lingkup jurnal ini dengan rasio minimum 60% eksternal dan maksimum 40% internal STT Kanaan. Jurnal ini terbit dua kali dalam 1 tahun yaitu bulan Juni dan Desember. Lingkup jurnal ini adalah Pendidikan Kristen (Gereja, Sekolah, dan Keluarga) Teologi Biblika Teologi Kontekstual Teologi Sistematika
Articles 24 Documents
Penerapan Metode Luring Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Lasarus Ari Susanto; Yonatan Alex Arifianto; Reni Triposa
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.226 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i2.148

Abstract

Education is an activity to civilize young people to live a cultured life in accordance with standards that can be accepted by society. The accuracy of using the learning method depends on the suitability of the learning method with certain factors, for example the suitability of the learning method with the learning objectives, the suitability of the method with the material, the suitability of the learning method with available resources and facilities. one of them is how the phenomenon of the application of offline learning methods. With the application of the offline method, it can be seen the obstacles and how the school's solutions in dealing with the application of the offline method in learning Christian religious education in the current covid-19 pandemic situation faced by the Indonesian people. The method used is a descriptive analysis method using a qualitative approach. The writing uses triangulation techniques to analyze the data, then to further clarify the results of the research. Researchers also use methods or techniques of data collection with the method of observation, interviews, and documentation. The steps taken by the teacher in dealing with the application of the learning method are to give assignments to be done and collected by one of the students and then delivered to the school, then at certain times the teacher visits the students to each house.AbstrakPendidikan merupakan suatu kegiatan untuk membudayakan manusia muda untuk hidup berbudaya sesuai dengan standar yang dapat di terima oleh masyarakat. Ketepatan penggunaan metode pembelajaran tergantung kepada kesesuaian metode pembelajaran dengan faktor tertentu, misalnya kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian metode dengan materi, kesesuaian metode pembelajaran dengan sumber dan fasilitas yang tersedia. salah satunya ialah bagaimana fenomena penerapan metode pembelajaran luring. Dengan adanya penerapan metode luring tersebut dapat diketahui kendala dan bagaimana solusi sekolah dalam menghadapi penerapan metode luring dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen disituasi pandemi covid -19 yang di hadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Metode yang di gunakan merupakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. penulisan menggunakan teknik trianggulasi untuk menganalisis data, kemudian untuk lebih memperjelas hasil dari penelitian. Peneliti juga menggunakan cara atau teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, serta dokumentasi. Langkah-langkah yang diambil oleh guru dalam menangani penerapan metode pembelajaran ialah dengan memberikan tugas untuk di kerjakan dan di kumpulkan disalah satu peserta didik kemudian diantarkan ke sekolah, selanjutnya dalam waktu-waktu tertentu guru mengunjungi peserta didik ke setiap rumah.
Fenomena Persekusi Ekspresi Beragama dalam Perspektif Pendidikan Kristen Carolina Etnasari Anjaya
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.204 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i1.130

Abstract

Evangelism organized by believers in virtual social spaces has led to many reports of alleged blasphemy. This gives rise to a sense of persecution in religious expression for believers. This feeling is based on the existence of unbalanced conditions or the dominance of the majority in the freedom of expression of religious people in Indonesia. This article has a purpose, namely to provide an understanding of the main principles in evangelism and what reflections can be made from them. The method uses descriptive qualitative with literature study. Some of the principles contained include: First, the principle of evangelism cannot be separated from the teaching or education process. Second, the principle of exemplary delivery of God's word. Third, the principle of awareness and sincerity wholeheartedly. Fourth, the principle of lifelong education. Facing the phenomenon of religious expression in virtual media, there are four main things that need to be examined in depth, namely: one, whether the purpose of evangelism is truly sincere for the glory of God. Two, whether the content of the preaching is really the pure gospel. Three, whether the method or method of delivering the gospel is in accordance with the values of the Christian faith. Fourth, whether the person who conveys the word has lived his word. These four things become an absolute reflection in the organization of evangelism.AbstrakPenginjilan yang diselenggarakan umat percaya pada ruang sosial virtual menimbulkan banyak pelaporan dugaan penistaan agama. Hal ini memunculkan rasa adanya persekusi dalam ekspresi beragama bagi orang percaya. Rasa tersebut dilandasi oleh adanya kondisi yang tidak berimbang atau dominasi mayoritas dalam kebebasan berekspresi umat beragama di Indonesia. Artikel ini memiliki sebuah tujuan yaitu memberikan pemahaman prinsip utama dalam penginjilan dan refleksi apa yang dapat dibangun darinya. Metode mempergunakan deskriptif kualitatif dengan studi literatur.  Beberapa prinsip yang terkandung antara lain: Pertama, prinsip penginjilan tidak dapat dilepaskan dari proses pengajaran atau pendidikan. Kedua, prinsip keteladanan penyampai firman Tuhan. Ketiga, prinsip kesadaran dan kesungguhan sepenuh hati. Keempat, prinsip pendidikan sepanjang hayat. Menghadapi fenomena dalam ekspresi beragama di media virtual, ada empat hal utama yang perlu diperiksa secara mendalam yaitu: satu, apakah tujuan penginjilan benar-benar tulus untuk kemuliaan Tuhan. Dua, apakah konten pemberitaan adalah sungguh Injil yang murni. Tiga, apakah cara atau metode penyampaian Injil sudah sesuai dengan nilai-nilai iman Kristen. Empat, apakah diri penyampai firman sudah menghidupi perkataanya. Keempat hal tersebut menjadi refleksi yang mutlak dalam penyelenggaraan penginjilan.
Kajian Biblika Respon Raja Yosafat dalam Menghadapi Masalah Menurut 2 Tawarikh 20:1-30 Abius Yikwa; Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Lentera Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.156 KB) | DOI: 10.59177/jls.v2i2.179

Abstract

The problems of life can make people excited, but can make people not enthusiastic. Life’s challenges can come in a row and are sudden. Life’s challenges can occur in family, wor, future, study and God’s church. When the response to life’s challenges is not good, it can lead to destruction. No exception, life’s challenges can also happen to believers. Some responded positifvely, some responded negatively. Through this paper, the author invites to learn from the person of Jehoshapat in 2 Chronicles 20:1-30 when he faced problems and succeeded in winning over problems. The method used is descriptive literature method. This research will discuss about effective ways of evangelism, so that evangelism is more effective and can be applied in all ages. The purpose of this writing is first, to find a true biblical study in 2 Chronicles 20:1-30 of the person of Jehoshaphat who has triumphed over the problem at hand. Second, find the principles to win over life’s problems theologically. Three, apply the right principles in dealing with problems in the lives of believers.AbstrakMasalah-masalah kehidupan membuat orang tidak maksimal. Tantangan hidup datang bisa bertubi-tubi dan sifatnya mendadak. Tantangan hidup bisa terjadi dalam keluarga, pekerjaan, masa depan, study dan gereja Tuhan. Ketika respon terhadap tantangan kehidupan tidak baik, maka bisa menyebabkan  kehancuran. Tidak terkecuali, tantangan hidup bisa menimpa juga orang percaya. Ada yang berespon positif ada yang berespon negatif. Lewat tulisan ini, penulis mengajak untuk belajar dari pribadi Yosafat dalam 2 Tawarikh 20:1-30 ketika menghadapi masalah dan berhasil menang atas masalah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif literatur. Penelitian ini akan membahas tentang cara yang efektif dalam penginjilan, sehingga penginjilan lebih tepat guna dan dapat diaplikasikan dalam segala zaman. Tujuan dalam penulisan ini adalah Pertama, menemukan kajian biblika yang benar 2 Tawarikh 20:1-30 dari pribadi Yosafat yang berhasil menang atas masalah yang dihadapi. Kedua, menemukan prinsip-prinsip untuk menang atas masalah kehidupan secara teologis. Ketiga, mengaplikasikan prinsip-prinsip yang benar dalam menghadapi masalah dalam kehidupan orang percaya.
Model Kepemimpinan Rohani di Era Disrupsi Paulus Kunto Baskoro; Sumbut Yermianto
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.77 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i1.135

Abstract

Leadership is a fundamental part of a life order. There is an element of leadership in all aspects of life. Leadership in the family, leadership at work, school leadership, campus leadership, state leadership and church leadership. Leadership in the church is called the era of disruption. Every era there is always something new in the concept of leadership. There is a particural challenge in leadership in the era of disruption, an era of rapid change. Spiritual leadership is expected to be able to adapt quickly to the era of disruption. Because what happens, when spiritual leadership cannot adapt and keep pace with this time, it will experience setbacks. That is why it is important to examine the Disrupotion Era Leadership Model that can answer the needs of God’s church and spiritual institutions to remain a blessing. Thus study uses a descriptive method of literature as a methos used to describe or explain research ideas. The purpose of this research is First, to understand the challenges that arise in the concept of spiritual leadership in the era of disruption. Second, find models of spiritual leadership that can answer a challenge from the era of disruption. Third, make an effective contribution for Christian leaders in the era of disruption to continue to develop themselves.AbstrakKepemimpinan menjadi bagian fundamental dalam sebuah tatanan kehidupan. Segala aspek kehidupan selalu ada unsur kepemimpinan. Kepemimpinan dalam keluarga, kepemimpinan di tempat pekerjaan, kepemimpinan sekolah, kepemimpinan kampus, kepemimpinan negara dan kepemimpinan dalam gereja. Kepemimpinan dalam gereja disebuh sebagai kepemimpinan rohani. Zaman mengalami perkembangan yang sangat cepat, dimana zaman ini disebut dengan era disrupsi. Setiap masa zaman selalu ada hal baru dalam konsep kepemimpinan. Ada sebuah tantangan khusus dalam kepemimpinan di era disrupsi, era yang mengalami perubahan secara cepat. Kepemimpinan rohani diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan cepat menghadapi era disrupsi. Sebab yang terjadi, ketika kepemimpinan rohani tidak bisa menyesuaikan diri dan berpacu dengan masa ini, maka akan mengalami kemunduran. Itu sebabnya penting untuk mengkaji Model Kepemimpinan Era Disrupsi yang dapat menjawab kebutuhan gereja Tuhan dan lembaga kerohanian untuk tetap menjadi berkat. Penelitian ini menggunakan metode diskritif literatur pustaka sebagai metode yang dipakai untuk menggambarkan atau memaparkan ide penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu Pertama, memahami tantangan-tantangan yang muncul dalam konsep kepemimpinan rohani di era disrupsi. Kedua, menemukan model-model kepemimpinan rohani yang dapat menjawab sebuah tantangan di era disrupsi. Ketiga, memberikan kontribusi yang efektif bagi pemimpin Kristen di era disrupsi untuk tetap mengembangkan diri.
Implementasi Doktrin Sola Scriptura dalam Pertumbuhan Iman Jemaat Gereja Masa Kini Andreas Sese Sunarko
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.141 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i2.146

Abstract

Teaching is an important thing in the growth of the faith of the congregation, so church leaders pay close attention to this so that the congregation it produces is sure to have the right and healthy teaching of the bible as the highest authority, it is done so that the church does not repeat the mistakes that have occurred in church history. The church reforms undertaken by Martin Luther are historical records that wish to restore bible supremacy as the highest authority in addition to the teachings of church fathers, traditions and experiences as a source of church teaching. With the motto sola scriptura, the church replaces wholesome, righteous teaching. With this article, the writer wants to discuss the application of the doctrine sola scriptura in supporting the growing faith of the church today. The writer will begin by presenting the history of the sola scriptura doctrine, its application in the churches and ultimately demonstrating its influence in supporting the growing faith of today's church congregations.AbstrakPengajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam pertumbuhan iman warga jemaat, sehingga para pimpinan gereja sangat memperhatikan hal ini agar jemaat yang digembalakannya dipastikan mendapatkan pengajaran yang benar dan sehat yang bersumber pada Alkitab sebagai otoritas tertinggi, hal ini dilakukan agar gereja tidak mengulang kesalahan yang pernah terjadi dalam sejarah gereja. Reformasi gereja yang dilakukan oleh Martin Luther merupakan catatan sejarah yang ingin mengembalikan supremasi Alkitab sebagai otoritas tertinggi di samping pengajaran bapa-bapa gereja, tradisi dan pengajaran lisan sebagai sumber pengajaran gereja. Dengan semboyan sola scriptura gereja meletakan kembali pengajaran yang sehat dan benar. Melalui artikel ini penulis ingin membahas implementasi doktrin sola scriptura dalam mendukung pertumbuhan iman gereja masa kini.  Dalam penulisan artikel ini penulis akan memakai metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur, yaitu dengan memakai buku-buku dan jurnal-jurnal yang relevan dengan pokok bahasan. Penulis akan memulai dengan memaparkan sejarah doktrin sola scriptura, munculnya paham-paham yang menyerang sola scriptura, penerapannya di gereja-gereja dan pada akhirnya menunjukkan pengaruhnya dalam mendukung pertumbuhan iman jemaat gereja masa kini.
Pengajaran Paulus Tentang Hidup Benar dalam Kristus sebagai Dasar Tanggungjawab Melayani berdasarkan Galatia 5:1-15 Jefry Anugrah Nauman; Matius I Totok Dwikaryanto; Alam Purwoko Kristoadji
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.326 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i1.131

Abstract

The understanding of Righteous Living in Christ towards the responsibilities of God's servants in serving needs to be taught continuously to God's servants. The attitude of not carrying out responsibilities, and not helping others, shows a lack of concern, it is possible that God's servants do not understand how to live rightly with their responsibilities to serve. For this reason, the author describes Paul's teaching about righteous living as the goal in this article. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that the form of love for God is proven by maintaining God's laws, namely those contained in Galatians 5:1-15 in actualizing a devoted service to Him. God has set an example of loving humans with a love that demands nothing in return. Because of God's great love, humans should respond to God who first gave His love through the sacrifice of Jesus Christ. In order to increase love for God, the action that needs to be taken is to study and investigate God's word, while praying and realizing the truth of the word in daily life. In the life of God's servants, loving others can be done by reprimanding each other if they make mistakes.AbstrakPemahaman tentang Hidup benar di dalam Kristus terhadap tanggung jawab pelayan Tuhan dalam melayani perlu untuk diajarkan secara terus menerus kepada pelayan Tuhan. Sikap tidak melaksanakan tanggung jawab, dan tidak membantu orang lain, menunjukkan kurangnya kepedulian, ada kemungkinan bahwa pelayan Tuhan belum mengerti bagaimana hidup benar terhadap tanggung jawab melayani. Untuk itu penulis mendeskripsikan Pengajaran Paulus tentang hidup benar sebagai tujuan dalam artikel ini. Mengunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa Bentuk kasih kepada Allah dibuktikan dengan memelihara hukum-hukum Allah yaitu yang terdapa dalam Galatia 5: 1-15 dalam mengaktualisasikan pelayanan yang berbakti kepada-Nya. Allah telah memberikan teladan mengasihi manusia dengan kasih yang tidak menuntut imbalan. Karena kasih Allah yang besar, maka sudah seharusnya manusia meresponi Allah yang terlebih dahulu memberikan kasih-Nya melalui pengorbanan Yesus Kristus. Supaya kasih kepada Allah semakin bertambah-tambah, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan menyelidiki firman Tuhan, sambil berdoa serta merealisasikan kebenaran firman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan pelayan Tuhan mengasihi sesama dapat dilakukan dengan sikap saling menegur satu sama lain jika melakukan kesalahan.
Kehendak Bebas Bagi Manusia dalam Perspektif Alkitab dan Penerapannya Bagi Gereja Tuhan Saat Ini Basrianiksun Labudo
Jurnal Lentera Nusantara Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.385 KB) | DOI: 10.59177/jls.v2i2.181

Abstract

Free will has the meaning of a person's ability to make decisions and act with full control without any coercion from anywhere. Cosmologically, humans have a high level of freedom because the dominant soul pole in humans has the ability to make free self-determination. Theologically free will is God's gift to humans to be distinguished from other creatures. In human free will to be the noblest creation that should be grateful. Humans receive free will from God since he was born but that free will is for the purpose of glorifying God. Man is responsible to God with the freedom inherent in him, if man uses his freedom wrongly he falls into sin. In all things God gives freedom for humans to do something and make their own choices, as long as those choices do not come out of God's law. Man needs to be aware of who he is before God if he is not given freedom. This research is to analyze the concept of free will in relation to the Christian faith and its relevance to contemporary life using the library research method.AbstrakKehendak bebas memiliki pengertian kemampuan seseorang dalam pengambilan keputusan dan bertindak dengan kontrol penuh tanpa ada paksaan dari manapun. Secara kosmologis manusia memiliki level kebebasan yang tinggi sebab kutub jiwa yang dominan dalam manusia berkemampuan melakukan penentuan arah diri yang bebas. Secara teologis kehendak bebas adalah pemberian Tuhan kepada manusia untuk dibedakan dari ciptaan lainnya. Dalam kehendak bebas manusia menjadi ciptaan yang termulia yang harus disyukuri. Manusia menerima kehendak bebas dari Allah sejak ia lahir namun kehendak bebas itu dengan tujuan memuliakan Allah. Manusia bertanggungjawab kepada Tuhan dengan kebebasan yang melekat pada dirinya,  jika manusia salah menggunakan kebebasannya ia jatu dalam dosa. Dalam segala hal Tuhan memberi kebebasan bagi manusia untuk mengerjakan sesuatu dan menentukan pilihan sendiri, sejauh pilihan itu tidak keluar dari hukum Tuhan. Manusia perlu menyadari akan dirinya siapa dia di hadapan Tuhan bila tidak diberikan kebebasan. Penelitian ini bersifat menganalisis konsep kehendak bebas dalam kaitannya dengan iman Kristen serta relevansinya pada kehidupan kekinian dengan menggunakan metode studi pustaka (library research).
Konkritisasi Kepercayaan Keselamatan Kaum Baptis Dalam Kisah 4:12 Sebagai Landasan Misiologi Masa Kini Ayub Rusmanto; Aji Suseno
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.715 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i2.144

Abstract

The principle of salvation according to the Baptists is a very basic principle or doctrine in the life of a believer, which must be interpreted correctly and inventively in proportion to the prescriptions of God's Word. Therefore, analyzing, investigating and reviewing and researching it comprehensively is something that is very significant. Salvation is the urgency, interest and hope of all mankind, because humans have fallen into sin both individually and communally. The research method used is a qualitative type through library research and this research stage is carried out by mobilizing and collecting several library sources, both basic and subordinate. This study aims to comprehensively investigate the beliefs of the Baptists: the concretization of the belief in salvation in Acts 4:12 as the foundation of contemporary missiology. Through this research, it is found that the understanding of salvation as the foundation of the present mission given to Baptists has a definite impact on efficiency and effectiveness for the lives of Christians in the present and in the future.AbstrakPrinsip keselamatan menurut kaum Baptis suatu prinsip atau doktrin yang sangat mendasar dalam kehidupan orang percaya, yang harus dinterpretasikan dengan benar dan inventif proposional dengan preskripsi Firman Tuhan. Karena itu, menganalisis, meneyelidiki dan mengkaji serta menelitinya secara komprehensif merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Keselamatan merupakan urgensi, interes dan harapan semua umat manusia, karena manusia telah jatuh ke dalam dosa baik secara perorangan maupun komunal. Metode penelitian ini yang digunakan adalah jenis kualitatif melalui metode studi pustaka (library research) dan tahapan penelitian ini dikerjakan dengan upaya mengerahkan dan menghimpun beberapa sumber kepustakaan, baik yang bersifat mendasar maupun subordinat. Penelitian ini bertujuan menyelidiki secara komprehensif kepercayaan kaum Baptis:    konkritisasi kepercayaan keselamatan dalam Kisah Para Rasul 4:12 sebagai landasan misiologi masa kini. Melalui penelitian ini ditemukan pemahaman keselamatan sebagai landasan misi masa kini yang diberikan kepada umat Baptis  berdampak definit bagi efisiensi dan berdaya guna bagi hidup orang Kristen di masa kini dan mendatang.
Strategi Guru PAK dalam Pengembangan Kognitif Anak Pada Materi Sekolah Minggu James Yaneman Ngongoloi; Saturnina Elisa
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.077 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i2.150

Abstract

Sekolah minggu merupakan suatu tempat atau wadah pendidikan di dalam gereja yang dilaksanakan dan diselengarakan dengan memiliki tujuan yaitu tujuannya dapat membina anggota jemaat terutama anak-anak yang masih mengikuti sekolah minggu. Pembelajaran yang ada disekolah minggu sangat penting untuk pengembangan kognitif anak, dan untuk dapat membantu anak sekolah minggu dapat memahami pesan Alkitab dengan hal itu maka dalam penyajian materi yang akan diberikan harus dapat juga menarik perhatian dan minat anak-anak dalam belajar. Melalui strategi guru Pendidikan Agama Kristen dalam pengengembangan kognitif anak pada materi sekolah minggu, dengan metode kualitatif deskriptif peneliti menganalisis menggunakan studi pustaka untuk dapat memberikan suatu pemahaman mengenai strategi guru PAK dalam pengengembangan kognitif anak pada materi sekolah minggu dan bagi guru-guru Kristen dapat bermanfaat dan menerapkannya dalam pengajarannya. 
Visi Dan Vista Cinta-Kasih Menurut Kitab Rut Dan Implikasinya Kekinian Fati Aro Zega
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.461 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i1.132

Abstract

The book of Ruth is a literary work with insight that provides the best example of love. It has historically been a bridge between the ages that illustrates the loyalty that tempers ungodliness. It doctrinally teaches God's redemptive reach beyond the Jewish nation, and morally proclaims high standards of integrity in all relationships. Using descriptive qualitative methods, it can be concluded that Ruth's love, which ignores challenges and fears, shows a vision and vision of her love which sees what others don't see and does what others don't, becoming an example and divine message across time that God pays attention to all aspects. the daily life of each of His people.AbstrakKitab Rut adalah karya sastra dengan wawasan yang memberi contoh cinta kasih terbaik. Secara historis menjadi jembatan antar-zaman yang menggambarkan kesetiaan yang meredam ketidaksalehan. Secara doktrinal mengajarkan jangkauan penebuasan Allah di luar bangsa Yahudi, dan secara moral menyatakan standar integritas tinggi dalam segala bentuk relasi. Menggunkan metode kualitatif deskritif maka dapat disimpulkan bahwa Cinta kasih Rut yang mengabaikan tantangan dan ketakutan menunjukkan visi dan vista tentang kasihnya yang melihat apa yang tidak dilihat orang lain dan melakukan yang tidak dilakukan orang lain, menjadi teladan dan pesan ilahi lintas waktu bahwa Allah memperhatikan segala segi kehidupan sehari-hari masing-masing umat-Nya.

Page 1 of 3 | Total Record : 24