cover
Contact Name
Laksono Budiarto
Contact Email
laksono.budiarto@um.ac.id
Phone
+62895384660796
Journal Mail Official
jmipap.journal@um.ac.id
Editorial Address
Universitas Negeri Malang Jl. Semarang no 5 Malang Jawa Timur 65115
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP)
ISSN : -     EISSN : 27980634     DOI : https://doi.org/10.17977/um067
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) is a publication that focuses on education, particularly in the areas of mathematics and natural sciences. The journal publishes articles, research papers, and other relevant manuscripts related to the teaching and learning of these subjects. It provides a platform for educators, researchers, and scholars to share their ideas, insights, and innovative teaching methods that can enhance the teaching and learning experience of students in mathematics and natural sciences. JMIPAP aims to contribute to the improvement of the quality of education in these fields by providing a space for the exchange of knowledge and ideas among its readers and contributors.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 6 (2021)" : 9 Documents clear
RETRACTED : Pengaruh problem solving terhadap efektivitas inkuiri terbimbing dalam pembelajaran larutan penyangga ditinjau dari kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik Tsaniyatur Rizqi Nurul Laily; Suharti Suharti; Siti Marfu’ah; Munthalib Munthalib
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.512 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p397–406

Abstract

Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) for article entitle "Pengaruh problem solving terhadap efektivitas inkuiri terbimbing dalam pembelajaran larutan penyangga ditinjau dari kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik" This article found has been published in AIP Conference Proceedings The document and its content has been removed from Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) and reasnable effort should be made to remove all references to this article.
Identifikasi kemampuan makroskopik, mikroskopik dan simbolik siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Karangan Trenggalek pada materi larutan penyangga Tahun Ajaran 2018/2019 Endah Yuliani; Hayuni Retno Widarti; Darsono Sigit
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1348.805 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p407–425

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Kemampuan makroskopik-mikroskopik, makroskopik-simbolik dan mikroskopik-simbolik siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Karangan Trenggalek pada materi larutan penyangga (2) Kemampuan pemahaman siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Karangan Trenggalek terhadap materi larutan penyangga pada level makroskopik-mikroskopik, makroskopik-simbolik dan mikroskopik-simbolik. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Instrumen penelitian berupa soal-soal pilihan ganda berbasis interkoneksi multipel representasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan representasi makroskopik-mikroskopik siswa pada materi larutan penyangga sebesar 57,61 persen (kriteria cukup), (2) kemampuan representasi makroskopik-simbolik siswa pada materi larutan penyangga sebesar 66,67 persen (kriteria tinggi), (3) kemampuan representasi mikroskopik-simbolik siswa pada materi larutan penyangga sebesar 55,61 persen (kriteria cukup), (4) kemampuan pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga pada representasi makroskopik-mikroskopik yaitu miskonsepsi sebesar 27,20 persen dan tidak paham sebesar 18,56 persen, (5) kemampuan pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga pada representasi makroskopik-simbolik yaitu miskonsepsi sebesar 13,62 persen dan tidak paham sebesar 20,69 persen dan (6) kemampuan pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga pada representasi mikroskopik-simbolik yaitu miskonsepsi sebesar 37,36 persen dan tidak paham sebesar 19,82 persen.
Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e dan learning cycle 5e berbantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem koloid siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gondanglegi Siti Khusnaini Puji Astuti; Endang Budiasih; Muhammad Su’aidy
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.719 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p426–434

Abstract

Media pembelajaran sangat penting digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Penggunaan media seperti ini sangat penting dilakukan untuk memvisuali­sasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak, salah satunya pada materi sistem koloid. Banyak konsep-konsep abstrak pada materi koloid, seperti pada pokok bahasan efek Tyndall, gerak brown, adsorbsi, koloid liofil, dan koloid lio­fob yang sukar dipahami oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan media video pembelajaran dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E pada materi sistem koloid. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasy experiment). Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Kelas eksperimen dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan media video pembelajaran, sedangkan kelas kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar siswa kelas kontrol, dengan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 79,84 dan kelas kontrol sebesar 74,27. Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa kelas kontrol, dengan rata-rata nilai afektif kelas eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar 72,92 dan 72,15, sedangkan rata-rata nilai psikomotorik kelas eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar 85,25 dan 84,93.
Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e yang dipadu think pair share terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri Sidoarjo pada materi larutan penyangga S. Luluk AN Nisak M; Fauziatul Fajaroh; Siti Marfu’ah
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1287.213 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p435–438

Abstract

It is crucial that the concepts of buffer solutions must be properly understood by students. It is due to the fact that buffer solutions are closely related to daily life, for example in blood, drugs, and others. The results of research and interviews show that students' understanding and student learning outcomes about the buffer solution material is still low. A student-centered learning process is needed so that it can make the learning process more fun and improve students’ learning outcomes. A meaningful student-centered learning is needed for the Learning Cycle (LC) learning model. However, the group discussion on the 5E LC learning model was less patterned, so it was combined with a patterned cooperative learning model that is Think-Pair-Share (TPS). This study aims to see the implementation of the learning process from the classroom with 5E LC -TPS and 5E LC learning models, and the influence of the 5E LC-TPS on cognitive learning outcomes from the eleventh grade students of Sidoarjo on buffer solution material. The design of the study used in this study is a quasi-experimental design with post-test-only-control group design. The research finding showed that: (1) the implementation of the learning process of the two categorized classes was done very well that is 98.3 percent in the experimental class and 95.4 percent in the control class, (2) there is the influence of the 5E LC learning model combined by TPS on the cognitive learning outcomes of class students as indicated by the significant average differences of the two classes. The average value of cognitive learning outcomes of experimental class students is higher than the control class which is equal to 85.43 and the control class is 81.62. From the results of these studies it can be concluded that there is the influence of the 5E LC-TPS learning model on improving students' cognitive learning outcomes. Konsep-konsep larutan penyangga perlu dipahami siswa karena larutan penyangga erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya penyangga karbonat dalam darah, obat-obatan, dan lain-lain. Hasil penelitian dan wawancara menunjukkan bahwa pemahaman siswa dan hasil belajar siswa tentang materi larutan penyangga masih rendah. Diperlukan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga dapat menjadikan proses pembelajaran lebih bermakana dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu pembelajaran bermakna yang berpusat pada siswa adalah model pembelajaran Learning Cycle (LC). Namun, diskusi kelompok pada model pembelajaran LC 5E kurang berpola, sehingga dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif yang berpola yaitu Think Pair Share (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran dari kelas dengan model pembelajaran LC 5E-TPS dan LC 5E serta pengaruh model pembelajaran LC 5E -TPS terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMA Negeri Sidoarjo pada materi larutan penyangga. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimental semu dengan post-test-only-control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran kedua kelas terkategori terlaksana dengan sangat baik, yaitu 92,11 persen pada kelas eksperimen dan 90,78 persen pada kelas kontrol. (2) ada pengaruh model pembelajaran LC 5E yang dipadu TPS terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas yang ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata yang signifikan dari kedua kelas. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol yaitu sebesar 85,43 dan kelas kontrol sebesar 81,62. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran LC 5E-TPS terhadap peningkatan hasil belajar kognitif siswa.
RETRACTED : Pengaruh strategi pembelajaran metakognitif preparing, doing, checking, dan assessing and following-up (PDCA) terhadap pengetahuan metakognitif dan prestasi belajar peserta didik kelas X MIPA SMAN 1 Turen pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit Binti Zulaihah; Parlan Parlan; Muhammad Su’aidy
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.326 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p439–450

Abstract

Following a rigorous, carefully concerns and considered review of the article published in Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) to article entitle "Pengaruh strategi pembelajaran metakognitif preparing, doing, checking, dan assessing and following-up (PDCA) terhadap pengetahuan metakognitif dan prestasi belajar peserta didik kelas X MIPA SMAN 1 Turen pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit" Vol. 1 No. 6 (2021). This paper has been found to be in violation of the Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) publication principles and has been retracted.The article contained redundant material, the editor investigated and found that the paper published in ICOMSE The document and its content has been removed from Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) and reasnable effort should be made to remove all references to this article.
Pengembangan bahan ajar berbasis react (relating, experiencing, applying, cooperating, transferring) berbantuan advance organizer pada materi larutan penyangga untuk peserta didik SMA/MA kelas XI Ilma Ade Restantri; Endang Budiasih; Dedek Sukarianingsih
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.996 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p451–463

Abstract

Pemahaman konsep peserta didik terhadap materi larutan penyangga cukup rendah dan banyak kesulitan yang dialami oleh peserta didik terhadap beberapa konsep. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan ajar yang bersifat deskriptif. Bahan ajar kimia masih berupa buku teks yang menuntut peserta didik untuk menghafal bukan memperoleh pengetahuannya sendiri, sehingga berakibat pada hasil belajar peserta didik. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah mengembangkan bahan ajar dengan model pembelajaran berbasis kontekstual yaitu REACT karena sesuai dengan karakteristik materi larutan penyangga dengan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang nyata. Adanya advance organizer dalam bahan ajar digunakan sebagai penguat struktur kognitif peserta didik yaitu memberikan gambaran mengenai keterkaitan antar konsep pada materi larutan penyangga. Penerapan model REACT berbantuan advance organizer diharapkan dapat membantu peserta didik mempelajari materi secara keseluruhan dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan Four-D oleh Thiagarajan, et all (1974) yang terdiri dari 4 tahapan yaitu define, design, develop, dan disseminate. Penelitian ini hanya sampai pada tahap ketiga yaitu develop. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar yang divalidasi oleh tiga validator yaitu satu orang dosen dan dua orang guru. Data yang dihasilkan berupa data kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis dengan teknik analisis persentase dan deskripsi kualitatif. Hasil validasi terhadap buku guru dan buku peserta didik diperoleh rata-rata persentase kelayakan isi sebesar 85,60 persen, kelayakan penyajian dan bahasa sebesar 89,20 persen, serta kelayakan perangkat pembelajaran sebesar 86,70 persen. Hasil uji keterbacaan diperoleh rata-rata persentase aspek tampilan sebesar 92 persen, aspek penyajian materi sebesar 85,60 persen, dan aspek manfaat sebesar 94,80 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan bahan ajar menurut Riduwan (2013), bahan ajar yang dikembangkan sangat layak digunakan sebagai sumber belajar.
RETRACTED : Pengembangan instrumen asesmen literasi kimia pilihan ganda materi asam basa Eli Khusmawardani; Muntholib Muntholib; Yudhi Utomo
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.216 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p464–481

Abstract

Following a rigorous, carefully concerns and considered review of the article published in Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) to article entitle "Pengembangan instrumen asesmen literasi kimia pilihan ganda materi asam basa" Vol. 1 No. 6 (2021)This paper has been found to be in violation of the Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) publication principles and has been retracted.The article contained redundant material, the editor investigated and found that the paper published in AIP Conference ProceedingsThe document and its content has been removed from Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (Journal of Mathematics, Science, and Instruction) and reasnable effort should be made to remove all references to this article.
Identifikasi miskonsepsi materi ikatan kovalen pada mahasiswa kimia tahun pertama universitas negeri malang menggunakan tes diagnostik two-tier Wardatul Istiqomah; Sri Rahayu; M. Muchson
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.705 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p482–492

Abstract

The concept of chemistry must be well understood because the concept of chemistry is hierarchical and sequential. In addition, the concept of chemistry is abstract, which can provoke misconceptions. This study aims to identify misconceptions about the covalent bonding material and to determine the percentage of misconceptions about these materials. The results showed that a misconception was observed in 10 concepts of covalent bonding material with the following percentages: 1) 23 percent of the concepts forming elements of covalent compounds, the covalent compounds must be composed of non-metallic elements with non-metallic elements; 2) 69 percent on the Lewis structure concept, the total number of electrons based on the Lewis structure drawing is the number of valence electrons; 3) 54 percent in the concept of double bonds, the breaking energy of the double bonds is twice that of the energy of the single bonds; 4) 35 percent on the concept of covalent coordination bonds, the covalent coordination bonds are shorter than the covalent bonds; 5) 54 percent on the concept of polar covalent bonds and molecular polarity, the pair of binding electrons is located at the same distance between two bonding atoms; 6) 27 percent in the concept of formal charge, the value of the influences of electronegativity in the determination of the formal charge; 7) on the notion of byte rule and the stability of covalent compounds, 27 percent of the stable Lewis structure does not have a free electron pair (PEB) and respects the byte rule; 62 percent chlorine gas will form the Cl2 molecule because it follows the octet rule; and 54 percent of the covalent bonds store chemical energy; 8) 42 percent on the concept of molecular form, the molecular form of a compound is determined by the repulsion of binding electron pairs; 9) on the concept of intermolecular forces and the properties of covalent compounds, 38 percent of the energy required to boil the table salt is superior because the table salt is an ionic bond; and 81 percent of the strongest interactions are hydrogen bonds; and 10) in the concept of valence bond theory, 23 percent of the most important particles in the formation of covalent bonds are valence electrons; and 27 percent electron sharing means sharing one (1) electron with two atoms, as in the case of sharing an apple for two people. Konsep ilmu kimia perlu dipahami dengan baik, karena konsep ilmu kimia berjenjang dan berurutan. Selain itu, konsep ilmu kimia bersifat abstrak, sehingga dapat menyebabkan miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada materi ikatan kovalen dan mengetahui persentase miskonsepsi pada materi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada 10 konsep materi ikatan kovalen dengan persentase sebagai berikut: 1) 23 persen pada konsep unsur-unsur pembentuk senyawa kovalen, senyawa kovalen harus tersusun atas unsur non logam dengan unsur non logam; 2) 69 persen pada konsep struktur Lewis, elektron total berdasarkan gambar struktur Lewis adalah jumlah elektron valensi; 3) 54 persen pada konsep ikatan rangkap, energi pemutusan ikatan rangkap dua kali lipat daripada energi pemutusan ikatan tunggal; 4) 35 persen pada konsep ikatan kovalen koordinasi, ikatan kovalen koordinasi lebih pendek daripada ikatan kovalen; 5) 54 persen pada konsep ikatan kovalen polar dan kepolaran molekul, pasangan elektron ikatan terletak pada jarak yang sama diantara dua atom yang berikatan; 6) 27 persen pada konsep muatan formal, nilai elektronegativitas berpengaruh dalam menentukan muatan formal; 7) pada konsep aturan oktet dan kestabilan senyawa kovalen, 27 persen struktur Lewis yang stabil tidak memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB) dan memenuhi aturan oktet; 62 persen gas klorin akan membentuk molekul Cl2 karena memenuhi aturan oktet; dan 54 persen ikatan kovalen menyimpan energi kimia; 8) 42 persen pada konsep bentuk molekul, bentuk molekul suatu senyawa ditentukan tolakan pasangan elektron ikatan; 9) pada konsep gaya antar molekul dan sifat-sifat senyawa kovalen, 38 persen energi yang dibutuhkan untuk mendidihkan garam dapur lebih besar karena garam dapur merupakan ikatan ionik; dan 81 persen interaksi tarik-menarik yang paling kuat adalah ikatan hidrogen; dan 10) pada konsep teori ikatan valensi, 23 persen partikel paling penting dalam pembentukan ikatan kovalen adalah elektron valensi; dan 27 persen sharing electron berarti pemakaian bersama 1 (satu) elektron oleh dua atom, seperti pada kasus berbagi sebuah apel untuk dua orang.
Analisis sumbangan materi hidrokarbon terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI MIA Tahun Ajaran 2018/2019 di SMAN 1 Lawang Reza Rewindi Amayliadevi; Herunata Herunata; Hayuni Retno Widarti
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.101 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i6p493–501

Abstract

In the 21st century, students need to have one of life skill that is critical thinking that can be develop and trained through various aspects and one of which is chemistry aspect. One of the materials in the chemistry aspect is a hydrocarbon material. The purpose of this study was to measure the percentage of hydrocarbon contribution towards student's critical thinking skills and to know the level of critical thinking skills in 11th MIA grade students 2018/2019 academic year at SMAN 1 Lawang. The study used a descriptive quantitative research design. The research subjects which amount to 133 students. Instrument for assessing critical thinking skills used in hydrocarbon material developed by Rodliyah (2018) with critical thinking indicators Ennis (2011). The results of the analysis of the level of critical thinking skills of students using the number of students who scored three on reasoned multiple choice questions and score four on the description questions divided by the total number of sample students, then categorized by percentage according to Karim (2015). The results showed that the hydrocarbon material taught by the teacher was able to bring up the students' critical thinking skills with a level of think critically which was still very low with an average of 1) organic and inorganic carbon compounds by 39.10 percent, 2) identification and source of carbon compounds by 13.53 percent, 3) specificity of carbon atoms by 27.82 percent, 4) nomenclature of hydrocarbon compounds by 16.29 percent, 5 ) isomer hydrocarbon compounds by 9.62 percent, 6) physical and chemical properties of hydrocarbons by 29.32 percent for the subject matter of the physical properties of hydrocarbons, the subject matter of the hydrocarbon compound combustion reaction by 5.71 percent, the subject of substitution reactions alkane compounds by 0.94 percent, the subject matter of the reaction of alkene compounds by 11.58 percent, the subject matter of the reaction of alkaline compounds by 3.57 percent, and the sub-topics of identification were saturated and unsaturated hydrocarbons by 0.75 percent, and 7) the use of hydrocarbons by 14.43 percent. Salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa pada abad 21 adalah keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan dan dilatih melalui beragam bidang, salah satunya adalah bidang kimia yaitu pada materi hidrokarbon. Tujuan penelitian ini mengukur persentase sumbangan materi hidrokarbon terhadap kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa dan mengetahui tingkat kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI MIA tahun ajaran 2018/2019 di SMAN 1 Lawang. Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif dengan subjek penelitian 133 siswa. Instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang digunakan pada materi hidrokarbon yang dikembangkan oleh Rodliyah (2018) dengan indikator berpikir kritis Ennis (2011). Data berupa skor 3 pada soal pilihan ganda beralasan dan skor 4 pada soal uraian yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan pengelompokkan pokok bahasan pada materi hidrokarbon lalu dikategorikan berdasarkan jumlah persentase menurut Karim (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi hidrokarbon yang diajarkan oleh guru mampu memunculkan kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa dengan tingkat kemampuan keterampilan berpikir kritis yang masih tergolong sangat rendah dengan rata-rata antara lain 1) senyawa karbon organik dan anorganik sebesar 39,10 persen, 2) identifikasi dan sumber senyawa karbon sebesar 13,53 persen, 3) kekhasan atom karbon sebesar 27,82 persen, 4) tata nama senyawa hidrokarbon sebesar 16,29 persen, 5) isomer senyawa hidrokarbon sebesar 9,62 persen, 6) sifat fisika dan kimia senyawa hidrokarbon pada sub pokok bahasan sifat fisika senyawa hidrokarbon sebesar 29,32 persen, sub pokok bahasan reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon sebesar 5,71 persen, sub pokok bahasan reaksi substitusi senyawa alkana sebesar 0,94 persen, sub pokok bahasan reaksi senyawa alkena sebesar 11,58 persen, sub pokok bahasan reaksi senyawa alkuna sebesar 3,57 persen, dan sub pokok bahasan identifikasi senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh sebesar 0,75 persen, dan 7) kegunaan senyawa hidrokarbon sebesar 14,43 persen.

Page 1 of 1 | Total Record : 9