cover
Contact Name
Dewi Yunita
Contact Email
dewi_yunita@usk.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jimfp@usk.ac.id
Editorial Address
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Hasan Krueng Kalee No. 3 Darussalam Banda Aceh, Indonesia 23111
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
ISSN : 26152878     EISSN : 26146053     DOI : http://dx.doi.org/10.17969/jimfp
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian (JIMFP) diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Merupakan media jurnal elektronik sebagai wadah untuk penyebaran dan publikasi hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir dan atau sebagian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa strata satu (S1) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala yang merupakan kewajiban setiap mahasiswa untuk mengunggah karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk yudisium dan wisuda sarjana. Artikel ditulis bersama dosen pembimbingnya serta diterbitkan secara online setelah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan editor JIMFP. JIMFP menerbitkan artikel ilmiah mahasiswa dari delapan Program Studi (Prodi), yaitu Prodi Agribisnis, Prodi Agroteknologi, Prodi Peternakan, Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Prodi Teknik Pertanian, Prodi Ilmu Tanah, Prodi Proteksi Tanaman dan Prodi Kehutanan. JIMFP terbit satu volume dan empat nomor dalam setahun, yaitu setiap bulan Februari, Mei, Agustus dan November.
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018" : 32 Documents clear
Pengaruh Pemberian Pakan Fermentasi Mengandung Tepung daun Indigofera sp Terhadap Pertumbuhan Ayam Lokal Pedaging Unggu (ALPU) Muhammad Ilham; Herawati Latif; Muhammad Daud
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6476

Abstract

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan fermentasi mengandung tepung daun Indigofera sp terhadap pertumbuhan Ayam Lokal Pedaging Unggul (ALPU). Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) yang terletak di Jalan Utama Gampong Rukoh Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini berlangsung selama 63 hari, dimulai dari 14 Februari sampai 18 April 2017. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, efisiensi ransum dan bobot badan akhir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan menggunakan pakan fermentasi mengandung Indigofera sp terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kelompok, sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Setiap unit percobaan, masing-masing terdiri dari 5 ekor ayam sehingga total ayam 80 ekor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian pakan fermentasi mengandung tepung daun Indigofera  sp tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, efisiensi ransum dan bobot badan akhir. Pengaruh berat badan berpengaruh nyata (P0,05) terhadap bobot badan akhir namun tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan efisiensi ransum. Penggunaan pakan perlakuan terbaik pada perlakuan B yaitu ditandai dengan rendahnya nilai konversi ransum 1,98 dan pengaruh kelompok terbaik pada kelompok 2 ditandai dengan rendahnya nilai konversi ransum 1,91.The Influence of Feeding Fermentation Contains Leaf Flour Indigofera sp Against Growth Local Meet Chicken SuperiorAbstract. The purpose of this research was to determine the effect of fermented feed containing Indigofera sp flour to the growth of Superior Local Meet Chicken Superior (ALPU). This research was conducted at Field Laboratory of Animal Husbandry (LLP) located at main street of Gampong Rukoh and Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Darussalam Banda Aceh. This research lasted for 63 days, starting from 14 February to 18 April 2017. The parameters measured were ration consumption, body weight gain, ration conversion, and ration efficiency final body weight. This research was conducted by using Randomized Block Design (RAK) with treatment using fermentation feed containing Indigofera sp consisting of 4 treatments and 4 groups, so obtained 16 unit experiments. Each experimental unit, consist of 5 chickens so that the total number of chicken reached 80. The results showed that fermented feeding containing Indigofera sp flour had no significant effect on ration consumption, body weight gain, ration conversion, ration efficiency and final body weight. The effect of body weight had significant effect (P 0,05) on final body weight and but no significant effect on ration consumption, body weight gain, ration conversion, and ration efficiency. The best treatment of feed treatment in B is indicated by the low conversion value of 1.98 rations and the best group effect in group 2 is marked by the low conversion value of 1.91 rations 
Pembuatan Bubuk Masam Keueng Instan dengan Variasi Kondisi Pengeringan dan Formulasi Bahan Bobby Fahreza; Yusriana Yusriana; Murna Muzaifa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.385 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6448

Abstract

Abstrak.  Masam keueng (asam pedas) merupakan masakan tradisional khas daerah Aceh, namun tiap daerah memiliki komposisi yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan bumbu masam keueng instan dalam bentuk bubuk dan untuk mendapatkan kondisi pengeringan dan formulasi bahan yang tepat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK Faktorial) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu kondisi pengeringan (P) dengan 3 taraf yaitu P1 (T = 50 oC; t = 9 jam), P2 (T = 60 oC; t = 6.5 jam), P3 (T = 70 oC; t = 4.5 jam). Faktor kedua yaitu formulasi bahan (F) dengan 3 taraf yaitu F1 = Formulasi bahan lengkap (asam sunti, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, kunyit, dan lada), F2 = Formulasi bahan tanpa bawang putih (asam sunti, cabai rawit, bawang merah, kunyit, dan lada), dan F3 = Formulasi bahan tanpa lada (asam sunti, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan kunyit). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pengeringan (P) berpengaruh nyata (P≤0,05) terhadap kadar air, uji hedonik warna dan rasa masam keueng (P≤0,05) yang dihasilkan. Sedangkan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap kadar air, kadar abu dan hedonik aroma masam keueng. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan bumbu masam keueng dengan kondisi pengeringan dengan suhu pengeringan 50ᵒC dan lama waktu pengeringan 9 jam serta menggunakan variasi formulasi bahan lengkap (P1F1). Abstract. Masam keueng is a traditional cuisine typical of Aceh, but each region has a different composition. This study aimed to find out how to make instant masam keueng powder and to get the right drying conditions and ingredients formulation. This research used a Randomized Block Design (Factorial Random) with 2 factors. The first factor was the drying condition (P) with 3 levels which was P1 (T = 50 oC, t = 9 hours), P2 (T = 60 oC, t = 6.5 hours), P3 (T = 70 oC; t = 4.5 hours). The second factor was ingredients formulation (F) with 3 levels which was F1 = complete ingredients formulation (sunti acid, cayenne pepper, onion, garlic, turmeric, and pepper), F2 = non-garlic ingredients formulation (sunti acid, onion, turmeric, and pepper), and F3 = non-pepper ingredients formulation (sunti acid, cayenne pepper, onion, garlic, and turmeric). Each treatment was repeated 3 replicates so that 27 units of experiments were obtained. The results showed that drying condition (P) had a significant effect (P≤0,05) on water content, hedonic color and taste test of masam keueng. While the interaction of both effect had no significant effect (P0,05) on the water content, ash content, and hedonic flavour of masam keueng. The best treatment was obtained on the treatment of instant masam keueng powder made with drying condition 50 ᵒC and 9 hours and using complete ingredients formulation (P1F1).
Analisis Pendapatan Petani dan Margin Pemasaran Garam di Desa Tanoh Anoe Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen safril safril; Agussabti Agussabti; Agustina Arida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.8 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6480

Abstract

Abstrak.  Industri garam Indonesia semakin berkembang hingga saat ini menjadi salah satu bidang industri yang memberi penghidupan bagi banyak masyarakat diseluruh Indonesia. Industri garam di Indonesia memproduksi berbagai jenis garam untuk memenuhi berbagai keperluan akan garam untuk kebutuhan rumah tangga, maupun kebutuhan industri dan pertanian. Dengan berkembangnya sektor industri dan laju pertumbahan penduduk yang begitu pesat, maka kebutuhan akan garam juga bertambah dan peningkatan mutu dari garam tersebut juga makin diperhitungkan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil garam di dunia. Meskipun memiliki potensi yang cukup besar sebagai produsen garam, Indonesia masih harus mengimpor komoditas ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani garam di Desa Tanoh Anoe Kecamatan Janggka Kabupaten Bireuen. Untuk mengetahui besarnya margin pemasaran yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran garam di Kecamatan Janggka Kabupaten Bireuen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani garam di Desa Tanoh Anoe Kecamatan Janggka Kabupaten Bireuen memberi pendapaan rata-rata pada usahatani garam  sebesar Rp. 1.494.594/bulan, sehingga layak untuk dikembangkan, dengan R/C Ratio sebesar 1,37, BEP produksi garam sebesar 1.156 kg, sedangkan BEP harga garam adalah Rp 2.556/kg, dan ROI sebesar 36,93%. Ada dua tipe saluran pemasaran yang terjadi pada usahatani garam, pertama dari produsen langsung ke konsumen dengan share margin Rp 5.000/Kg atau 100%. Sedangkan yang kedua yaitu dari produsen kepada pedagang pengumpul dan setelah itu ke pedagang pengecer setelah itu ke konsumen akhir, pada saluran pemasaran ini share margin produsen sebesar Rp 3.500/Kg atau 50,00%, pedagang pengumpul memiliki share margin Rp 2.500/Kg atau 35,71%, dan pedagang pengecer memiliki share margin Rp 1.000/Kg atau 14,29%. Pada tipe saluran pemasaran pertama profit margin atau pendapatan yang diterima produsen sebesar Rp 2.244/Kg. Sedangkan pada tipe saluran pemasaran kedua profit margin atau pendapatan yang diterima produsen sebesar Rp 944/Kg, pedangang pengumpul sebesar Rp 1.930/Kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp 773/Kg. Jadi saluran pemasaran yang pertama lebih menguntungkan bagi produsen atau usahatani garam dibanding dengan saluran pemasaran yang kedua.Income Analysis of Farmers and Salt Marketing Margin in The Village Tanoh Anoe Jangka Sub-districts Bireuen DistrictAbstract. Industrial salt Indonesia growing up to now be one of the industries that provide a livelihood for many communities throughout Indonesia. The salt industry in Indonesia produces various types of salt to meet various purposes will be salt for household needs, and the needs of industry and agriculture. With the development of the industrial sector and the pace of rapid population pertumbahan, hence the need for salt also increase and improvement of the quality of the salt also makin taken into account. Indonesia is one of the world's salt producing countries. Although it has considerable potential as a producer of salt, Indonesia still has to import these commodities to meet domestic needs. This research aims to find out how much the income of farming salt in the village of Tanoh Anoe Subdistrict Janggka Bireuën Regency. To know the magnitude of the marketing margin obtained each marketing agencies who are involved in the marketing system of salt in district Janggka Bireuën Regency. The results showed that farming salt in the village of Tanoh Anoe Subdistrict Janggka Bireuën Regency gave the average pendapaan on farming salt amounted to Rp. 1.494.594/month, so worthy to be developed, with the R/C Ratio of 1.37, BEP the production of salt of 1,156 kg, while the price of salt is BEP Rp 2.556/kg, and ROI of 36.93%. There are two types of marketing channels that occurs in farming salt, first from the manufacturer directly to the consumer with a margin share 5,000/Kg or 100%. Whereas the latter i.e. from manufacturers to traders and collectors after it to retailers after that to the end consumer, on this marketing channel share margin amounting to Rp 3,500 manufacturers/Kg or 50.00%, traders have collectors share margin Usd 2,500/Kg or 35.71%, and retailers have a margin share Rp 1,000/Kg or 14.29%. On the first line type marketing profit margin or income received Rp manufacturer 2.244/Kg. Whereas in the second type of channel marketing profit margin or income received Rp 944 manufacturer/Kg, pedangang Gatherer Rp 1.930/Kg, and retailers at Rp 773/Kg. So the first marketing channel is more profitable for manufacturers or farming salt compared to marketing channels.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Beras di Provinsi Aceh Sofia Nelly; Safrida Safrida; Zakiah Zakiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.942 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6521

Abstract

Abstrak.  Harga, permintaan, dan penawaran merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Beras sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya seharusnya bisa diperoleh dengan harga yang terjangkau jika dilihat dari tingkat produksi yang baik, namun berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa harga beras meningkat seiring dengan meningkatnya produksi, bahkan dengan pertumbuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga beras di provinsi Aceh, dengan melihat hubungan simultan antara harga, produksi dan konsumsi. Metode analisis yang digunakan adalah model persamaan simultan dengan menggunakan data panel pada tahun 2007-2015 dengan metode Two Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel terikat produksi beras dipengaruhi oleh harga beras tahun sebelumnya, luas areal panen, serta harga pupuk urea. Konsumsi beras dipengaruhi oleh harga beras dan jumlah pendaoatan, serta harga beras dipengaruhi oleh harga gabah, produksi beras, dan harga eceran tertinggi (HET). The Determining Factors of Rice Price Fluctuation in AcehAbstract: Prices, demands, and supplies are correlated each other. By looking at the fine production of rices and being a staple food of Indonesian in general and Acehnese in particular, rice price must be affordable, however, the data indicated that rice price was increasing simultaneously by the growing of rice production, even higher than the rice production growth. Based on that reason, this study was aimed to analyze determining factors of rice price fluctuation in Aceh, by considering the simultan correlation among price, production, and consumption. The data were collected from panel data in 2007-2015 with equivalent simultan model and were analyzed by using Two Stage Least Square (2SLS). The results showed that the rice production was influenced by the previous record of rice prices, harvest area, and urea fertilizer prices. The consumption of rices was affected by rice prices and incomes. Rice prices was influenced by the grain cost, rice productions, and the ceiling price. 
Pengaruh Varietas dan Kekeringan terhadap Persentase Polen Terwarnai dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Muhammad Akbar Riyandi; Erida Nurahmi; Cut Nur Ichsan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.006 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6410

Abstract

Abstrak. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama masyarakat di Indonesia. Namun dengan meningkatnya populasi penduduk dan pola pemikiran masyarakat yang terbiasa makan satu jenis makanan saja maka kebutuhan beras meningkat sementara jumlah lahan persawahan semakin berkurang. Hal ini menjadi masalah tersendiri.         Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Februari 2017. Alat yang digunakan adalah tray, ayakan, gergaji, cangkul, pot, kertas label, gunting, timbangan, meteran, timbangan analitik, cover glass, objek glass, mikroskop, petridis, oven, lemari es, spatula, termos es, pipet, pinset, erlenmeyer, kertas label, gelas ukur, amplop sampel, alat tulis, kamera. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Situ Patenggang, Pula Gajah, dan Sanbei yang diperoleh dari laboratorium benih Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, tanah ultisol, pupuk (Urea, SP36, dan KCl), larutan Kalium Iodide 1%, dan aquades.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 3 dengan 3 ulangan. Adapun Parameter yang diteliti yaitu persentase polen terwarnai, jumlah anakan produktif, panjang malai, persentase gabah bernas dan hampa, berat gabah berisi per rumpun, berat 1000 butir, dan potensi hasil. Hasil penelitian menunjukkan kekeringan berpengaruh nyata terhadap potensi hasil. Sedangkan, varietas berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah malai produktif, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa dan potensi hasil dan berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah berisi permalai, dan berat gabah berisi permalai. Varietas dengan persentase polen terwarnai tertinggi pada varietas sanbei demikian juga dengan potensi hasil. Terdapat interaksi yang tidak nyata antara varietas dan kekeringan terhadap persentase polen terwarnai dan hasil padi.The Influence of Varieties and Drought on the Percentage of Stained Pollen and Yield of Rice (Oryza sativa L.)Abstract. Rice plants (Oryza sativa L.) is the main food crop for the people in Indonesia. However, with the increasing population and patterns of thought of the community who are accustomed to eating only one type of food, then the needs of rice increased while the number of rice fields is on the wane. This became a problem of its own. This research was conducted in the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University Darussalam Banda Aceh. This research was conducted in the month of December 2016 to February 2017. The tools used were a tray, sieves, saws, hoes, pots, paper labels, scissors, scales, meter, analytical scales, cover glass, objects glass, microscope, Petri dish, oven, fridge, spatula, ice thermos, pipette, tweezers, Erlenmeyer flask, paper label, measuring cup, envelope samples, stationery, and cameras. While the materials used in this research were the rice varieties seeds of Situ Patenggang, Pula Gajah, and Sanbei which were obtained from the seed laboratory of Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Ultisols soil, fertilizer (Urea, SP36, and KCl), a solution of Potassium Iodide 1%, and distilled water.The experimental design used in this research was Randomized Block Design (RBD) factorial pattern 2 x 3 with 3 replications. The parameters studied were the percentage of stained pollen, the number of productive tillers, the panicle length, the percentage of pithy and empty grains, the weight of the containing grains per clump, weight of 1000 grains, and yield potential. The results showed that drought significantly affected the yield potential. Whereas, varieties significantly affect the number of productive panicles, the percentage of containing grains, the percentage of empty grains and yield potential, and also significantly affect the amount of containing grains per panicle, and the weight of the containing grains per panicle. Variety with the highest percentage of stained pollen was on the Sanbei variety, as well as with the yield potential results. There were indirect interactions between varieties and drought on the percentage of stained pollen stained and the yield of rice.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Beras Ketan di Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar Dewi Rahmalia Ningsih; Indra Indra; Romano Romano
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.976 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.5674

Abstract

The aims of research to identify factors that affect the demand for glutinous rice in Pasar Induk Lambaro District of Aceh Besar, to analyze the elasticity of demand for glutinous rice in Pasar Induk Lambaro Kabupaten Aceh Besar, and to identify glutinous rice based on the type of goods.The location of research was done by purposive sampling, has this study done in accidental sample, with a total sample of 30. The data used are primary data (consumen) in Pasar Induk Lambaro District of Aceh Besar through direct interviews using questionnaires. This study uses regression analysis of log linear regression. The result of analysis showed that the factors that influence the demand for price of glutinous rice, and situational is month of Hajj was significantly, price of black glutinous rice, income of household, and quantity of household members were not significant. Based on the value of elasticity is 2,952 showed elastic, based on cross elasticity is 0,411 showed positive value meaning that black glutinous rice is substitution product of glutinous rice and the income elasticity is 0,536 showed glutinous rice is normal product, meaning that the demand for glutinous rice will go up when income rises also. Keywords: Demand, Glutinous rice, Elasticity.
Analisa Ekonomi Penggemukan Sapi Lokal Jantan yang Diberi Pakan Subtitusi Kulit Kacang Tanah Fermentasi muhammad panca nugraha
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.7501

Abstract

Abstrak. Penelitian tentang analisa ekonomi penggemukan sapi lokal jantan yang diberi pakan substitusi kulit kacang tanah fermentasi telah dilakukan di gampong cot teube kecamatan gandapura kabupaten bireuen dan di gampong data gaseeh kecamatan jantho kabupaten Aceh besar, yang di mulai pada bulan Maret 2017 sampai dengan Mei 2017. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat pengaruh subtitusi kulit kacang tanah fermentasi sebagai ransum ternak terhadap kelayakan usaha pemeliharaan ternak sapi lokal jantan.. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kelompok. R0 adalah perlakuan kontrol/ransum tanpa penambahan kulit kacang tanah fermentasi, R1 adalah ransum dengan penambahan kulit kacang tanah fermentasi 5%, R2 adalah ransum dengan penambahan kulit kacang tanah fermentasi 10%, R3 adalah ransum dengan penambahan kulit kacang tanah fermentasi 15%, sedangkan R4 adalah ransum dengan penambahan kulit kacang tanah fermentasi 20%. Parameter yang diukur adalah pertambahan berat badan, konsumsi pakan, biaya produksi, hasil produksi, nilai hasil produksi, keuntungan dan kelayakan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit kacang tanah yang difermentasi dengan Enzimax berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap konsumsi ransum dan tidak berpengaruh nyata (P0,05) tehadap pertambahan bobot badan. Tingkat keuntungan dan penerimaan semua perlakuan dalam penelitian ini mendapatkan keuntungan. Hal ini disebabkan karena perolehan penerimaan yang tinggi karena tingginya hasil produksi atau pertambahan berat badan. Rasio manfaat biaya yang diperoleh perlakuan R0 (1.10), perlakuan R1 (1.08), perlakuan R2 (1.11), perlakuan R3 (1.11) dan perlakuan R4 ( 1,09) menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan ini layak dilanjutkan.  Analisis Ekonomi Penggemukan Sapi Pria Lokal Fed dengan Substitutionof fermentasi kacang PeelAbstrak .The aim of present study was to determine the effect of substitution of fermented peanut peel as cattle feed on business feasibility of local male cattle fattening. The study was conducted in Cot Teube, Gandapura, Bireuen and Data Gaseeh, Jantho, Aceh Besar from march 2017 until may 2017.The study was performed into block randomized design (BRD), consisted of  5 treatments and 4  blocks.The treatment was the substitution of fermentedpeanut peel with the level of 0% (R0), 5% (R1), 10% (R2), 15% (R3) and 20% (R5), respectively. The parameters observed were body weight gain, feed consumption, production cost, production rate, production value, profit, and business feasibility.The results of study showed that the substitution of peanut peel fermented with Enzimaxwere highly significant effect (P0.01) on feed consumption and not significant effect (P0.05) on body weight gain. The rate of profit and income on all treatments in this experiment gave significant profit. This is because the acquisition of the high acceptance as a result of high production or weight gain. Return cost ratio obtained treatment R0 (1.10), treatment R1 (1.08), treatment R2 (1.11) treatment R3 (1:11), and treatment R4 (1,09) It demonstrate that the business is run to be continued.
Variasi Pasta dan Essence Kakao Pada Proses Pembuatan Sabun Cair Dedi Fahrozi; Heru Prono Widayat; Ismail Sulaiman
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.625 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6470

Abstract

Abstrak. Penggunaan essence dan pasta kakao sebagai bahan utama pembuatan sabun cair yang mengandung theobromin  dan phenethylamin dapat menghasilkan efek fisiologi bagi tubuh manusia yaitu aphrodisial (rasa senang). Kandungan yang terdapat dalam kakao memiliki banyak manfaat bagi kulit, misalnya berfungsi untuk menjaga kelembutan, melembapkan, mengencangkan, mengangkat sel-sel kulit mati, memperhalus kulit.Tujuan penelitian yaitu untuk mempelajari pembuatan sabun mandi dalam bentuk cair dengan penambahan kakao dan minyak kakao sebagai flavour dan essence sehingga dapat menambah nilai ekonomis yang tinggi dari produksinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 1 (satu) faktor, yaitu perbadingan Konsentrasi Pasta Kakao (C) dan Konsentrasi Essence Kakao (M), dengan 3 (tiga) taraf  30% : 70% (A), 50% : 50% (B), dan 70% : 30% (C) dimana setiap perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Pada tahap ini, formulasi yang terpilih dari pembuatan sabun mandi cair  dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya. Analisis yang dilakukan meliputi analisa pH, uji mikroba dan uji organoleptik. Secara keseluruhan, sabun cair dengan taraf perbandingan B (50% : 50%) menjadi sabun yang paling disukai panelis dengan nilai 4,3 untuk tekstur, 4,2 untuk aroma dan 4,2 untuk warna. Abstract. The use of essence and cocoa paste as the ingredient of liquid soap which containing theobromin and phenethylamin can produce physiological effects for the human body that is give the feeling of aphrodisial. The content contained in cocoa has many benefits for the skin, for example serves to maintain softness, moisturize, tighten, remove dead skin cells, soften the skin. The purpose of this research is to study the making of bath soap in liquid form with the addition of cocoa paste and essence so that can add high economic value from its production. This research was conducted by using Randomized Non-Factor Complete (RAL) design consisting of 1 (one) factor, ie Comparison of Cocoa Pasta Concentration and Cocoa Essence Concentration, consisting of 3 (three) levels 30%: 70% (A), 50%: 50% (B), and 70%: 30% (C) where each treatment was performed twice repeated. At this stage, the selected formulation of liquid bath soap production is compared to each of formulas. The analysis included pH analysis, microbial test and organoleptic test. Overall, the liquid soap with a B (50% : 50%) ratio of soap was the most preferred panelist choice with 4.3 for texture, 4.2 for aroma and 4.2 for color.
Partisipasi Petani dalam Pengelolaan Irigasi di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Ani Muharni; Elly Susanti; Agussabti Agussabti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.465 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6482

Abstract

Abstrak - Saat musim kemarau kebutuhan air bagi tanaman tidak dapat terpenuhi yang menyebabkan area persawahan kering tanpa adanya genangan air, sedangkan pada saat musim penghujan area persawahan mengalami kebanjiran sehingga menyebabkan tanaman itu mati. Hal ini terjadi karena keberadaan sistem irigasi tidak berfungsi dengan baik, tanpa pengelolaan air irigasi yang baik pada tingkat usahatani maka sistem irigasi yang telah dibangun tidak mencapai hasil yang dituju. Pengelolaan irigasi di tingkat tersier yang dilakukan di Kecamatan Montasik dikelola oleh Keujreun Blang dikarenakan P3A di kecamatan tersebut tidak berjalan dengan baik sebagai mestinya. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan irigasi di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar dan pengaruh faktor pengalaman, luas lahan, wawasan, kepercayaan dan kepemimpinan serta manfaat irigasi berhubungan terhadap partisipasi petani dalam pengelolaan irigasi. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Besar yaitu di Kecamatan Montasik di 3 desa yaitu: Desa Bungraya, Desa Mon Ara dan Desa Perumping. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan jumlah sampel 34 orang dari total populasi 334 orang. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan menghitung persentase partisipasi dengan krteria dan analisis crosstab chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwatingkat partisipasi petani dalam pengelolaan irigasi di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar secara keseluruhan yaitu sedang, dengan nilai persentase mencapai 59,13 %. Faktor pengalaman berusahatani (X1) faktor wawasan (X3), faktor kepercayaan (X4) faktor kepemimpinan (X5) dan faktor manfaat irigasi (X6) memiliki hubungan yang signifikan terhadap partisipasi petani. Faktor pengalaman memiliki hubungan yang erat dengan bentuk hubungan positif. Sedangkan faktor wawasan, kepercayaan, kepemimpinan dan manfaat irigasi memiliki hubungan erat dengan bentuk hubungan negatif terhadap partisipasi petani dalam pengelolaan irigasi di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar ABSTRACTAbstract - During the dry season water needs for plants can not be met which causes the area of dry rice fields without water puddles, while in the rainy season the rice fields are flooded causing the plants to die. This happens because the existence of irrigation system is not functioning properly, without good irrigation water management at the farm level, the irrigation system that has been built does not reach the intended result. Irrigation management at the tertiary level conducted in Montasik Sub-district is managed by Keujreun Blang because P3A in the sub-district is not working properly. The purpose of this research is to know the level of farmer participation in irrigation management in Montasik District of Aceh Besar Regency and the influence of experience factor, land area, insight, trust and leadership and irrigation benefit related to farmer participation in irrigation management. This research was conducted in Aceh Besar District, namely Montasik District in 3 villages: Bungraya Village, Mon Ara Village and Perumping Village. Determining the location of the study was done purposely (purposive sampling), with a total sample of 34 people from the total population of 334 people. The method used is descriptive by calculating perc entage of participation with krteria and chi square crosstab analysis. The results showed that the level of farmer participation in irrigation management in Montasik District, Aceh Besar District as a whole is medium, with percentage value reached 59.13%. Factor of experience (X3), insight factor (X3), trust factor (X4) leadership factor (X5) and irrigation benefit factor (X6) have significant relationship to farmer participation. Experience factors have a close relationship with the form of a positive relationship. While the factors of insight, trust, leadership and irrigation benefits have a close relationship with the form of a negative relationship to the participation of farmers in irrigation management in Montasik District, Aceh Besar District
Peran penyuluh terhadap peningkatan produksi padi melalui program UPSUS-PAJALE di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Muhajir Syarifuddin; Irwan Irwan; Safrida Safrida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.88 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6524

Abstract

Abstrak – Penyuluh pertanian merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan produktivitas padi. Penyuluh bertugas sebagai pendamping untuk mengembangkan kemampuan petani dari segi teknologi dan ilmu baru dalam bidang pertanian, serta sebagai penghubung antara dua sistem sosial yaitu pemerintah dengan masyarakat tani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh terhadap program UPSUS-PAJALE di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran penyuluh terhadap peningkatan produksi padi pada program UPSUS-PAJALE di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada bagaimana peran penyuluh terhadap program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS-PAJALE). Populasi petani dalam penelitian ini sebanyak 560 orang yang diambil dari 22 kelompok tani yang menerima program UPSUS-PAJALE. Sedangkan besarnya sampel petani yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15% dari total populasi. Populasi penyuluh dalam penelitian ini sebanyak 25 orang, adapun jumlah sampel penyuluh diambil seluruh penyuluh yang mengawal program UPSUS-PAJALE yaitu 10 orang. Model analisis yang digunakan untuk hipotesis pertama adalah analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk hipotesis kedua menggunakan regresi logistic ordinal. Hasil analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan program GP-PTT, POL, RJIT, Denfarm, PKKP, dan PKPU disimpulkan bahwa peran penyuluh dalam program UPSUS PAJALE 2015 di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dinilai sudah berjalan baik. Hasil analisis regresi logistic ordinal disimpulkan bahwaGP-PTT, POL, Denfarm, dan PKKP berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan RJIT dan PKPU tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Role of Agricultural Extension to Increase Rice Production Throught UPSUS-PAJALE Program in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan RayaAgricultural extension is an important component in the effort to increase rice productivity. Extension workers served as a companion to develop farmers' ability in terms of technology and new science in the field of agriculture, as well as a liaison between the two social systems of government with peasant society. The purpose of this research is to know the extension role of UPSUS-PAJALE program in Kecamatan  Kuala Kabupaten Nagan Raya and to find out how the extension agent's role to increase rice production in UPSUS-PAJALE program in Kecamatan Kuala Kabupaten  Nagan Raya. This research was conducted in Kecamatan Kuala Kabupaten  Nagan Raya, The research location was chosen purposively. The scope of this research is limited to how the extensionist role of the Special Improvement Program for Rice, Corn, and Soybean Production (UPSUS-PAJALE). The population of farmers in this study were 560 people taken from 22 farmer groups receiving UPSUS-PAJALE program. While the sample size of farmers used in this study is 15% of the total population. The extension population in this study were 25 people, while the number of extension samples was taken by all extension workers who escorted UPSUS-PAJALE program which is 10 people. The analysis model used for the first hypothesis is quantitative descriptive analysis, while for the second hypothesis use ordinal logistic regression. The result of quantitative descriptive analysis based on GP-PTT, POL, RJIT, Denfarm, PKKP, and PKPU program concluded that the extension role in UPSUS PAJALE 2015 program in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya is considered good. The result of ordinal logistic regression analysis concluded that GP-PTT, POL, Denfarm, and PKKP have significant effect on increasing rice production in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. While RJIT and PKPU have no significant effect to the increase of paddy production in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. 

Page 1 of 4 | Total Record : 32