cover
Contact Name
Ahmad Zakki Abdullah
Contact Email
globalkomunika@upnvj.ac.id
Phone
+628211089631
Journal Mail Official
globalkomunika@upnvj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ISSN : 20856636     EISSN : 26555328     DOI : -
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah jurnal ilmiah yang memuat artikel ilmiah dari ilmu sosial, ilmu politik, ilmu komunikasi dan ilmu sosiologi. (e-ISSN 2655-5328 dan ISSN 2085-6636)
Articles 85 Documents
EKSISTENSI RADIO DALAM PROGRAM PODCAST DI ERA DIGITAL KONTEN (Studi Deskriptif Program Podcast 101jakfm.com) Venessa Agusta Gogali; Muhammad Tsabit
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 1 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hadirnya ilmu perkembangan dan teknologi baru yang ada di Indonesia dan mulai digunakan oleh stasiun penyiaran publik, swasta, maupun komunitas untuk menyebarluaskan siaran melalui media internet, yaitu streaming. Salah satu radio yang menggunakan radio internet atau streaming untuk menyebarluaskan program siarannya, dalam menerapkan strategi komunikasi Radio Jak 101 FM  terlebih dahulu mengenal khalayak sasaran (pendengar). Setelah mengetahui khalayak sasaran, di era digital saat ini Jak 101FM membuat program podcast, karena di era digital saat ini membuat program podcast merupakan hal utama yang dapat ditawarkan kepada klien – kliennya dalam menawarkan kerjasama iklan radio. Radio merupakan salah satu media komunikasi massa yang efektif bagi masyarakat karena jangkauannya yang luas dan dapat menembus berbagai lapisan dan kalangan masyarakat. Keberhasilan suatu radio pada umumnya bergantung pada bagus tidaknya suatu program acara yang di sajikan. Hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa eksistensi Radio Jak 101 FM sebagai media informasi masyarakat kota Jakarta dan sekitarnya telah mewarnai kehidupan pendengarnya, dalam era digital saat ini Radio 101 Jak FM telah membuat konten konten yang menarik unik kreatif agar eksistensinya tetap bertahan. Studi analisis deskriptif ini bertujuan bagaimana stasiun radio dapat bertahan di era digital dengan pemanfaat new media yaitu podcast. Podcast merupakan konten digital yang sedang popular dikalangan masyarakat khususnya kaum muda-mudi. Maka dari itu perlunya media radio mengikuti perkembangan teknologi informasi berbasis internet atau digital
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM RELASI KERJASAMA GLOBAL STUDI KASUS : INTERAKSI MAHASISWA INDONESIA DAN PENGAJAR (SENSEI) DI JEPANG Kurniawaty Iskandar
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 2 No 1 (2019): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interaksi Sosial merupakan kegiatan yang menunjukkan aktiftas yang keter-saling-an antara dua atau lebih individu yang menjadi ranah kajian Sosiologi di level mikro. Interaksi sosial mencakup penggunaan simbol-simbol yang disepakati para penggunanya, salah satunya adalah bahasa. Bahasa merupakan hasil kesepakatan kelompok masyarakat tertentu untuk memberi makna pada simbol-simbol yang digunakan. Dalam perspektif interaksionisme simbolik, makna muncul dari akumulasi interaksi antar individu yang satu dan lainnya. Menurut Ritzer, simbol merupakan obyek sosial yang digunakan untuk menggambarkan hal tertentu. Ketika interaksi dilakukan maka individu yang terlibat di dalamnya akan berupaya mencari persamaan dalam menginterpretasi simbol-simbol, demi tujuan yang sama yaitu terjalinnya komunikasi yang lancar.
REKONSTRUKSI MAKNA HOAKS DI TENGAH ARUS INFORMASI DIGITAL Rut Rismanta Silalahi; Vinta Sevilla
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 1 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hoaks kini menjadi catch-all phrase yang digunakan untuk menyebut semua hal yang dianggap bohong, mulai dari fitnah, ghibah, hasut, misinformasi, disinformasi, dan kemudian melebar hingga mencakup janji kampanye yang tidak terpenuhi, hoax yang membangun, propaganda, satir, dan lain-lain. Pemahaman hoaks yang melebar ini membingungkan masyarakat, terutama dalam mengidentifikasi mana informasi yang termasuk hoaks dan mana yang bukan. Ternyata kebingungan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di luar negeri, juga terjadi kebingungan yang sama terhadap istilah Fake News. Sehingga, para akademisi dan praktisi di bidang komunikasi dan media menilai perlu adanya definisi operasional yang jelas tentang apa itu Fake News. Penelitian ini berupaya merespon tantangan tersebut, dalam hal ini tentang hoaks. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana hoaks dimaknai oleh pemerintah, media (jurnalis), akademisi dan aktivis anti hoaks di Indonesia, untuk kemudian mencapai kesepakatan bersama tentang definisi dan indikator hoaks yang sesuai dengan konteks Indonesia. Metode penelitian ini adalah kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen, wawancara mendalam dan Focus Group Discussion. Harapan peneliti adalah dengan adanya makna hoaks yang disepakati bersama, para stakeholders dapat menggunakannya untuk mengklasifikasikan informasi hoaks dengan lebih tepat, mengedukasi masyarakat awam tentang definisi hoaks, sehingga masyarakat bisa mengidentifikasi hoaks dengan lebih jelas dan terhindar dari tipu daya hoaks.Kata Kunci: fake news, hoaks, makna, informasi digital
STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS RADIO MOTION 97.5 FM DALAM MEMPROMOSIKAN PROGRAM ACARA UNTUK MEMPERTAHANKAN CITRA RADIO MOTION SEBAGAI RADIO SEGMENTASI ANAK MUDA (Studi Kasus Pada PT. Radio Safari Bina Budaya Kompas Gramedia Jakarta Barat) Ido Afriadi
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 2 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/gk.v3i2.1746

Abstract

Penelitian ini membahas permasalahan bagaimana strategi marketing public relations Radio Motion 97.5 FM dalam mempromosikan program acara untuk mempertahankan citra radio motion sebagai radio segmentasi anak muda Tujuan penelitian ada dua yaitu menjelaskan peran PR di dalam manajemen PT. Radio Safari Bina Budaya Kompas Gramedia Jakarta Barat dan menganalisa strategi PR PT. Radio Safari Bina Budaya Kompas Gramedia Jakarta Barat untuk  mempromosikan program baru dalam setiap siaran acara dan mempertahankan citra radio motion sebagai radio segmentasi anak muda. Permasalahan tersebut dianalisa dengan menggunakan teori excellence dengan model two way asymmetric oleh James.E Grunig & Todd Hunt, dan diperkuat oleh teori citra Frank Jefkins. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif dengan tipe kasus tunggal holistik dengan pendekatan kualitatif intrinsik, dengan paradigma konstruktivis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PR PT. Radio Safari Bina Budaya Kompas Gramedia Jakarta Barat menjalankan enam strategi PR yaitu publikasi menggunakan instagram Motion Radio 97.FM, acara  motion radio, memberitahukan atau meraih citra membuka khusus website motion radio, tanggung jawab sosial melakukan kegiatan donor darah, kepedulian kepada komunitas berupa penghargaan peduli untuk anak-anak muda Indonesia prestasi, menciptakan berita mengunakan majalah musik dengan tema dambaan musik muda Indonesia. Berdasarkan hasil analisa data tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi acara sebagai media paling efektif untuk mengkomunikasikan dalam mempromosikan program acara kepada masyarakat, khususnya untuk anak-anak muda Indonesia. Strategi yang dilancarkan juga memperbaiki program motion radio dalam mempromosikan program acara diharapkan pendegar radio motion kini bisa tahu program-program yang dimiliki radio motion disetiap program radio motion sebagai radio segmentasi anak muda tersebut. Kata Kunci: marketing public relations radio motion 97.5 fm dalam mempromosikan program radio motion sebagai radio segmentasi anak muda.
MEDIA KOMUNIKASI DIGITAL, EFEKTIF NAMUN TIDAK EFISIEN,STUDI MEDIA RICHNESS THEORY DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS TEKNOLOGI DI MASA PANDEMI Rizki Saga Putra; Irwansyah Irwansyah
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 2 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi yang revolusioner menjadikan komputer, ponsel, dan tablet sebagai media dalam menjembatani interaksi antar manusia termasuk di bidang akademis. Pendidikan jarak jauh melalui media daring mengeliminasi jarak dan waktu dengan platform digital berbasis internet yang memungkinkan proses pembelajaran dilakukan tanpa adanya interaksi secara fisik. Kesiapan pengajar seperti bahan materi pengajaran yang tentunya tidak hanya memindahkan materi ke dalam presentasi serta pemanfaatan fitur yang terdapat di dalam platform yang digunakan dalam PJJ agar pesan berupa materi di dalam proses belajar mengajar tersampaikan dengan baik. Di sisi lain kesiapan peserta didik dalam kegiatan belajar di rumah memiliki kendala baik dari sisi teknis maupun non teknis. Karakteristik media yang digunakan dalam PJJ  akan dilihat melalui kacamata teori kekayaan media (Media Richness Theory) yang terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi, dimana semakin kaya karakteristik media yang efektif dalam menyampaikan pesan kompleks maka pemakaian data internet semakin tidak efisien. Disamping itu, kehadiran sosial (social presence) juga menjadi bagian penting dalam proses interaksi pembelajaran jarak jauh bagi siswa guna tercapainya tujuan pembelajaran yang dimediasi teknologi komunikasi. 
DISEMINASI BUDAYA POP TELEVISI DAN CELEBRITY BRANDING PADA IKLAN E-COMMERCE Yuda Triartanto; Adhi Dharma Suryanto; Tuty Mutiah
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 2 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada diseminasi progam budaya pop televisi, khalayak media, serta celebrity branding Korea Selatan pada iklan e-commerce. Implikasi dengan globalisasi menjadikan proses transformasi, khususnya budaya pop, semakin lekas dan masif di berbagai negara. Tranformasi yang dilakukan bisa di berbagai aspek. Salah satunya adalah penyebaran pesan (diseminasi) pada aspek budaya melalui multi akses atau berbagai saluran pada media televisi (TV Broadcast, TV Kabel/Televisi Pascabayar, TV Internet) yang diproduksi dan dipasok dari korporasi industri hiburan Korea Selatan. Diseminasi budaya pop program televisi melalui format atau konten program drama seri (soap opera) dan pertunjukan musik (K-Pop) Korea Selatan, realitanya telah mempengaruhi perilaku  khalayak atau pemirsa remaja, termasuk para ibu rumah tangga. Sejak awal tahun 2000, program drama serial dan musik K-Pop menjadi salah satu program hiburan paling diminati, setelah meredupnya telenovela atau drama seri dari Meksiko,  Jepang, Hong Kong, serta India pada dekade 1980-an hingga tahun 2000-an. Program drama Korea dan pertunjukan musik K-Pop yang masih dan terus digemari, telah memicu kegandrungan baru untuk mengidolakan para selebritis Korea Selatan bagi pemirsa. Kuantitas khalayak berhasil dihimpun akibat diseminasi budaya pop (hallyu wave) secara multi akses program televisi - berbagai saluran televsisi yang menyediakan konten program drama serial Korea dan K-Pop - sehingga menimbulkan minat produsen mengiklankan produknya, dan memanfaatkan persona para selebritis (celebrity branding) Korea Selatan demi meningkatkan citra merek (brand image), terutama produk melalui e-commerce. Kata Kunci: iklan, budaya pop, e-commerce,  celebrity branding,  
KETERKAITAN HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI POLITIK KEBIJAKAN DENGAN BIROKRAKSI PEMERINTAH DALAM KONTEKS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN (Studi Kasus Regulasi Pendirian TV Komunitas) Anisti Anisti; Roosita Cindrakasih; Fajar Kurniawan
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 2 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran lembaga penyiaran komunitas (LPK) memiliki semangat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat komunitas akan materi penyiaran. Semangat ini setidaknya tercermin dari pasal-pasal dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran) yang juga mengatur masalah penyiaran komunitas. UU Penyiaran menyebutkan LPK merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya  Komunikan yang loyal dan daya jangkau frekuensinya yang terbatas, menyebabkan program siarannya fokus pada informasi, pendidikan dan budaya komunitasnya. Kendala operasionalnya yaitu ijin penyelenggara penyiaran yang sulit didapatkan, anggaran dan kualitas program siaran yang terbatas. Kurangnya keberhasilan dalam penyampaian pesan menjadi penghambat berkembangnya TV Komunitas di Indonesia seperti yang disampaikan dalam teori informasi dan nonverbal dimana Teori Informasi dan Nonverbal mengemukakan bahwa bertindak sama dengan berkomunikasi. Dalam hal politik, melakukan tindakan politik sama dengan melakukan komunikasi politik. Tindakan dalam komunikasi politik dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh masyarakat yang melihatnya. Pola tindakan itulah yang kemudian dipelajari sebagai pedoman untuk menentukan tindakan komunikasi politik yang dilakukan. Pola tersebut dijadikan sebagai prediksi reaksi yang terjadi kedepannya. Merujuk pada permasalahan diatas, bahwa erat sekali keterkaitan hubungan antara komunikasi politik kebijakan dengan birokrasi pemerintah dalam konteks komunikasi pembangunan, dimana deregulasi lembaga penyiaran komunitas ini disyahkan untuk kepentingan pembangunan daerah dan pedesaan. Tetapi dalam hal sosialisasi kebijakan ini kurang dilakukan oleh pihak pemerintah, faktor birokrasi pendirian menjadi suatu hambatan. Dengan menggunakan metode Analisa Deskriptif serta teknik pengumpulan data menggunakan studi kajian pustaka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara Komunikasi Politik dengan Birokrasi Pemerintah dalam konteks Komunikasi Pembangunan melalui studi kasus Regulasi pendirian TV Komunitas.
Pengarusutamaan Gender: Studi Kasus Jurnalis Perempuan Metro TV Ballian Siregar; Veranus Sidharta; Wenny Maya Arlena
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 2 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini ada banyak perempuan ingin memposisikan dirinya diterima dunia apa pun jenis tugas, profesi serta pekerjaannya. Faktor kemanfaatan dari kesetaraan menyebabkan perempuan tidak menyadari sesungguhnya telah dikuasi atau mengalami pengucilan.  Perempuan menjadi bagian agen perubahan dunia dari segala sektor profesi. Tetapi secara patriarki kedudukannya selalu dikesampingkan dalam proses pembangunan sebuah daerah maupun negara. Doktrin perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki menyebabkan terganggunya kesetaraan dan keadilan yang ditandai diskriminasi. Metro TV sebagai tempat bekerja subjek penelitian ini, yakni Jurnalis Perempuan Metro TV, menyadari doktrin yang sudah melembaga tersebut. Itulah sebabnya Metro TV berupaya memposisikan pengarusutamaan gender di lingkungannya. Perempuan dan laki-laki mendapat kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk liputan. Namun, liputan daerah konflik harus melalui pertimbangan matang tentang siapa yang diterjunkan, jurnalis perempuan atau jurnalis laki-laki. Dalam situasi seperti ini Metro TV lebih mengutamakan jurnalis laki-laki karena pertimbangan risiko besar meski tidak menutup kemungkinan dilakukan pria. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena profesi  jurnalis perempuan dari aspek kebijakan, implementasi dan partisipasi jurnalis perempuan dalam melakukan liputan di lapangan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara mengumpulkan data empiris (studi kasus, wawancara, pengamatan pribadi, dan  pengalaman pribadi) yang menggambarkan kondisi dan situasi, serta makna dalam kehidupan secara individual dan kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalis perempuan dinilai lebih sensitif, teliti, rajin, cekatan, empati, sabar dan tidak cepat menyerah, setia, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Selain itu, jurnalis perempuan dinilai lebih dalam ketika menganalisis masalah-masalah sosial. Kesimpulannya, Metro TV dalam pengarusutamaan gender memberikan kesempatan yang sama kepada jurnalisnya, baik laki-laki maupun perempuan, dalam peliputan ke lapangan. Kendati demikian, tidak menghilangkan kodrati sebagai perempuan seperti melahirkan, haid maupun menyusui. Jurnalis perempuan diberi kesempatan cuti sesuai aturan atau diberikan kebijakan khusus “cuti” haid maupun menyusui.
Etika periklanan dan Komunikasi pemasaran Supratman Supratman
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 3 No 2 (2020): Global Komunika
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pasar dalam era global yang semakin ketat telah mempengaruhi strategi pasar dalam menawarkan dan memasarkan produk, salah satu strategi yang dipilih melalui iklan. Walaupun banyak orang yang tidak menyukai selingan iklan namun iklan dapat menarik perhaitan dan cukup berpengaruh untuk perilaku konsumen sehingga dapat memengaruhi dalam keputusan pembeli. Keputusan konsumen dalam membeli akan dipengaruhi atas kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk ataupun jasa. Kesuksesan atau kelancaran suatu iklan dinilai buruk atau tidak sangat bergantung pada orang-orang yang melihat iklan tersebut.Sebuah iklan agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat membutuhkan media sebagai sarana yang tepat untuk menyebarkan informasi secara efektif agar iklan mencapai taget sasarannya. Televisi termasuk media massa elktronik yang paling digemari oleh masyarakat, apabila dibandingkan dengan media massa elektronik lainnya, seperti radio. Hal ini disebabkan televisi merupakan penggabungan dari dua bentuk media, yaitu audio (dengar), dan visual (lihat). Televisi temasuk dalam kategori media massa elektronik yang memilki karakteristik tersendiri dibandingkan media lain karena memiliki kesan realistik, jaringan kerja networking yang mengefektifkan jangkauan masyarakat dengan mencangkup daya jangkauan luas sehingga ideal bagi masyarkat luas.
The COVID-19 Pandemic and the Challenges of State Capacity in Education Policy Fatkhuri Fatkhuri
Global Komunika : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2020: Resilience against COVID-19
Publisher : FISIP UPNVJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronavirous Disease (COVID-19) outbreak has struck the globe including Indonesia. With the COVID-19 pandemic rapidly crawling, Government implements a Large-Scale Social Limitation (PSBB) in order to prevent the spread of COVID-19. In response to the COVID-19 pandemic, the Ministry of Education and Culture (MOEC) has boosted the transformation of educational institutions through the Learning From Home (LFH) policy. LFH is policy that concerns with serving students to conduct learning activities through the distance learning either via online or offline. The goal of this policy aims to mitigate the immediate impact of COVID-19 which rapidly spread across regions while at the same time Government can maintain the quality of learning process. Using the model of policy evaluation, this study assesses the LFH policy which is focused on the rooted causes contributed the ineffectiveness of the policy. As the COVID-19 pandemic becomes a critical challenge for Government, this study finds that the ineffectiveness of LFH is relied on some factors which obviously exacerbate the proper teaching and learning programs. These are including the incompetence of state (apparatus) resource which can be traced from the state perplexed to face the COVID-19 outbreak with no providing a comprehensive policy; the weak of a coordination between MOEC and other stakeholders both local government and private sectors, the infrastructure gap among regions particularly in the remote and rural areas,  and less financial support for conducting LFH. These are becoming the huge problems during the Pandemic as these obviously impede the succeed of learning policy. Keywords: COVID-19, Policy, Learning, Government, Capacity