cover
Contact Name
Risqi Dewi Aisyah
Contact Email
aisyahrisqidewi@gmail.com
Phone
+6285640069292
Journal Mail Official
aisyahrisqidewi@gmail.com
Editorial Address
Gedung Rektorat UMPP, Jl. Raya Pekajangan No 1A , Kecamatan Kedungwuni, Kabupate Pekalongan 51173
Location
Kab. pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan
ISSN : 19783167     EISSN : 2580135X     DOI : https://doi.org/10.48144/
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kesehatan adalah terbitan berkala nasional yang memuat artikel penelitian dibidang kesehatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan ini diharapakan dapat menjadi media publikasi luaran penelitian dibidang kesehatan. Jurnal Ilmiah kesehatan terbit 2 kali dalam 1 tahun yaitu Bulan Maret dan September yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) Fakultas Ilmu Kesehatan. Redaksi Jurnal Ilmiah Kesehatan mengundang para author di bidang kesehatan untuk mempublikasikan hasil penelitian di jurnal kami, agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta update ilmu di bidang kesehatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan ini berfokus pada bidang kesehatan.
Articles 163 Documents
Peningkatan Fungsi Kognitif Klien dengan Isolasi Sosial yang Mendapatkan Latihan Keterampilan Sosial: Literature Review S Suyatno; Achir Yani S Hamid
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.171

Abstract

AbstrakLatihan Keterampilan Sosial (LKS) merupakan salah satu intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan komunikasi dan memberikan keterampilan baru pada klien skizofrenia dengan masalah isolasi sosial. LKS secara khusus dilakukan terhadap Klien dengan isolasi sosial yang mengalami penurunan jumlah, frekuensi, dan kualitas kontak sosial; daya tahan kontak dan negativisme yang dikaitkan dengan perasaan terisolasi individu. LKS diberikan melalui beberapa sesi. Setiap sesi  meliputi beberapa bagian yaitumodelling, role playing, performance feedback dan transfer training. Tahapan dalam LKS  tersebut tidak hanya berfokus pada keterampilan sosial, akan tetapi juga  fungsi kognitif.  LKS dapat dilakukan pada semua klien baik sehat maupun gangguan dan untuk anak-anak maupun dewasa. Metode:  Literature review dilakukan berdasarkan issue, metodologi, persamaan dan proposal penelitian lanjutan. Terdapat 5 penelitian yang bersifat kuantitatif dan 1 buletin. LimaPenelitian dilakukan padasatu orang klien sehat dan 4 orang klien sakit seperti pada autism, risiko tinggi, dan gangguan kognitif.Dari hasil penelitian dan bulletin didapatkan bahwa LKS dapat dilakukan selain pada skizofrenia juga  pada klien yang sehat dan autism.Kata kunci: Latihan Keterampilan Sosial, Fungsi Kognitif, SkizofreniaEnhancing the Cognitive Function of Clients with Social Isolation Getting Social Skills Training: Literature ReviewAbstractSocial Skills Training (SST) is one of the interventions aimed at improving communication and providing new skills to schizophrenic clients with social isolation problems. SST is specifically carried out on clients with social isolation experiencing a decrease  number, frequency and quality of social contacts; endurance of contact and negativism are associated with feelings of isolated.SST is performedthrough several sessions. Each session consisted of several sections such as modeling, role playing, performance feedback and transfer training. The stages in the SST not only focus on social skills, but also cognitive functions. SST can be applied tohealthy and disturbed clients,  children as well as adults. Method: Literature review is based on issues, methodologies, equations and advanced research proposals. There are 5 quantitative studies and 1 bulletin. Out of Five studies conducted, one study on healthy clients and 4 disturbed clients.such as autism, high risk, and cognitive impairment.Keywords: Social Skills Training, Cognitive Functions, Schizophrenia
Gambaran Diri Pasien Amputasi Transtibial Akibat Kusta Setelah Menggunakan Transtibial Prosthesis dengan Kompenen ICRC Nur Rachmat; Faried Effendi Surono
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.172

Abstract

AbstrakLatar belakang, Penilaian individu terhadap tubuh dan penampilannya disebut citra diri. Dalam tindakan amputasi karena kusta berkaitan erat dengan citra tubuh yang akhirnya mempengaruhi citra diri penampilan seseorang baik secara psikologis maupun psikologis. Klien amputasi transfoliatif melaporkan ketidaknyamanan sosial yang terkait dengan perubahan citra tubuh, penghargaan tubuh negatif, kurangnya dukungan sosial, dan meningkatnya depresi serta gangguan stres pascatrauma. Prostesis Transtibialis dengan komponen ICRC adalah intervensi instrumen berupa prostesis dengan dipasangkan di luar tubuh yang bertujuan mengembalikan bentuk ekstremitas bawah dan dapat menggantikan fungsi anatomis dan fungsional yang diharapkan juga mampu meningkatkan kepercayaan diri secara fisik dan psikis terhadap citra tubuh (bentuk tubuh) pasien dengan amputasi transtibialis. Metode: tipe kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Hasil: Bahwa peningkatan amputasi transtibial selfimage karena kusta setelah menggunakan prosthesis transtibial. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan analisis yang dilakukan pada penggunaan Prostesis Transtibial, pasien sekarang merasakan kemajuan dalam kegiatan mereka berkat menggunakan prosthesis terutama ketika aktivitas harus di depan umum  Kata kunci Gambaran Diri, kusta, ICRC, Transtibial Prosthesis Self Description of Patient Transtibial Amputation Due to LeprosyAfter Using Transtibial Prosthesis with Kompenen ICRCAbstractBackground, Individual assessment of the body and its appearance is called theself image. In the act of amputation because leprosy is closely related to the body image that ultimately affects the self-image of a person's appearance both psychologically and  psychologically. Transfoliative amputation clients report social discomfort associated with changes in body image, negative body esteem, lack of social support and increased depression and post-traumatic stress disorder. Transtibial Prosthesis with ICRC componen is an instrument intervention in the form of a prosthesis by being paired outside the body which aims to restore the lower limb shape and can replace the function anatomically and functionally is expected also able to increase the confidence physically and psychically to the body image (form body) of patients with transtibial amputation.  Method:  type  is  qualitative  with  research method  that  is  used  that is interview and observation. Result: That the increase of selfimage transtibial amputations because leprosy after using the transtibial prosthesis. Conclusion: Based on the results of observations, interviews and analysis carried out on the use of Transtibial Prosthesis, patients now feel progress in their activities thanks to using prosthesis especially when the activity must be in publicKeywords  : Self Image;Leprosy;ICRC;Transtibial Prosthesis
Pengaruh Myofacial Release Kombinasi dengan Hold Relax terhadap Myofacial Pain Syndrome Arum Sekar Sunyiwara; Mega Widya Putri; Rifqi Sabita
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.173

Abstract

AbstrakPekerja garment khususnya pada bagian operator jahit merupakan salah satu pekerjaan yang beresiko terkena gangguan myofascial pain syndrome otot upper trapezius. Myofascial pain syndrome pada otot upper trapezius adalah kondisi nyeri otot leher yang ditandai adanya trigger point (titik nyeri) yang terletak di otot yang kencang, biasanya disebabkan karena beban kerja otot yang berlebihan. Sebanyak 6-67% nyeri leher dialami oleh pekerja, 49% diantaranya dialami pekerja garmen dan lebih banyak dialami wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi myofascial release dengan hold relax terhadap myofascial pain syndrome otot upper trapezius pada pekerja garmen Kecamatan Wonopringgo. Quasi experiment dengan rancangan one group pre test-post test adalah analisa data yang digunakan, penelitian ini menggunakan sample 20 responden, dilakukan selama 2 minggu dengan tindakan yang diberikan pada penelitian ini yaitu myofascial release selama 5 menit dan hold relax selama 15 menit. Hasil dari uji paired sample t test diperoleh hasil ρ value = 0,000 (<0,05), menunjukkan bahwa ada pengaruh kombinasi myofascial release dengan hold relax terhadap myofascial pain syndrome otot upper trapezius pada pekerja garmen Kecamatan Wonopringgo.Tindakan kombinasi myofascial myofascial release dengan hold relax ini dapat digunakan untuk mengatasi myofascial pain syndrome otot upper trapezius.Kata kunci: Myofascial Pain Syndrome, Myofascial Release dan Hold Relax. The Effects of Myofascial Release Combination with Hold Relax onMyofascial Pain SyndromeAbstractGarment workery especially in the sewing operators is a profession with high risk of myofascial pain syndrome disorders on upper trapezius muscle. Myofascial pain syndrome on the upper trapezius muscle is painful condition characterized by neck muscles trigger points (pain points) located on lean muscle, usually due to excessive muscle workload. As many as 6-67% of neck pain was experienced by workers, 49% of them experienced garment workers especially female workers. This study aimed to determine the effect of the combination of myofascial release with hold relax to myofascial pain syndrome of upper trapezius muscle to garment workers in Wonopringgo District. It was a quasi experimental research with one group pre test and post test design. 20 respondent were selected through a purposive sampling technique. The treatment was given for two weeks (e.g. 3 times for each week). In each treatment,each respondent as given 5 minutes of myofascial release and 15 minutes of hold relax. The paired sample t test resulted p value = 0,000 (<0,05). It indicated that there wasand influence of the combination of myofascial release and hold relax to myofascial pain syndrome of upper trapezius muscle in garment workers in Wonopringgo District. Therefore the combination of myofascial release combination with hold relax can be used to treat myofascial pain syndrome of upper trapezius muscle.Keywords  : Myofascial Pain Syndrome, Myofascial Release and Hold Relax.
Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap Self Management pada Pasien Diabetes Mellitus Trina Kurniawati; Titih Huriah; Yanuar Primanda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.174

Abstract

AbstrakEdukasi kepada pasien Diabetes Mellitus (DM) yang dapat memperbaiki hasil klinis adalah Diabetes Self Management Education (DSME). DSME merupakan salah satu metode yang dapat memfasilitasi pengetahuan dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Diabetes Self Management Education terhadap Self Management pada pasien DM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental dengan control group pre test- post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 46 orang yang terbagi menjadi 23 orang pada kelompok intervensi mendapatkan DSME sebanyak 4 sesi dalam satu bulan dan 23 orang pada kelompok kontrol mendapatkan edukasi dari Program PERSADIA. Instrumen yang digunakan menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann Whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P value uji Wilcoxon test sebesar 0,000 pada kelompok intervensi, P value uji Mann Whitney test adalah 0,000 pada variabel self management. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p<0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai self management antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah DSME dapat meningkatkan self management pada pasien DM. Disarankan petugas kesehatan dapat memberikan DSME untuk meningkatkan self management pasien diabetes dan menggunakan DSME sebagai program promosi kesehatan.Kata kunci: Diabetes Mellitus; DSME;Self Management  The Influnce of Diabetes Self Management Education (DSME) to the Self Management on the Diabetes Patient AbstractEducation to patients Diabetes Mellitus (DM) who can improve clinical outcomes is Diabetes Self Management Education (DSME). DSME is one method that can facilitate knowledge and skills. The purpose of this research is to determine the effect of Diabetes Self Management Education (DSME) to Self Management on the diabetes patients. This study is used the quasi experimental research method with control group pre test post test design. The sampling technique used Simple random sampling with a samples of 46 people and it is devided 23 people in the intervention group get DSME as much as 4 sessions in one month and 23 people in the control group get education programe at PERSADIA. The instrument used was questionnaire. Statistical analysis used Wilcoxon and Mann Whitney test. The results showed that P value of Wilcoxon test  was 0.000 in the intervention group, P test value of Mann Whitney test was 0.000 in self management variable. Based on statistical test results obtained p <0.05 which indicates that there are differences in self-management value between the intervention group and the control group significantly. The conclusions of this research is DSME can improve self-management on the patients with diabetes. It is recommended that health workers can provide DSME to improve self-management  in diabetic patients and use DSME as a health promotion program.Keywords  : Diabetes Mellitus, DSME, Self Management
Studi Deskriptif Kadar Kolestrol, Gula Darah dan Asam Urat Berdasarkan Usia di Desa Bojong Kabupaten Pekalongan Tri Sakti Wirotomo
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.175

Abstract

Abstrak. Perubahan epidemiologi di Indonesia berakibat terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif dan metabolik. Penyakit degneratif dan metabolik merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis karena kemunduran fungsi organ akibat proses penuaan maupun pola hidup. Beberapa penyakit degeneratif dan metabolik misalnya penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan peningkatan asam urat. Penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi angka kejadiannya dengan melakukan deteksi dini faktor-faktor yang berpengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol, kadar gula darah, dan kadar asam urat berdasar usia. Jenis penelitian kuantitatif, dilakukan studi observasional dengan metode penelitian potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kadar kolesterol, peningkatan gula darah sewaktu , dan peningkatan asam urat dengan bertambahnya usia. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan bertambahnya usia, kadar kolesterol, gula darah dan asam urat meningkat. Kata kunci : kolesterol, gula darah, asam urat, usia Descriptive Study of cholesterol, blood sugar and gout levelsBased on age in Bojong VillagePekalongan Regency AbstractChanges in epidemiology in Indonesia result in changes in the pattern of diseases from infectious diseases to degenerative and metabolic diseases. Degnerative and metabolic diseases are non-communicable diseases that occur chronic due to setbacks. Some degenerative and metabolic diseases such as cardiovascular disease, diabetes mellitus, and increased uric acid. This disease can be prevented or calculated the number of events by early detection of determining factors. The purpose of this study was to determine cholesterol levels, blood sugar levels, and uric acid levels based on age. This type of research is quantitative, observational studies using cross-sectional research methods. Research Results Show Increased Sugar Levels, Increased Blood Sugar During, and Increased Gout with Increased Age. Conclusions from the results of this study are with increasing age, cholesterol levels, blood sugar and uric acid also increase.Keywords: cholesterol, blood sugar, gout, age 
Potensi Penyakit Penyerta Pada Pengobatan Pasien Diabetes Mellitus Perspektif Terhadap Antidiabetik Oral Dwi Bagus Pambudi; Wiga Arum Safitri; Ainun Muthoharoh
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.176

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang berpotensi tinggi menyebabkan munculnya penyakit lain misalnya penyakit komplikasi kardiovaskuler. Penyakit yang muncul diantaranya stroke, hipertensi, dan hiperlipidemia. Terapi pengobatan pada pasien diabetes mellitus menggunakan antidiabetika oral dan atau insulin untuk menurunkan kadar gula darah mencapai normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi penyakit penyerta pada pengobatan pasien diabetes mellitus. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional secara observasional non-eksperimental yang bersifat retrospektif. Data yang diambil yaitu data rekam medis pasien diabetes melitus tipe 2 yang mendapat terapi obat antidiabetik oral (ADO) di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Sebanyak 97 sampel, dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 61,86 % pasien diabetes mellitus tanpa disertai penyakit penyerta dan sebesar 38,14 % pasien diabetes mellitus disertai penyakit penyerta. Penyakit hipertensi yang muncul sebesar 78,38 %, hiperlipidemia yang muncul sebesar 16,22 %, dan stroke yang muncul sebesar 5,4 %. berpotensi muncul pada pasien diabetes mellitus.Kata kunci : Diabetes melitus, antidiabetik oral, hipertensi, hiperlipidemia, strokeThe Potential Of Disease In Patients Of Diabetes Mellitus Perspective Towards Oral Antidiabetics AbstractDiabetes mellitus is a disease that has high potential to cause other diseases such as cardiovascular complications. Diseases that arise include stroke, hypertension, and hyperlipidemia. Treatment therapy in patients with diabetes mellitus using oral antidiabetika and or insulin to reduce blood sugar levels to normal. The purpose of this study was to determine the potential for comorbidities in the treatment of patients with diabetes mellitus. This research method uses a non-experimental observational cross sectional approach that is retrospective in nature. The data taken is the medical record data of type 2 diabetes mellitus patients who received oral antidiabetic drug therapy (ADO) at Kajen District Hospital in Pekalongan Regency. A total of 97 samples were analyzed descriptively. The results showed that 61.86% of diabetes mellitus patients without accompanying diseases and 38.14% of diabetes mellitus patients accompanied by concomitant diseases. Hypertension is 78.38%, hyperlipidemia is 16.22%, and stroke is 5.4%. potentially appear in patients with diabetes mellitus.Keywords: Diabetes mellitus, oral antidiabetic, hypertension, hyperlipidemia, stroke
Faktor-faktor Yang Berkontribusi Terhadap Kepatuhan Perawat Melakukan Pemantauan Keseimbangan Cairan Pada Pasien Gagal Jantung Pina Pudiyanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.179

Abstract

AbstrakPemantauan keseimbangan cairan pada pasien gagal jantung yang dilakukan perawat sangat berperan penting untuk mengurangi edema pada tubuh pasien dan membantu ketepatan dan keefektifan pemberian terapi obat selanjutnya sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien, sesuai program. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemantauan terhadap keseimbangan cairan belum sepenuhnya dilakukan oleh perawat secara tepat waktu, dan sesuai tuntutan program terapi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepatuhan perawat melakukan pemantauan keseimbangan cairan pada pasien gagal jantung. Metode penulisan yang digunakan yaitu studi literatur yang dianalisis dari beberapa jurnal. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepatuhan perawat dalam melakukan pemantauan keseimbangan cairan pada pasien gagal jantung seperti kurangnya pendidikan dan pelatihan tentang keseimbangan cairan, kurangnya staf perawat, tingginya beban kerja perawat, dan kurangnya pengawasan (audit) dari atasan.Kata kunci : kepatuhan perawat melakukan pemantauan keseimbangan cairan, pasien gagal jantung Factors Contributing to Nurse Compliance Performing Liquid Balance Monitoring In heart Failure Patients AbstractMonitoring fluid balance in heart failure patients performed by nurses is very important to reduce edema in the patient's body and help the accuracy and effectiveness of subsequent drug therapy so as to speed up the patient's healing process, according to the program. However, the reality in the field shows that monitoring of fluid balance has not been fully carried out by nurses in a timely manner, and according to the demands of the therapy program. This writing aims to determine the factors that contribute to the compliance of nurses to monitor fluid balance in heart failure patients. The writing method used is the study of literature analyzed from several journals. The results of the analysis show the factors that contribute to nurses' compliance in monitoring fluid balance in heart failure patients such as lack of education and training on fluid balance, lack of nursing staff, high nurse workload, and lack of supervision from auditors. Keywords: compliance of nurses to monitor fluid balance, heart failure patients
PeningkatanSelf-Management Lansia dengan Diabetes Mellitus Melalui Self-Help Group (SHG) Novita Wulan Sari; M Margiyati; Ainnur Rahmanti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v12i2.181

Abstract

AbstrakLansia merupakan fase dimana seseorang yang telah mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. Masa lansia adalah masa dimana lansia mengalami kemunduran secara fisik, mental dan sosial. Kemunduran fisik yang dialami salah satunya dapat menderita penyakit diabetes mellitus. Ketidakteraturan lansia dalam mengelola penyakit diabetes mellitus dapat mengganggu self-management. Pengelolaan self-management tersebut dapat ditangani oleh tenaga kesehatan salah satunya perawat. Penanganan yang dapat perawat berikan adalah dengan memberdayakan masyarakat sekitar dengan salah satu intervensi adalah self-help group (SHG). Metode penelitian yang penulis gunakan adalah quasi-experiment dengan bentuk rancangan pre-post test with control group. Pengambilan sample  menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Metode SHG diberikan dalam 5 sesi selama 1 bulan. Materi yang diberikan berupa pengetahuan, nutrisi, pengobatan oral, dan aktivitas fisik pada lansia dengan DM. Analisis data yang digunakan adalah Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan menggunakan Uji Wilcoxon terdapat peningkatan self-management dari 5,37 menjadi 6,58 dengan p value < α=0,05. Berdasarkan uji Mann-Whitney terdapat pengaruh SHG terhadap self-management dengan p-value=0,000<0,05. Metode SHG dalam penelitian ini efektif dalam meningkatkan self-management pada lansia yang menderita DM. Instrument yang digunakan adalah DSMQ (Diabetes Self-management Questionnaire).Kata kunci: diabetes mellitus, lansia, self-management, self-help group (SHG) Enhancement Self-Management of Elderly with Diabetes Mellitus through Self-Help Group (SHG) AbstractElderly is a phase where someone has experienced the final stages of development from the human life cycle. The period of the elderly is the last lifetime, where at this time a person experiences physical, mental and social setbacks. Physical deterioration experienced by one of them can suffer from diabetes mellitus. The irregularity of the elderly in managing diabetes mellitus can interfere with self-management. Management of self-management can be handled by health workers, one of whom is a nurse. The handling that nurses can give is to empower the surrounding community with one of the interventions is self-help group (SHG). The method in this study was a quasi-experiment with a pre-post test with control group design. The sampling technique used was purposive sampling with the number of respondents as many as 90 people. The SHG method is given in 5 sessions for 1 month. The material provided was in the form of knowledge, nutrition, oral medication, and physical activity in the elderly with DM. Analysis of the data used is the Wilcoxon Test. The results showed that using the Wilcoxon Test there was an increase in self-management from 5.37 to 6.58 with p value <α = 0.05. Based on the Mann-Whitney test there is an effect of SHG on self-management with p-value = 0,000 <0.05. The SHG method in this study was effective in increasing self-management in elderly people suffering from DM. The instrument used was DSMQ (Diabetes Self-Management Questionnaire). Keywords  : diabetes mellitus, elderly, self-management, self-help group (SHG)
Efek Teh Daun Kelor (Moringa Oleifera Tea) terhadap Kadar Leukosit Ibu Hamil St. Hasriani; Werna Nontji; Veny Hadju; Suryani As’ad; Andi Wardihan Singrang; Burhanuddin Bahar
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v13i1.218

Abstract

Abstrak. Leukosit adalah system imun tubuh yang terlibat dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit dan bahan asing. Jika terjadi peningkatan jumlah leukosit berisiko terjadi kelahiran prematur, ketuban pecah dini dan infeksi neonatus. Apabila terjadi penurunan sistem imun akan terjadi penurunan ketahanan tubuh terhadap penyakit terutama infeksi untuk memperbaiki sistem imun dipengaruhi beberapa faktor salah satunya zat gizi makro mikro. Daun kelor kaya kandungan nutrisi yang merupakan alternatif untuk menanggulangi terjadinya kekurangan zat gizi dan infeksi. Penelitian bertujuan menggambarkan efek the daun kelor (Moringa Oleifera Tea) terhadap kadar leukosit pada ibu hamil. Metode digunakan yaitu Quasi Experiment non randomized control group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling pada ibu dengan usia kehamilan trimester III (≥28 minggu) di Puskesmas Pangkajene dan Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidenreng Rappang. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi 18 subjek dan kelompok kontrol 18 subjek. Hasil analisis rerata kadar leukosit pada kelompok teh daun kelor dari 11396±1903 menjadi 9416±1715. Pada kelompok tablet Fe dari 10658±1424 menjadi 10967±964 dengan selisih 1979 dan 308 (p=0.002) dapat disempulakn bawha terdapat perbedaan rerata nilai kadar leukosit antara kelompok teh daun kelor dan kelompok tablet Fe, dimana teh daun kelor lebih efektif menurunkan kadar leukosit ibu hamil. Kata kunci : Kadar Leukosit, Ibu Hamil, Teh Daun Kelor Effects of Moringa Oleifera Tea on Leukocyte Levels of Pregnant Women Abstract. Leukocytes are the immune system that is involved in defending the body against disease and foreign material. If there is an increase in the number of leukocytes, there is a risk of premature birth, premature rupture of membranes and neonatal infection. If the immune system declines, there will be a decrease in the body's resistance to diseases, especially infections and to improve the immune system there are several factors, one of which is the intake of micro-nutrients. Moringa leaves are rich in nutritional content which is an alternative to overcome the occurrence of nutrient deficiencies and infections. This research aims to describe the effect of Moringa Oleifera Tea on the levels of pregnant women leukocytes. The method used in this research is Quasi Experiment non randomized control group pretest-posttest design. Sampling was done by purposive sampling in third trimester of pregnant women (≥28 weeks) at the Pangkajene and Lawawoi Health Center in Sidenreng Rappang Regency which were divided into two groups: an intervention group of 18 subjects and a control group of 18 subjects. The results of the average analysis of leukocyte levels in the Moringa oleifera tea group 11396±1903 to 9416±1715. In the Fe tablet group 10658±1424 to 10967±964 with the difference in 1979 and 308 (p=0.002) it can be concluded that there are differences in the average value of leukocyte levels between the Moringa oleifera tea group and the Fe tablet group, where Moringa oleifera tea is more effective in reducing leukocyte levels of pregnant Women Keywords  : Leukocyte Levels, Pregnant Women, Moringa Oleifera Tea
Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Deteksi Tanda Bahaya Kehamilan dan Persalinan Dyah Puji Astuti; Siti Mutoharoh; Eni Indrayani; Endah Setyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v13i1.219

Abstract

Abstrak. Prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia pada upaya peningkatan kesehatan ibu anak, dan percepatan penurunan angka mortalitas ibu. Kematian ibu dapat terjadi akibat komplikasi yang tidak diketahui sehingga pengetahuan mengenai bahaya selama kehamilan dan persalinan sangat penting bagi ibu hamil. Pengetahuan yang baik menjadi syarat utama mengenali tanda bahaya sejak dini sehingga terjadinya komplikasi yang berat akan dapat dicegah secara optimal. Tujuan penelitian ini melihat pengaruh pendidikan kelas ibu dalam meningkatkan pengetahuan deteksi dini bahaya kehamilan dan persalinan. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only control Group. Rancangan ini menggunakan satu kelompok perlakuan. Pertama-tama dilakukan pengukuran kemudian dilakukan treatment berupa pendidikan kesehatan selama 3 kali dan diukur kembali hasil akhirnya. Jumlah subjek penelitian sebanyak 37 ibu hamil di Puskesmas Kuwarasan. Hasil riset menunjukkan bahwa setelah diberikan treatment secara statistic hasilnya signifikan, pengetahuan semakin baik setelah diberikan treatmen antara kelompok pretest dan postes hasilnya semua pengetahuannya semakin baik sebanyak 26 responden 70,3%, sedangkan yang hasilnya tidak ada perubahan setelah diberikan treatmen antara pretes dan postes sejumlah 9 responden 24,3% dengan  hasil nilai pvalue <0.001. Kata kunci; deteksi dini, tanda bahaya, kehamilan, persalinan, pendidikan kesehatan Health Education On The Level Of Knowledge About Detection Of Hazard Marks Of Pregnancy And Labor Abstract. The priority of health development in Indonesia is on efforts to improve maternal child health, and accelerate the reduction in maternal mortality. Maternal deaths can occur due to unknown complications so knowledge of the dangers during pregnancy and childbirth is very important for pregnant women. Good knowledge is the main requirement to recognize danger signs early on so that the occurrence of severe complications will be prevented optimally. The purpose of this study is to look at the effect of maternal classroom education in increasing knowledge of early detection of the dangers of pregnancy and childbirth. The research method uses a quasi experimental test only control group. This design uses one treatment group. First the measurements are taken then treatment is done in the form of health education for 3 times and the final result is measured again. The number of research subjects were 37 pregnant women in the Kuwarasan Community Health Center. The results of the research showed that after being given statistically significant results, the better knowledge after being given treatments between the pretest and posttest groups results in all the better knowledge of 26 respondents 70.3%, while for the results there was no change after being given a treatment between pretest and posttest 9 respondents 24.3% with the pvalue value <0.001. Keywords  : early detection, danger sign, pregnancy, childbirth, health education

Page 7 of 17 | Total Record : 163