cover
Contact Name
Ginoga veridona
Contact Email
ginogaveridona@gmail.com
Phone
+6282298875089
Journal Mail Official
jkesproiakmi@gmail.com
Editorial Address
IAKMI South Tangerang Branch Jl.Pajajaran No. 1 Pamulang Kota Tangerang Selatan, 15417
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Reproduksi
ISSN : 2087703X     EISSN : 23548762     DOI : https://doi.org/10.58185/jkr.v14i1
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) is one of the journals published by Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (National Institute of Health Research and Development), Ministry of Health of the Republic of Indonesia. It is firstly published in December 2010, Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) is an authoritative source of scientific information and knowledge based on research and analysis focused on sexual and reproductive health related topics. All papers are peer-reviewed by at least two referees. Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) is issued 2 times a year and has been accredited by Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Indonesian Institute of Sciences) by No. 164/E/KPT/2021. Besides that, it is also listed on Sinta 2. Based on the Minutes of the Handover of the Reproductive Health Journal in December 2022, the management of the Reproductive Health Journal has been handed over from the Health Research and Development Center (NIHRD) of the Health Research and Development Agency to the Indonesian Public Health Association (IAKMI) South Tangerang branch. Therefore, all forms of accountability regarding the publication of the Reproductive Health Journal are then affiliated with IAKMI Kota Tangerang Selatan starting with the issue of Vol.13(1) in 2022. The Open Journal System (OJS) has now moved to the address https://journaliakmitangsel2.iakmi.or. id/index.php/kespro The Indonesian Public Health Association (IAKMI) of South Tangerang City is a professional organization that participates in disseminating information about public health including Reproductive Health. Hopefully, this collaboration can expand the benefits of scientific research on Reproductive Health in Indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 48 Documents
ABSTINENSI SEKSUAL REMAJA SMP DI KOTA TANGERANG SELATAN Mizna Sabilla; Nurfadhilah Nurfadhilah
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v11i2.16

Abstract

Abstract Background: Indonesia is projected to experience the peak of the demographic bonus in 2030. The demographic bonus can turn into a burden if adolescents who are successors are not qualified. Adolescent who are supposed to be 100% absent from sex actually showed an unsatisfactory proportion in several areas. Objective: This study aimed to describe abstinence behavior among adolescents at junior high school in South Tangerang City. Method: This study used a cross sectional design. The study population was junior high school students by selecting 25 junior high schools as the sample. The number of samples were 165 students who were taken incidentally. Data was collected from December 2019 to January 2020 by filling out a questionnaire through interviews. Result: The proportion of abstinence among junior high school students was 80%. The highest abstinence was occurred among adolescent boys and aged 12 years. Most of them carried out positive activities such as art, organization, regular worship, regular exercise, and courses. Most of them admitted that they did not feel seduced, coerced and threatened to have sexual activity. When a sensitive part of the body was touched, respondents acted assertively by refusing, shouting, and hitting. Conclusion: Sexual abstinence among adolescents at junior high school in South Tangerang needs to be increased. Understanding the importance of abstinence needs to be given to adolescents from the onset of puberty by parents, school environment (school organizations and PIKR) and community (religious organizations).   Keywords: Sexual abstinence, Adolescent at Junior High School, South Tangerang     Abstrak Latar belakang: Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi dapat berbalik menjadi beban apabila remaja yang menjadi penerus tidak berkualitas. Remaja yang seharusnya 100 persen absen seks justru menunjukkan proporsi yang tidak menggembirakan di beberapa wilayah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku abstinensi pada remaja usia SMP di Kota Tangerang Selatan. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja usia SMP dengan memilih 25 SMP sebagai sampel. Jumlah sampel sebanyak 165 siswa/siswi yang diambil secara insidentil. Pengumpulan data dilakukan pada Desember 2019 sampai Januari 2020 dengan pengisian kuesioner melalui wawancara. Hasil: Proporsi abstinensi seksual remaja SMP sebesar 80 persen. Abstinensi tertinggi dialami oleh remaja laki-laki dan usia 12 tahun. Sebagian besar melakukan kegiatan positif seperti seni, berorganisasi, rutin beribadah, rutin berolahraga, dan mengikuti seminar/kursus. Sebagian besar responden mengaku tidak pernah merasa dirayu, dipaksa dan diancam untuk melakukan aktivitas seksual. Apabila bagian tubuh sensitifnya disentuh responden melakukan tindakan asertif dengan menolak, berteriak, dan memukul. Kesimpulan: Abstinensi seksual remaja SMP di Tangerang Selatan harus ditingkatkan. Orang tua perlu menjaga dan mengawasi pergaulan anaknya. Pemahaman agama dan pentingnya abstinensi perlu diberikan kepada remaja semenjak awal pubertas dari orang tua, lingkungan sekolah dan masyarakat melalui organisasi keagamaan dan PIKR   Kata kunci: Abstinensi seksual, Remaja SMP, Tangerang Selatan
COMPLIANCE WITH ANTIRETROVIRAL THERAPY AMONG MSM AT CLINIC X, JAKARTA Lu'lu Nafisah
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v11i2.17

Abstract

Abstrak Latar belakang: Kepatuhan terapeutik di Indonesia masih di bawah 80 persen dan dapat mengakibatkan peningkatan insidensi infeksi usus protozoanal, perkembangan AIDS yang lebih cepat, resistensi obat, kegagalan pengobatan, dan penularan virus ke orang lain. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kepatuhan terhadap terapi antiretroviral pada LSL yang mencari pengobatan di klinik swasta dan menyelidiki faktor pendukung dan hambatan untuk retensi ART. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan analisis isi. Hasil: Informan berjumlah 7 orang, 4 ODHA, dan 3 petugas kesehatan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ODHA patuh dalam menggunakan terapi ARV dan mengikuti saran dokter. Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan terhadap terapi ARV meliputi tingkat pendidikan, akses informasi, motivasi internal, hubungan pasien dengan dokter, dan dukungan sosial. Hoax, faktor yang terkait dengan pekerjaan, dan stigma adalah hambatan bagi orang yang hidup dengan HIV dalam mempertahankan kepatuhan terhadap terapi ARV. Kesimpulan: Kepatuhan optimal terhadap terapi ARV perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Intervensi berbasis teknologi direkomendasikan dalam memantau kepatuhan ODHA dalam terapi ARV. Kata Kunci: kepatuhan, terapi antiretroviral, hambatan, LSL, ODHA. Abstract Background: Therapeutic compliance in Indonesia was still below 80 percent and may resulted in increased incidence of protozoanal intestinal infection, faster AIDS progression, drug resistance, treatment failure, and transmission of the virus to others. Objective: The purpose of this study was to describe adherence to antiretroviral therapy among MSM who seek treatment at private clinics and investigate facilitators and barriers to ART retention. Method: This study used qualitative research methods and data collected through in-depth interview. The study subjects were selected using a purposive sampling. Data were analyzed using content analysis. Results: The informants were 7 people include 4 PLWHA and 3 health workers. The results showed that most ODHA were compliant in taking ARV therapy and following doctor's advice. Factors supported adherence to ARV therapy include levels of education, access to information, internal motivation, patient relationships with doctors, and social support. Hoaxes, work related factors, and stigma are barriers to people living with HIV in sustaining ARV therapy adherence. Conclusion: Optimal adherence to ARV therapy needs to be maintained and improved because it is dynamic and influenced by various factors. Technological interventions are recommended in monitoring PLWHA compliance in ARV therapy Keywords: adherence, antiretroviral therapy, barriers, MSM, PLWHA.
METODE PATH ANALYSIS: HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KANKER SERVIKS Santy Irene Putri; Maria Paula Marla Nahak
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v11i2.18

Abstract

Abstract   Background: Cancer is the leading cause of death in women. Cervical cancer ranks second after breast cancer, which is most often found in Indonesian women. Efforts to prevent cervical cancer in adolescents are still lacking, one of which is due to limited knowledge. Objective: This study aimed to analyze the relationship between internal and external factors of adolescents and the behavior of cervical cancer prevention. Methods: This study was an observational analytic study with a cross-sectional design. It was conducted in the Midwifery Study Program Unitri, Malang and the Faculty of Nursing, Universitas Citra Bangsa Kupang, East Nusa Tenggara. The dependent variable was cervical cancer prevention. The independent variables were the age of first sexual intercourse, parental support, peer-education, culture, attitudes, and knowledge. Results: The behavior of cervical cancer prevention was directly affected by knowledge (b=0.16; SE=0.07; p=0.019), attitude (b=0.23; SE=0.07; p=<0.001), parental support (b=0.12; SE=0.05; p=0.027), and culture (b= 0.15; SE=0.06; p=0.020). Knowledge was affected by peer-education (b=0.19; SE=0.07; p=0.008). Attitudes were affected by age of first sexual intercourse (b=-0.12; SE=0.06; p=0.053). Conclusion: Knowledge, attitude, parental support, and culture directly affected the behavior of cervical cancer prevention.   Keywords: behavior, cervical cancer prevention, adolescent girls     Abstrak   Latar belakang: Kanker merupakan penyebab kematian terbanyak pada perempuan. Kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara yang paling banyak dijumpai pada perempuan Indonesia. Upaya pencegahan kanker serviks pada remaja putri masih kurang salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang masih terbatas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal remaja putri dengan perilaku pencegahan kanker serviks. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Prodi Kebidanan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan Fakultas Keperawatan Universitas Citra Bangsa Kupang Nusa Tenggara Timur. Variabel dependen yaitu perilaku pencegahan kanker serviks. Variabel independen yaitu usia pertama kali berhubungan seksual, dukungan orang tua, dukungan teman sebaya, budaya, sikap, dan pengetahuan. Hasil: Perilaku pencegahan kanker serviks dipengaruhi secara langsung oleh pengetahuan (b=0,16; SE=0,07; p=0,019), sikap (b=0,23; SE=0,07; p=<0,001), dukungan orang tua (b=0,12; SE=0,05; p=0,027), dan budaya (b=0,15; SE=0,06; p=0,020). Pengetahuan dipengaruhi oleh dukungan teman sebaya (b=0,19; SE=0,07; p=0,008). Sikap dipengaruhi oleh usia berhubungan seksual pertama kali (b=-0,12; SE=0,06; p=0,053). Kesimpulan: Penge­tahuan, sikap, dukungan orang tua, dan budaya mempengaruhi perilaku pencegahan kanker serviks secara langsung.   Kata kunci: pencegahan kanker serviks, perilaku, remaja putri
PENGARUH ANEMIA IBU HAMIL TERHADAP BERAT BAYI LAHIR RENDAH: STUDI META ANALISIS BEBERAPA NEGARA TAHUN 2015 HINGGA 2019 Aditianti Aditianti; Sri Poedji Hastoety Djaiman
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v11i2.19

Abstract

Abstract Background: The prevalence of low birth weight (LBW) in Indonesia shows a decrease, but the risk factor for anemia in pregnant women has increased sharply and this has an impact on increasing the prevalence of LBW. Objective: This study aimed to determine the risk of anemia in pregnant women to the prevalence of LBW in several countries. Methods: This study was a meta-analysis using PRISMA. Eleven of the 122,000 studies met criteria for the analysis. Presentation of the data used a forest plot with a random effect statistical model. Results: The combined odds ratio (OR) showed that the effect of anemia in pregnant women on LBW was 1.49 times higher than that of non-anemia mothers (95% CI: 1.26-4.60; p <0.001). The variance was 53,7%. The results of the funnel plots from 11 studies were not evenly distributed so that the information obtained was homogeneous, focusing more on the middle value. Conclusion: There was an effect of anemia in pregnant women with the prevalence of LBW. Detection of anemia in pregnant women needs to be done as early as possible by involving the role of health workers and cadres. Outreach activities for young women at schools and Posyandu must be carried out regularly and continuously.   Keywords: Anemia, LBW, Pregnancy     Abstrak Latar belakang: Prevalensi berat bayi lahir rendah (BBLR ) di Indonesia menunjukkan penurunan namun faktor risiko anemia pada ibu hamil meningkat tajam dan hal ini berdampak pada peningkatan kejadian BBLR. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko ibu hamil anemia terhadap kejadian BBLR di beberapa negara. Metode: Studi ini merupakan meta analisis menggunakan PRISMA. Sebelas dari 122.000 studi masuk dalam kriteria untuk dianalisis. Penyajian data menggunakan forest plot dengan model statistik random effect. Hasil: Besar odds ratio (OR) gabungan menunjukkan bahwa pengaruh ibu hamil anemia terhadap BBLR 1,49 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak anemia (95%CI: 1,26-4,60; p<0,001). Besarnya varian 53,7 persen. Hasil funnel plot dari 11 studi ini tidak tersebar secara merata sehingga informasi yang diperoleh homogen, lebih fokus pada nilai tengah. Kesimpulan: Terdapat pengaruh anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR. Deteksi anemia pada ibu hamil perlu dilakukan sedini mungkin dengan melibatkan peran tenaga keseharan dan kader. Penyuluhan bagi remaja putri di sekolah dan posyandu harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan   Kata kunci: Anemia, BBLR, Kehamilan
HUBUNGAN DEPRESI MATERNAL DENGAN FUNGSI KOGNISI ANAK USIA 7 – 14 TAHUN Ika Saptarini; Anissa Rizkianti; Prisca Petty Arfines; Suparmi Suparmi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v11i2.20

Abstract

Abstract   Background: Investing in early childhood growth and development is a strategy for preparing a better future generation. Ensuring maternal mental health, including maternal depression, is a significant effort to achieve responsive care. Objective: This study aims to analyse the association between maternal depression and cognitive function of children aged 7 – 14 years at two points, in 2007/2008 and 2014/2015. Methods: This study used IFLS-4 and IFLS-5 data. The unit of analysis were children aged 7 – 14 years and mothers who lived in the same household. Children's cognitive function was measured using the Raven method, while maternal depression was measured using CESD-10. The analysis was performed using linear regression. Results: From the IFLS-4 data, there was a significant association between maternal depression and cognitive function of children aged 7 – 14 years. Children aged 7 – 14 years with mothers with depression have a risk of having cognitive function 0.1 lower which measure with Z-score (SE: 0.05) than children with mothers without depression. However, in IFLS-5, there was no significant association between maternal depression and cognitive function. Conclusion: There were different results regarding the association between maternal depression and cognitive function of children aged 7 – 14 at the two points observed. Further studies need to be done to analyse the causality between maternal depression and cognitive function in children.   Keywords: cognitive function, maternal depression. CESD-10, the raven test   Abstrak   Latar belakang: Investasi pada tumbuh kembang anak usia dini merupakan strategi menyiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik. Menjaga kesehatan mental ibu termasuk depresi maternal merupakan upaya untuk mencapai pengasuhan yang responsif. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara depresi maternal dengan fungsi kognisi anak usia 7 – 14 tahun pada dua titik yaitu tahun 2007/2008 dan tahun 2014/2015. Metode: Studi ini menggunakan data IFLS-4 dan IFLS-5. Unit analisis adalah anak usia 7 – 14 tahun dan ibu yang tinggal dalam satu rumah. Kognisi anak diukur menggunakan metode Raven, sedangkan depresi maternal diukur menggunakan CESD-10. Analisis dilakukan menggunakan regresi linear. Hasil: Dari data IFLS-4 didapatkan hubungan yang bermakna antara depresi maternal dan fungsi kognisi anak usia 7 – 14 tahun. Anak usia 7 – 14 tahun dengan ibu mengalami depresi berisiko memiliki fungsi kognisi 0,1 lebih rendah yang dinilai menggunakan Z-score (SE:0,05) dibanding anak dengan ibu tanpa depresi. Namun pada IFLS-5 tidak terdapat hubungan yang bermakna antara depresi maternal dan fungsi kognisi. Kesimpulan: Terdapat hasil yang berbeda terkait hubungan depresi maternal dan fungsi kognisi anak usia 7 – 14 tahun pada dua titik tahun yang diamati. Perlu dilakukan studi lanjutan untuk melihat kausalitas antara depresi maternal dan fungsi kognisi anak.   Kata kunci: fungsi kognisi, depresi maternal, CESD-10, tes raven
AKSES INTERNET DALAM KELUARGA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP ANAK BADUTA (ANALISIS DATA SDKI 2017) Olwin Nainggolan; Felly Philipus Senewe
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 11 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v11i2.21

Abstract

Abstract Background:Internet access penetration in Indonesia is growing, all information can be obtained very easily, including how the child's immune system can be obtained against diseases that can be prevented by immunization. However, the internet can also have a bad impact, because it is very easy to use to spread false news or hoaxes. Objective: An analysis will be conducted to find the relationship between internet access in the family and the status of completeness of basic immunization for children under two years Method: The study will use data from the Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) conducted in 2017. The unit of analysis is children under two years. The analysis of the relationship between internet access in the family and the completeness status of basic immunization for children under two years used logistic regression analysis with a complex sample mode. Result: The analysis shows that families in Indonesia who have internet access based on the 2017 IDHS data are 46.0 percent, and children under two years with complete basic immunization status is 65.3 percent. It can be seen that there is a relationship between internet access and the completeness status of basic immunization for children with OR 1.37 (1.14-1.66). Conclusion: The internet is like a double-edged sword, one side can be used to find various information that is beneficial to health, but can also be used to spread false information. Therefore it is important to educate all Indonesians to use internet access positively.   Keywords: immunization, vaccine, IDHS, Indonesia. Abstrak Latar belakang: Penetrasi akses internet di Indonesia semakin berkembang, semua informasi dapat diperoleh dengan sangat mudah, termasuk bagaimana diperolehnya kekebalan tubuh anak terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.  Akan tetapi, internet juga bisa memberikan dampak yang tidak baik karena sangat mudah dimanfaatkan untuk menyebarkan berita yang tidak benar atau hoax.  Tujuan: Akan dilakukan analisis untuk mencari hubungan antara akses internet dalam keluarga terhadap status kelengkapan imunisasi dasar anak bawah dua tahun. Metode: Penelitian akan menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan tahun 2017. Unit analisis adalah anak bawah dua tahun (baduta).  Analisis hubungan antara akses internet dalam keluarga dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak bawah dua tahun menggunakan analisis regresi logistik dengan mode kompleks sampel.  Hasil: Analisis memperlihatkan bahwa keluarga di Indonesia yang memiliki akses internet berdasarkan data SDKI 2017 adalah sebesar 46,0 persen, dan baduta dengan status imunisasi dasar lengkap adalah sebesar 65,3 persen. Terlihat adanya hubungan antara akses internet dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dengan OR 1,37 (1,14-1,66). Kesimpulan: Internet bagai pedang bermata dua, satu sisi dapat digunakan untuk mencari berbagai informasi yang bermanfaat bagi kesehatan, akan tetapi bisa juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak benar. Oleh sebab itu, edukasi penting bagi seluruh penduduk Indonesia untuk menggunakan akses internet dengan positif. Kata kunci: imunisasi, vaksin, internet, SDKI, Indonesia
PENGETAHUAN KOMPREHENSIF REMAJA TENTANG HIV MENUJU END AIDS 2030 Mizna Sabilla; Nurfadhilah
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 13 No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2022
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v13i1.22

Abstract

Latar belakang: Empat puluh tahun sejak ditemukannya kasus pertama AIDS di Indonesia pada tahun 1981, kini ditetapkan The Global AIDS response to end AIDS by 2030. Sayangnya, data Riskesdas 2018 masih menunjukkan pengetahuan komrehensif tentang HIV hanya dimiliki 1% kaum muda Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan komprehensif HIV pelajar SMP dan SMA di Kota Tangerang Selatan. Metode: Desain penelitian yang digunakan survei cepat pada 35 SMP dan SMA di Kota Tangerang Selatan dengan total sampel 342 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara langsung atau daring dengan menggunakan kuesioner elektronik. Analisis data univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan remaja. Hasil: Pengetahuan pelajar SMP dan SMA rerata 63%. Pertanyaan yang dijawab benar oleh 43,3% responden yaitu HIV dapat menular ketika berenang, 33,6% mengenai menggunakan alat makan/minum, 49,4% tentang sentuhan kulit dengan Orang dengan HIV (ODHA) serta 42,1% tentang penularan dari ibu hamil ke janin. Terkait cara pencegahan HIV, pertanyaan yang dijawab benar oleh 30,1% responden yaitu tidak tinggal di lingkungan dan 29,5% bertukar pakaian dengan ODHA. Kesimpulan: Pengetahuan kompehensif HIV masih rendah dibandingkan target yaitu 90% pada tahun 2027. Jika tidak diberikan intervensi, maka dikhawatirkan target global end AIDS by 2030 tidak tercapai. Diperlukan kampanye lebih masif untuk peningkatan pengetahuan komprehensif HIV kepada pelajar, misalnya dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah serta memanfaatkan berbagai saluran dan media.
PERAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENDAMPINGAN IBU HAMIL DI 7 KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA Novianti Novianti; Suparmi Suparmi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 12 No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v12i2.24

Abstract

Abstract Background: Reducing the Maternal Mortality Rate (MMR) is a priority target for the Indonesian government. The intervention research on the model of mentoring pregnant women by students is expected to encourage increased knowledge of pregnant women and the utilization of maternal and child health services. Objectives: this study aims to explore and analyze the role of social support as one of the important factors that support the success and acceptance of students’ mentoring program. Methods: Mentoring research was carried out in 2018 in 7 districts/cities of mentoring locus areas in Indonesia. The research was conducted with a qualitative approach using in-depth interviews and qualitative informants were selected purposively. Results: Social support from students and cadres is complementary in the process of mentoring pregnant women, support from husbands and families also plays a role in accepting student assistance programs for pregnant women. While the support from health workers, such midwives, both primary healthcare midwives and village midwives, is still very limited and has not been felt in this mentoring activity, there are still good opportunities for further improvement. The form of support given to pregnant women is in the form of knowledge, moral support, appropriate decision support from the family, and support for quality health care practices in antenatal care, delivery, and post-partum (postpartum). Conclusion: Social support in assisting pregnant women can be found from various actors and in various forms of support and is expected to contribute and support improving the quality of services for pregnant women Keywords: mentoring pregnant women, program evaluation, social support, health intervention Abstrak Latar Belakang: Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi target prioritas pemerintah Indonesia. Penelitian intervensi model pendampingan ibu hamil diharapkan dapat mendorong peningkatan pengetahuan ibu hamil dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa peran dukungan sosial menjadi salah satu faktor penting yang menunjang keberhasilan dan penerimaan program. Metode: Penelitian pendampingan dilaksanakan pada tahun 2018 di 7 Kabupaten/Kota wilayah lokus pendampingan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan informan kualitatif dipilih secara purposif. Hasil: Dukungan sosial dari mahasiswa dan kader sifatnya saling melengkapi dalam proses pendampingan ibu hamil, dukungan dari suami dan keluarga juga berperan dalam penerimaan program pendampingan mahasiswa kepada ibu hamil. Sedangkan dukungan dari tenaga kesehatan yaitu bidan baik bidan puskesmas dan bidan desa masih sangat terbatas dan belum dirasakan dalam kegiatan pendampingan ini namun masih ada peluang yang baik untuk ditingkatkan selanjutnya. Bentuk dukungan yang diberikan kepada ibu hamil berupa dukungan pengetahuan, moral, dukungan keputusan yang tepat dari keluarga, serta dukungan praktik layanan kesehatan yang berkualitas dalam proses pemeriksaan kehamilan, persalinan, hingga pasca salin (masa nifas). Kesimpulan: Dukungan sosial dalam pendampingan ibu hamil dapat ditemukan dari berbagai aktor dan dalam berbagai bentuk dukungan dan diharapkan dapat berkontribusi dan mendukung peningkatan kualitas layanan pada ibu hamil. Kata Kunci : Pendampingan ibu hamil, evaluasi program, dukungan sosial, intervensi kesehatan.
UTILIZATION OF VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING FOR ACCESSING ANTIRETROVIRAL BY WOMEN OF CHILDBEARING AGE IN WEST PAPUA Mirna Widiyanti; Setyo Adiningsih; Evi Iriani Natalia; Dedi Ananta Purba; Eva Fitriana
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 12 No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v12i2.25

Abstract

Abstrak Latar belakang: Wanita Usia Subur (WUS) dengan status Human Immunodeficiency Virus (HIV) memiliki berbagai masalah yang kompleks terkait dengan penyakit dan statusnya. Kebutuhan pengobatan antiretroviral untuk mengoptimalkan kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup dapat mereka peroleh dengan mengakses pelayanan kesehatan. Salah satu layanan untuk mengakses antiretroviral tersebut adalah Voluntary Counseling and Testing (VCT). Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor yang menjadi penentu pemanfaatan pelayanan VCT pada wanita usia subur dengan status HIV di Papua Barat. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan potong lintang. Unit observasi adalah wanita usia subur yaitu usia 15 -49 tahun, sedang pengobatan antiretroviral di VCT Rumah Sakit Manokwari, Sorong, dan Fakfak. Besar sampel 140 responden wanita usia subur. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data diolah statistik secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Sebagian besar responden dengan intensitas tinggi dalam pemanfaatan pelayanan VCT adalah berusia 15-35 tahun, pendidikan menengah atas-perguruan tinggi, tidak bekerja dan status menikah. Variabel demografi dan predisposisi tidak berhubungan secara statistik dengan pemanfaatan VCT untuk pengobatan antiretroviral, namun ada hubungan antara faktor pemungkin (jarak) dengan nilai p=0,00 dan faktor penguat (dukungan sosial) dengan nilai p =0,03 terhadap pemanfaatan layanan VCT oleh wanita usia subur di Papua Barat. Kesimpulan: Jarak dan dukungan sosial berhubungan secara statistik dengan peningkatan pemanfaatan layanan VCT pada wanita usia subur di Papua Barat. Jarak yang bisa diakses dengan mudah meningkatkan kunjungan pada layanan kesehatan serta dukungan sosial yang diterima wanita yang terinfeksi HIV akan meningkatkan pemanfaatan pelayanan VCT sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Kata kunci: Wanita Usia Subur, HIV, antiretroviral, VCT, Papua Barat Abstract Background: Women of childbearing age living with Human Immunodeficiency Virus (HIV) have many complex problems regarding to their disease and status. They need receiving antiretroviral treatment to optimize health and improve their quality of life by accessing health services. Voluntary Counseling and Testing (VCT) is a health service where antiretroviral treatment can be accessed. Objective: The study aims to analyze the factors which determine the utilization of VCT for accessing antiretroviral treatment by women of childbearing age living with HIV in West Papua. Method: This was an observational, cross-sectional study. The subject was women of childbearing age whose aged 15-49 years old, receiving antiretroviral treatment at VCT of Hospitals in Manokwari, Sorong, and Fakfak. Total were 140 respondents. Data collection was carried out by interview using questionnaire. The data were analyzed statistically by univariate and bivariate using the chi square test. Result: Most of respondents with high intensity in utilization of VCT services were aged 15-35 years, senior high school-university education, unemployment and married status. Demographic and predisposing variables were not significantly associated, but there were associations between enabling factors (distance) with p value=0.00 and reinforcing factor (social support) with p value=0.03 in utilization of VCT services by women of childbearing age in West Papua. Conclusion: Distance and social support are significantly associated with utilization of VCT services by women of childbearing age in West Papua. The easily accessible distance increases their visitation to VCT. In addition, the social support given to them had impact on increasing the utilization of VCT services, and finally these may improve their quality of life. Keywords: women of childbearing age, HIV, antiretroviral, VCT, West Papua
HUBUNGAN JARAK DENGAN CAKUPAN DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS MATRAMAN, TAHUN 2018 Doni Lasut; Elsa Elsi; Miko Hananto; Rani Sulastri
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 12 No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v12i2.26

Abstract

Abstract Background : Hepatitis as an infectious disease and silent infection needs to be taken seriously, therefore the Directorate General of Hepatitis-PISP Sub Directorate of P2P conducts early detection of pregnant women as a risk group so that it does not transmit to the mother’s baby. Objective : This study is a review of studies based on surveillance data conducted at the time of early detection of hepatitis B in pregnant women in the Matraman District Health Center during January 2018 to October 2018.Method : This study uses DDHB surveillance data at the Matraman District Health Center. The analysis was carried out with correlation coverage with the average distance and abstracted with the closest distance analysisResults : The results of early detection of HBsAg reactive pregnant women obtained 32 pregnant women (2.71%) reactive from 1180 pregnant women who followed DDHB. Based on the distribution of pregnant women coverage in the region varies if the spatial analysis approach is done by calculating the flat distance as confounding which is assessed and found to be more distant urban areas from the location of the Matraman District Health Center, the fewer pregnant women who check their pregnancy.Conclusion : Distance related to the coverage of DDHB in the Matraman District Health Center. This situation needs a more adequate surveillance system Keywords : Jarak, Hepattitis B, DDHB, HBsAg Abstrak Latar Belakang : Hepatitis sebagai penyakit menular dan bersifat silent infection karenanya perlu ditangai secara serius, oleh karena itu Subdit Hepatitis-PISP Dirjen P2P melakukan deteksi dini hepatitis B (DDHB) pada ibu hamil sebagai kelompok beresiko sehingga tidak menularkan ke bayi yang dikandungnya. Tujuan : Penelitian mendapatkan hubungan jarak terhadap cakupan DDHB bumil di Puskesmas Kecamatan Matraman selama Bulan Januari 2018 hingga Oktober 2018. Metode : Penelitian ini menggunakan data survailans DDHB Puskesmas Kecamatan Matraman. Analisis dilakukan dengan mendapatkan nilai korelasi di antara keduanya.. Hasil : Hasil deteksi dini ibu hamil reaktif HbsAg didapatkan sebanyak 32 ibu hamil (2,71 %) reaktif dari 1180 ibu hamil yang mengikuti DDHB. Berdasarkan distribusi cakupan ibu hamil di wilayah tersebut bervariasi apabila dilakukan pendekatan analisis spasial dengan penghitungan jarak datar didapatkan semakin jauh wilayah kelurahan dari lokasi Puskesmas Kecamatan Matraman maka akan semakin sedikit ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Kesimpulan : Jarak berhubungan terhadap cakupan DDHB di Puskesmas Kecamatan Matraman. Keadaan ini perlunya sistem survilans yang lebih memadai Kata Kunci : Jarak, Hepattitis B, DDHB, HBsAg