cover
Contact Name
Heffry Veibert Dien
Contact Email
heffryvdien@unsrat.ac.id
Phone
+62811432676
Journal Mail Official
jurnal.itpt@unsrat.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Kampus Unsrat, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap
rancang bangun dan hidrodinamika alat tangkap ikan, rancang bangun dan hidrodinamika kapal perikanan, operasi penangkapan ikan, meteo-oseanografi perikanan tangkap, daerah penangkapan ikan, biologi perikanan tangkap, pengelolaan perikanan tangkap.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember" : 13 Documents clear
Pengaruh penambahan serat sutera pada pancing dasar terhadap hasil tangkapan Christian Yosua Worang; Ivor Lembondorong Labaro; Alfret Luasunaung; Emil Reppie; Heffry Veibert Dien; Fransisco P.T. Pangalila; Mariana E. Kayadoe
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.39656

Abstract

Pancing dasar merupakan alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan untuk ikan-ikan karang, karena konstruksinya sederhana, relatif murah dan mudah dioperasikan dengan kapal atau perahu ukuran kecil. Pancing dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di perairan Sulawesi Utara dengan berbagai cara dan jenis umpan yang digunakan. Keberhasilan alat tangkap pancing dasar berumpan sangat ditentukan oleh aktivitas hidup ikan dalam hal mencari dan menangkap makanan.Umpan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan efektifitas penangkapan ikan demersal dengan menggunakan alat pancing pada penelitian ini dilakukan penambahan umpan buatan (serat sutera) pada mata pancing dasar, diduga dapat meningkatkan fishing power dari alat tangkap tersebut terhadap hasil tangkapan ikan demersal.Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan teknologi pemanfaatan sumberdaya ikan-ikan demersal secara efektif dan efisien; sedangkan secara khusus bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan umpan buatan pada pancing dasar terhadap hasil tangkapan ikan demersal di perairan Teluk Manado dan mengidentifikasi hasil tangkapan dan mengamati faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pengoperasian pancing dasar. Metode yang digunakan adalah eksperimental, yaitu suatu rancangan percobaan yang diujicobakan untuk memperoleh informasi tentang persoalan yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengoperasikan 6 unit pancing dasar secara bersamaan pada dua unit perahu, tipe pelang dan tipe londe, di perairan pantai Teluk Manado dengan menghanyut atau menjangkar.Dalam penelitian ini diperoleh total hasil tangkapan sebanyak 9 famili, 11 genus dan 19 spesies.  Dari pengujian uji T diperoleh hipotesis diterima H1 dan menolak H0 dimana H1 adalah perlakuan dengan menggunakan umpan buatan dengan penambahan serat sutra sedangkan H0 adalah perlakuan tanpa umpan buatan serat sutra.
Pengaruh jenis umpan dan fase bulan terhadap hasil tangkapan rawai dasar di teluk Manado Gerson Tinungki; Ivor Lembondorong Labaro; Mariana E. Kayadoe; Effendi Pengihutan Sitanggang; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.39799

Abstract

Rawai dasar merupakan alat penangkapan ikan yang memiliki jumlah mata pancing dalam satu satuannya dinyatakan dengan basket. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan alat tangkap ini adalah konstruksi alat, kedalaman renang dari ikan, kekuatan arus dan umpan yang berpengaruh terhadap operasi penangkapan.  Untuk itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh umpan yang paling efektif untuk meningkatkan hasil tangkapan menggunakan alat tangkap rawai dasar ini.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh beberapa jenis umpan terhadap hasil tangkapan ikan demersal dengan rawai dasar (longline) dan mengidentifikasi jenis-jenis ikan target yang tertangkap berdasarkan waktu operasi. Metode Penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimental dengan analisis data menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung pada saat operasi penangkapan dengan menggunakan rawai dasar dan pengamatan tidak langsung adalah data sekunder yaitu wawancara dengan nelayan tentang daerah penangkapan ikan dasar, tingkah laku ikan dasar, kedalaman pengoperasian rawai dasar yang sesuai serta studi pustaka.Perbedaan penggunaan perlakuan umpan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tangkapan ikan dasar dengan rawai dasar. Jenis umpan ikan teri (Stolephorus sp) ikan layang (Decapterus sp). memberikan hasil tangkapan yang lebih baik dari pada umpan cumi (Loligo sp) dan umpan ikan tongkol (Euthynnus sp).
Eksplorasi model lingkar operasional pukat cincin KM. Velita di Perairan Manado Tua Anggriani Tangdipau; Fanny Silooy
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.40151

Abstract

Pukat cincin merupakan alat tangkap ikan yang efektif menangkap ikan-ikan pelagis.  Untuk menunjang suksesnya operasi penangkapan perlu memperhatikan beberapa faktor pokok seperti: kelajuan melingkari gerombolan ikan, kelajuan tenggelam tali pemberat dan kelajuan menarik tali kolor. Faktor-faktor eksternal oceanografi seperti; arus, gelombang, dan cuaca juga perlu diperhatikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui model lingkar operasional pukat cincin KM. Velita, mengetahui kelajuan melingkari gerombolan ikan dan menentukan panjang jaring minimum.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang digunakan dalam meneliti suatu objek yang tujuannya untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta, sifat serta hubungan fenomena dengan visualisasi model lingkaran operasional pukat cincin.Pukat cincin KM Velita memiliki panjang jaring 328 m dan dalam 57,6 m, proses pengoperasiannya dimulai dari penurunan alat tangkap (setting) hingga penarikan alat tangkap (hauling). Alat bantu penangkapan yang digunakan yaitu rumpon, lampu dan winch atau mesin takal. Dapat disimpulkan bahwa 1). model lingkaran jaring saat operasi penangkapan ikan tidak membentuk lingkaran sempurna karena kelajuan melingkar yang kurang dan adanya faktor oseanografi seperti gelombang, arus dan cuaca. 2). Kelajuan melingkari gerombolan ikan pukat cincin KM. Velita adalah 1,28 m/s dan radius melingkar jaring 52,22 m, kelajuan ini terlalu rendah untuk jaring dengan radius tersebut dan 3). Panjang jaring minimum yang sebaiknya digunakan KM. Velita untuk menangkap ikan dengan radius gerombolan ikan 5 m saat operasi dan jarak dari gerombolan ikan 49 m adalah 339,12 m.  Untuk panjang jaring yang ada yaitu 328 m maka jarak kapal dari perahu lampu saat mulai operasi adalah 37,22 m, sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri.
Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terhadap mutu ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung Shanice Rotama Sitorus; Ixchel Feibie Mandagi; Lusia Manu; Frangky Ernes Kaparang; Lefrand Manoppo; Fransisco Philep Theodorus Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.40237

Abstract

Seperti kita ketahui, ikan merupakan suatu komoditas yang mudah busuk dan cepat rusak sehingga sangat rentan terhadap penurunan kualitas ikannya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa aktivitas mulai dari pendaratan ikan sampai pendistribusian menuju konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pendaratan hasil tangkapan terhadap mutu ikan Malalugis (Decapterus spp.) dan mengetahui proses pemasaran hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Kami menggunakan metode deskriptif untuk mengumpulkan semua data pada empat kapal Pukat Cincin berukuran 20-30 GT (KM 01, KM 03, KM 08 dan KM 1) sebagai target dalam pengumpulan data.  Pengamatan dan wawancara telah dilakukan  untuk mengetahui kondisi pelabuhanan perikanan, aktivitas pendaratan hasil tangkapan, dan waktu proses dari palka sampai ke TPI karena aspek-aspek diatas berpengaruh terhadap mutu ikan. Kami menemukan bahwa, proses penurunan dan pengangkutan hasil tangkapan di PPS Bitung belum memperhatikan aspek kebersihan dan kehigienisan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan air untuk mencuci ikan, keadaan dermaga yang dipenuhi genangan air bekas mencuci ikan dan juga penggunaan es yang diletakkan sembarangan di lantai dermaga tanpa alas. Disamping itu, hasil analisa uji organoleptik berkisar 7-8, hal ini sesuai dengan standar SNI. Berdasarkan data hasil penelitian kami berkesimpulan bahwa peranan aktivitas pendaratan kelihatannya tidak terlalu mempengaruhi mutu ikan yang didaratkan meskipun penanganan terhadap ikan belum terlalu baik dimana cara penanganan ikan belum menerapkan prinsip penanganan ikan yang baik atau 3C1Q yaitu Cold (dingin), Clean (bersih), Carefull (baik) dan Quick (cepat).
Studi tentang penggunaan bahan kayu pembuatan kapal ikan di galangan kapal Desa Pangi Kabupaten Bolaang Mongondow Hernita Paputungan; Vivanda O.J. Modaso; Revold D.Ch. Pamikiran; Frangky E. Kaparang; Heffry V. Dien; Akira W.R. Masengi; Ixchel F. Mandagi; Kawilarang W.A. Masengi
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41573

Abstract

Desa Pangi terletak di Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Desa pangi memanjang dari timur ke barat denagn luas ± 9.240 Ha. Keadaan topografi desa pangi pada umumnya adalah dataran rendah, ketinggian dari permukaan laut 2 ≤ 10m, dan mempunyai iklim kemarau dan penghujan tropis. Kayu merupakan benda yang paling banyak digunakan umat manusia. Mulai dari hal kecil hingga hal yang besar, kayu digunakan sebagai kayu bakar. Adapula yang menggunakannya sebagai bahan bangunan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan jenis-jenis bahan kayu yang digunakan pada galangan kapal di desa Pangi-Sauk Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Mengetahui prosentasi penggunaan bahan kayu menurut jenis dan menetahui klas awetdan kuat suatu bahan kayu.Adapun manfaat penelitian ini adalah penggunaan kayu yang baik yang digunakan untuk pembuatan kapal perikanan, dapat mengetahui jenis-jenis kayu yang digunakan serta mengintroduksi jenis-jenis kayu yang awet, kuat sebagai bahan baku pembuatan kapal perikanan.Kayu yang digunakan untuk material kapal tersebut tidak sembarangan jenis. Perlu diperhatikan struktur dan kekuatan dari kayu tersebut karena jika tidak diperhatikan akan berdampak buruk jika salah dalam memilih kayu. Karena penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sifat – sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan dipilih, misalkan untuk kontruksi (kayu harus kuat, keras, mempunyai keawetan alam yang tinggi di air) biasanya untuk material kapal ada beberapa jenis kayu yang dapat dipilih seperti : jati, gopasa, balau, bungur, bangkirai dll. Untuk lantai (yang harus bersifat keras dan tahan terhadap keasaman) biasanya jenis kayu yang digunakan adalah kayu gopasa, kayu jati, kayu bungur dan lain – lain.Dalam pengambilan data ini dilakukan secara langsung dengan cara mewawancarai pengrajin kapal didesa pangi. Dari hasil wawancara dan melihat langsung proses pemanfaatan material kayu digalangan kapal ikan di desa pangi-sauk terlihat bahwa kayu untuk pembuatan dinding dan lantai kapal yang sangat membutuhkan banyak material kayu. Jenis – jenis kayu yang dominan adalah kayu gopasa, kayu keng, dan dangsa serta jati. Sedangkan untuk penulangan kayu talisei dan kapuraca sangat dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan kapal didesa pangi dominan menggunakan kayu gopasa, kayu jati, kayu keng, kayu dansa dan kayu jati.
Analisis kepuasan nelayan atas pelayanan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pelabuhan Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Sridelianti Liulondo; Ixchel F. Mandagi; Fanny Silooy; Ivor L. Labaro; Alfret Luasunaung; Kawilarang W. A Masengi
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41605

Abstract

Sebagai pengguna fasilitas Pelabuhan Pendaratan Ikan Labuan Uki, nelayan pengguna pasti sangat menginginkan pelayanan yang optimal, dimana tingkat kepuasan nelayan pengguna dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan penyediaan pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh nelayan secara tepat, cepat dan efisien. Meskipun beberapa aktivitas ekonomi dan perikanan masih terbatas, namun tetap masih mampu menunjang sektor perekonomian bagi masyarakat sekitarnya. Menariknya belum adanya informasi sampai sejauh mana tingkat kepuasan dari nelayan pengguna fasilitas pada Pelabuhan ini. Observasi dan wawancara telah dilakukan untuk mengumpulkan data tentang tingkat kepuasan nelayan pengguna dan ketersedian BBM, Air bersih, Es Balok serta logistik makanan di Pelabuhan Perikanan Labuan Uki, dengan menggunakan pendekatan Skala Likert terhadap 16 orang responden nelayan pengguna. Analisis data menggunakan uji skoring untuk memperoleh seberapa besar persentasi respon dari nelayan pengguna dan untuk visualisasi menggunakan diagram pie. Hasil analisa dalam bentuk diagram pie menunjukkan bahwa tingkat kepuasan nelayan pengguna Pelabuhan Perikanan Labuan Uki secara menyeluruh berdasarkan respon dari 16 responden nelayan pengguna hasilnya memuaskan, dimana Pelayanan dari petugas (SP 37%; P 63%), fasilitas ruangan (SP 6%; P 88% dan  CP 6%); ketepatan waktu petugas pelayanan (SP 31%; P 69%), Sikap dan perilaku petugas (SP 50%; P 44%; CP 6%), Kenyamanan kapal yang bersandar saat berlabuh (SP 13%; P 81% dan CP 6%), Kecukupan dermaga untuk kapal yang berlaku saat bongkar muat BBM ( SP 25%; P 62%; CP 13%), Waktu layanan bongkar muat BBM ( SP 6%; P 94%), Pelayanan Petugas pada saat bongkar muat (SP 31%; P 69%), Perilaku pelayanan petugas pelelangan ikan (SP 38%; P 56% dan CP 6%). Sementara, hasil skoring ketersediaan Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menunjukkan (P 62% dan CP 38%), hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas TPI di Pelabuhan Labuan Uki. Disisi lain ketersediaan BBM, Air Bersih dan Es Balok menunjukkan tingkat kepuasan memuaskan sementara hasil analisa tingkat ketersediaan logistik makanan cukup memuaskan. 
Pelanggaran kapal perikanan di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia 571 Bella S.M. Marpaung; Effendi P Sitanggang; Kawilarang W.A. Masengi; Frangky E. Kaparang; Revols D.Ch. Pamikiran; Dyan F.D. Sitanggang; Flora F. Kalalo
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41608

Abstract

Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia WPP-571 sesuai Permen KP mencakup perairan Laut Andaman dan Selat  Malaka. Perairan Selat Malaka merupakan perairan yang berbatasan langsung dengan batas wilayah maritim negara tetangga yaitu Malaysia. Perairan ini sebagai wilayah perairan yang cukup potensial sangat memungkinkan terjadinya praktek penangkapan ikan secara tidak sah. Dalam hal kegiatan pengawasan kapal perikanan yang ada WPP- 571, kepatuhan nelayan terhadap kegiatan aktivitas penangkapan ikan masih belum efektif atau masih belum maksimal dan ditambah lagi meningkatnya jumlah kapal perikanan yang beroperasi di WPP- 571. Informasi tentang pelanggaran kapal penangkapan ikan perlu di deskripsikan agar dapat menjadi informasi yang berguna untuk mengevaluasi kegiatan pengawasan kapal perikanan di WPP- 571.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara daerah operasi penangkapan ikan dengan izin operasi penangkapan ikan di WPP.menganalisis jenis pelanggaran yang terpantau di WPP-571 dan dan mengetahui partisipasi nelayan di PPS Belawan dalam mengurangi illegal fishing. Penelitian ini akan diawali dengan pengajuan surat hingga pada pengerjaan laporan penelitian. Rencana pengambilan data penelitian ini bertempat di Stasiun PSDKP Belawan dan PPS Belawan di Provinsi Sumatera Utara.
Analisis kapal perikanan pelaku illegal fishing yang ditangani Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung Amiruddin Amiruddin; Patrice Nelson Isaak Kalangi; Vivanda O. J. Modaso
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41656

Abstract

Illegal fishing is a fishing activity that does not comply with laws and regulations. The practice of illegal fishing does not only have a negative impact on the sustainability of resources, but also has a negative impact on the community, regional and national economy. The Bitung Marine and Fisheries Resources Surveillance Base (Pangkalan PSDKP Bitung) has the task of surveilancing and enforcing laws and regulations in the marine and fisheries sector in Sulawesi waters. The objectives of this research were: 1) to identify the areas prone to illegal fishing in the State Fisheries Management Area of the Republic of Indonesia (WPPNRI), 2) to examine the characteristics of illegal fishing perpetrator related to the specifications of the ship and its origin. All data related to the purpose of this study were obtained from the Bitung PSDKP Base. The data was then analyzed using descriptive statistics in the form of simple tables, graphs and proportion values. The results of this study indicate that there are three areas prone to illegal fishing, in order, namely: 1) the territorial sea and the ZEEI of the Sulawesi Sea in the western waters of the Sitaro Islands Regency and Sangihe Islands Regency, 2) the northern waters of the Talaud Islands Regency, and 3) the  Maluku Sea east of Minahasa. Based on the characteristics of the vessels, 71.1% of the vessels were from the Philippines, captained by Filipinos, and manned by Filipino crew. Ships of£5 GT in capacityaccount for 68.8%, and 87.3% of ships are made of wood. Around 60.7% of ships are equipped with three kinds of radio and navigation equipment. The fishing gear operated is mainly (78.6 %)tuna handline.Illegal fishingatau penangkapan ikan secara tidak sah adalah aktivitas penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Praktik illegal fishing tidak hanya berdampak buruk pada kondisi sumberdaya, tetapi juga berdampak buruk pada perekonomian masyarakat, daerah, dan nasional. Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Bitung mempunyai tugas mengawasi dan menegakkan peraturan dan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan di wilayah perairan Sulawesi. Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk: 1) Mengetahui sebaran daerah rawan terjadinya illegalfishingdi Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), 2) Mengetahui karakteristik pelaku illegalfishingberkaitan dengan spesifikasi kapal dan asalnya. Semua data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini diperoleh dari Pangkalan PSDKP Bitung. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan statistika deskriptif dalam bentuk tabel-tabel sederhana, grafik dan nilai proporsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga daerah rawan tindakan illegalfishing, secara berurut yakni: 1)Laut teritorial dan ZEEI Laut Sulawesi di perairan sebelah barat Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2)Perairan sebelah utara Kabupaten Kepulauan Talaud, dan 3) Perairan Laut Maluku sebelah timur Minahasa. Berdasarkan karakteristik kapal, 71.1 % kapal yang tertangkap berasal dari Filipina, dinakhodai oleh warga Filipina, dan diawaki oleh ABK Filipina. Kapal berukuran £5 GT mencapai 68.8 %, dan 87.3 % terbuat dari bahan kayu. Sekitar 60.7% kapal dilengkapi dengan tiga macam alat radio dan navigasi. Alat tangkap yang dioperasikan didominasi oleh pancing ulur vertikal untuk tuna (78.6 %).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa, Manado Sulawesi Utara Asrul Libuon; Lefrand Manoppo; Revols D. Ch. Pamikiran; Franky E. Kaparang; Vivanda O. J. Modaso; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41683

Abstract

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Pelabuhan perikanan adalah sebagai sarana pokok untuk kegiatan usaha penangkapan ikan dan mempunyai peranan yang sangat strategis penting di dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi terkait aspek keselamatan kerja di pelabuhan perikanan pantai tumumpa.Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan keselamatan dan kesehatan kerja di pelabuhan perikanan pantai tumumpa; sedangkan secara khusus bertujuan untuk mengetahui ketersedian fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja di pelabuhan perikanan pantai tumumpa dan mengetahui prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di pelabuhan perikanan pantai tumumpa. Analisis data yang digunakan dari hasil wawancara dirubah secara numerik, cara melakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh. Data yang diperoleh dibagi dalam beberapa kriteria dan diberi skor yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tujuan.Secara umum dapat dikategorikan pemenuhan fasilitas keselamatan kerja pelabuhan perikanan pantai tumumpa sebagian besar sudah tersdia, tetapi beberapa fasilitas kurang terawat atau tidak tersedia seperti contoh ruangan pertolongan pertama pada kecelakaan. Dalam penelitian diperoleh hasil dari responden syabandar 76% baik, 18% cukup baik, 6% menyatakan kurang sedangkan pada Kapten kapal memiliki hasil respoden 35% dikategorikan baik, 47% cukup baik dan 18% menyatakan kurang, untuk anak buah kapal (ABK) memiliki hasil  9% dikatakan baik, 51% cukup baik dan 40% kurang.
Studi tentang tahanan perahu pelang di desa Rap-Rap Kabupaten Minahasa Selatan Rachim Sjah Agung Renato Waworoentoe; Heffry V Dien; Patrice N.I. Kalangi; Franky E Kaparang; Vivanda O.J. Modaso; Fransisco P.T Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.7.2.2022.41745

Abstract

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki luas perairan yang lebih besar dibandingkan daratan. Dengan semua hal itu, banyak yang bekerja sebagai petani dan nelayan tradisional. Setiap wilayah pasti memiliki kebudayaan karakter yang beda begitu juga dengan nelayan tradisonal memiliki alat tangkap yang berbeda, alat tangkap juga membutuhkan alat bantu yaitu kapal tradisional.Perahu tradisional di Sulawesi Utara seperti londe, pelang, dan lain lain berbahan  dasar kayu dengan seiringnya zaman dan meningkatnya harga kayu dikarenakan sulitnya untuk mendapat kayu sebagai bahan dasar pembuatan kapal tradisional beralih bahan dasar lain yaitu FRP, sudah banyak ditemui kapal perikanan yang berbahan dasar FRP (Fiber Reinforced Plastic) sebagai pengganti bahan kayu penggantian ini dikarenakan bahan baku kayu sudah semakin sulit dicari dan semakin mahal.Dalam pengoperasiannya, kapal bergerak melalui media air karena adanya gaya dorong dari sistem penggerak kapal. Air memiliki pengaruh terhadap kapal karena memberikan gaya menahan  dari pergerakan kapal yang disebut boat resistanceTahanan mempelajari reaksi fluida terhadap gerakan kapal pada saat melalui fluida tersebut. Tahanan juga disebut resistance drag  adalah besarnya gaya fluida yang melawan gerakan kapal sedemikian rupa yang sejajar dengan sumbu gerak kecepatan kapal (Rosmani  2013).Ada beberapa perbedaan dalam penggunaan metode Kaper pada aplikasi Delftship dan Freeship. Metode Kaper pada aplikasi Delftship metode ini menghasilkan diagram data yang membahas tahanan kapal berdasarkan kecepatan dalam satuan kN dan kecepatan N, sedangkan pada data hasil perhitungan tahanan yang muncul pada perhitungan terakhir yang dicantumkan dalam table data meliputi data kecepatan kapal, meter per detik, Froude Number, tahanan gesek, tahanan sisa, dan tahanan total.Perahu pelang yang diukur bentuk lambungnya telah digambar pada aplikasi Freeship dan menghasilkan linesplan yang menyerupai dengan kapal pelang yang diukur. Hasil penggambaran ini kemudian digunakan dalam penghitungan tahanan pada Freeship menggunakan metode Kaper dan Delft yacht. Hasil output perhitungan diberikan dalam bentuk grafik dan tabel laju kapal, speed lenght ratio, tahanan gesek, tahanan sisa, dan tahanan total. Pada metode Delft ada output tambahan yaitu power.Ada beberapa perbedaan dalam output metode Kaper pada aplikasi Delftship dan Freeship. Metode Kaper pada aplikasi Delftship menghasilkan grafik data yang membahas tahanan kapal berdasarkan laju dalam satuan kn dan kecepatan knot. Data hasil perhitungan tahanan yang muncul pada perhitungan terakhir atau final calculation yang dicantumkan dalam grafik meliputi data laju kapal, speed length ratio, Froude Number, tahanan gesek, tahanan sisa, dan tahanan total.

Page 1 of 2 | Total Record : 13