cover
Contact Name
Mahadri Dhrik
Contact Email
maharathi_dasa@yahoo.co.id
Phone
+62-82237088860
Journal Mail Official
ahpjournal@farmasimahaganesha.ac.id
Editorial Address
Jl. Tukad Barito No.57, Renon, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali 80226
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Acta Holistica Pharmaciana
ISSN : -     EISSN : 26568233     DOI : -
This journal is a general pharmacy with a holistical approach pharmacy journal that covers all aspects of pharmaceutical topics (but not limited to) such as : Clinical Pharmacy Community Pharmacy Pharmaceutics Pharmaceutical Chemistry Biotechnology Pharmacy Pharmacognosy Phytochemistry Pharmacoeconomic Other pharmaceutical topics....
Articles 57 Documents
Perlindungan Pemerintah kepada Masyarakat terhadap Kosmetik Ilegal yang Beredar di Indonesia Shindy Ariesta Dewiadjie; Raisa Azaria G.J; Tuntun Parwati
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.31

Abstract

Intisari Artikel konseptual ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara perlindungan yang dilakukan oleh pemerintahan kepada masyarakat terhadap kosmetik ilegal yang masih banyak beredar di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan Yuridis Normatif dengan spesifikasi penelitian bersifat Deskriptif Analitis. Perolehan data yaitu dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa Perlindungan hukum bagi konsumen yang menggunakan kosmetik tanpa izin edar dari BPOM, diatur dalam UUPK No.8 Tahun 1999 dan UUKesehatan No. 36 Thn 2009, sedangkan akibat hukum bagi pelanggar izin edar dapat di kenakan sanksi, berupa sanksi administratif dan sanksi pidana sesuai yang diatur dalam UUPK No.8 Thn 1999, Peraturan BPOM No.12 Thn 2020, Peraturan Menteri Kesehatan No.1175/Menkes/Per/XII/2010, UUKesehatan Nomor 36 Thn 2009. Kata Kunci: BPOM, Izin edar, Kosmetik Ilegal, Perlindungan Masyarakat
Efek Terapi Penggunaan AHA (Alpha Hydroxy Acid) Sebagai Chemical Exfoliating pada Produk Kosmetik Shindy Ariesta Dewiadjie; Raisa Azaria Gadis Jelita; Tuntun Parwati
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.32

Abstract

Intisari Produk farmasi khususnya pada kosmetik yang mengandung AHA (Alpha Hydroxy Acid) telah sering digunakan dalam praktik klinik kecantikan terutama sebagai agen chemical exfoliating untuk meningkatkan keindahan dan mengatasi berbagai permasalahan pada kulit. Sebuah tinjauan literatur Dermatology dan Cosmetic Science di lakukan untuk mengidentifikasi penelitian klinis pada kulit wajah seseorang sehingga didapatkan evaluasi efek dan potensi beberapa penelitian AHA dalam perawatan kulit. Didapatkan hasil efek terapi AHA pada beberapa penelitian yang sudah di lakukan baik dalam emulsi dan larutan dapat mengatasi adanya jerawat yang membaik secara signifikan pada kulit wajah. Dengan adanya efek penggunaan AHA sebagai agen chemical exfoliating untuk membantu menghilangkan sel kulit mati seperti mengatasi adanya kerutan dan jerawat, maka sekarang ini banyak dapat diaplikasikan dalam produk kosmetik yang beredar luas di masyarakat. Kata kunci: AHA (Alpha Hydroxy Acid), Chemical exfoliating, Kosmetik
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Air Jenggot Musa (Tillandsia Usneoides L.) Pada Mencit (Mus Musculus L.) Yang Diinduksi Aloksan Mahadri Dhrik; Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya; I Putu Prasna Dhinata
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.45

Abstract

Intisari Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Jenggot musa (Tillandsia Usneoides L.) mengandung senyawa flavonoid yang diketahui memiliki efek menurunkan kadar gula darah dengan menghambat pemecahan karbohidrat menjadi glukosa, memacu sekresi insulin. Dilakukan pembuatan ekstrak air jenggot musa secara dekoktasi dengan menggunakan pelarut air. Ekstrak dengan variasi dosis 40mg, 80mg dan 160mg diberikan selama 14 hari pada mencit (Mus Musculus L.) yang telah diinduksi aloksan secara in vivo dengan kadar gula darah acak > 200 mg/dl selama 14 hari. Jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dengan varian konsentrasi dosis 40 mg/20 g BB, 80 mg/20 g BB, dan 160 mg/20 g BB selama 14 hari pada mencit (Mus Musculus L.) yang telah diinduksi aloksan. Data yang dihasilkan selanjutnya diolah dengan uji repeated measure anova untuk melihat adanya perbedaan signifikan penurunan kadar gula darah selama waktu pengamatan. Dan dilakukan uji oneway anova untuk melihat perbedaan kadar gula darah acak antar kelompok perlakuan pada akhir waktu pengamatan. Hasil penelitian menunjukan penurunan kadar gula darah acak secara signifikan pada kelompok ekstrak dosis 80mg/20g BB dan 160mg/20g BB pada waktu pengamatan p<0,05. Namun pada hari ke-14 gula darah acak pada kelompok dosis 80mg/20g BB dan 160mg/20g BB tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol positif (p>0,05). Kata kunci: Aloksan, Ekstrak Air Jenggot Musa, Hewan Uji, Uji Aktivitas Antidiabetes
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih Curcuma Zedoaria (Christm.) Roscoe Tiar Firmansyah; Elisabeth Oriana Jawa La
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.49

Abstract

Intisari Kunyit putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena kandungan metabolit sekundernya yang banyak seperti alkaloid, saponin, terpenoid, flavonoid dan tanin. Kunyit putih secara farmakologi digunakan untuk antibakteri, antioksidan dan anti hepatotoksik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat pada ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) dengan menggunakan skrining fitokimia. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi identifikasi alkaloid, saponin, terpenoid, flavonoid dan tanin. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) mengandung golongan alkaloid, saponin, terpenoid, steroid, flavonoid dan tanin. Kata kunci: ekstrak, kunyit putih, skrining fitokimia
Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Racikan Pada Apotek “X” Gianyar Bali Agustina Nila Yuliawati; Elisabeth Oriana Jawa La; I Ketut Putra Sastrawan
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.61

Abstract

Intisari Dalam praktik kefarmasian, waktu tunggu pelayanan resep menjadi salah satu masalah yang sering terjadi karena menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Waktu tunggu tersebut menjadi salah satu indikator yang potensial untuk mengukur mutu pelayanan suatu sarana kefarmasian seperti apotek seperti yang tertuang dalam Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui waktu tunggu pelayanan resep racikan dan faktor yang mempengaruhinya pada salah satu apotek di Gianyar, Bali. Penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional ini menggunakan data sekunder dengan jumlah sampel sebanyak 154 lembar resep racikan yang diperoleh selama bulan April-Mei 2020. Selanjutnya, data dianalisis secara sederhana dalam bentuk persentase dan rerata untuk menggambarkan karakteristik sosiodemografi dan waktu tunggu pelayanan resep racikan, sedangkan perbedaan waktu tunggu pada setiap tahapan pengerjaan resep dan standarnya dianalisis dengan uji statistika Kruskall Waliis dan Mann-Whitney U test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu tunggu pelayanan resep racikan di apotek “X” Gianyar adalah 9,62 menit. Waktu tersebut jauh lebih cepat dari SPO apotek dan standar pelayanan kefarmasian di apotek (p<0,05). Selain itu, di antara tahapan pelayanan resep, didapatkan bahwa tahapan peracikan memiliki waktu yang paling panjang dibandingkan tahapan lainnya (p<0,05). Demi menjaga konsistensi mutu pelayanan kefarmasian tetap baik, maka faktor lainnya seperti evaluasi SPO secara berkala, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan obat, sarana dan prasarana apotek yang memadai dibutuhkan dalam upaya menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan resep.
Gambaran Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan Di Salah Satu Rumah Sakit Negeri Tabanan Bali Pande Made Desy Ratnasari; Anak Agung Ngurah Putra Riana Prasetya; Heny Dwi Arini
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.63

Abstract

Intisari Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) dengan kontrol glikemik yang buruk berdampak pada peningkatan morbiditas dan mortalitas sehingga diperlukan penggunaan insulin secara dini. Terdapat dua golongan insulin berdasarkan asalnya (manusia dan analog) yang memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan insulin pada pasien DMT2 rawat jalan di salah satu Rumah Sakit Negeri Tabanan Bali. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Desember 2019 dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi yaitu pasien DMT2 rawat jalan yang memperoleh insulin yang sama selama minimal 3 bulan kunjungan, berumur >18 tahun dan data rekam medik yang lengkap. Pengumpulan data berdasarkan rekam medik pasien selama periode September-November 2019 menggunakan instrumen penelitian. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan software Microsoft Excel yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Penelitian ini melibatkan 88 pasien yang mayoritas berumur 46-65 tahun (53,4%), berjenis kelamin laki-laki (53%), tidak bekerja (60%), berpendidikan SD (57%), mengalami DM <5 tahun, 90% mengalami komplikasi mikrovaskuler serta 80% mengalami penyakit penyerta. Seluruh pasien menggunakan insulin analog dengan jenis insulin kerja panjang (49%) yang telah sesuai dengan pedoman terapi. Pengunaan insulin analog lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan yaitu efek samping hipoglikemia lebih rendah dan dapat menurunkan HbA1c hingga 2% sedangkan insulin kerja panjang memiliki lama kerja yang panjang yaitu 12-24 jam sehingga mempermudah dalam waktu penyuntikan serta hampir tidak memiliki efek puncak sehingga dapat meminimalkan terjadinya efek hipoglikemia.
Uji Senyawa Mirisetin Sebagai Antiinflamasi Melalui Pendekatan In Silico Molecular Docking Kadek Dinda Suryadewi; I Putu Ari Anggara Catur Pratama
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 1 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i1.64

Abstract

Mirisetin merupakan senyawa yang termasuk golongan flavonoid yang dapat ditemukan pada berbagai tumbuhan tropis. Senyawa mirisetin diyakini memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi melalui penghambatan enzim penyebab inflamasi. Penelitian in silico dengan dockig molekuler dilakukan untuk mengetahui interaksi mirisetin dengan suatu protein target yaitu caspase-1. Hasil energi ikatan yang diperoleh adalah -5,95 kkal/mol. Nilai energi ikatan yang diperoleh lebih negatif dibandingkan dengan energi ikatan yang dihasilkan oleh native ligand dengan protein target yaitu sebesar -4,21 kkal/mol. Nilai energi ikatan yang lebih negatif menandakan afinitas mirisetin lebih kuat dibandingkan dengan native ligand. Native ligand dan mirisetin berinteraksi melalui ikatan hidrogen melibatkan beberapa residu asam amino. Adanya residu asam amino yang serupa menandakan mirisetin berinteraksi dengan cara yang mirip dengan native ligand dalam menghambat caspase-1.
Uji In Silico Molecular Docking Pinostrobin Sebagai Agen Anti-Inflamasi Anak Agung Istri Manik Priastari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 2 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i2.65

Abstract

Peradangan atau inflamasi merupakan respon alami tubuh terhadap cedera dan gangguan oleh faktor eksternal dan mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan. Pengobatan inflamasi dapat dilakukan dengan pengobatan secara tradisional menggunakan bahan alam yang berkhasiat sebagai agen anti-inflamasi. Salah satu tanaman yang diduga memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi adalah temu kunci dengan kandungan kimianya yaitu pinostrobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penghambatan ICE oleh pinostrobin dengan menggunakan docking molekuler in silico. Molecular docking secara in silico dilakukan dengan beberapa tahapan seperti optimasi struktur senyawa pinostrobin 3D, preparasi protein target, validasi metode, dan docking antara senyawa pinostrobin teroptimasi dengan enzim ICE (PDB ID: 1RWK) yang mengacu pada parameter energi ikatan dimana semakin rendah nilai energi ikatan maka semakin kuat dan stabil ikatan yang terjadi antara senyawa pinostrobin dengan enzim ICE. Diperoleh hasil docking berupa energi ikatan senyawa pinostrobin dengan enzim ICE yaitu -4,80 kkal/mol, sedangkan energi ikatan native ligand dengan enzim ICE adalah -3,92 kkal/mol. Energi ikatan tersebut menunjukkan bahwa senyawa pinostrobin memiliki potensi sebagai agen antiinflamasi karena mampu menghambat enzim ICE.
Studi Kejadian Interaksi Obat Antibiotik Golongan Fluorokuinolon Imelda Amelia; Afifah Arda Maharani; Renza Nurwulida Ramadany; Rofikotul Qolila; Sely Wandira Putri; Widya Handayani
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 2 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i2.68

Abstract

Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (index drug) berubah akibat adanya obat lain (precipitant drug), makanan, atau minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis interaksi dan tingkat keparahan interaksi obat Antibiotik golongan Fluorokuinolon pada resep di Apotek Silviana Surabaya. Metode dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan resep periode Mei-Agustus 2021 kemudian dilakukan skrining resep menggunakan aplikasi Medscape untuk mengetahui jenis interaksi dan tingkat keparahan interaksi obat. Pada penelitian ini diperoleh total resep keseluruhan periode Mei–Agustus 2021 adalah 246 resep namun yang diperoleh hanya 49 resep yang mengalami interaksi obat yang telah dikaji menjadi 10 macam obat kombinasi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat keparahan interaksi mild didapatkan 2 kejadian, monitoring closely 19 kejadian, serious didapatkan 28 kejadian. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan antibiotik golongan lain yang sering diresepkan di Apotek Silviana Surabaya agar memperoleh wawasan ilmu pengetahuan tentang interaksi obat lebih banyak.
Profil Kesesuaian Terapi Antibiotik Pada Pasien Ketuban Pecah Prematur Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Amrina Rosyada; Anggun Dwi Rachmawati; Dwi Emy Maisaroh; Fika Ayu Andriani M; Nikmatus Sholihah; Widya Handayani
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 2 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i2.71

Abstract

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya untuk melahirkan. Ada dua jenis ketuban pecah prematur yaitu ketuban pecah prematur setelah usia janin 37 minggu, yang disebut Premature Rupture Of Membrane (PROM), dan ketuban pecah prematur sebelum usia janin 37 minggu yang disebut Preterm Premature Rupture Of Membrane (PPROM). Ketuban pecah prematur merupakan masalah dalam kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, diperlukan antibiotik yang tepat untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotik IV di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya sesuai Permenkes No. 28 Tahun 2021 tentang antibiotik bagi pasien ketuban pecah prematur. Penelitian ini menggunakan metode observasional retrospektif dengan analisis deskriptif. Sampel penelitian ini diambil dari Dokumen Farmasi Pasien (DFP) seluruh pasien yang terdiagnosis ketuban pecah prematur dan yang mendapat terapi antibiotik periode bulan Juli-Desember 2021. Sampel sebanyak 83 dengan parameter yang diamati berupa antibiotik yang digunakan, dosis antibiotik yang digunakan, aturan penggunaan antibiotik, dan lama pemberian antibiotik. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari 83 sampel, hanya 27 pasien (32,5%) sesuai Permenkes No. 28 Tahun 2021 yang diberikan sefotaksim 1 gram IV setiap 8 jam.