cover
Contact Name
Mahadri Dhrik
Contact Email
maharathi_dasa@yahoo.co.id
Phone
+62-82237088860
Journal Mail Official
ahpjournal@farmasimahaganesha.ac.id
Editorial Address
Jl. Tukad Barito No.57, Renon, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali 80226
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Acta Holistica Pharmaciana
ISSN : -     EISSN : 26568233     DOI : -
This journal is a general pharmacy with a holistical approach pharmacy journal that covers all aspects of pharmaceutical topics (but not limited to) such as : Clinical Pharmacy Community Pharmacy Pharmaceutics Pharmaceutical Chemistry Biotechnology Pharmacy Pharmacognosy Phytochemistry Pharmacoeconomic Other pharmaceutical topics....
Articles 57 Documents
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata Duch) TERHADAP KADAR KREATININ UREUM TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) HIPERKOLESTEROLEMIA-DIABETES Syafika Alaydrus; Ayu Wulandari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 1 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nefropatik Diabetes merupakan penyakit gagal ginjal yang disebabkan oleh Diabetes Mellitus. Kondisi hiperglikemik menyebabkan kerusakan glomerulus ginjal sehingga fungsi filtrasi ginjal menurun. Ureum dan kreatinin digunakan sebagai parameter fungsi ginjal. Biji labu kuning (Cucurbita moschata Duch) mengandung alkaloid, tanin dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat memperbaiki kerusakan glomerulus ginjal akibat kondisi hiperglikemik. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek dan menentukan dosis ekstrak etanol tbiji labu kuning terhadap kadar ureum dan kreatinin. Pengujian menggunakan 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari 1 kelompok normal dan 4 kelompok yang diinduksi pakan tinggi Kolesterol dan streptozotocin dosis 35 mg/kg BB. Tikus Nefropati Diabetik dibagi dalam kelompok yang diberi Na-CMC 0,5%, kelompok yang diberi ekstrak etanol biji labu kuning dengan dosis masing-masing 270 mg/kg BB, 360 mg/kg BB dan 450 mg/kg BB. Data hasil pengukuran kadar ureum dan kreatinin dianalisis menggunakan uji statistik One Way Anova dan uji lanjut Post Hoc Least Significant Differences (LSD).Hasil uji statistik (α = 0,05) menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji labu kuning memberikan efek terhadap kadar ureum dan kreatinin dengan dosis 270 mg/kg BB tidak memberikan perbedaan yang nyata dengan kelompok normal.
TINJAUAN ANALISIS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT PENYERTA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA Agustina Nila Yuliawati; Pande Made Desy Ratnasari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 1 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular yang menyebabkan kematian utama di antara penyakit tidak menular (non-communicable disease). Kenaikan prevalensi hipertensi terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan diikuti oleh negara berpenghasilan menengah. Indonesia sebagai negara berpenghasilan rendah hingga menengah menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi sebesar 6,3% pada tahun 2013 ke tahun 2018. Penyakit hipertensi dapat disertai dengan penyakit penyerta lainnya seperti Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Oleh karena itu, biaya pengobatan untuk hipertensi akan menjadi mahal, sehingga diperlukan pengobatan hipertensi yang efisien dari segi biaya dan efektif dari segi terapi. Kajian farmakoekonomi seperti Analisis Efektivitas Biaya perlu dilakukan untuk membantu penentu kebijakan dalam membuat suatu keputusan untuk memberikan terapi yang efektif dengan pengeluaran biaya yang efisien, khususnya pada penggunaan kombinasi antihipertensi pada pasien hipertensi disertai dengan penyakit DM tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan di rumah sakit. Indikator nilai ACER dan/ atau ICER dipakai dalam Analisis Efektivitas Biaya. Semakin rendah nilai ACER, maka akan semakin cost effective obat tersebut. Semakin negatif nilai ICER, maka suatu terapi lebih efektif dan lebih murah dibandingkan alternatifnya. Hasil review ini menunjukkan bahwa kombinasi golongan obat ACEI dan diuretik thiazid memiliki efektivitas biaya terbaik dibandingkan dengan kombinasi lainnya dari beberapa literatur. Review ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam pengambilan keputusan terkait penentuan kebijakan dalam pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi.
UJI KUANTITATIF METABOLIT STANDAR EKSTRAK ETANOL DAUN AWAR-AWAR (Ficus Septica Burm. f) DENGAN METODE KROMATOGRAFI Niluh Puspita Dewi
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 1 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang telah dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Salah satu kekayaan flora indonesia yang banyak digunakan adalah family Moraceae. Salah satu tanaman dari suku Moraceae yaitu awar-awar (Ficus septica Burm.f). Awar-awar pada dunia Daun awar-awar dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula dalam darah, sehingga perlu dilakukan standardisasi pada ekstraknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit yang terkandung di dalam daun awar-awar serta kadar total metabolit sekunder. Ektraksi daun awar-awar menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96 % untuk mendapatkan filtrat. Filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60°C hingga diperoleh ekstrak pekat. Ekstrak yang diperoleh di uji kualitatif dengan uji Alkaloid, Flavonoid, Saponin dan Tanin dengan menggunakan pereaksi yang sesuai dengan parameter uji. Sedangkan untuk uji Kuantitatif pada senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin menggunakan metode Spektrofotometri UV-Visible. Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa daun awar-awar positif mengandung senyawa Alkaloid ditandai dengan adanya endapan orange, Flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna merah ungu, Tanin ditandai dengan warna hijau kehitaman dan Saponin adanya busa yang stabil. Hasil Uji kuantitatif Alkaloid sebesar 0,16% b/b , Saponin sebesar 8,21% b/b,Tanin sebesar 68,76 % b/b dan Flavonoid sebesar 6,33 % b/b.
POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Putu Ayu Ratih Listiani
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 1 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu dari sekian banyak penyakit degeneratif yang saat ini menjadi perhatian serius di negara berkembang khususnya seperti Indonesia. Diabetes mellitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula di dalam darah lebih tinggi dari keadaan normal. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan hormon insulin secara cukup. Sebagian besar kasus diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe-2 yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat. Pengobatan diabetes mellitus tipe 2 menggunakan kombinasi beberapa obat antidiabetik oral atau kombinasi dengan insulin, jika penggunaan tunggal obat antidiabetes tidak mencapai tujuan. Penggunaan berbagai obat dalam waktu yang bersamaan atau polifarmasi dapat memfasilitasi terjadinya interaksi obat Interaksi obat dapat membahayakan pasien tetapi ada pula yang menguntungkan. Interaksi obat antidiabetes dengan obat lain menimbulkan efek hipoglikemia dengan derajat keparahan interaksi masuk pada kategori moderat.
PENGARUH MODIFIER ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI ASAM SULFAT TERHADAP ANALISIS LOGAM ZN(II) DENGAN METODE VOLTAMETRI PELUCUTAN ANODIK Ni Ketut Esati
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 1 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh zeolit alam teraktivasi asam sulfat 0,2 N sebagai modifier dalam elektroda pasta karbon (CPE) terhadap arus puncak pengukuran logam Zn(II) menggunakan metode voltametri pelucutan anodik. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan pengukuran menggunakan CPE tanpa termodifikasi. Diperoleh respon berupa arus puncak pengukuran yang lebih tinggi pada CPE termodifikasi zeolit alam teraktivasi asam sulfat. Arus puncak yang dihasilkan pada CPE dengan variasi komposisi modifier berturut-turut 0, 5, 10, dan 15% dari berat grafit adalah sebesar 97,0887; 13,4385; 174,4760; dan 130,1420 µA, sehingga diperoleh kandungan modifier optimum adalah 5%. Selanjutnya dilakukan uji kondisi optimum yang meliputi waktu deposisi dan laju pindai terhadap analisis logam Zn(II). Hasil yang didapatkan adalah semakin bertambah waktu deposisi arus puncak yang dihasilkan semakin tinggi, sampai mencapai waktu deposisi optimum, dan waktu deposisi optimum untuk CPE dengan modifier 5% adalah 450 s, lebih cepat dibandingkan dengan CPE tanpa modifier, yaitu 540 s. Baik pengukuran menggunakan elektroda CPE tanpa termodifikasi maupun CPE dengan modifier 5% menghasilkan arus puncak yang semakin meningkat dengan bertambahnya laju pindai, sampai pada laju pindai optimum pada 10 mV/s.
TINJAUAN PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Gusti Ayu Oviani; Putu Ika Indah Indraswari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 2 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guna menjamin mutu dan keamanan sediaan farmasi yang sampai ke tangan pasien, standar pelayanan kefarmasian wajib dilaksanakan salah satunya pada tahap penyimpanan. Penyimpanan bertujuan untuk menjaga kualitas sediaan farmasi, mencegah penggunaan yang tidak bertanggung jawab, mencegah kehilangan dan pencurian, serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Penyimpanan yang tidak baik dapat merugikan rumah sakit karena penggunaan anggaran rumah sakit yang cukup besar untuk pengelolaan sediaan farmasi sehingga pelaksanaanya perlu diukur untuk evaluasi, pencegahan dan perbaikan yang harus dilakukan oleh IFRS. Indikator penyimpanan yang diukur adalah kesesuaian jumlah nyata dengan kartu stok, nilai obat kedaluwarsa/rusak dan obat mengalami stok mati kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai standar. Apabila hasil memenuhi nilai standar, maka penyimpanan telah terlaksana dengan baik. Kajian penyimpanan di rumah sakit diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, melakukan pengawasan serta pengendalian; dan perbaikan guna meminimalisir kerugian bagi suatu instansi dan menjaga mutu dan keamanan sediaan farmasi hingga digunakan oleh pasien.
TINJAUAN PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D TERHADAP FUNGSI PARU PASIEN PPOK Putu Ika Indah Indraswari; Gusti Ayu Oviani
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 2 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PPOK merupakan penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas. PPOK disebabkan oleh campuran penyakit saluran udara kecil (misalnya, bronkiolitis obstruktif) dan kerusakan parenkim (emfisema). Pada pasien PPOK, stress oksidatif yang disebabkan oleh gas berbahaya pada tingkat epitel pohon bronkial sehingga terapi anti oksidan atau diet anti oksidan intensif dapat mempengaruhi proses inflamasi dan perkembangan PPOK. Sehingga suplementasi vitamin dibutuhkan untuk menurunkan resiko PPOK yang lebih rendah, mortalitas yang lebih rendah, dan peningkatan nilai spirometri. Vitamin D berperan dalam mempengaruhi fungsi otot rangka dan defisiensi vitamin D mengakibatkan kelemahan fungsi otot pernafasan. Kajian pustaka studi Randomized Controlled Trial mengenai pengaruh suplementasi vitamin D terhadap peningkatan fungsi paru pasien PPOK dilakukan sebagai dasar pemilihan suplementasi dalam terapi perbaikan konidisi pasien. Hasil kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat meningkatkan nilai FEV1, FVC, dan %FEV1/FVC namun pada beberapa penelitian peningkatan nilai dikatakan tidak signfikan secara statistik. Selain meningkatkan fungsi paru, vitamin D juga memiliki efek dalam menurunkan eksaserbasi pada pasien PPOK. Kata kunci: vitamin D, suplementasi, fungsi paru, PPOK.
KAJIAN PERENCANAAN DENGAN METODE PARETO ABC INDEKS KRITIS PADA SEDIAAN TERAPI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI APOTEK “D” BADUNG Agustina Nila Yuliawati; Heny Dwi Arini; Kadek Rani Widayanti
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 2 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya jumlah kasus penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) terlihat dari tingginya angka penemuan dan pengobatan penderita ISPA. Khususnya di Apotek “D”, penanganan penyakit ISPA sering muncul dibandingkan penyakit lainnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pasien yang melakukan swamedikasi untuk meredakan gejala ISPA. Dengan demikian, ketersediaan obat untuk menangani ISPA perlu dijamin dan dikendalikan agar tidak terjadi kekosongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perencanaan sediaan terapi ISPA dengan metode Pareto ABC Indeks Kritis di Apotek “D” Badung. Penelitan ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional (deskriptif). Data penelitian merupakan data sekunder yang terdiri dari data pemakaian, investasi, harga jual, dan nilai kritis sediaan ISPA di Apotek 1001 “D” Badung selama periode Oktober hingga Desember 2019. Data diolah secara sederhana dengan software Microsoft Excel 2013, kemudian hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan jumlah item sediaan terapi ISPA sebanyak 119 item. Nilai Pareto ABC indeks kritis sediaan terapi ISPA pada kelompok Aik sebesar 39,49%, kelompok Bik sebesar 49,57%, dan kelompok Cik sebesar 10,92%. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis penggunaan yang menjadi prioritas dalam perencanaan dan pengadaannya di Apotek “D” Badung pada penyakit ISPA, yaitu pada kelompok Aik.
THE POTENTIAL OF PHARMACOKINETICS INTERACTION ANDROGRAPHIS PANICULATA (NEES) WITH NON STEROID ANTI-INFLAMMATORY DRUGS I Gede Bagus Indra Marangyana; Putu Yudha Ugrasena
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 2 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat herbal diyakini memiliki efek samping yang sedikit, biaya yang relatif murah dan aksesibilitas tinggi. Di negara-negara Asia saat ini, sekitar 25% dari pengobatan mengandung herbal, dan proporsi ini meningkat menjadi 30% dan hingga 50% khususnya di Cina Andrographis paniculata (Nees) atau sambiloto termasuk keluarga Acanthaceae yang sebagian besar tersebar di daerah tropis Negara-negara Asia seperti India, Indonesia, Sri Lanka, Pakistan, dan Malaysia. Sambiloto mengandung senyawa mayor diterpenoid lakton yaitu andrografolid. Senyawa andrografolid dilaporkan memiliki peran pada aktivitas anti inflamasi. Seiring berjalannya waktu, obat-obatan herbal digunakan sebagai pengobatan alternatif (CAM) dengan atau tanpa sepengetahuan praktisi medis. konsumsi bersamaan dapat menyebabkan potensi interaksi (herb-drug interaction) yang menyebabkan efek sinergis atau antagonis. Penggunaannya pun sering bersamaan atau berjarak waktu yang dekat dengan obat-obatan anti inflamasi sintetik. Sehingga Penting untuk diketahui potensi interaksi herbal-obat antara andrografolid sebagai agen anti inflamasi dengan obat-obatan anti inflamasi sintetik non steroid terhadap profil farmakokinetika. Interaksi farmakokinetik melibatkan penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi, semuanya terkait dengan kegagalan pengobatan atau terjadinya toksisitas. Beberapa penelitian telah dilaporkan terkait interaksi sambiloto (senyawa andrografolid) dengan beberapa obat anti inflmasi non steroid seperti ibuprofen, naproxen, dan meloxicam. Parameter farmakokinetika yang umum dipengearuhi terhadap pemberian herbal dan obat antiinflmasi non steroid yaitu bioavailibilitas, distribusi jaringan, waktu paruh (t1 / 2), konsentrasi plasma maksimum (Cmaks), dan waktu untuk mencapai Cmaks (Tmaks), AUC, clearance (CL). Perubahan parameter farmakokinetika menyebabkan variasi pada efek terapeutiknya. Kata Kunci: Interaksi Farmakokinetika, Andrografolid, NSAID
PENDEKATAN SIMPLEX LATTICE DESIGN PADA FORMULASI WOUND DRESSING GEL PENTOXIFYLLINE DENGAN KOMBINASI GELLING AGENT HPMC DAN CHITOSAN Dewa ayu Arimurni; Made Dwi Pradipta Wahyudi S; Gede Ngurah Ary Zega Widyartha; Luh Gede Tina Sujayanti; Gracia Isabel Baptista Soares
Acta Holistica Pharmaciana Vol 2 No 2 (2020): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentoxifylline terbukti memiliki khasiat sebagai penyembuh luka seperti ulkus diabetik. Pentoxifylline pada penelitian inidiformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan kombinasi basis HPMC dan Chitosan. Penggunaan kombinasi ini diketahui akan menghasilkan gel dengan sifat fisik yang lebih baik daripada penggunaan tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variasi HPMC dan chitosan terhadap sifat fisik gel dan stabilitas fisik gel pentoxifylline selama penyimpanan, serta mencari konsentrasi HPMC dan Chitosan yang optimum. Sediaan gel dibuat dengan konsentrasi pentoxifylline sebesar 1% dengan basis HPMC dan chitosan. Komposisi HPMC dan chitosan ditentukan melalui proses skrining dan dioptimasi menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan perangkat lunak Design Expert trial version 10.0.3. Masing-masing formula diuji sifat fisiknya yang meliputi pH, viskositas, daya sebar, dan daya lekat. Formula optimum gel pentoxifylline terdiri dari 3,5% HPMC dan 1,5% chitosan. Hasil uji sifat fisik gel pentoxifylline optimum menunjukkan bahwa sediaan yang diperoleh homogen dengan nilai pH 5, viskositas 266,67 dPa.S, daya sebar 43,33 cm.g/menit, dan daya lekat 2,16 detik. Gel pentoxifylline stabil selama 7 siklus pengujian meliputi daya lekat, viskositas, daya sebar dan daya lekat, gel stabil ditandai dengan P value tidak berbeda signifikan.