cover
Contact Name
Ernita Silviana
Contact Email
jifs@poltekkesaceh.ac.id
Phone
+6285260295059
Journal Mail Official
jifs@poltekkesaceh.ac.id
Editorial Address
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Aceh Jl. Sukarno-Hatta, Desa Lheu blang, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, 23552
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Farmasi Simplisia
ISSN : 27754510     EISSN : 28091973     DOI : https://doi.org/10.30867/jifs
Core Subject : Health, Science,
Karya yang dipublikasikan dalam jurnal ini meliputi farmasi komunitas, farmasi klinik, obat tradisional, kosmetika, teknologi farmasi,
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021" : 10 Documents clear
Formulasi Krim Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr) dan Efektivitasnya terhadap Staphylococcusaureus Rima Hayati; Jihan Vanira
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umbi bawang dayak berkhasiat sebagai antibakteri dan beberapa penelitian sudah membuktikan ekstrak etanol umbi bawang dayak efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan katagori daya hambat kuat. Pada penelitian ini ekstrak etanol umbi bawang dayak diformulasikan menjadi sediaan krim kemudian menguji efektivitas sediaan terhadap Staphylococcus aureus. Ekstraksi umbi bawang dayak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Basis krim adalahvanishing cream yang dengan F0 (basis krim), F1 (ekstrak etanol umbi bawang dayak 1%) dan F2 (ekstrak etanol umbi bawang dayak 5%). Hasil uji karakteristik fisik sediaan menunjukkan ketiga formula homogen, tipe emulsi M/A, pH dalam rentang 7, nilai viskositas memenuhi syarat rentang 2000-50.000 cP dan daya sebar 4 - 5,7 cm. Berdasarkan uji efektivitas terhadap Staphylococcus aureusmenunjukkan rata-rata diameter zona hambat 3,9 ± 4,3 mm (F1), 11,33 ± 0,75 mm (F2), 12,83 ± 0,98 mm (krim Gentamisin).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi bawang dayak dapat diformulasi mejadi sediaan krim dan efektif terhadap Staphylococcus aureus.
Perbandingan aktivitas antioksidan jus dan infused water apel hijau (Malus sylvestris Mill.) Vonna Aulianshah; Munadia Munadia
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apel Hijau (Malus sylvestris Mill.) mengandung zat antioksidan yang memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan, yang dapat mengurangi resiko kanker usus besar, kanker prostat, dan kanker paru-paru. Penelitian ini bertujuan membandingkan aktivitas antioksidan pada jus dan infused water apel hijau. Pengujian dilakukan pada  jus dan infused water apel hijau dengan 5 konsentrasi berbeda pada masing masing sampel yaitu 5, 10, 15, 20, 25 ppm. Masing masing sampel jus dan infused water dari tiap konsentrasi direaksikan dengan DPPH sebagai radikal bebas, kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan Spektrofotometri UV/Vis pada panjang gelombang 517 nm. Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji probit terhadap data persentase inhibisi masing-masing sampel uji diperoleh aktivitas antioksidan jus Apel hijau  memiliki nilai IC50  sebesar 10.82 ppm yang dikategorikan sangat kuat dan infused water apel hijau menghasilkan nilai IC50 sebesar 37.05 ppm yang dapat dikategorikan kuat. Jadi dapat disimpulkan jus  dan infused water apel hijau memiliki aktivitas antioksidan dan jus memiliki aktifitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan infused water apel hijau.
Formulasi dan uji aktivitas sediaan gargarisma ekstrak etanol daunkari (Murraya Koenigii (L) Spreng) terhadap pertumbuhan candida Albicans Rasidah Rasidah; Seli Noviyana; munira munira; Noni Zakiah
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kari (Murraya koenigii (L) Spreng) mengandung fenolik, alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid, dan saponin. Pada penelitian ini ekstrak daun kari diformulasi menjadi sediaan gargarisma dan kemudian menguji efektivitas sediaan terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daun kari diekstrak dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak daun kari dibuat sediaan gargarisma F1 (8,75%,), F2 (9,375%), dan F3 (12,5%). Evaluasi stabilitas sediaan gargarisma yang dilakukan meliputi uji kekeruhan, uji organoleptis, uji penetapan massa jenis, uji viskositas dan uji pH. Uji aktivitas antijamur menggunakan metode difusi agar  dan media Potato Dextrose Agar (PDA). Hasil evaluasi sediaan, F1 memenuhi semua persyaratan uji stabilitas dan hasil uji daya hambat ekstrak daun kari terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans F1, F2 dan F3 dengan diameter zona hambat secara berturut-turut adalah 9,58 mm, 10,75 mm, dan 14,58 mm. Berdasarkan hasil analisa data dengan uji anova F1, F2 dan F3  sangat berpengaruh (P = 0,000) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Hasil uji lanjut Tukey HSD menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kari dapat diformulasi menjadi sediaan gargarisma dan dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.
Uji efektivitas ekstrak etanol kulit batang delima (Punica Granatum L) sebagai antelmintik terhadap cacing Ascaridia galli Sscara In Vitro Maria Irwani Irwani; Nadya Ulfa Sari; Noni Zakiah; munira munira
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit batang delima (Punica granatum L) merupakan salah satu pilihan tanaman obat tradisional yang mengandung senyawa seperti flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid yang memiliki potensi sebagai antelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antelmintik cacing Ascaridia galli akibat dari pemberian ekstrak etanol kulit batang delima (Punica granatum L). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (NaCl 0,9%), kontrol positif (pirantel pamoat 0,5%), dan kelompok yang diberikan ekstrak etanol kulit batang delima dengan konsentrasi 25 mg/mL, 50 mg/mL, dan 75 mg/mL. Objek penelitian yang digunakan adalah cacing Ascaridia galli sebanyak 25 ekor. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam selama 36 jam. Pengamatan dilakukan dengan mengindentifikasi cacing mengalami kematian, paralisis atau normal. Hasil penelitian menunjukkan kelompok kontrol negatif cacing mati 40% pasca inkubasi 36 jam, kelompok kontrol positif cacing mati 100% pasca inkubasi 24 jam. Kelompok yang diberikan ekstrak etanol kulit batang delima dengan konsentrasi 25 mg/mL, 50 mg/mL, dan 75 mg/mL menunjukkan bahwa pasca inkubasi 12 jam dan 24 jam sudah menyebabkan kematian pada cacing. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit batang delima (Punica granatum L) dapat memberikan efek antelmintik pada cacing Ascaridia galli. Konsentrasi ekstrak 75 mg/mL lebih efektif sebagai antelmintik dibandingkan dengan konsentrasi 25 mg/mL dan 50 mg/mL.
Uji kepekaan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) varietas kuyun padee dan varietas nipis borneo terhadap bakteri Staphylococcus aureus Rini Handayani; Tri Wahyuningsih; Yulfida Yulfida
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeruk memiliki banyak spesies dan varietas diantaranya spesies jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) varietas kuyun padee dan varietas nipis borneo yang sering digunakan masyarakat dalam pengobatan batuk. Batuk dapat disebabkan infeksi bakteri Stahylococcus aureus. Kedua spesies jeruk nipis tersebut mengandung senyawa kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri seperti asam sitrat, flavonoid, dan limonene. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kepekaan air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo serta kepekaan yang paling tinggi terhadap bakteri Stahylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode Kirby & Bauer menggunakan cakram kosong yang terdiri dari empat kelompok perlakuan, yaitu air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee, varietas borneo, kontrol normal, dan kontrol positif menggunakan ciprofloksasin. masing-masing kelompok perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo berturut-turut adalah 17,33 mm dan 15 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan air perasan jeruk nipis varietas kuyun padee dan varietas borneo memiliki kepekaaan terhadap pertumbuhan bakteri Stahylococcus aureus secara statistik One Way Anova berbeda nyata p<5%.
Studi formulasi sediaan gel ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Randle) dengan basis HPMC rinaldi; Fauziah Fauziah; Nurmalia Zakaria
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Randle) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan masyarakat untuk pengobatan seperti bisul dan jerawat. Serai wangi mengandung senyawa saponin, flavonoid, minyak atsiri dan senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai antibakteri dan antiinflamasi. Pemanfaatan serai wangi agar lebih bermanfaat dibuat dalam bentuk sediaan seperti gel. Sediaan gel merupakan salah satu sediaan topikal yang mudah digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol serai wangi dengan basis HPMC. Penelitian ini bersifat eksperimental untuk memformulasikan sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol serai wangi. Formulasi sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol serai wangi dengan basis HPMC pada konsentrasi ekstrak 1% (F1) dan 5% (F2). Parameter evaluasi sediaan gel selama 14 hari penyimpanan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan sediaan gel ekstrak etanol serai wangi secara organoleptis memiliki bentuk semi padat, berbau khas serai wangi dan berwarna hijau pucat (F1) dan kuning kecoklatan (F2). Sediaan gel dengan nilai pH, daya sebar dan viskositas masing-masingnya F1 (6,1; 5,0 cm; dan 2680 cp), F2 (6,5; 6,15 cm dan 3980 cp). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Randle) dengan basis HPMC memenuhi persyaratan sebagai sediaan gel.
Tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokseumawe amelia sari; Defri Aroni; Nursafni Nursafni
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apotek adalah sarana layanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesehatan bermutu, dimana apoteker merupakan sebagian dari tenaga kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. Salah satu indikator yang digunakan untuk menganalisis kualitas pelayanan di Apotek adalah dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokseumawe dengan menggunakan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 98 responden. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi kehandalan diperoleh persentase skor 66,3%, pada dimensi empati diperoleh persentase skor 84,7%, pada dimensi ketanggapan diperoleh persentase skor 77,6%, pada dimensi jaminan diperoleh persentase skor 66,3%, pada dimensi bukti fisik 69,4%. Dapat disimpulkan secara umum bahwa tingkat kepuasan pelayanan kefarmasian pelanggan tunai di Apotek Kimia Farma No.60 Lhokeumawe menunjukkan kriteria puas dengan skor72,8%.
Uji efek antidepresan ekstrak metanol biji kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) terhadap mencit putih jantan Burdah Ali; Sagita Rahmadhani; Noni Zakiah; amelia sari
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Depresi merupakan suatu masalah kesehatan dalam masyarakat yang dapat dikatakan cukup serius yang merupakan salah satu penyebab utama dari kejadian bunuh diri (suicide). Adapun salah satu tanaman obat yang diperkirakan dapat mengatasi depresi adalah biji kedelai (Glycine max (L.) Merr). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antidepresan dan dosis yang paling kuat dari ekstrak metanol biji kedelai (Glycine max (L.) Merr). Metode yang digunakan dalam ekstraksi yaitu secara maserasi dengan pelarut metanol, sedangkan metode yang digunakan untuk uji antidepresan yaitu FST (Forced Swim Test) disini melihat immobility time (waktu diam) menggunakan 24 ekor mencit yang terbagi atas 4 perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dosis 300 mg/kg dan 500 mg/kg BB yang diberikan secara oral. Data yang diperoleh diuji secara statistik. Hasil menunjukkan bahwa immobility time dengan pemberian ekstrak dosis 300 mg/kg BB dengan 500 mg/kg BB bila dibandingkan dengan pemberian kontrol negatif menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan nilai 0,003 (<0,05) dan 0,000 (<0,05), yang berarti antara kontrol negatif dengan kedua dosis memiliki efek sebagai antidepresan. Berdasarkan rata-rata waktu diam paling panjang yaitu kontrol negatif (167,67detik) sedangkan paling pendek yaitu dosis 500 mg/kg BB (98,50 detik) membuktikan bahwa efek yang paling kuat adalah dosis tertinggi ekstrak biji kedelai sebagai antidepresan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji kedelai memberikan efek antidepresan dan pada dosis 500 mg/kg BB adalah dosis yang memberikan efek antidepresan paling kuat pada mencit jantan.
Uji diuretik air nira (Arenga Pinnata (Wurmb) Merr.) terhadap mencit (Mus Musculus) jantan ernita silviana; Rini Handayani; Imam Askani
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air nira (Arenga pinnata(Wurmb)Merr.) merupakan salah satu hasil sadapan tanaman aren yang berkhasiat sebagai obat, salah satunya adalah diuretik. Salah satu mekanisme kerja untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan meningkatkan jumlah eksresi urin atau diuresis. Air nira mengandung beberapa golongan metabolit skunder seperti fenol dan saponin yang berpotensi sebagai diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek diuretik pada mencit jantan dan identifikasi kandungan kimia pada air nira. Sebanyak 24 ekor hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (air hangat 1 mL/20gBB), kontrol positif (suspensi furosemid 0.104 mg/20gBB), air nira segar dosis 0.78 mL/20gBB, dan air nira asam (1 hari penyimpanan) dosis 0.78 mL/20gBB. Pengujian efek diuretik dilakukan dengan mengukur volume urin yang di keluarkan selama 8 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS ver.20, uji one way ANOVA dan uji lanjutan yaitu uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dan LSD (Least Significant Difference) . Analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (p < 0.05) antara kontrol negatif, kontrol positif, dan dosis air nira. Pada air nira asam (1 hari penyimpanan) dosis 0.78 mL/20gBB memiliki efek diuretik yang hampir sama dengan kontrol positif dengan potensi diuretik rata-rata sebesar 81,96%. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh, air nira mengandung senyawa fenol dan saponin. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan air nira yang menunjukkan efek diuretik adalah air nira asam (1 hari penyimpanan).
Aktivitas antibakteri perasan daun randu (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn.) terhadap bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus Aures Noni Zakiah; Fitri Meliyani; munira munira; rasidah rasidah
JIFS: JURNAL ILMIAH FARMASI SIMPLISIA Vol. 1 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn.) merupakan tanaman yang sering digunakan oleh banyak masyarakat untuk berbagai pengobatan salah satunya yaitu sebagai pengobatan demam, diare, batuk dan lain-lainnya. Salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perasan daun randu terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan metode difusi agar untuk menguji aktivitas bakteri. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Hasil pengukuran zona hambat perasan daun randu terhadap Escherichia coli diperoleh zona hambat pada perlakuan (P1) : 14,75 mm, (P2) : 23,70 mm. Sedangkan hasil pengukuran zona hambat perasan daun randu terhadap Staphylococcus aureus diperoleh zona hambat pada perlakuan (P1) : 10,8 mm, (P2) : 32,87 mm, dan akuades tidak membentuk zona hambat. Hasil uji daya hambat dianalisis secara statistic (uji anova) menunjukkan bahwa perasan daun randu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus (P = 0,000) dan setelah dilakukan uji lanjut menunjukkan bahwa kemampuan perasan daun randu dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli lebih kuat dibandingkan dengan Staphylococcus aureus. Akan tetapi jika dibandingkan dengan amoksisilin, perasan daun randu tidak dapat menyamai amoksisilin sebagai antibakteri.

Page 1 of 1 | Total Record : 10