cover
Contact Name
Dewi Puspita Rahayu
Contact Email
dewi.rahayu@ub.ac.id
Phone
+6282335606641
Journal Mail Official
bjss@ub.ac.id
Editorial Address
Lantai 3 Gedung A FISIP UB Jalan Veteran, Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Brawijaya Journal of Social Science
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 28097068     EISSN : 28097025     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.bjss
Core Subject : Social,
Our journal covers the following areas of study in the current context: Community Development, Education, and Social Transformation Cultural and Postcolonial Studies Democracy, Citizenship, and Civil Society Economy, Organization, and Society Gender and Family Studies Inclusion, Social Justice, and Social Policy Industrial and Labor Relations Peace, Conflict, and Security Studies Rural and Urban Ecology, Disaster Studies, and Environmental Justice Rural and Urban Sociology Science, Technology, and Society Sociology of Crime Sociology of Religion Sociology of Sports
Articles 70 Documents
REPRESENTASI DISABILITAS DALAM FILM INDONESIA YANG DIPRODUKSI PASCA ORDE BARU Ucca Arawindha; Slamet Thohari; Titi Fitrianita
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2020.004.1.09

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi disabilitas dalam film-film yang diproduksi pasca Orde Baru, yaitu mulai tahun 1998-2019. Asumsi dasar penelitian ini adalah film bukan hanya sekedar media hiburan, tetapi sebagai media penyampai pesan, informasi dan edukasi. Film sebagai media populer menjadi penting untuk dijadikan sebagai obyek penelitian, dikarenakan hampir dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Terkait dengan disabilitas, film sebagai media edukasi dan mampu mempengaruhi persepsi penonton mengenai disabilitas. Menggunakan kerangka pemikiran Stuart Hall tentang representasi dan metode semiotika Roland Barthes, penelitian ini membongkar mitos tentang disabilitas dalam film-film yang diproduksi pasca Orde Baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disabilitas dalam film digambarkan secara umum sebagai kondisi “abnormal”. Disabilitas dianggap memerlukan adaptasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan cenderung belum diterima oleh masyarakat. Disabilitas ditempatkan sebagai bahan lelucon, obyek belas kasihan, dan “manusia super” ketika mampu meraih prestasi. Pandangan yang membedakan antara yang “normal” dan “abnormal” ini merupakan pengaruh dari medical model, bahwa disabilitas adalah penyakit dan perlu adanya segregasi/pemisahan dalam dunia sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi pemerintah dan sineas dalam menyajikan tayangan yang lebih berimbang, ramah disabilitas, dan tidak eksploitatif.
KEPUTUSAN DIET DAN PENGARUH MEDIA SOSIAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN CRITICAL MEDICAL ANTHROPOLOGY Irin Oktafiani
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.02

Abstract

Diet merupakan hal yang tidak asing bagi kehidupan manusia. Berbagai metode diet diciptakan untuk memenuhi keinginan manusia terhadap tubuh yang ideal. Media sosial berperan besar dalam memberikan informasi mengenai citra tubuh (body image) terutama bagi perempuan. Lalu, bagaimanakah peran media sosial dalam mempengaruhi perempuan berdiet? Dengan menggunakan pendekatan Critical Medical Anthropology, kita dapat melihat pengaruh media sosial terhadap keputusan untuk melakukan diet. Tulisan ini mencoba menganalisis pemberian informasi body image melalui media sosial seperti instagram, facebook, dan twitter. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif menggunakan wawancara mendalam kepada beberapa informan terkait pengaruh pemberitaan media sosial terhadap keputusan perempuan mendapatkan wujud ideal citra tubuh mereka. Melalui tulisan ini didapatkan adanya kaitan kuat pemberitaan sosial media terhadap keputusan berdiet.
PERSEPSI PRAKTISI HUMAS DAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Rachmat Kriyantono
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate social responsibility/CSR) di Indonesia, apakah CSR diterapkan karena kewajiban atau tidak, apakah didorong motif profit atau bentuk tanggung jawab kepada publik. Tanggung jawab sosial korporat telah menjadi bidang yang banyak dikaji oleh akademisi dalam decade terakhir. Banyak definisi tentang CSR dari para akademisi yang membahas siapa yang bertanggung jawab melaksanakan dan bagaimana mengukur keberhasilannya. Indonesia adalah negara pertama yang menerapkan pendekatan wajib CSR bagi perusahaan. Walaupun beberapa aturan perundangan mewajibkan pelaksanaan CSR, tetapi, aturan-aturan tersebut tidak mencantumkan kriteria pengukuran keberhasilan. Melalui survei, penelitian ini menggunakan kuesioner dari dua instrumen yang dikombinasikan, yakni dari Kanji Chopra Model dan Turker’s Scale. Kombinasi ini diharapkan menghasilkan pengukuran CSR yang dapat digeneralisasikan untuk Indonesia. Kedua instrumen ini telah diterapkan di negara Barat dan Asia. Kuesioner disebarkan kepada dua kelompok responden, yakni 87 praktisi CSR dan 120 responden sebagai publik sasaran Hasil penelitian ini adalah CSR telah dilakukan dengan fokus membantu publik mendapatkan kesejahteraan sosial dan praktisi pelaksana CSR sebagian besar adalah praktisi Humas.
Ruang Publik "Fishing Space": Sarana Pertukaran Informasi Bisnis pada Masyarakat Perdesaan Kampung Pasir Kalong Agus Mauluddin
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.04

Abstract

Public space in the meaning of Habermas (2015) is a space created, in which there are discussions of business issues that gradually until the discussion of social issues more broadly. Through the public space, the freedom to gather, speak, argue, and arguments can be created. BD informant revealed that fishing activities in Pasir Kalong village became a space for exchanging business information, socializing media with other residents, and exchanging information regarding the problems of the village.
Meboya Kesadaran Kritis Anti-Hoax untuk Integrasi Bangsa I Wayan Putra Yasa
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.05

Abstract

Meboya identik dengan sikap yang tidak mudah mempercayai sesuatu yang ada dan cenderung diidentikkan dengan masyarakat yang tidak percaya atau orang yang cenderung ngeyel pada sebuah kenyataan. Oleh karenanya banyak  yang berpandangan negatif pada orang yang sering meboya. Namun demikian dalam konteks tertentu meboya bisa dipandang sebagai suatu sikap kritis. Karena pada umumnya orang yang meboya tidak mudah percaya pada hal yang baru dan cenderung menolaknya dengan berbagai argumentasinya. Sikap kritis inilah yang perlu dikembangkan dalam konteks menghadapi gencarnya berbagai informasi yang tidak benar di media sosial yang dikenal dengan istilah hoax. Masyarakat saat ini harus mengembangkan sikap meboya positif, yaitu tidak mudah percaya pada informasi di media sosial sebelum mengecek kebenaran asal-usul informasi yang ada. Disinilah pentingnya kesadaran itu sehingga masyarakat bisa terhindar dari sikap-sikap anti toleransi dan gerakan radikal sebagai dampak negatif berita hoax. Dengan kesadaran tersebut tentunya bisa memperkuat integrasi nasional.
STIGMA TERHADAP SEORANG MAHASISWI PELANGGAR ATURAN DI AKADEMI KEBIDANAN TUNAS HARAPAN BANGSA PALEMBANG mrs Mayani; Yoyok Hendarso; Abdullah Idi
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui stigma yang diberikan kepada mahasiswa kebidanan RN karena melanggar aturan di AKBID Tunas Harapan Bangsa Palembang. (2) mendeskripsikan dan menganalisis penyebab terjadinya mahasiswi RN melakukan pelanggaran. Metode yang digunakan adalah deskriftif kualitatif melalui pendekatan analisis fenomenologi dengan teori Labeling Edwin M. Lemert. Data penelitian menggunakan data kualitatif, digali dari sumber data primer, melalui teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Informan terdiri dari informan kunci dan pendukung yang diambil dari lokus penelitian. Informan kunci adalah mahasiswi kebidanan yang melakukan pelanggaran aturan. Sedangkan informan pendukung adalah orang yang memberikan stigma dan informasi berkaitan dengan mahasiswa yang diberikan stigma setelah melakukan pelanggaran peraturan. Kesimpulan penelitian bahwa adanya stigma yang diberikan oleh lembaga terhadap seorang mahasiswi kebidanan pelaku pelanggaran aturan. Stigma tersebut berupa pengecapan sebagai mahasiswa “tidak bermoral”,“kurang ajar”,“liar”, “pembangkang”, dan “tukang gaduh”. Tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh RN: (1) Pelanggaran terhadapan nilai kepribadian dan kesusilaan, (2) Pelanggaran terhadap nilai kedisiplinan. (3) Pelanggaran terhadap nilai ketertiban dan keamanan. Dari tindakan pelanggaran aturan tersebut disebabkan oleh (1) Keterpaksaan RN bersekolah di lokasi penelitian, (2) dorongan orang tua, (3) fungsi lembaga tidak mencerminkan pencapaian tujuan misi dan visi, (4) Penetapan hukuman bagi pelanggar tidak sesuai prosedur, (5) Lembaga mementingkan materi dan kepentingan pribadi.Kata Kunci : Stigma, Pelanggar Aturan, Fenomenologi, Labeling, Lembaga.  
Gerakan Front Pembela Islam (FPI) dalam Aksi Bela Islam tahun 2016 di Jakarta Wiradetia Abiyoso; Slamet Thohari
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.2.07

Abstract

Penelitian ini membahas tentang gerakan Front Pembela Islam (FPI) dalam Aksi Bela Islam tahun 2016 di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis latar belakang serta pola yang terjadi dalam pelaksanaan Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh FPI. Aksi Bela Islam muncul karena adanya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama (BTP). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gerakan sosial yang dilakukan oleh FPI ini dikategorikan sebagai mobilisasi sumber daya, model political interactive. Dalam melakukan aksinya, FPI menggunakan kekuatan yang ada pada internal organisasinya untuk melakukan gerakan. Selain itu terdapat jaringan politik, jaringan kelompok keagamaan, dan jaringan kelompok kepentingan yang ikut serta dalam membantu FPI.  Pada aksi ini, selain motif membela agama, terdapat motif ekonomi dan politik yang tersembunyi. Sebab dibalik gerakan ini terdapat ketidakpuasan atas sikap arogansi dari kebijakan publik BTP sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal tersebut dianggap merugikan beberapa pihak, termaksud FPI. Akibat hal ini memunculkan kebencian terhadap BTP, sehingga melalui momentum penistaan agama, kelompok yang terkena kerugian dari kebijakan BTP, bergabung bersama FPI dan umat Islam dalam Aksi Bela Islam. Tujuannya adalah untuk mengintervensi proses hukum melalui proses politik, supaya BTP dapat dipenjara.Kata Kunci: FPI, BTP, Penistaan agama, Aksi Bela Islam
Menakar Ulang Ekonomi Kerakyatan di Pulau Padang, Riau Masdar Farid
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.1.02

Abstract

This is related to the existence of financial inclusion from the government which leads to economic improvement for small entrepreneurs in the region. However, the people's economy cannot be absorbed by all groups. In the people of Padang Island, Riau, people’s economic policies only apply to minority groups. The group is ethnic Malays and Javanese. While minority groups such as the Akit people (native) group did not get this right. This is because this system is biased towards ethnic problems. Akit people as descendants of Orang Suku Laut (OSL) are considered to have no ability in financial management and business plan. Thus, the cooperative economic system in the village only benefits the majority. The failure of the populist economic system in certain ethnic groups is an important note for the government to overcome ethnic and racial boundaries in carrying out an economy that is friendly to the small people.Keynote: populist economy, Padang Island, Akit people, minority, democracy economy.   
Peta Politik Industri Batik Yogyakarta dan Dampaknya dalam Sistem Perburuhan Batik di Yogyakarta Dewi puspita rahayu
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.1.03

Abstract

Tulisan ini membahas tentang peta politik industri batik di Yogyakarta dalam menghadapi persaingan industri batik baik di skala global dan nasional serta dampak dari peta politik tersebut terhadap sistem perburuhan di industri batik Yogyakarta. Gencarnya sosialisasi batik di Indonesia, ternyata memberikan keuntungan kepada negara lain yang mengekspor kain batiknya ke Indonesia dan dunia. Setali tiga uang dengan kondisi Indonesia di konteks global, Yogyakarta yang merupakan salah satu daerah penghasil batik pun mengalami hal serupa. Persaingan yang harus dihadapi Yogyakarta tidak hanya berupa gempuran dari industri batik luar negeri melainkan juga dari industri lokal seperti Solo dan Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa strategi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan para pelaku industri batik yang menggambarkan peta politik industri batik di Yogyakarta seperti menjadikan pasar luar negeri sebagai pangsa pasar batik; adanya program batikmark; kerja sama dengan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY dengan menjadikan pabrik dan gerai showroom sebagai salah satu obyek wisata yang terdapat di Yogyakarta yakni melalui workshop batik serta menjadikan pabrik mereka sebagai ruang display proses membatik bagi wisatawan; serta menguatkan identitas budaya Jawa dalam motif maupun proses membatik. Peta politik ini ternyata berimplikasi pada adanya indikasi eksploitasi buruh batik Yogyakarta yang didukung oleh hegemoni budaya Jawa.Kata kunci: peta politik, industri batik Yogyakarta, sistem perburuhan
Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland Iwan Nurhadi; Lutfi Amiruddin; Genta Mahardika Rozalinna
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 3 No. 1 (2019): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2019.003.1.04

Abstract

Artikel ini ditulis berdasarkan dua tujuan; pertama adalah untuk mengidentifikasi praktik sosial sebagai bagian dari konsekuensi dari perubahan tata guna lahan, dari pertanian menjadi lokasi wisata Waterland pada sebuah desa di Jawa Timur, Indonesia. Kedua, untuk menganalisis kontestasi antara wacana utama dan wacana tandingan dari dampak proses tersebut. Kami menggunakan konsep Henry Lefebvre tentang produksi ruang untuk menganalisis kontestasi wacana. Dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus, kami mendiskusikan beberapa temuan. Kami menyimpulkan bahwa terdapat transformasi ruang; berasal dari produksi ruang absolut, yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang tidak bergantung pada industry pariwisata, menjadi ruang abstrak yang dilegitimasi melalui wacana keuntungan dari pariwisata bagi investor. Lebih jauh lagi, kontestasi antara wacana dan wacana tandingan terjadi ketika perubahan tata guna lahan tersebut. Hal tersebut terjadi pada proses dominasi wacana oleh elit desa, sedangkan wacana tandingan hanya muncul pada masyarakat bawah. Perubahan tata guna lahan, berkonsekuensi pada kerusakan ekologi, terutama pada sumber daya air karena penggunaannya yang untuk kebutuhan wisata Waterland. Terdapat juga potensi konflik sejak adanya penggunaan air yang menyebabkan kelangkaan sumber daya tersebut. Dalam penelitian ini menunjukkan masyarakat belum siap menerima industri pariwisata. Â