cover
Contact Name
Kurnia Rahmad Dhani
Contact Email
kurniadhani@isi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
idea.jurnalisiyogyakarta@gmail.com
Editorial Address
Komplek Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Parangtritis Km. 6,5 Kotak Pos 1210, Glondong, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55001
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
ISSN : 14116472     EISSN : -     DOI : -
IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ethnomusicology, culture and arts) or situated at the convergence of two or more disciplines. The journal invites original, significant, and rigorous inquiry into all subjects within or across disciplines related to the performing arts. It encourages debate and cross-disciplinary exchange across a broad range of approaches. The spectrum of topics includes Ethnomusicology, Karawitan, Music, Music Education, Dance, Theatre, Puppet, and Arts education.
Articles 148 Documents
Perkembangan Fungsi Musik dalam Prosesi Kirab Pengantin (Wedding Entrance) di Yogyakarta Samuel William Tarihoran; Rianti Mardalena Pasaribu; Ezra Deardo Purba
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kirab pengantin merupakan salah satu momen yang sangat sentimental dalam pernikahan dimana pengantin dan keluarga merasakan kegembiraan dan keindahan tradisi mereka. Dalam tradisi masyarakat Jawa, prosesi kirab pengantin dilangsungkan dengan diiringi oleh gending-gending yang telah ditentukan. Penelitian ini di latarbelakangi oleh observasi yang menujukkan adanya perubahan musik pengiring yang digunakan dalam kirab pengantin. Kirab pengantin yang dulunya diirngi oleh gending, kini digantikan oleh pemakaian grup band dan bahkan pengantin meminta penambahan alat musik melodis seperti saxophone dan biola. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan musik dan perkembangan fungsi musik dalam prosesi kirab pengantin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan sample menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data didapat melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian di analisis untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Observasi dilakukan dari beberapa pernikahan yang dilangsungkan di Yogyakarta dibantu informan yang terdiri dari 3 pengantin, 2 grup musik, dan 1 wedding organizer. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan musik dalam prosesi kirab pengantin, yaitu adanya keinginan pengantin dalam mengonsep pernikahannya, faktor perbandingan biaya, faktor teknologi dan lingkungan, hingga faktor partisipatif. Dalam prosesi kirab pengantin, musik juga mengalami perkembangan dalam fungsinya dimana yang sebelumnya memakai gending memiliki fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, fungsi kesinambungan budaya, dan fungsi komunikasi, kini berkembang dengan menambah fungsi pengungkapan emosional, fungsi penghayatan estetik, dan fungsi pembentukan nuansa.
“Senandung Romansa” : Komposisi Ansambel Gesek dan Perkusi Berdasarkan Interpretasi Kisah Cinta Ribka dan Ishak dalam Alkitab Ribka Vita Ismawar Prabowo; Maria Octavia Dewi; Kardi Laksono
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

“Senandung Romansa” adalah sebuah komposisi musik program naratif. Karya ini dikomposisikan berdasarkan interpretasi terhadap kisah cinta Ribka dan Ishak dalam Alkitab Perjanjian Lama. Proses penciptaan dilakukan melalui beberapa langkah seperti perumusan ide penciptaan dan penentuan judul, observasi, penentuan instrumen, eksplorasi instrumen, penetapan konsep, penggarapan detail, serta penulisan notasi. Komposisi “Senandung Romansa” menggunakan leitmotif dan unsur musik Timur Tengah sebagai rumusan ide penciptaan. Terdapat penerapan unsur musikal leitmotif pada ketiga gerakan yang berjudul “Pencarian”, “Pertemuan” dan “Penyatuan” dalam karya musik “Senandung Romansa” untuk merepresentasikan interpretasi kisah cinta Ribka dan Ishak. Implementasi unsur musik Timur Tengah terdapat pada Gerakan I “Pencarian” dan Gerakan III “Penyatuan” melalui tangga nada yang berasal dari Timur Tengah yaitu Ahavah-Rabbah serta penggunaan instrumen rebana dan tambourin.Kata kunci: Ribka dan Ishak, Musik program naratif, Leitmotif, Unsur musik Timur Tengah“Senandung Romansa” is a narrative program music. This music has been composed based on the interpretation of Rebecca and Isaac’s love story in the Old Testament of the Bible. The creation process carried out through several steps such as formulation of idea and choosing of the title, observation, selection of instruments, explorations of instruments, concept setting, detailing of the musical elements, and notations writing. “Senandung Romansa”’s composition uses the leitmotifs and Middle Eastern musical elements as the formulation of the ideas. The application of leitmotifs as the musical elements used in all movements that are titled “Pencarian”, “Pertemuan”, “Penyatuan” to represent the interpretation of Rebecca and Isaac’s love story. The implementation of Middle Eastern musical elements used in the First Movement “Pencarian” and Third Movement “Penyatuan” through the one of the Middle Eastern scale called Ahavah-Rabbah also the uses of Middle Eastern instruments such as rebana and tambourine.Keywords: Rebecca and Isaac, Narrative program music, Leitmotif, Middle Eastern musical elements
"Mantra" Alih Wahana Tipografi Non-Konvensional pada Puisi Sutardji Calzoum Bachri ke dalam Komposisi Musik Karolus Kerubim Kurnia
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pembahasan pada upaya mengalihwahanakan aspek tipografi pada puisi Sutardji Calzoum Bachri ke medium bunyi lewat karya "Mantra". Upaya pengalihwahanaan aspek tipografi ini dilakukan dengan cara mencari unsur-unsur yang komparatif di antara dua medium, yaitu antara puisi dan musik. Penulis menemukan hasil komparasi analogis bahwa tata letak kata-kata pada karya puisi selaras dengan tata letak pemain sebagai sumber bunyi pada karya musik. Ekplorasi tata letak sumber bunyi pada karya musik menghasilkan musik spasial yang perlu menggunakan teknik modulasi spasial untuk mewujudkannya. Karya digarap dalam format paduan suara karena dibutuhkan kondisi pemain yang dapat melakukan perpindahan tempat secara efektif.Kata kunci: Tipografi Puisi; Modulasi Spasial; Paduan Suara "Mantra" The Transform of Non-Conventional Typography of Sutardji Calzoum Bachri's Poetry into Music CompositionThis study focuses on the discussion of efforts to transform the typographical aspect of Sutardji Calzoum Bachri's poetry to the medium of sound through the work "Mantra". Efforts to transform this aspect of typography are carried out by looking for comparative elements between the two mediums, between poetry and music. The author finds that the result of analogical comparison is that the layout of the words in a poetry work is similar with the layout of the performers as the source of sound in a musical work. Exploration of the layout of sound sources in musical works creates spatial music that needs to use spatial modulation techniques. The work is composed in a choir format because it requires the condition of the performers to be able to move places effectively.Keywords: Typography in Poetry; Spatial Modulation; Choir
PENGEMBANGAN IMPROVISASI PADA INSTRUMEN SAKSOFON ALTO DENGAN TEHNIK UPPER STRUCTURE STUDI KASUS DALAM LAGU INNER URGE KARYA JOE HANDERSON. Timothy Harris Samosir; Taryadi Taryadi; H. Mulyadi Cahyoraharjo
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upper structure adalah pendekatan voicing untuk mengembangkan akor, diaplikasikan kepada pianis dan komposer. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan improvisasi melodi menggunakan teknik pengembangan voicing. Terdapat pengembangan improvisasi melodi yang memiliki nada luas secara harmoni dan tertata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, membedah kalimat upper structure dari seorang pemain dan mengaplikasikannya pada peneliti. Penelitian ini menghasilkan pengembangan improvisasi secara rangkaian praktis, teknik melodi , teknik akor dan teknik ritmis sebagai pelengkap improvisasi melodi.Upper structure is a voicing approach to developing chords, applied to pianists and composers. This study aims to apply melodic improvisation using the voicing development technique. There is a development of melodic improvisation that has broad tones in harmony and order. This study uses a case study qualitative research method, dissecting the upper structure of a player's musical sentence and applying it to the researcher. This research resulted in the development of improvisation in practical application, melodic techniques, chord techniques and rhythmic techniques as a complement to melodic improvisation.
Garap Gender Barung Gending Gendreh Kemasan Laras Slendro Pathet Sanga Kendhangan Mawur Farid Azzani Prasanaya; Teguh Teguh; Suhardjono Suhardjono
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melihat fenomena pertunjukan karawitan saat ini, gending-gending dengan tingkatan gending ageng jarang tersajikan. Hal terebut menjadi motivasi penulis terkait pemilihan Gending Gendreh Kemasan sebagai materi dalam Tugas Akhir ini. Adapun tujuan, salah satunya yaitu untuk menjaga eksistensi gending tersebut agar lestari.Gending Gendreh Kemasan adalah salah satu gending ageng yang terdapat pada Karawitan Jawa gaya Yogyakarta, berlaras slendro pathet sanga kendhangan mawur. Gending Gendreh Kemasan berbentuk kethuk 4 arang dhawah kethuk 8. Gending Gendreh Kemasan terdiri dari beberapa bagian, di antaranya yaitu buka, lamba, dados, pangkat dhawah, dan dhawah.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, dan diskografi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui garap gender barung pada Gending Gendreh Kemasan. Adapun manfaat, yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referansi dan perbendaharaan garap.Hasil penelitian yaitu garap gender barung pada Gending Gendreh Kemasan dapat menggunakan perbendaharaan garapnya yang berupa cengkok umum, cengkok khusus, cengkok gantungan, dan cengkok tuturan. Terdapat 13 macam cengkok genderan yang dapat diterapkan, di antaranya yaitu kuthuk kuning gembyang, kuthuk kuning kempyung, dualolo ageng, dualolo alit, tumurun ageng, tumurun alit, rambatan, ora butuh, kacaryan, ayo kuning, puthut gelut, gantungan gembyang, dan gantungan kempyung. Garap gender dalam gending tersebut tergolong rumit karena terdapat garap cengkok genderan campuran antara pathet sanga dan manyura. Working on Gender Barung Gending Gendreh Kemasan Laras Slendro Pathet Sanga Kendhangan Mawur Seeing the current phenomenon of karawitan performances, gendings with the ageng level of gending are rarely presented. This is the author's motivation regarding the selection of Gending Gendreh Kemasan as material in this Final Project. As for the goal, one of them is to maintain the existence of the piece so that it is sustainable.Gending Gendreh Kemasan is one of the ageng gending found in Javanese Karawitan Yogyakarta style, with slendro pathet sanga kendhangan mawur. Gending Gendreh Kemasan in the form of kethuk 4 kerep dhawah kethuk 8. Gending Gendreh Kemasan consists of several parts, including buka, lamba, dados, rank dhawah, and dhawah.This research method uses a qualitative approach. Data collection techniques were carried out by means of literature studies, interviews, and discography. The purpose of this study is to find out the work on gender barung in Gending Gendreh Kemasan. As for the benefits, namely the results of this study are expected to add to the references and working treasury.The results of the research are that working on gender barung in Gending Gendreh Kemasan can use the treasury of the works in the form of general cengkok, special cengkok, gantungan cengkok, and tuturan cengkok. There are 13 types of cengkok genderan that can be used, including kuthuk kuning gembyang, kuthuk kuning kempyung, dualolo ageng, dualolo alit, tumurun ageng, tumurun alit, tumurun alit, rambatan, ora butuh, kacaryan, ayo kuning, puthut gelut, gantungan gembyang, and gantungan kempyung. Working on the barung gender in this piece is quite complicated because there are mixed gender twists between pathet sanga and manyura.
Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Kontekstual Pada Kelas Tari Gelegar Nusantara di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta Meidita Aulia Sihotang; Agustina Ratri Probosini; Ujang Nendra Pratama
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari Gelegar Nusantara pernah dibawakan oleh Kinanti Sekar di Kazakhstan dalam acara Misi Tari. Selama proses pembelajarannya menggunakan strategi ekspositori dan contextual teaching and learning (CTL). Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran ekspositori dan kontekstual pada kelas tari Gelegar Nusantara di Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah strategi pembelajaran tari Gelegar Nusantara, sedangkan subjeknya yaitu pemilik sanggar, pelatih, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validasi data menggunakan triangulasi metode. Analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan strategi ekspositori membantu peserta didik untuk memahami materi yang dijelaskan secara verbal oleh pelatih. Penggunaan strategi kontekstual membantu peserta didik untuk memahami makna dari setiap motif geraknya, sehingga peserta didik dapat menarikan tarian Gelegar Nusantara dengan rasa.Kata kunci: Learning Strategies, Tari Gelegar Nusantara, Pembelajaran TariStrategy of Expository and Contextual Learning in the Class of Gelegar Nusantara Dance at Sanggar Seni Kinanti Sekar Yogyakarta.Gelegar Nusantara dance was once performed by Kinanti Sekar in Kazakhstan in the Dance Mission event. During the learning process it uses expository and contextual teaching and learning (CTL) strategies. The purpose of this study is to describe the escrow and contextual learning strategies in the Gelegar Nusantara dance class at the Kinanti Sekar Art Studio in Yogyakarta. The type of research used is descriptive qualitative. The object of this study is the Gelegar Nusantara dance learning strategy, while the subjects are studio owners, trainers, and students. The data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The data validation techniques use triangulation methods. The data analysis used includes data reduction, data presentation, and verification. The understand the material verbally describe by the trainer. The use of contextual strategies helps students to understand the meaning of each motive of movement, so that students can dance the Gelegar Nusantara dance with feeling.Keywords: Learning Strategies, Gelegar Nusantara Dance, Dance Learning
Kajian Semiotika Teater Pada Pertunjukan Nurbaya Oleh Indonesia Kaya Agnestasya Leony Sundy; Nur Sahid; Nanang Arisona
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSerial musikal pertunjukan Nurbaya merupakan salah satu karya drama yang disuguhkan secara Virtual. Serial musikal Nurbaya digarap Garin Nugroho bekerjasama dengan tim Indonesia Kaya dan para penulis-penulis baru. Pertunjukan Nurbaya ini terdapat beberapa modifikasi unik yang menampilkan tanda untuk menunjukan makna tertentu. Oleh karena itu peneliti bertujuan untuk menganalisis pertunjukan dengan tanda yang terdapat dalam pertunjukan teatrikal tersebut menggunakan metode penelitian semiotika untuk mengkaji pertunjukan Nurbaya. Hasil analisis semiotika menunjukan bahwa Tim Indonesia Kaya menghasilkan sebuah karya anak bangsa Indonesia yang kreatif. Sekaligus memamerkan tradisi, adat dan budaya Minang lewat Channel YouTube Indonesia Kaya. Jalan cerita yang modern membuat pertunjukan ini semakin spektakuler dan menarik sehingga dapat memperkenalkan budaya secara meluas yang bisa dilihat oleh siapapun dan dapat ditonton dimanapun.
KEMLANTHING: EKSPERIMENTASI GAMELAN PIPA BESI SEBAGAI KONSEP PENCIPTAAN KOMPOSISI KARAWITAN Wahyu Agung Nugraha; Raharja Raharja; I Ketut Ardana
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemlanthing merupakan karya terapan dari hasil eksperimentasi bunyi ricikan balungan menggunakan material pipa besi. Berawal dari rangsangan ide, ekplorasi bunyi, eksperimen bahan, maka terciptalah sebuah gagasan untuk membuat komposisi karawitan dengan tidak menggunakan gamelan konvensional. Instrumen yang dipakai untuk membuat komposisi karawitan ini ialah seperangkat gamelan meliputi ricikan balungan bermaterialkan pipa besi. Fenomena bunyi dari aktivitas perbengkelan menjadi rangsangan awal penulis mengimajinasikan pemilihan material. Penciptaan seni ini menggunakan metode Practice as Researtch through Performance (Praktik seagai Penelitian melalui Pertunjukan). Metode ini adalah sebuah langkah praktik yang dilakukan untuk mendapatkan data terbaik tentang karya seni yang diciptakan [1, p. 105]. Tahapan-tahapan penelitian ini dikelompokan menjadi tiga, yakni pra garap, garap, dan pasca garap. Fokus penelitian ini adalah apa saja langkah-langkah pembuatan gamelan pipa besi. Pada dasarnya pipa besi umumnya digunakan untuk keperluan konstruksi, agar dapat memiliki fungsi baru sebagai alat musik berbasis tradisi. Tujuan dari penelitian ini sejatinya untuk membuat karakter atau warna bunyi yang berbeda yang sejatinya akan menambah kekayaan karawitan. Penelitian ini sejatinya akan mengayakan khasanah karawitan. Selain proses pembuatannya penulis juga membuat model komposisi karawitan. Pada karya komposisi Kemlanthing penulis juga membuat kemasan pertunjukan. Mendukung konsep pertunjukannya penulis menerapkan beberapa unsur yakni, tata panggung, tata suara, tata cahaya dan tata busana. KEMLANTHING: EXPERIMENTATION OF IRON PIPE GAMELAN AS A CONCEPT FOR THE CREATION OF KARAWITAN COMPOSITIONKemlanthing is an applied work from the experimental results of balungan ricikan sound using iron pipe material. Starting from idea stimulation, sound exploration, material experimentation, an idea was created to make musical compositions without using conventional gamelan. The instrument used to make this karawitan composition is a set of gamelan including balungan rickan made of iron pipes. The phenomenon of sound from workshop activities became the author's initial stimulus for imagining material selection. The creation of this art uses the Practice as Research through Performance method. This method is a practical step taken to get the best data about the works of art that are created [1, p. 105]. The stages of this research are grouped into three, namely pre-work, work on, and post-work. The focus of this research is what are the steps for making iron pipe gamelan. Basically, iron pipes are generally used for construction purposes, in order to have a new function as a tradition-based musical instrument. The purpose of this research is actually to create a different sound character or color which will actually add to the richness of the musical. This research will actually enrich karawitan treasures. In addition to the manufacturing process, the author also makes models of karawitan compositions. In Kemlanthing's composition, the author also makes packaging for the performance. To support the concept of the show, the author applies several elements, namely, stage layout, sound, lighting and fashion.