cover
Contact Name
Ardan Samman
Contact Email
ardansamman@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.kelautantropis@gmail.com
Editorial Address
m,m,m,m
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Fisheries & Marine
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 20855842     EISSN : 25280759     DOI : https://doi.org/10.20473/jipk.v16i1.44436
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (JIPK; English: Scientific Journal of Fisheries and Marine) ISSN International Centre | ISSN:2528-0759 (Online) | ISSN: 2085-5842 (Print) JIPK is a peer-reviewed and open access biannually (April and November) that published by the Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga. The aim of JIPK is to publish exciting, empirical research, recent science development, and high-quality science that addresses fundamental questions in fisheries and marine. JIPK only accepts manuscripts written in full English and processes submitted original script related of scope to fisheries and marine science and not being published by other publishers. We publish four categories of papers; 1) Original research papers, 2) Critical review articles, 3) Short communications, and, 4) Special Issue on applied or scientific research relevant to freshwater, brackish and marine environments. This journal gives readers the state of art of the theory and its applications of all aspects of fisheries and marine science. The scope of this journal includes, but is not limited to the research results of: Aquaculture, Fish Diseases, Marine science, Oceanography, Aquatic resources management, Fisheries product technology, Fish capture, technology, Fishery agribusiness, Fishery biotechnology/molecular genetics, Fish health management. JIPK has been indexed in Scopus, DOAJ, Sinta 1, Dimensions, Crossref, and others indexing. This journal has been accredited as a 1st Grade Scientific Journal (Sinta 1) by the Ministry of Research, Technology, and Higher Education of Indonesia since 8 December 2020.
Articles 480 Documents
Komunitas Fitoplankton Pada Sistem Budidaya Intensif Udang Vaname, Litopenaeus vannamei di Probolinggo, Jawa Timur [Phytoplankton Community at Intensive Cultivation System of White Shrimp, Litopenaeus vannamei in Pr Nasrullah Bai Arifin; Muhammad Fakhri; Ating Yuniarti; Anik Martinah Hariati
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8542

Abstract

                                                    AbstrakFitoplankton merupakan sumber pakan alami pada budidaya udang di tambak. Produktivitas fitoplankton dapat meningkat seiring dengan bertambahnya kandungan nutrien di tambak. Sisa metabolisme dan pakan merupakan sumber nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton di tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produktivitas dan mengidentifikasi jenis fitoplankton pada sistem budidaya intensif udang vaname, Litopenaeus vannamei. Penelitian ini dilakukan pada tiga petak tambak budidaya intensif udang vaname di Probolinggo, Jawa Timur. Pengambilan sampel air tambak dilakukan pada hari ke-17 dan hari ke-87 masa budidaya masing-masing dua kali setiap petak. Empat parameter lingkungan yaitu total ammonia nitrogen (TAN), nitrat, orthophosphate, total padatan tersupensi (TSS), dan klorofil diukur pada setiap sampel air tambak. Selain itu, kami juga mengidentifikasi dan menghitung fitoplankton pada setiap sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas pada ke tiga tambak berkisar antara 22.893,83 kg/ha sampai 23.600,61 kg/ha dengan ukuran panen 12,74 g/ekor sampai 14,35 g/ekor. Selama masa budidaya, konsentrasi TAN, TSS, dan klorofil meningkat seiring dengan semakin lamanya masa budidaya. Sementara itu, rerata kandungan nitrat dan orthophosphate cenderung menurun seiring bertambahnya masa budidaya. Jenis fitoplankton yang teridentifikasi yaitu dalam genus Oocystis, Chlorella, Nannochloropsis, Chaetoceros, Stephanodiscus, Nitzschia, Coscinodiscus, Cyclotella, dan Ulothrix. Fitoplankton dari kelompok Chlorophyta merupakan jenis yang dominan pada tambak 1 dan 2, sedangkan tambak 3 didominasi oleh kelompok Diatom. Penelitian ini mengindikasikan bahwa keberadaan fitoplankton di tambak mendukung ketersediaan pakan alami dan lingkungan yang baik bagi budidaya udang.                                                      AbstractPhytoplankton is a source of natural feed for shrimp cultivation in the pond. Phytoplankton productivity increases by the increased nutrient content in the pond. Feed and metabolic waste is the sources of nutrient for phytoplankton growth. This study aimed to evaluate productivity and identify phytoplankton at intensive white leg shrimp, Litopenaeus vannamei cultivation system. This study was conducted at three intensive white shrimp located in Probolinggo, East Java. Samples were collected on the early and the late of culture period (day 17 and 87 after stocking). Four environmental parameters including total ammonia nitrogen (TAN), nitrate, orthophosphate, total suspended solids (TSS), and chlorophyll-a were measured. Identification and density of phytoplankton were also performed of each pond. The result showed that the productivity of three ponds was 22,893.83 kg/ha to 23,600.61 kg/ha with an average size of 12.74 g to 14.35 g. During culture period, the concentration of TAN, TSS, and chlorophyll-a tended to increase. Meanwhile, the average of both nitrate and orthophosphate tended to decline. Several phytoplankton identified in this study were in the genus of Oocystis, Chlorella, Nannochloropsis, Chaetoceros, Stephanodiscus, Nitzschia, Coscinodiscus, Cyclotella, and Ulothrix. Phytoplankton of the group Chlorophyta is predominance for pond 1 and 2, while pond 3 was dominated by phytoplankton in the group of Diatom/Baccillariophyta. This study indicated that the presence of phytoplankton in the pond provides natural feed and good environmental condition for shrimp cultivation.
Potensi Bakteri Lactococcus sp. dan Lactobacillus sp. untuk Peningkatan Kualitas Limbah Kulit Kacang Sebagai Alternatif Bahan Pakan [Potential of Lactococcus sp. and Lactobacillus sp. Bacteria for Quality Improvement of Peanut Peel Waste as Alternative Feed Ingredients] Widya Paramita Lokapirnasari; Oky Setyo Widodo; Emy Koestanti
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8547

Abstract

                                                    AbstrakTujuan penelitian ini untuk menterminasi peningkatan kandungan nutrien dalam fermentasi makanan yang terdapat dari kulit kacang sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak dan ikan. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan dan lima replikasi P0: kulit kacang+isolat 0%; P1: kulit kacang+1% Lactococus sp. ; P2 : kulit kacang+1% Lactobacillus sp. Proses fermentasi dilakukan selama 5 hari dalam keadaan aerob. Hasil menunjukan bahwa terdapat berdedaan yang signifikan antara perlakuan (p<0,05). Penggunaan isolat Lactococcus sp. dan Lactobacillus sp. dapat meningkatkan kandungan nutrient dari limbah kulit kanang. Terdapat penurunan aerob mentah dari 3,80 sampai 7,70% terdapat peningkatan elestrak nitrogen bebas dari 3,925 sampai 4,38% terdapat peningkatan kandungan energi pencernaan 7.13% sampai 9.30%. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengguna 1% Lactococcus sp. dan 1% Lactococcus sp. dapat meningkatkan nilai nutrisi di limbah kulit kacang yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pakan ternak dan ikan.                                                   AbstractThis study aims to determine the increasing of nutrient content in the fermentation of feed stuff derived from peanut wastes as an alternative feed material for livestock and fish. The study consisted of three treatments and five replications, namely P0: peanut peel + 0% isolate, P1: peanut peel + 1% Lactococcus sp, P2: peanut peel +1% Lactobacillus sp. The fermentation process was carried out for 5 days under a facultative anaerobic condition. The results showed that there was a significant difference between treatments (p <0.05). The use of Lactococcus sp and Lactobacillus sp isolates can increase the nutritional content of peanut peel wastes. There was a decrease in crude fiber content (CF) of 3.80 to 7.70%, there was an increase of Nitrogen free extract (NFE) of 3.925 to 4.38%, there is an increase in digestible energy (DE) content of 7.13% to 9.30%, there was the increasing metabolizable energy (ME) of 7.13% to 9.12% compared to control. Based on the results it can be concluded that the using of 1% Lactococcus sp and 1% Lactobacillus sp. can increase nutritional value of peanut peel waste that can be used as an alternative ingredients of animal and fish.
Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada Saluran Pencernaan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut, Lampung [Identification And Prevalence of Endoparasite Worms in The Gastrointestinal Tract of Red Snapper (Lutjanus argentimaculatus) In Floating Net The Centre Of Mariculture, Lampung] Sri Subekti; kismiyati kismiyati; Diah Ayu Puspitarini
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8549

Abstract

                                                   AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat prevalensi cacing endoparasit pada saluran pencernaan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor ikan yang berukuran 20-35 cm menggunakan metode purposive sampling. Organ yang diamati lambung dan usus, kemudian dilakukan identifikasi dan penghitungan prevalensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jenis cacing endoparasit yang menginfeksi saluran pencernaan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung adalah larva stadium tiga Anisakis physeteris (Anisakis tipe II) dan Cucullanus heterochrous. Prevalensi kakap merah yang terinfeksi endoparasit adalah 10%, terdiri dari Anisakis physeteris (Anisakis tipe II) sebesar 7% dan Cucullanus heterochrous sebesar 3%.                                                   AbstractThe purpose of the research is to know kinds and prevalence of endoparasites worm gastrointestinal red snapper (Lutjanus argentimaculatus) in floating net cages the Centre of Mariculture Lampung. The metode of the research is survey method. The sample that used is 30 fishes that size 20-35 cm used purposive sampling method. The organ that getting examination is intestine and stomach, after that do identification and counting of prevalence. The result showed kinds of endoparasite worms that infected is stage three larvae of Anisakis physeteris (Anisakis type II) and Cucullanus heterochrous. The prevalence of endoparasites in red snapper is 10% that consist from on Anisakis physeteris (Anisakis type II) 7% and Cucullanus heterochrous 3%.
JIPK Back Meter vol 10 issue 1 rozi rozi
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.9163

Abstract

JIPK Front Meter vol 10 issue 1 rozi rozi
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.9167

Abstract

Pengaruh Dunaliella Salina Terhadap Polimorfonuklear Leukosit Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Yang Diinfeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) [Effect of Dunaliella Salina on Polymorphonuclear Leukocytes of Cantang Grouper (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Infected by Viral Nervous Necrosis (VNN)] Rani Yuwanita; Nanik Retno Buwono; Handian Febyadi Eka Putra
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i2.9797

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  Dunaliella salina terhadap jumlah polimorfonuklear leukosit ikan kerapu cantang yang diinfeksi VNN. Seratus delapan puluh ekor larva ikan kerapu cantang ditebar ke dalam 15 buah bak bervolume 16 L dengan kepadatan 10 ekor/bak. Sebelum diinfeksi VNN, ikan kerapu cantang diberi perlakuan pakan pelet yang mengandung tepung Dunaliella dengan dosis: K- (0 gr/kg pakan), A(6 gr/kg pakan), B (12 gr/kg pakan) dan C (18 gr/kg pakan) secara adlibitum selama 10 hari. Setelah 10 hari perlakuan, ikan kerapu cantang diinfeksi VNN selama 96 jam melalui injeksi intramuscular dengan dosis 0,1 ml/ekor ikan. Berdasarkan hasil pengamatan, Dunaliella salina berpengaruh terhadap jumlah polimorfonuklear leukosit ikan kerapu cantang yang diinfeksi VNN dengan nilai tertinggi pada perlakuan C (18 gr/kg pakan) yang mempunyai nilai rerata leukosit 45,9 x 103 sel/ml, neutrofil: 4,24 x 103 sel/ml dan eusinofil 13,38 x 103 sel/ml.AbstractThis study aimed to determine the effect of Dunaliella salina on the number of Cantang grouper leukocyte polymorphonuclear infected with VNN. One hundred and eighty larvae of Cantang grouper fish were stocked into 15 pieces of 16 L volumes with a density of 10 fish/tube. Before being infected with VNN, the groupers were treated with pellet feed containing doses of Dunaliella flour with a dose: K- (0 g/kg feed), A (6 g/kg of feed), B (12 g/kg of feed) and C (18 g/kg of feed) in adlibitum for 10 days. After 10 days of treatment, Cantang groupers were infected with VNN for 96 hours through intramuscular injection with a dose of 0.1 ml/fish. Based on the observations, Dunaliella salina has an effect on the number of VNN infected grouper cucumber leukocyte polymorphonuclear with the highest value in treatment C (18 g/kg feed) which has a leukocyte mean value of 45.9 x 103 cells/ml, neutrophils: 4.24 x 103 cells/ml and eosinophils 13.38 x 103 cells/ml.
Kajian Teknis Faktor Abiotik pada Embung Bekas Galian Tanah Liat PT. Semen Indonesia Tbk. untuk Pemanfaatan Budidaya Ikan dengan Teknologi KJA [Technical Study of Abiotic Factors in Clay Embankment Used at PT. Semen Indonesia Tbk for Utilization of Fish Cultivation with KJA Technology] Ahmad Fungky Andria; Sri Rahmaningsih
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i2.9825

Abstract

AbstrakEmbung adalah bekas galian tanah liat dari penambangan di PT. Semen Indonesia yang dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber pengairan pada kegiatan dan tempat budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Tujuan Penelitian ini untuk melakukan kajian teknis faktor abiotik embung bekas galian tanah liat PT. Semen Indonesia untuk budidaya perikanan dengan teknologi KJA. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data survei yang dianalisa menggunakan WQI min dengan data diperoleh berupa kualitas air (suhu, pH, DO dan kecerahan). Hasil penelitian suhu pagi hari pada ke empat titik pengambilan sampel berkisar 32,3 – 32,7°C dan siang hari berkisar 32,7 - 33°C(kurang layak), pH pagi hari 8 – 8,1 siang hari 7,9 – 8 (layak), dissolved oxygen (DO) pagi hari 5,6 – 6,2 ppm, siang hari 6,1 – 6,7 ppm (layak) dan kecerahan  pagi hari 69,6 – 78.7 cm, siang hari 61,6 – 77 cm (layak) dengan mengacu pada standar kualitas air PP No. 82 Tahun 2001 dan BBPBAT (2010). Berdasarkan hasil analisa  faktor abiotik tersebut, maka direkomendasikan jenis ikan nila dapat dibudidayakan di embung bekas galian semen dengan teknologi KJA. AbstractEmbung is a former excavation of clay from mining at PT. Semen Indonesia is used by local residents as a source of irrigation in activities and fish farming sites using the floating net cage system (KJA). The purpose of this study was to conduct a technical study of abiotic factors used for clay excavation of PT. Semen Indonesia for aquaculture with KJA technology. The research method used the descriptive method with survey data collection analyzed using WQI min with data obtained in the form of water quality (temperature, pH, DO and brightness). The results of the morning temperature study at the four sampling points ranged from 32.3 - 32.7C and daytime ranged from 32.7 - 33 ° C (less feasible), morning pH 8 - 8.1 during the day 7.9 - 8 (feasible), dissolved oxygen (DO) in the morning 5.6 - 6.2 ppm, daytime 6.1 - 6.7 ppm (feasible) and morning brightness 69.6 - 78.7 cm, daytime 61, 6 - 77 cm (feasible) with reference to water quality standards PP No. 82 of 2001 and BBPBAT (2010). Based on the results of the analysis of the abiotic factor, it is recommended that the type of tilapia can be cultivated in used cement excavated ponds with KJA technology.
Penggunaan Tanah Liat Untuk Keberhasilan Pemijahan Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) [The Use of Clay for Successful Spawning Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus)] Fariedah Fani; Audia Audia; Yuwanita Rani; Qurrota A'yunin; Tahapari Evi
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i2.10301

Abstract

AbstrakIkan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan komoditi ikan air tawar asal Thailand yang berkembang pesat di Indonesia. Permintaan ikan patin yang cukup tinggi menuntut ketersediaan benih yang terus berkelanjutan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan stok benih di pasaran melalui pengembangan teknik pembenihan. Teknik pembenihan adalah suatu tahapan kegiatan dalam budidaya bertujuan  untuk menghasilkan  benih dan sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau pemeliharaan. Pemberian tanah liat diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pemijahan ikan patin siam karena tanah liat mampu mencegah telur ikan patin saing menempel. Percobaan ini menggunakan pemijahan buatan dengan penyuntikan hormon HCG dan ovaprim dan penggunaan tanah liat. Percobaan pembenihan ikan patin siam dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2016 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Di akhir percobaan ini diperoleh hasil laju fertilisasi 78,93% dan laju penetasan sebanyak 84%, sedangkan laju fertilisasi pada kontrol lebih rendah dibawah perlakuan yaitu 70,19% sedangkan untuk laju penetasan sebanyak 70,09% AbstractPatin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) is a commodity of freshwater fish from Thailand originally which is growing rapidly in Indonesia. The high demand for the patin siam needs the availability of seeds to increase seed stock in the market through hatchery. The hatchery is an activity in cultivation that that aims to produce seeds. The provision of clay is expected to increase the success of spawning of Siamese catfish. This experiment uses artificial spawning with HCG and ovaprim hormone injections. Experiments of Siamese catfish hatchery were carried out from July to September 2016 at the Sukamandi Fish Breeding Research Institute (BPPI), Subang, West Java. At the end of this study resulted in 78,93% in Fertilization Rate and 84% in Hatching Rate while in control 70,19% in Fertilization Rate and 70,09% in Hatching Rate.
Budidaya Seabass Asia (Lates calcarifer) di Keramba Jaring Apung di Pusat Pengembangan Budidaya Perairan Air Payau [The Culture of Asian Seabass (Lates calcarifer) in Floating Net Cages at the Brackishwater Aquaculture Development Center] Fadhliyatud Diniyyah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i2.10364

Abstract

AbstractThis study was carried out to investigate the effect of Asian seabass (Lates calcarifer) culture in floating net cages at the Brackishwater Aquaculture Development Center, Situbondo. Asian seabass were fed with commercial fish pellet (KPA) and fresh fish (trash fish) for 21 days. Seabass fed with trash fish and commercial fish pellet displayed the growth response to the average weight and length. The fish grew from an initial weight of 230g, 238g, and 244g in 21 days and the average length of seabass changed from 23 cm, 25 cm and 28 cm respectively. The fish were fed with 3-7% body weight of fish and the growth was monitored in 21 days. The results showed that trash fish can increase the significant growth response in Asian seabass. AbstrakStudi ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh budidaya kakap putih Asia (Lates calcarifer) di keramba jarring apung di pusat pengembangan budidaya air payau, Situbondo. Kakap putih Asia diberi pelet ikan komersial (KPA) dengan ikan segar (limbah ikan) selama 21 hari. Kakap putih makan dengan limbah ikan dan pelet ikan komersial menunjukkan respon pertumbuhan rata-rata dari berat dan panjang. Pertumbuhan ikan dari berat awal 230g, 238g dan 244g pada hari ke- 21 dan terjadi perubahan panjang rata-rata kakap putih masing-masing menjadi 23 cm, 25 cm dan 28 cm. Ikan diberi makan dengan 3-7% dari berat badan ikan dan pertumbuhan diamati dalam 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah ikan dapat meningkatkan respon pertumbuhan yang signifikan di kakap putih Asia.
Teknik Budidaya Kerapu Cantang (Ephinephelus fuscoguttatus-lanceolatus) pada Keramba Jaring Apung di Balai Budidaya Air Payau, Situbondo, Jawa Timur [Culture Techniques of Cantang Grouper (Epinephelus fuscoguttatus lanceolatus) at Floating Net Cages in Brackish Water Aquaculure Development Center, Situbondo East Java] Choo Wei Jiet; Nadirah Musa
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i2.10466

Abstract

AbstrakPelatihan industri telah dilakukan untuk mempelajari dan memahami teknik budidaya dari Kerapu Cantang (Epiphenelus sp.). Teknik budidaya kerapu Cantang merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi tingkat pertumbuhannya. Pengambilan sampel ikan dilakukan selama 21 hari di Pusat Pengembangan Budidaya Perikanan Air Payau, Situbondo, Jawa Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kerapu Cantang meningkat signifikan sebesar 2,29 gram/hari. Pengelolaan pakan dan kualitas air yang baik dianggap sebagai faktor utama yang berpengaruh pada pertumbuhan Kerapu Cantang selama proses budidaya. AbstractAn industrial training has been conducted to learn and understand the culture techniques of Cantang Grouper (Epiphenelus sp.). The culture technique of Cantang Grouper is one of the factors that affect its growth. The fish sampling was carried out for 21 days at Brackish Water Aquaculture Development Center, Situbondo, East Java. The result of this study demonstrated that growth of Cantang Grouper was increased significantly of 2.29 gram/day. Good management of feed and water quality are considered as the main factors that gave effect on the growth of Cantang Grouper during the cultivation process.

Page 3 of 48 | Total Record : 480


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue 2024: JIPK VOLUME 16 ISSUE 2 YEAR 2024 (NOVEMBER 2024, ISSUE IN PROGRESS) 2024: IN PRESS ISSUE (JUST ACCEPTED MANUSCRIPT, 2024) Vol. 16 No. 1 (2024): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 2 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 1 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 2 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 1 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 2 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 1 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 2 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 1 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 2 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 8 No. 1 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 2 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 1 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 2 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 1 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 2 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 1 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 2 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 1 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 2 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 1 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 2 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 1 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 2 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 1 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN More Issue