cover
Contact Name
Muhammad Ikhwan
Contact Email
ikhwancdb@gmail.com
Phone
+6285376346759
Journal Mail Official
ikhwancdb@gmail.com
Editorial Address
Jorong Balai Gurah, Nagari Balai Gurah
Location
Kota payakumbuh,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Al-Furqan : Al-qur'an Bahasa dan Seni
ISSN : 23563036     EISSN : 30476496     DOI : https://doi.org/10.69880/alfurqan.v11i1
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Quran Payakumbuh itself, it is clear that this Journal was developed to realize the Tri Dharma of Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Quran Payakumbuh. In line with the vision of this journal which focuses on research and development of the study of Quran science, language, and art by publishing research results in the form of ideas, theories, methods, and studies of other actual problems related to the study of the latest issues and trends occurring internationally in Sciences and Tafseer of the Quran Arabic language science The art of recitations, tartil and Khat of the Quran
Articles 70 Documents
Penafsiran QS Ali-Imran Ayat 102: (Analisis Tafsir Tahlili) Rita Handayani; Nur Aprillia Putri
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v10i1.70

Abstract

The issue of piety is a very important, in the Qur’an the word piety is 258 times in various contexts. In the book of Mu’jam the author finds one varse that discusses piety in truth, namely from the word تقاته contained in the QS. Ali-Imran verse 102. I’rab from haqqa tuqatih is maf’ul mutlaq as for its function and position as an affirmation of an action. The approach that the author uses in this study is the analysis of the tahlili method is to interpret the verses of the Qur’an systematically by describing all aspects contained in the interpreted verses. The results of the thesis research on the interpretation verses of the Qur’an systematically by describing all aspect contained in the interpreted of QS. Ali- Imran verse 102 is Allah commands his believing servants so that they truly fear him, stay on it and are steadfast until the end of their lives. The meaning of haqqa tuqatih is to carry out Allah commands by obeying Allah and not disobeying Him, remembering and not forgetting, being grateful and not disobeying, namely carrying out what Allah has commanded with earnest effort as much as possible according to the best ability. Possessions and do not take lightly what Allah has commanded. Because Allah knows whether we have tried our best in carrying out his commands or are still half hearted, and Allah will not burden us with anyting beyond our ability.
Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Guru terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Muhammad Budi; Munadi Sutera Ali; Nasrullah Nasrullah
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v10i2.71

Abstract

Abstract This research departs from the background that a student's learning interest is the most important factor in achieving the learning process. So a teacher must have the ability to increase student interest in learning, in this case there are also factors that affect interest in learning one of which is the influence of teacher gender differences, because male and female teachers have differences in terms of personality and way of thinking This research aims to obtain an overview of the effect of teacher gender differences on student learning interest. The population of this study were all students of SMPN 4 Amuntai, totaling 306 students with a sample of 48 people. The research method used quantitatively using a questionnaire method using the product moment correlation formula. The results of this study indicate that Ha is accepted, that there is a significant influence between differences in teacher gender on students' learning interest in Islamic Religious Education subjects at SMPN 4 Amuntai with moderate correlation. With calculations using the product moment correlation formula of 0.59 with a moderate correlation level. Keywords: Ask to Learn;  Islamic Religious Education; Teacher Gender Abstrak Penelitian ini bertolak dari latar belakang bahwa minat belajar seorang siswa merupakan factor terpenting dalam mencapainya proses belajar. Maka seorang guru harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan minat belajar siswa, dalam hal ini ada juga faktor yang mempengaruhi minat belajar salah satunya adalah pengaruh perbedaan jenis kelamin guru, karena guru laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam hal kepribadian dan cara berpikir. Tentu akan menghasilkan proses belajar yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh perbedaan gander guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 4 Amuntai Kabupaten Hulu sungai Utara tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 306 siswa dengan sampel sebanyak 48 orang. Adapun metode penelitian yang digunakan secara kuantitatif menggunakan metode angket dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan  Ha diterima, bahwa ada pengaruh yang signifikan antara perbedaan jenis kelamin guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan korelasi sedang. Dengan perhitungan  menggunakan rumus korelasi product moment sebesar 0,59 dengan tingkat korelasi sedang. Kata Kunci: Jenis Kelamin Guru, Minta Belajar, Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Islam: Suatu Tinjauan Terhadap Kurikulum yang Diajarkan Raja Muhammad Kadri
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v10i2.72

Abstract

Abstract Islamic Higher Institution is one of the Islamic educational institutions that often suspected of being a place for the spread of radicalism and terrorism. Even though this institution is a place for intellectuals who are used to having different opinions, respecting others and even being tolerant of groups outside of them. This institution should get the title of the most moderate educational institution in the hierarchy of Islamic educational institutions, not the other way around. This research was conducted on the curriculum taught in Islamic Higher Institutions to see religious moderation education in environment. The method used in this research is library research which is included in the qualitative research category. Library research is research that limits activities only to library collection materials and document studies without conducting field research. The results of this study conclude that Islamic Higher Institutions are one of the Islamic educational institutions that have organized religious moderation. This is reflected in the curriculum or courses taught at the Islamic Higher Institution which accommodates all indicators of religious moderation. As for the courses that form an attitude of religious moderation, namely Pendidikan Pancasila, Ilmu Perbandingan Agama, Ilmu Fiqh, Ilmu Sosial Budaya dasar and other subjects. Keyword: Education Moderation, Religious Moderation, Islamic High School   Abstrak Perguruan Tinggi Islam merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang sering diduga sebagai tempat penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Padahal lembaga ini merupakan tempat para intelektual yang sudah terbiasa berbeda pendapat, menghargai sesama bahkan toleran terhadap kelompok diluar mereka. Lembaga ini seharusnya mendapatkan julukan lembaga pendidikan Islam paling moderat dalam hierarki lembaga pendidikan Islam bukan malah sebaliknya. Penelitian ini dilakukan terhadap kurikulum yang diajarkan di Perguruan Tinggi Islam untuk melihat pendidikan moderasi beragama dilingkungan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yang termasuk ke dalam kategori penelitian kualitatif. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang membatasi kegiatan hanya pada bahan-bahan koleksi perspustakaan dan studi dokumen tanpa melakukan penelitian lapangan.  Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Perguruan Tinggi Islam merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang telah menyelenggarakan pendidikan moderasi beragama. Hal ini tergambar dari kurikulum atau mata kuliah yang diajarkan di Perguruan Tinggi Islam tersebut yang mengakomodir seluruh indikator moderasi beragama. Adapun beberapa mata kuliah yang membentuk sikap moderasi beragama yaitu Pendidikan Pancasila,Ilmu Perbandingan Agama, Ilmu Fiqh, Ilmu Sosial Budaya Dasar dan mata kuliah lainnya. Kata Kunci :Pendidikan Moderasi,Moderasi Beragama, Perguruan Tinggi Islam
Kemampuan Tajwid Guru-Guru TPQ / MDTA Bersertifikasi di Kecamatan Payakumbuh Utara Marwit Irianto; Zendra Rosada Naska Zendra
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v10i2.74

Abstract

Abstrak Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh, Bidang Kesra terhadap guru-guru TPQ / MDTA yang ada di kota Payakumbuh. Sebagai kota kecil yang sangat strategis dan penghubung antar provinsi, perlahan namun pasti Payakumbuh menjadi kampung Al-Qur’an ini dibuktikan dengan banyaknya muncul sekolah-sekolah Islam, pondok pesantren, pondok tahfizh dan rumah Qur’an. Untuk mengimbangi dan mengikuti fenomena diatas, agar TPQ dan MDTA tidak kehilangan santri dan kalah bersaing,maka Pemerintah Kota Payakumbuh Bagian Kesra mengadakan pembinaan dan sekaligus memberikan sertifikasi bagi guru-guruTPQ dan MDTA yang ada di kota Payakumbuh. Yang mana selanjutnya guru-guru yang lulus mendapatkan sertifikat A, B atau C dengan jumlah 25 orang, diiringi dengan pemberian insentif.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif yang merupakan penelitian yang menggambarkan isi data yang ada yaitu mendeskripsikan datayang dikumpulkan berupa kata-kata,gambar, dan bukan angka. Dalam penelitian ini dipiilih guru-guru TPQ dan MDTA bersertifikasi di kecamatan Payakumbuh Utara yang berjumlah 25 orang dengan rincian sertifikasi A satu orang, sertifikasi B sembilan orang dan sertifikasi C lima belas orang.Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat.Hasil dari penelitian ini adalah di temukan kemampuan guru-guru TPQ/MDTA Bersertifikat berdasarkan kriteria peenilaian yakni: penilaian sangat bagus sebanyak 19 orang responden, kriteria bagus 5 orang responden, sedangkan kategori dengan nilai cukup terdiri dari 1 orang responden. Adapun responden yang mengalami kesalahan makharijul huruf terdiri dari : ب (1 orang), ت (1 orang), ث (3 orang), ذ (2 orang), د (3 orang), ز (2 orang), س (2 orang), ش (2 orang), ص ( 2 orang), ض ( 2 orang), ط ( 2 orang), ظ (3 orang), ق (1 orang), ك (1 orang), ه (1 orang). Berkenaan hukum Nun Sukun dan Tanwin terdapat kesalahan idgham 3 orang, iqlab 1 orang, ikhfa 4 orang.
Tafsir Al-Qur’an di Ranting Aisyiyah Balai Jaring Air Tabit Kecamatan Payakumbuh Timur (Kajian Living Qur’an) Daniel Alfaruqi; Ariful Fikri
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v10i2.75

Abstract

Fenomena sosial keagamaan yang terlihat di jamaah di Balai Jaring Air Tabit Kecamatan Payakumbuh Timur, dimana jamaah memiliki keinginan yang sangat kuat dalam mempelajari ilmu agama, khususnya dalam mempelajari al qur’an. Adapun kebiasaan yang mereka lakukan hanya mendengarkan kajian ceramah di Masjid atau Mushalla yang dalam pelaksanakannya setiap malam (setelah shalat Magrib sampai waktu Isya) dan setelah shalat Subuh hingga hanya bisa mendengarkan santapan rohani yang lama kelamaan menimbulkan kebosanan bagi para jamaah, sedangkan mereka tersebut siangnya sibuk dengan pekerjaan sehari hari, kondisi ini sangat berbeda dengan yang dilakukankan oleh kebanyakan kaum muslimin /muslimat di berbagai Nagari, sehingga yang menjadi pokok permasaalahan bagi penulis adalah ingin mengajak jemaah untuk menggali lagi isi al qur’an dengan sistem pengajian tafsir al qur’an yang diadakan di Majelis Ta’lim Ranting Aisyiyah Balai Jaring Air Tabit, serta motivasi apa yang mendorong jamaah bersemangat dalam menggali dan mempelajari isi al qur’an itu sendiri yang selama ini mereka dapat melalui ceramah-ceramah biasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengajian tafsir al qur’an di Ranting Aisyiyah Balai Jaring Tabit, bagaimana pelaksanaannya serta mengetahui apa motif dari jamaah melaksanakan pengajian tafsir al qur’an dan nilai-nilai apa yang didapat dalam pelaksanaan pengajian tafsir al qur’an tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuisioner terbuka dan dokumentasi yang ada, sedangkan subjek penelitian adalah jamaah Majelis Ta’lim Ranting Aisyiyah Balai Jaring Air Tabit yang berjumlah 38 orang, dan penulis merupakan instrumen utama dari peneltian ini, sedangkan analisis data mengikuti apa yang dikatakan J.Maleong yaitu mereduksi, kategorisasi, sintesisasi dan menyusun hipotesis kerja Hasil penelitian didapat bahwa dalil/dasar dari jamaah untuk melaksanakan pengajian tafsir al qur’an adalah karena jemaah sudah mulai bosan dengan mempelajari isi al qur’an hanya melalui ceramah-ceramah yang mereka dengar pada setiap pengajian, sedangkan pembacaan Al-Qur’an ketika belajar tafsir al qur’an dapat lebih mendalami apa isi dan kandungan yang terdapat dalam al qur’an tersebut.
LUQHATAH : Pengertian Luqhatah, ketentuan dan permasalahan nya Delpi Wijaya; Syafril Syafril; Saraswati Saraswati; Muhammad Ikhwan
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v11i1.83

Abstract

Abstract This research has the following objectives: to find out the meaning, luqatah, provisions and problems of luqatah itself. Luqathah is an item found in a place that does not belong to an individual. For example: a Muslim finds money or clothes on the street, because he is worried that the money or clothes will be wasted, so he takes them. Found items must be declared for at least one year. For example, when the person who found it has announced that for a year or more, the finder has not found the owner of the item, then the item may be used. Data collection used in this journal uses the library research method. By referring to primary sources such as hadith books and other secondary sources that contain and relate to the issues discussed,. Results: The similarities and differences between luqathah (found items) in Islamic law and civil law are that an item is lost from its owner and then found and taken by someone else. The loss of an item from its owner does not result in the loss of ownership of the item. The community is of course responsible for taking care to store and convey these goods to their owners as best they can. Abstrak Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: untuk mengetahui pengertian, luqatah, ketentuan serta permasalahan-permasalahan dari luqatah itu sendiri. Luqathah adalah barang yang ditemukan ditempat yang bukan milik perorangan. Misalnya: seorang muslim menemukan uang atau pakaian dijalan, karena ia merasa khawatir uang atau pakaian itu akan sia-siakan, maka ia mengambilnya. Barang temuan harus diumumkan setidaknya selama satu tahun. Misalnya, ketika orang yang menemukan telah mengumumkan selama satu tahun atau lebih, penemu tidak juga mendapati pemilik barang, maka barang tersebut boleh dimanfaatkan. Pengumpulan data yang digunakan dalam jurnal ini menggunakan metode studi kepustakaan (library research). Dengan merujuk kepada sumber-sumber primer seperti kitab-kitab hadis dan sekunder lainnya yang mengandung dan berkaitan dengan masalah yang dibahas,. Hasil  Persamaan dan perbedaan luqathah (barang temuan) dalam hukum Islam dan hukum perdata ialah, suatu barang yang hilang dari pemiliknya lalu ditemukan dan diambil orang lain. Hilangnya sebuah barang dari pemiliknya tidak mengakibatkan kepemilikannya terhadap barang tersebut juga hilang. Masyarakat tentu saja bertanggung jawab untuk merawat menyimpan dan menyampaikan barang tersebut kepada pemiliknya semampu mereka.        
Dropship Sistem dalam Tinjauan Hukum Islam Aldi Novendra; Permata Sari Ranti; Muhammad Ikhwan
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v11i1.84

Abstract

                      Abstract In today's online business, the dropshiper population is no longer small and plays a central role. Most of them who are Muslims do the dropship system without knowing and thinking about how Islamic law is related to it. In this paper, the problem that the author raises is how the dropship system is reviewed in Islamic law, what kind of dropship system is prohibited, what is the solution and what kind of dropship system is allowed. The method the author uses is a literature review with a qualitative approach. The results of this study are 1. Dropship with a dropshiper system that does not have stock items and does not cooperate with suppliers, there will be gharar, carrying out contracts above obscurity. 2. The solution and the permissible dropship system is if the contract is clear and there are guarantees for all parties, or the dropshiper acts as a representative of the supplier, it can also be a salam contract.      Abstrak Dalam bisnis online dewasa ini populasi dropshiper sudah tidak lagi kecil dan memegang peran yang sentral. Sebagian besar dari mereka yang notabene muslim melakoni dropship sistem tanpa tahu dan memikirkan bagaimana hukum Islam terkait hal itu. Pada tulisan ini masalah yang penulis angkat yaitu bagaimana sistem dropship dalam tinjauan hukum Islam, seperti apa sistem dropship yang terlarang, bagaimana solusi dan seperti apa sistem dropship yang dibolehkan. Metode yang penulis gunakan adalah kajian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu 1. Dropship dengan sistem dropshiper tidak memiliki stok barang dan tidak bekerjasama dengan suplier, maka akan terjadi gharar, melaksanakan akad diatas ketidakjelasan. 2. Solusi dan sistem dropship yang dibolehkan itu adalah jika akad jelas dan ada jaminan bagi semua pihak, atau dropshiper bertindak sebagai wakil dari suplier, bisa juga dengan akad salam.     
KEDUDUKAN HARTA DAN PERMASALAHANNYA Irdaningsih Irdaningsih; Fahrurozi Nasution; Muhammad Ikhwan
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v11i1.89

Abstract

Abstrack The author interprets and explains the position of property and the function of property itself in Islam. The results of this discussion are: 1. The position of assets 2. The functions of assets in accordance with sharia' include: Perfection of mahdhah worship, Maintaining and increasing faith and devotion to Allah SWT, Continuing the relay of life, Harmonizing life in this world and the hereafter, Provisions for finding and develop knowledge, Harmony in state and society, To rotate the roles of life, To foster friendship.,3. Division of assets as a result of law, 4. Gift of property. Property ownership is based on the following principles: Trust, Infradhiyah, ijtima'iyah and benefits. Maintaining assets is the last in the five elements of benefit, but according to the author, assets are the main milestone in maintaining the five maqashid of sharia (shariah goals). By having sufficient wealth, all five benefits (religion, soul, intellect, offspring and wealth) will be fulfilled. This research uses qualitative research with a literature review approach. Abstrak Penulis  menginterprestasikan  dan  menjelaskan  tentang  kedudukan  harta  dan fungsi  harta  sendiri  dalam  Islam. Hasil dari pembahasan ini adalah: 1. Kedudukan harta 2.Fungsi harta yang sesuai dengan syara’ antara lain untuk: Kesempurnaan ibadah mahdhah, Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, Meneruskan estafet kehidupan, Menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat, Bekal mencari dan mengembangkan ilmu, Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat, Untuk memutarkan peranan-peranan kehidupan, Untuk menumbuhkan silaturrahim.,3. Pembagian harta akibat hukum,4. Pemberian harta. Kepemilikan harta di dasarkan pada asas sebagai berikut: Amanah, Infradhiyah, ijtima’iyah dan manfaat. Memelihara harta merupakan urutan terakhir dalam lima unsur kemaslahatan, namun menurut penulis harta merupakan tonggak utama dalam memelihara kelima maqashid syariah (tujuan syariah). Dengan memiliki harta yang cukup akan terpenuhi semua lima maslahat (agama, jiwa,akal, keturunan dan harta). Penelitan ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan literatur review.  
Judi, Perlombaan dan Undian Sri Dea Puspita; Sarah Aulia; Muhammad Akmal Maulana; Muhammad Ikhwan
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v8i1.91

Abstract

Pada zaman modern sekarang ini, timbul banyak permasalahan yang belum diketahui hukum pastinya, padahal masyarakat sangat membutuhkan pemahaman dan penjelasan mengenai persoalan tersebut. Sebagaimana judi, undian, dan perlombaan dan lainya. Perihal hal tersebut terdapat banyak kerancuan atau keraguan masyarakat mengenai hukum tersebut karena proses pelaksanaan yang hampir sama, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pengertian, konsep pelaksaan, hingga hukum dari masing-masing kegiatan tersebut. Peneliti menemukan bahwasannya apabila adanya unsur taruhan dan adu nasib dari kegiatan, undian atau perlombaan tersebut, maka hukumnya melaksanakannya adalah haram berbeda dengan judi. Didalam Islam judi merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah yang mana terdapat dalam QS. Al-Maidah ayat 90-91. Disini penulis juga menggunakan metode penelitian kepustakaan ( Library Research)  yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan memcatat serta mengolah bahan penelitian dari bahan yang ditemukan penulis, yaitu baik dari buku, artikel, jurnal, skripsi dan karya ilmiyah lainnya yang berkaitan dengan judi, perlombaan, dan undian.
Al-Ijarah (Sewa) dan Al-Ariyah (Pinjam Meminjam) Serta Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari Hidayatul Azizati; Siti Hasanah; Muhammad Akmal Maulana; Muhammad Ikhwan
Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Al-Furqan: Al-qur'an Bahasa dan Seni
Publisher : STAI Darul Quran Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69880/alfurqan.v8i1.101

Abstract

Hidup di muka bumi ini selalu melakukan yang namanya kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Bertransaksi (berakad) untuk menjalankan kehidupan, tanpa disadari bahwa dalam kehidupan selalu melakukan akad al-Ijarah dan al-Ariyah (pinjam-meminjam). Pinjam meminjam dilakukan, baik berupa barang, uang, ataupun lainnya. Terlebih pada saat ini banyak peristiwa, pertikaian, atau kerusuhan di masayarakat dikarenakan persoalan pinjam-meminjam. Tidak heran kalua hal ini muncul persoalan setiap masyarakat dan berakhir di pengadilan. Hal ini terjadi dikarenakan ketidak pahamannya akan hak dan kewajiban terhadap persoalan hal pinjam meminjam. Sedangkan al- Ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Tujuan dari al-Ijarah sendiri adalah untuk memindahkan manfaat (hak guna) suatu barang selama periode masa berlaku akad ijarah, yaitu setelah pembayaran upah sewa, tanpa diikuti oleh pergantian kepemilikan atas barang tersebut