cover
Contact Name
Rachma
Contact Email
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Editorial Address
https://jurnaledukasi.kemenag.go.id/index.php/edukasi/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
EDUKASI
ISSN : 16936418     EISSN : 2580247X     DOI : https://doi.org/10.32729/edukasi
Focus: EDUKASI is a scientific journal dedicated to the study and research of Religion and Religious Education. It is committed to enriching and expanding the body of scientific knowledge relevant for policy-making and the advancement of theoretical and conceptual frameworks. The journal aims to provide valuable literature, data, and information to governmental bodies, education practitioners, and academics to support decision-making and further studies. Scope: EDUKASI is a scientific journal focused on research and development in the field of religious education. The journal accepts articles that make significant contributions to understanding and solving issues in religious education, whether in formal or non-formal institutions. The topics covered include: Management of Religious Education Institutions Roles and Practices of Religious Educators Management and Funding of Religious Education Evaluation, Quality Assurance, and Accreditation of Religious Education The Role of Students in Religious Education Study of educational aspects relating to various diciplines such as psychology, sociology, management, philosophy, theology, anthropology, and political science to enrich the discourse on religious education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 588 Documents
Prospek Madrasah Swasta “Analisis Peran dan Fungsi Yayasan Pendidikan” Imran Siregar
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i3.747

Abstract

AbstractThis paper is based on research results that describe the role and function of foundations in fostering madrasas. His findings indicate that the weakening of the role and function of foundations in fostering madrasas, especially in their control functions, results in the existence of madrasas that are unable to compete with educational institutions at the same level as their surroundings. The transfer of control functions by the foundation to a madrasah head indicates that the management process has not been fully developed as a collaborative process between the foundation, the head, and the madrasah committee. The government itself has only played a role at the level of administrative guidance for madrasah institutions and has not yet touched on the aspect of foundations as the owner of madrasah institutions. Therefore, steps are needed to increase the role of foundations in fostering madrasas through strengthening institutional management, strengthening human resources for teaching and education personnel as well as adequate infrastructure to drive the pace of madrasah institutional organization. Supported and strengthened by refreshing mutual agreement in carrying out the vision and mission of madrasah management to achieve shared goals. The knot point, among others, lies in the leadership of the foundation and the head of the madrasa which is strengthened by empowerment support by the government.AbstrakTulisan ini bersumber dari hasil penelitian yang menggambarkan peran dan fungsi yayasan dalam membina madrasah. Temuannya menunjukkan bahwa dengan melemahnya peran dan fungsi yayasan dalam membina madrasah, khususnya pada fungsi pengendalian, berakibat pada eksistensi madrasah yang tidak mampu berkompetisi dengan lembaga pendidikan setingkat di sekitarnya. Penyerahan fungsi pengendalian oleh yayasan pada seorang kepala madrasah, mengindikasikan bahwa proses manajemen belum sepenuhnya dibangun sebagai suatu proses kerjasama antara yayasan, kepala dan komite madrasah. Pihak pemerintah sendiri baru berperan pada tataran pembinaan administratif kelembagaan madrasah dan belum menyentuh pada aspek yayasan sebagai pemilik kelembagaan madrasah. Oleh karena itu diperlukan langkah peningkatan peran yayasan dalam membina madrasah melalui penguatan manajemen kelembagaan, penguatan SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana prasarana yang memadai untuk menggerakkan lajunya organisasi kelembagaan madrasah. Didukung dan diperkuat dengan penyegaran kembali kesepakatan bersama dalam mengemban visi misi pengelolaan madrasah untuk mencapai tujuan bersama yang dinginkan. Titik simpulnya antara lain ada pada kepemimpinan yayasan dan kepala madrasah yang diperkuat dengan dukungan pemberdayaan oleh pemerintah.
Integrasi Moderasi Beragama dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Suprapto Suprapto
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i3.750

Abstract

AbstractIn the midst of the strengthening of the discourse on character education, religious moderation, and countering religious radicalism and terrorism, the study of Islamic religious education in public schools based on Islamic boarding schools is interesting to do. In this context, various problems arise related to the material and content of the Islamic religious education curriculum (PAI). Education under pesantren is no longer directed at the mastery of religious knowledge but also general science. This of course has an impact on shifting curriculum content and its implementation. This study uses a descriptive qualitative approach based on empirical phenomena. Data were collected through interviews, involved observations, questionnaires, documentation, and literature review. This research produces a model for implementing religious moderation education through the development of the PAI curriculum to present a moderate Islamic movement among students that teaches: (1) building tolerance among different groups of students, both outside Islam and within Islam; (2) spreading peace in their social environment; (3) prioritizing interfaith dialogue and (4) instilling openness with outside parties and 4) rejecting hate speech (hoaxes) both inside and outside schools. This study recommends the importance of teaching and practicing religious moderation among students to present moderate Islamic movements and habituation of noble morals. AbstrakDi tengah menguatnya wacana pendidikan karakter, moderasi beragama, serta penanggulangan radikalisme dan terorisme bernunsa agama, kajian pendidikan agama Islam di sekolah umum berbasis pondok pesantren menarik untuk dilakukan. Dalam konteks ini muncul berbagai masalah terkait dengan materi dan muatan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI). Pendidikan di bawah pesantren tidak lagi diarahkan pada penguasaan ilmu agama saja melainkan juga ilmu umum, Hal ini tentu berdampak pada pergeseran muatan kurikulum dan implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskritif berdasarkan fenomena empirik. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan terlibat, angket, dokumentasi, dan kajian pustaka. Penelitian ini menghasilkan model penyelenggaraan pendidikan moderasi beragama melalui pengembangan kurikulum PAI untuk menghadirkan gerakan Islam moderat di kalangan peserta didik yang mengajarkan: (1) membangun toleransi di antara kelompok peserta didik yang berbeda, baik di luar Islam maupun di dalam Islam; (2) menebarkan perdamaian di lingkungan sosialnya; (3) mengedepankan dialog antar agama dan (4) menanamkan sikap keterbukaan dengan fihak luar dan 4) menolak ujaran kebencian (hoax) baik didalam dan luar sekolah. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya mengajarkan dan mengamalkan moderasi beragama di kalangan peserta didik untuk menghadirkan gerakan Islam moderat dan pembiasaan berakhlak mulia.
Sistem Pendidikan Kuttab Al Jazary Sebagai Representasi Pendidikan Islam Klasik Umi Muzayanah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i2.763

Abstract

AbstractThe existence of Kuttab in Indonesia has recently begun to grow and develop in several regions. Starting with the establishment of Kuttab Al-Fatih in Depok and then opened branches in 22 cities, other Kuttab began to appear, one of them was Kuttab Al Jazary Surakarta. This research aims to describe the education system of Kuttab Al Jazary, including curriculum and learning methods that represent Classical Islamic education. Using qualitative methodologies, this study obtained several findings. First, the education system in Kuttab Al Jazary consists of Qur'anic education, moral education, and science education. The three education systems are representations of classical Islamic education that were implemented in the Kuttab at the beginning of Islamic development. Secondly, the learning method applied is dominated by the halaqah method especially for learning the Alquran, while the classical approach is used for learning syar'i and science. AbstrakKeberadaan Kuttab di Indonesia akhir-akhir ini mulai tumbuh dan berkembang di beberapa wilayah. Berawal dari berdirinya Kuttab Al-Fatih di Depok yang kemudian membuka cabang di 22 kota, kuttab-kuttab lain pun mulai bermunculan, salah satunya adalah Kuttab Al Jazary di Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem pendidikan Kuttab Al Jazary, mencakup kurikulum dan metode pembelajaran yang merepresentasikan pendidikan Islam Klasik. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menghasilkan beberapa temuan. Pertama¸ sistem pendidikan pada Kuttab Al Jazary terdiri dari pendidikan Alquran, pendidikan adab, dan pendidikan ilmu. Ketiga sistem pendidikan tersebut merupakan representasi dari pendidikan Islam  klasik yang diterapkan di kuttab-kuttab pada awal perkembangan Islam. Kedua, metode pembelajaran yang diterapkan didominasi oleh metode halaqah khususnya untuk pembelajaran Alquran, sedangkan metode klasikal dilakukan untuk pembelajaran ilmu syar’i dan ilmu umum.
Planning Framework dan Outline Model Imajinasi Kreatif Berbasis Neurosains (IKBN) Pada Pembelajaran Keagamaan Islam Tingkat Sekolah Dasar Desfa Yusmaliana; Suyadi suyadi; Hendro widodo; Gamal Abdul Nasir Zakaria
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v20i2.764

Abstract

Imajinasi kreatif merupakan salah satu fungsi otak intuitif yang selama ini belum banyak dipelajari, sehingga pemikiran imajinatif sering kali dikesampingkan, bahkan didiskreditkan. Padahal, para Ulama dan Ilmuan terdahulu tidak jarang yang menggunakan imajinasi kreatifnya dalam proses penciptaaan teori baru. Oleh karena itu, diperlukan model kajian otak intuitif—yang selama ini dipelajari di bidang neurosains—sebagai basis berpikir imajinasi kreatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis konten dan wawancara Kajian ini selanjutnya disebut dengan istilah “Model Imajinasi Kreatif Berbasis Neurosain (IKBN). Agar model ini dapat dioperasionalisasikan dalam pembelajaran keagamaan Islam, perlu diberikan planning framework dan outline pembelajaran. Model IKBN dirancang dengan menggunakan beberapa alat pembelajaran yang dikenal dengan alat kognitif atau neurosains kognitif. Sebagian besar spesifikasi metode yang terdapat pada model IKBN memiliki hasil yang mirip dengan cognitive tools yang dikonsepkan oleh Kieran Egan, namun lebih spesifik ditujukan pada mata pelajaran keagamaan Islam pada jenjang sekolah dasar.
Efektivitas Metode Bahtsul Masa’il Dalam Meningkatkan Daya Kritis dan Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran Fikih di Madrasah Aliyah Cucu Hayati; Sukiman Sukiman
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i3.766

Abstract

AbstractThis research aims to analyze the effectiveness of the bahtsul masa'il method in enhancing the critical power and participation of students in the jurisprudence study in Madrasah Aliyah. The research method used is a quasi-experimental research method with a non-equivalent control group design. The free variable (X) in the study is a masa'il bahtsul method applied in the experimental class and associated variables (Y) are critical power (Y1) and student participation (Y2). The sample of this study were 36 students of class XI Science as an experimental class and 32 students of Social Sciences class XI as a control class. Data collection techniques using interviews, questionnaires, and observations. Data analysis is done with a descriptive statistic test and an average difference test using the Independent sample test t and N-gain. The results showed that there was a difference in the critical power and participation between experimental class students using the method of bahtsul masa'il with the control class who did not use the method bahtsul masa'il on Fiqh learning. Thus it can be concluded that the method of bahtsul masa'il effective to increase the critical power and participation of students in the study of fiqh in Madrasah Aliyah. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode bahtsul masa’il dalam meningkatkan daya kritis dan partisipasi siswa pada pembelajaran Fikih di Madrasah Aliyah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi eksperimen dengan desain non-eqquivalent pretest-posttest control group. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode bahtsul masa’il yang diterapkan di kelas eksperimen dan variabel terkait (Y) adalah daya kritis (Y1) dan partisipasi siswa (Y2). Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 36 anak sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI IPS yang berjumlah 32 anak sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, angket, dan observasi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik deskriptif dan uji beda rata-rata dengan menggunakan uji t (independent sample test) dan N-gain. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan daya kritis dan partisipasi antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode bahtsul masa’il dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode bahtsul masa’il pada pembelajaran Fikih. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa metode bahtsul masa’il cukup efektif untuk meningkatkan daya kritis dan partisipasi siswa dalam pembelajaran Fikih di Madrasah Aliyah.
PENGARUH OTORITAS KEAGAMAAN DI SEKOLAH ISLAM TERPADU Solihah Titin Sumanti; Zunidar Zunidar; Hendra Kurniawan; Suryo Adi Sahfutra
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v19i1.771

Abstract

AbstractThis study aims to show the tendency of urban Muslim communities in the city of Medan in choosing primary schools for children. The number of Islamic schools in Medan City continues to grow. The type of Islamic education that is developing is the Integrated Islamic School (SIT). SIT emerged as a response to the urban Muslim community. Its presence fulfills the wishes of previous Islamic education institutions, such as Islamic boarding schools, madrasas and public schools. The focus of the study looks at the role of the SIT religious authority in shaping teaching so that SIT's ability to compete with schools and Madrasahs affiliated with the NU, Muhammadiyyah, Al-Washliyah, and Al-Ittihadiyah organizations in terms of both curriculum and managerial aspects. The research method used is qualitative naturalistic. The main finding of this research is that the religious authority formed from the learning process at SIT leads to certain groups and ideologies affiliated with the Tarbiyah group. Its religious development indicates that the taste for Islamic education in urban communities leads to SIT which has an integrated curriculum. The managerial system is more modern in use because it is integrated with the existence of quality management in the administrative system that combines the managerial systems of the Ministry of Education and the Ministry of Religion, which are not owned by madrasah or pesantren institutions. The SIT curriculum model is successful in responding to the sociological needs of the urban Muslim community between the needs of religious and general teaching which is also a place to 'entrust' children all day because SIT uses a fullday curriculum model system.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kecenderungan masyarakat muslim urban di kota Medan dalam memilih sekolah dasar bagi anak-anak. Jumlah sekolah Islam di Kota Medan terus berkembang. Jenis pendidikan Islam yang berkembang yaitu Sekolah Islam Terpadu (SIT). SIT muncul sebagai respon masyarakat muslim urban. Kehadirannya memenuhi keinginan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan Islam sebelumnya, seperti pesantren, madrasah, dan sekolah umum. Fokus kajian melihat peran otoritas keberagamaan SIT dalam membentuk pengajaran hingga kemampuan SIT bersaing dengan sekolah dan Madrasah yang berafiliasi pada organisasi NU, Muhammadiyyah, Al-Washliyah, dan Al-Ittihadiyah dari segi kurikulum maupun managerialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif naturalistik. Temuan utama penelitian adalah otoritas keagamaan yang dibentuk dari proses belajar di SIT mengarah pada kelompok dan ideologi tertentu yang berafiliasi dengan kelompok Tarbiyah. Perkembangan keagamaannya mengindikasikan bahwa selera pendidikan Islam pada masyarakat urban mengarah pada SIT yang memiliki kurikulum integrasi. Sistem managerialnya lebih modern digunakan karena terintegrasi dengan adanya management quality pada sistem administrasi yang menggabungkan sistem managerial Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama, yang tidak dimiliki lembaga madrasah atau pesantren. Model kurikulum SIT berhasil merespon kebutuhan sosiologis masyarakat muslim urban antara kebutuhan pengajaran agama dan umum yang sekaligus menjadi tempat ‘menitipkan’ anak seharian karena SIT menggunakan sistem kurikulum model fullday.
Pendidikan Karakter Dalam Sekolah Taman Seminari Adison Adrianus Sihombing
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v19i2.772

Abstract

AbstractThis article aims to examine the application of character education in Taman Seminary, the level of early childhood education. The research was conducted at five schools in the Java region in March – August 2019 using qualitative methods. The result shows that the school under the guidance of the Directorate General of Catholic Community Guidance has a positive impact on the growth and development of children's character. Children begin to be independent by eating alone, can make a cross, pray spontaneously before eating, and even children can remind their parents if they forget to pray before eating. This is evident from the recognition of the parents who see changes in the attitudes and behavior of religious, independent, disciplined, and caring. This research recommends that the Directorate General of Catholic Community Guidance make a grand design for the Taman Seminary school and conduct socialization to the public, specifically to the hierarchy of the Catholic Church, so that this policy has full support. In addition, substantial efforts and actions are needed to increase the competence of teaching staff and improve facilities and infrastructure, including class buildings.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pendidikan karakter di Taman Seminari, jenjang pendidikan anak usia dini. Riset dilakukan pada lima sekolah di regio Jawa pada Maret – Agustus 2019 dengan menggunakan metode kualitatif. Temuannya adalah ternyata sekolah yang berada dalam binaan Ditjen Bimas Katolik ini berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan karakter anak. Anak mulai mandiri dengan makan sendiri, dapat membuat tanda salib, berdoa spontan sebelum makan, bahkan anak dapat mengingatkan orang tuanya jika lupa berdoa sebelum makan. Hal ini terbukti dari pengakuan orang tua siswa yang melihat adanya perubahan sikap dan perilaku anak yang religius, mandiri, disiplin, peduli. Riset ini merekomendasikan agar Ditjen Bimas Katolik membuat grand design sekolah Taman Seminari dan melakukan sosialisasi kepada publik, secara khusus kepada hierarki Gereja Katolik sehingga kebijakan ini mendapat dukungan penuh. Selain itu diperlukan usaha dan tindakan konkret untuk peningkatan kompetensi tenaga pengajar dan perbaikan fasilitas sarana-prasarana termasuk  gedung kelas. 
Evaluasi Implementasi Hasil Diklat Teknis Guru IPA Madrasah Tsanawiyah Umul Hidayati
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i2.776

Abstract

AbstractThe research entitled Implementation Evaluation of the Results of the 2019 Tsanawiyah Madrasah Teacher Training was conducted in 10 BDK regions. The results showed that after the training, teachers experienced a very high increase in competence, obtaining scores above 80. Generally, science teachers, alumni of education, and training felt that after attending the training, there is an increase in incompetence in terms of knowledge, skills, and attitudes. Among the three competency supporting variables, the attitude variable has the highest contribution, followed by the knowledge and skills variables. The increase in the high competence of science teachers after attending this training was observed by their ability to implement them in learning. However, the results of this training have not had a significant impact on improving the quality of madrasas, because, in most madrasas, the results of training are still challenging to implement due to many factors, including unavailability of laboratory facilities, the uneven ability of science teachers both in learning and in utilization. science equipment, the number of science teachers who have received training is still very few, and madrasah policies that do not support science learning. AbstrakPenelitian berjudul Evaluasi Implementasi Hasil Diklat Teknis Guru Madrasah TsanawiyahTahun 2019 yang dilakukan di 10 wilayah BDK, hasilnya menunjukkan bahwa pasca diklat guru mengalami peningkatan kompetensi sangat tinggi, dengan memperoleh skor di atas 80. Umumnya para guru IPA alumni diklat merasakan bahwa setelah mengikuti diklat, ada peningkatan kompetensi baik dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Diantara ketiga variabel pendukung kompetensi tersebut, variabel sikap mempunyai kontribusi tertinggi, disusul variabel pengetahuan dan keterampilan. Peningkatan kompetensi guru IPA yang tinggi setelah mengikuti diklat ini sebenarnya juga diikuti oleh kemampuannya mengimplementasikan dalam pembelajaran. Namun demikian, hasil diklat ini belum berdampak signifikan dalam meningkatkan mutu madrasah, karena pada sebagian besar madrasah, hasil diklat masih sulit diimplementasikan karena terkendala banyak faktor antara lain: sarana laboratorium yang belum tersedia, kemampuan guru IPA yang belum merata baik dalam pembelajaran maupun dalam pemanfaatan peralatan IPA, jumlah guru IPA yang pernah memperoleh diklat masih sangat  
Implementation of Religious Education in Character Values in Early Childhood Education Institutions Moh Isom; Evi Sopandi; Achmad Siswanto
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v19i3.784

Abstract

Abstract Conceptual discourse and practice of religious education is considered effective as a means of internalizing character values as early as possible for the provision of children's lives in the future. This study describes the implementation of religious education in instilling character values in early childhood by using a survey method in 624 early childhood education in 33 provinces in Indonesia. The results of this study indicate that the majority of early childhood education leaders implement religious education policies in the institutions they lead with a calculated value of (93.37%). Then the implementation of religious education strengthens cognitive knowledge through material content about God by (99.84%), Prophets by (100%), holy books by (100%), houses of worship by (100%), and material content about morals by (100%) 100%). While the affective aspect of religious education includes material content about value planting (100%), planting the value of helping to help (99.84%). While the material that leads to the psychomotor aspect includes material about mutual respect (99.52%), and material about politeness (99.84%). The narrative of the survey results shows that religious education at the early childhood education level has been carried out in accordance with early childhood education standards, namely placing religious education as a means of internalizing character values through material content that strengthens the cognitive, affective and psychomotor abilities of early childhood.   Abstrak Diskursus konseptual dan praktik pendidikan agama dinilai efektif sebagai sarana internalisasi nilai karakter sedini mungkin untuk bekal hidup anak ke depan. Penelitian ini menjelaskan implementasi pendidikan agama dalam menanamkan nilai karakter pada anak usia dini dengan menggunakan metode survei di 624 lembaga pendidikan anak usia dini yang ada di 33 Provinsi di Indonesia. Hasil studi ini menunjukkan bahwa mayoritas pimpinan pendidikan anak usia dini menerapkan kebijakan pendidikan keagamaan di lembaga yang dipimpinnya dengan nilai perhitungan sebesar (93,37%). Kemudian implementasi pendidikan agama cenderung memperkuat aspek kognitif melalui konten materi tentang Tuhan sebesar (99,84%), Nabi sebesar (100%), kitab suci sebesar (100%), rumah ibadah sebesar (100%), dan konten materi tentang akhlak sebesar (100%). Sedangkan pendidikan agama yang menekankan aspek afektif meliputi konten materi tentang penanaman nilai kejujuran sebesar (100%), penanaman nilai tolong menolong sebesar (99.84%). Sementara untuk materi yang mengarah ke aspek psikomotor meliputi materi tentang saling menghormati sebesar (99,52%), dan materi tentang kesopanan sebesar (99,84%). Narasi hasil survey tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama pada jenjang pendidikan anak usia dini sudah dilaksanakan sesuai dengan standar isi pendidikannya, yaitu menempatkan pendidikan agama sebagai sarana internalisasi nilai karakter melalui konten materi yang memperkuat kognitif, afektif dan psikomotorik anak usia dini.
Pola Asuh Pendidikan Pesantren Terhadap Perkembangan Afektif Anak di Pondok Pesantren Al Qohhariyah Kabupaten Bogor Bakti Toni Endaryono; Qowaid Qowaid; Robihudin Robihudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i3.785

Abstract

AbstractEducation in pesantren is generally carried out in a dormitory that lives and stays for 24 hours, under the main guidance of the Kiai or the head of the pesantren. It is necessary to understand the parenting patterns of children in the pesantren so that the conditions and affective development of children are created as expected by parents who submit their children to study at the pesantren. This study aims to understand the parenting style of pesantren education on children's affective development. This study used a qualitative method with a case study approach. The data collection technique is done by interview, observation, and document review. The results showed that the boarding school's education parenting towards children's affective development was manifested through the cultivation of santri discipline, cultivation of independence, cultivation of an awareness of the importance of society, habituation of conducting book studies, developing talents and interests, and giving sanctions to students who violate the discipline. This finding reinforces the opinion that pesantren have played a role in educating people's lives. It is suggested that this parenting style be studied more widely and deeply so that it can then be applied to other pesantren. AbstrakPendidikan di pesantren umumnya dilaksanakan dalam suatu asrama yang hidup dan tinggal selama 24 jam, di bawah bimbingan utama kiai atau pimpinan pondok pesantren. Diperlukan pemahaman pola pengasuhan anak di pesantren sehingga tercipta kondisi dan perkembangan afektif anak sesuai yang diharapkan oleh orang tua yang menyerahkan anaknya belajar di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola asuh pendidikan pesantren terhadap perkembangam afektif anak. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pemgumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh pendidikan pesantren terhadap perkembangan afektif anak terwujud melalui penanaman disiplin santri, penanaman kemandirian, penanaman  sikap sadar akan pentingnya bermasyarakat, pembiasaan melakukan kajian kitab, pengembangan bakat dan minat, serta  pemberian  sangsi terhadap santri yang melanggar tata tertib. Temuan ini menguatkan pendapat bahwa pesantren telah berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu disarankan agar pola asuh tersebut dikaji lebih luas dan mendalam untuk kemudian dapat diterapkan pada pesantren lainnya.

Filter by Year

2003 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 22 No. 2 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 22 No. 1 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 3 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 2 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 1 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 1 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 3 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 1 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 3 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 2 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 1, April 2017 EDUKASI | Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 1, April 2016 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 3, DESEMBER 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 3, DESEMBER 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL 2014 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 3, DESEMBER 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 3, DESEMBER 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 1, APRIL 2012 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 1, APRIL 2011 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 3, DESEMBER 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2010 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 4, DESEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 3, SEPTEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 2, JUNI 2009 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 4, DESEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 3, SEPTEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 2, JUNI 2008 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 3, SEPTEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 2, JUNI 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 1, MARET 2007 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 4, DESEMBER 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 3, JULI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 2, JUNI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 1, JANUARI 2006 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2005 Vol. 3 No. 2 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 3 No. 1 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 3, JULI 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2004 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 3, JULI 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 2, APRIL 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2003 More Issue