cover
Contact Name
Ahmad Shafwan S. Pulungan
Contact Email
pulungan.shafwan@gmail.com
Phone
+6281370329288
Journal Mail Official
biosains@unimed.ac.id
Editorial Address
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate, Sumatera Utara
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences)
ISSN : 24431230     EISSN : 24606804     DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1
Jurnal Biosains (JBIO) features works of exceptional significance, originality, and relevance in all areas of biological science, from molecules to ecosystems, (ie genetic, microbiology, ecology, biosystematic, biostatistic) including works at the interface of other disciplines, such as chemistry, medicine,physic and mathematics. We also welcome data-driven meta-research articles that evaluate and aim to improve the standards of research in the life sciences and beyond. Our audience is the international scientific community as well as educators, policy makers, patient advocacy groups, and interested members of the public around the world.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains" : 6 Documents clear
AJERAN LEAVES ETHANOL EXTRACT (Bidens pilosa L) AS AN ANTIBACTERIAL Staphylococcus aureus Mami Seko; Alan Ch Sabuna; James Ngginak
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.22671

Abstract

Tumbuhan ajeran memiliki kandungan senyawa kimia seperti flavanoid, saponin dan fenol yang berpotensi sebagai antibakteri. Antibakteri adalah zat yang dapat membunuh atau menekan pertumbuhan atau reproduksi bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak etanol daun ajeran (Bidens pilosa L) sebagai antibakeri Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Analisis menggunakan uji Anova satu jalur (One Way Anova). Jika ada pengaruh yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji DMRT. Dalam penelitian ini pembentukan Zona bening menunjukan bahwa ekstrak etanol daun ajeran memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. Semakin luas zona bening yang terbentuk maka semakin kuat senyawa bioaktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.  Pembuktian daya hambat ekstrak daun ajeran terhadap pertumbuhan bakteri S aureus dapat pula diukur melalui menghitung jumlah koloni. Apabila konsentrasi ekstraknya meningkat maka jumlah koloni bakteripun semakin berkurang. Hasil uji daya hambat menunjukan bahwa ekstrak etanol daun ajeran tidak memiliki pengaruh daya hambat yang signifikan terhadap pertumbuhan bakteri S aureus. Dalam penelitian ini perlakuan ekstrak etanol daun ajeran memiliki pengaruh daya antibakteri yang signifikan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Uji lanjut DMRT menunjukan bahwa (perlakuan P1 10,67 CFU/mL) memiliki nilai yang berbeda nyata.
ACTIVITY ETHANOL EXTRACT, ETHYLE ACETATE FRACTION, N-HEXAN FRACTION OF SOFO-SOFO LEAVES (Acmella cf) Against Propionibacterium acnes AND Staphylococcus epidermidis AS ANTIBACTERIES Eva Diansari Marbun; Alfi Sapitri; Vivi Asfianti
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.23492

Abstract

Sofo-sofo leaves are traditional medicinal plants that have been known by the Nias people to cure fever, coughs, diarrhea and antimicrobial infections on the skin surface. The  purpose  of  this  study  was  to determine the antibacterial activity of ethanol extract, n-hexane fraction and ethylacetate fraction Sofo-sofo leaf (Acmella cf) against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Simplicia powder was characterized and phytochemical screening was performed. Furthermore, it was isolated using 96% ethanol solvent and fractionated with  n-hexane and ethylacetate to obtain extracts. Then test the antibacterial activity of each extract against Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis by using a diffusion method disc paper. The research results obtained water content 5.66%, water soluble extract content 27.33%, ethanol soluble extract content 13.61%, total ash  content 14.39%, and  acid insoluble ash content 6.25%. The highest antibacterial activity was given by ethylacetate extract at a concentration of 2% (23.4 ± 0.2) compared to ethanol extract with a concentration of 2% (21.06 ± 0.85) and 2% concentrated n-hexane extract (19.36 ± 0.16) against the Propionibacterium acne bacteria. The highest antibacterial activity was ethyl acetate extract at a concentration of 2% (23.24 ± 0.23), ethanol extract with a concentration of 2% (16.36 ± 1.76) and n-hexane extract at a concentration of 2% (15.36 ± 0 , 11) against Staphylococcus epidermidis bacteria. The  antibacterial activity results were analyzed by the one way ANOVA test method. Based on these results it can be concluded that there are differences between treatment groups, which is indicated by a significant value <0.05.
KEANEKARAGAMAN JENIS UMBI-UMBIAN SEBAGAI PANGAN DI BEBERAPA WILAYAH PULAU BUTON S. Hafidhawati Andarias; Agus Slamet; Muhammad Ilsak
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.20131

Abstract

Umbi-umbian sebagai bahan pangan sumber karbohidrat telah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat, tumbuh subur di daerah tropis dan tidak menuntut iklim serta kondisi tanah spesifik. Umbi-umbian mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif (pengganti beras dan tepung terigu). Tanaman ini umumnya ditanam di lahan kering sebagai tanaman sela, khususnya ubi kayu dan ubi jalar yang telah dibudidayakan dengan skala luas. Masyarakat Pulau Buton banyak memanfaatkan umbi-umbian dalam pembuatan makanan tradisional seperti kasuami, tuli-tuli, epu-epu, roko-roko serta onde-onde (diolah dari ubi kayu yang diparut) dan kaopi (tepung). Hal inilah yang memungkinkan umbi-umbian menjadi salah satu jenis tanaman yang tetap dilestarikan di samping karena kondisi lingkungan di wilayah ini yang tidak terlalu subur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan sebaran umbi-umbian yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh masyarakat di Pulau Buton. Metode eksplorasi dilakukan di empat wilayah yaitu Kota Baubau, Buton Utara, Buton Selatan, dan Kabupaten Buton untuk mengetahui jenis dan sebaran umbi-umbian dan wawancara dengan penduduk setempat guna mengetahui jenis umbi-umbian yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, identifikasi, dan analisis karakter morfologi umbi. Identifikasi umbi-umbian mengacu pada Flora of Java karangan Backer, C.A. dan Bakhuizen van Den Brik dan Flora Sulawesi karangan Yuzammi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 jenis umbi-umbian yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh masyarakat Pulau Buton.
DETECTION OF PIG DNA FRAGMENTS IN HALAL UNLABLED LIPSTICK SAMPLES USING CONVENTIONAL PCR Misbakhul Munir; Siti Malihatus Sa&#039;adah; Siti Latifa; Nabila Ayu; Oki Rahmatirta W; Najwa Maulidina P; Ameliora C E; Eko Prasetya; Yuanita Rachmawati
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.23707

Abstract

From a Muslim perspective, it is very important to know the content, raw materials, and processing of the raw materials used in the cosmetic products used. One type of cosmetics that is most often used is lipstick. However, many lipsticks circulating in Indonesia are not equipped with a halal logo. One of the ingredients for lipstick is pork derivatives. These pig derivatives can be detected using PCR. Based on this background, this study aims to test the presence of pig DNA in lipstick samples that have not been certified halal on the market using 4 combinations of pig DNA fragments coding primers by using the conventional PCR method. Five commercial lipstick samples were selected by purposive sampling. DNA isolation was carried out according to the Wizard Promega Universal Kit. The PCR process was carried out with temperature optimization as follows: Predenaturation 98oC: 2 minutes, denaturation of 95oC: 30 seconds, Annealing 61oC: 30 seconds, Extension 72oC: 40 seconds, and Postextension 72oC: 3 minutes. The results showed that of the 5 samples tested by PCR using 5 kinds of primer combination, none of the samples were suspected to contain pork DNA. DNA isolation is the most difficult step in the lipstick sample detection process. Even though the detection result is negative, it is necessary to carry out further tests which become the Gold Standard of DNA-based testing using Real Time PCR.
VARIATIONS OF FEED AMOUNT AND DIFFERENT TEMPERATURES ON THE DEVELOPMENT OF BSF LARVAE DURING FOURTEEN DAYS OF REARED Trisno Haryanto; Eko Setiyono
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.21240

Abstract

Pertumbuhan larva Black Soldier Fly/BSF secara optimal dapat berlangsung selama 14 hari dengan kualitas dan kuantitas makanan yang ideal. Siklus hidup BSF dipengaruhi oleh media pakan dan temperatur. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pemberian pakan dan temperatur terhadap perkembangan larva BSF. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan variasi komposisi pakan (100; 150; dan 200 mg/larva/hari) dan kombinasi temperatur dengan variasi 25oC; 27oC; 30oC: 35oC). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga ada 36 unit percobaan. Data dianalisis mengunakan uji Kruskal Wallis pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan pertambahan bobot dan panjang larva secara bertahap dipengaruhi oleh variasi jumlah pakan dan temperatur (P<0,05). Penambahan panjang dan bobot larva sangat berhubungan dengan adanya variasi jumlah pakan dan temperatur yang diberikan dalam perlakuan. Variasi jumlah pakan dan temperatur mempengaruhi perkembangan larva BSF (P<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variasi jumlah pakan dan temperatur mempengaruhi perkembangan larva BSF. 
ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN Drosophila sp. (LALAT BUAH) DARI TUBAN, KEDIRI, DAN TULUNGAGUNG BERDASARKAN INDEKS SIMILARITAS DAN DENDOGRAM Maisuna Kundariati; Abdul Rasyid Fakhrun Gani; Jefti Salma Pratiwi
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.20448

Abstract

Keanekaragaman jenis Drosophila sp. terdistribusi luas di dunia. Hal penting yang mendasari keanekaragaman tersebut adalah bentuk dan ukuran tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan Drosophila sp. (lalat buah) dari Tuban, Kediri, dan Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian ekspos fakto (expost facto research) yang dilakukan  dengan cara mengamati ciri morfologi masing-masing daerah yaitu Tuban, Kediri, dan Tulungagung. Selanjutnya dilakukan analisis kesamaan ciri morfologi yang diperoleh dengan indeks similaritas dan disajikan dalam bentuk dendogram untuk mengetahui kekerabatan antar jenis Drosophila sp. dari ketiga daerah tersebut. Hasil pada penelitian ini adalah berdasarkan morfometriknya Drosophila sp. dari daerah Kediri dan Tulungagung memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dibandingkan dengan Drosophila sp. dari daerah Tuban. Didapatkan hasil indeks similaritas antara daerah Kediri dan Tulungagung adalah  0,961 sedangkan indeks similaritas antara daerah Tuban dengan kedua daerah tersebut adalah 0,872. Keragaman Drosophila dari ketiga daerah dipengaruhi oleh jarak antar daerah dan suhu wilayah yang mempengaruhi gen, gene flow, dan rekombinasi.

Page 1 of 1 | Total Record : 6