cover
Contact Name
Herna Hirza
Contact Email
hirzaherna0@gmail.com
Phone
+6281397728339
Journal Mail Official
grenek@unimed.ac.id
Editorial Address
JL. Willem Iskandar Pasar v Medan Estate
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Grenek: Jurnal Seni Musik
ISSN : 23015349     EISSN : 25798200     DOI : https://doi.org/10.24114/grenek.v10i1
Grenek : Jurnal Seni Musik merupakan jurnal yang dikelola oleh prodi pendidikan musik jurusan sendratasik FBS Unimed. Grenek: Jurnal Seni Musik menyajikan persoalan dan isu-isu terkini tentang musik di Indonesia terkhusus di Sumatera utara. Grenek : Jurnal Seni Musik secara khusus membahas tentang pendidikan musik, penyajian musik, pengelolaan musik, penciptaan musik, serta pengkajian musik.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik" : 12 Documents clear
Analisis Teknik Bermain Alat Musik Drum Set pada Lagu Grebfruit Karya Benny Greb Criswanto Criswanto
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.45908

Abstract

Tujuan penulisan ini untuk menganalisis lagu Greb Fruit karya Benny Greb dan menemukan kelarasan antara teknik permainan drum dengan ansamble vocal pria dalam mempertahankan ritme drum 1/16 karena teknik yang digunakan untuk memainkan lagu Greb Fruit karya Benny Greb sangat variatif. Terdapat keunikan ritme dan teknik drum yang saya ketahui pada lagu Benny Greb ini menjadi tujuan saya untuk menganalisis lagu tersebut.Greb fruit memiliki kesulitan awalan masuk ketukan pertama saat memainkan beat drum karena tidak masuk pada ketukan satu. Repertoar ini memiliki groove yang kuat dalam setiap permainannya dengan pola ritme yang unik. Hal yang menarik dalam karya ini berisi kombinasi ansambel vokal pria dan drum set, yaitu pola ritme yang saling mengisi. Iringan vokal dibagi menjadi empat suara yaitu suara tenor 1, tenor 2, tenor 3, dan bass. Komposisi ini menggunakan sukat 4/4 dengan tempo 120 bpm. Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif analitif dengan studi pustaka karena harus mencari sumber referensi tertulis serta rekaman dalam bentuk audio visual. Greb Fruit menggunakan ansamble vocal pria dan terdiri dari beberapa alat musik yang terdiri dari : Drum,Bass Gitar, dan Gitar Elektrik . Dengan analisis ini diharapkan akan membantu pemain drum di dalam membawakan komposisi ini, sehingga ketepataan dalam teknik dan interpretasi menjadi maksimal. 
Hibridisasi Pada Musik Keroncong dalam Lagu Gasiang Tangkurak oleh Grup Buana Lestari Sawahlunto Ade Febri Yulfita; Asril Asril
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.49389

Abstract

Lagu Gasiang Tangkurak diciptakan oleh Sahrul Tarun Yusuf yang menceritakan tentang seorang pria yang ditolak cintanya oleh seorang wanita, lalu sang pria mengguna-gunai si wanita menggunakan Gasiang Tangkurak. Salah satu orkes keroncong yang ada di Sawahlunto adalah Orkes keroncong Buana Lestari. Sebelum lagu pop Minang Gasiang Tangkurak diaransemen oleh Orkes Keroncong Buana Lestari menjadi musik keroncong, lagu pop Minang itu sudah berbentuk musik hibrid antara budaya lokal dan global. Aransemen musik aslinya menggunakan instrument musik modern dan menggunakan nada diatonis. Musik keroncong juga merupakan musik hibrid, maka kedua genre musik tersebut telah mengadaptasi musik secara global mengikuti scale diatonis Barat. Konsep aransemen musik yang dilakukan oleh Orkes Keroncong Buana Lestari dalam lagu Gasiang Tangkurak ke dalam bentuk keroncong, dengan memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan unsur-unsur musik tradisi Minang lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat proses hibridisasi pada musik keroncong Orkes Keroncong Buana Lestari. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penyajian data bersifat deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hibridisasi dan ambivalensi dalam aransemen lagu Gasiang Tangkurak yang terjadi pembauran antara musik pop, keroncong, dan tradisi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi, dokumentasi, serta wawancara dengan pengkarya seniman.
“Inomeurme” Interpretasi Meugang sebagai Nilai Sosial Masyarakat Aceh dalam Seni Pertunjukan Komposisi Musik Kontemporer Rizki Mona Dwi Putra; Tria Ocktarizka
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.50856

Abstract

Meugang merupakan salah satu budaya tradisi yang masih dilestarikan di Aceh. Meugang atau sebagian menyebutnya ma’meugang adalah sebuah tradisi makan daging pada saat sebelum memulai puasa Ramadhan, lebaran Idul fitri dan lebaran Idul Adha. Praktek Perayaan Meugang ini dirayakan oleh semua lapisan Masyrakat, baik di desa maupun di kota. Perayaan Meugang juga dijadikan momen penting untuk setiap keluarga yang bisa dilihat dari aktivitas Meuramin yaitu makan bersama dengan seluruh kalangan. Kebudayaan suatu daerah tentunya akan menghasilkan sejumlah wujud baik itu nilai, budaya maupun hal lainnya. Tradisi meugang di Aceh tentunya memiliki nilai sosial yang berbeda jika ditinjau dari segi lingkungan sosial. Nilai-nilai sosial yang terkandung dalam tradisi meugang memang tidak terlepas dari rasa keindahan dan rasa kebersamaan dalam interaksi sosial masyarakat serta keluarga. Dengan adanya interaksi sosial ini, perayaan meugang dapat menghasilkan nilai sosial dalam bermasyarakat, yaitu nilai kebersamaan dan nilai keindahan. Gagasan ini menarik untuk diaktualisasikan melalui karya seni musik dengan menginterpretasikan kembali Nilai Sosial tersebut ke dalam bentuk Komposisi Musik Kontemporer, yang mana adanya kebaruan dan gambaran terhadap karakter bunyi pada fenomena meugang tersebut. Tujuan dari penelitian karya seni ini adalah untuk mengaktualisasikan Nilai Sosial pada Fenomena Perayaan Meugang melalui Komposisi Musik Kontemporer. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan dengan menggabungkan proses penciptaan musik dari Pande Made Sukerta (Menyusun Gagasan Isi, Menyusun Ide Garapan, Menentukan Garapan) dan teori garap dari Rahayu Supanggah (Materi Garap, Pengarap, Sarana Garap, Prabot, Penentu Garap, dan Pertimbangan Garap).
Musik dalam Disiplin Ilmu Islam: Fenomena Remix Lagu Religi dengan Alunan Musik DJ Rahma Arindani Ayumi; Eri Susan; Suci Hartiyani; Rahmatunnisa Ramadhani; Prili Dwi Gartiani; Kesya Arla Kusnadi; H Udin Supriadi; Muhamad Parhan
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.44949

Abstract

Ilmu dan pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan manusia karena hal tersebut sangat memberikan manfaat baik. Manusia yang dibekali Allah SWT memiliki akal dan pikiran agar mereka bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang baik dan benar. Meskipun demikian selayaknya ilmu pengetahuan tidak terlepas dari ajaran agama dan dipisahkan dari ilmu agama itu sendiri. Islam adalah agama yang menjunjung ilmu pengetahuan dan begitu juga Ilmu pengetahuan memiliki interaksi dengan agama. Kemajuan zaman, teknologi dan arus informasi seakan memperlebar jarak antara ilmu pengetahuan dan agama. Namun, sering kali mereka keliru dan tidak menggunakan akal pikirannya untuk memilah serta memilih hal baik dan hal buruk untuk kehidupan mereka. Mereka bebas menuangkan pikiran dan berkreasi dengan hal yang menurut mereka menyenangkan tanpa memperhatikan suatu kedisiplinan ilmu dan hal tersebut adalah buruk.  Karena di zaman sekarang sedang tren yaitu musik DJ yang mana alunannya enak di dengar bagi manusia dan sering kali terdengar bahwa lagu religi di Remix dengan alunan musik DJ maka dari itu hasil dan pembahasan memaparkan bahwa Fenomena Remix lagu religi dengan alunan musik DJ .
Kesenian Tulo-Tulo: Instrumentasi dan Bentuk Musik Abdul Rozak; Nadra Akbar Manalu; Haria Nanda Pratama
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.49625

Abstract

Kesenian Tulo-tulo diciptakan oleh masyarakat Nias yang bertransmigrasi ke Kota Sabang pada tahun 1920. Kesenian ini merupakan jenis seni pertunjukan kreasi yang mentradisi, dengan penyajiannya terdiri dari unsur gerak tarian, musik dan syair yang berisikan sastra. Keberadaan musik pada kesenian ini merupakan unsur yang penting dalam penyajiannya. Konsep penyajian yang ditinjau dari aspek organologi musik dan musikologi ini dapat dilihat dari instrumentasi musik, bentuk/form, dan melodi. Ketiga unsur ini kemudian diidentifikasi dan dianalisis menggunakan teori musik konvensional.  Tujuan dalam penelitian ini adalah dapat mengetahui dan mendeskripsikan secara terstruktur terkait instrumentasi, bentuk/form dan garis melodi mulai dari awal sampai akhir penyajian kesenian Tulo-tulo. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data: studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penyajian musik pada kesenian Tulo-tulo dibagi ke dalam tiga unsur yaitu penggunaan instrumen musik, bentuk/bagian lagu, dan transkripsi notasi melodi pokok. Instrumen yang dipakai adalah jenis instrumen melodis, harmonis, dan ritmis, sedangkan bentuk/form terdiri dari lima frase yang masuk dalam bagian besar.
A Tear by Nicky Manuputty: a Review of Alto Saxophone Playing Techniques and the Meaning of the Work Teddy Nicolas Silalahi; Junita Batubara
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.48767

Abstract

A TEAR is a work of Nicky Manupputty who is a Saxophonist. The uniqueness of this song is that Nicky Manuputty uses a distinctive and different tounging. He has his own characteristics in playing saxophone in this work, namely tounging techniques resembling 'del-del' and resembling 'ta-ya' tounging. Therefore, the author is interested in researching the work A TEAR. The author found the technique of combining 'del-del' and 'ta-ya' tounging. The technique is the "dah-ya" tounging technique. In the 'dah-ya' technique, the author finds a tounging sound that is almost the same as that used by Nicky Mannuputty. The method used is descriptive qualitative method, by collecting data through youtube (https://youtu.be/76KrrEAQUek ), observation, literature study, articles/journals and documentation. The meaning of A TEAR is an expression of sadness. The results of this study are: 1) Showing the work of A TEAR live. 2) Introducing the works of Indonesian composers. 3) Knowing the techniques used by Nicky in his work, and the meaning of the work A TEAR. 
Empirisme sebagai Ide Penciptaan Musik Kontemporer Mute Ken Steven; Ance Juliet Panggabean; Ariston Batee; Devito Valentino Sitindaon
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.49762

Abstract

Mute merupakan sebuah hasil karya cipta atau komposisi yang bergenre kontemporer. Arti kata Mute adalah bisu atau arti lainnya dari mute adalah kelu. Ada beberapa hal yang perlu untuk dikaji dalam komposisi Mute ini, yaitu tentang kajian penciptaan karya komposisi musik sebagai penyampaian makna pengalaman empiris bergenre kontemporer dan pengolahan elemen musik kontemporer yang terdiri dari Struktur: permulaan/beginning, kelanjutan/aa, komplikasi/complication, dan resolusi/resolution. Penciptaan karya komposisi musik Mute sebagai penyampaian makna pengalaman empiris bergenre kontemporer dan pengolahan elemen musik kontemporer bertujuan untuk memahami  bagaimana kajian penciptaan karya komposisi musik Mute sebagai penyampaian makna pengalaman empiris bergenre kontemporer dan untuk mengetahui bagaimana pengolahan elemen musik Kontemporer. Metode yang digunakan adalah metode dasar  yakni metode deskriptif kualitatif Sedangkan Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam berbagai hal antara lain: untuk memberi sumbangan bagi para pembaca atau penelitian lanjutan tentang  kajian penciptaan karya komposisi musik Mute sebagai penyampaian makna pengalaman empiris bergenre kontemporer, dan sebagai informasi yang lebih mendalam bagi para pembaca atau penelitian lanjutan tentang  pengolahan elemen musik Kontemporer dalam komposisi Mute.
Tinjauan Musikalitas: Penyajian Lagu Tondi-Tondiku Karya Herbert Aruan oleh Style Voice dan Sanga Pajumpang Band Emmi Simangunsong; Ronald Heriko Saragih; Elvita Uli Purba; Samuel Suranta Sembiring; Anggi Tambunan
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.54074

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyajian  lagu Tondi-tondiku karya Herbert Aruan yang dinyanyikan oleh Style Voice dan Band Sanga Pajumpang.  Lagu Tondi-tondiku diciptakan tahun 2019 yang  menceritakan tentang ungkapan perasaan kasih sayang orangtua kepada anak perempuannya yang semata wayang.  Herbert Aruan  memilih kata-kata secara cermat karena kata-kata yang ditulis dipertimbangkan kekuatan maknanya bagi masyarakat Batak Toba. Lagu Tondi-tondiku sangat populer pada masyarakat Batak khususnya Batak Toba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk  lagu Tondi-tondiku adalah ternary form atau lagu tiga bagian (bentuk A, A, B, C) yang terdiri dari Aa, Ab, Aa, Ab, Ba, Ba’, Ca, Ca’.  Penyajian grup Style Voice dinyanyikan dalam bentuk trio dengan iringan keyboard, saxophone sopran, gitar elektrik, gitar bass, drum, violin. Penyajian grup Sanga Pajumpang dinyanyikan secara solo dengan iringan keyboard, gitar elektrik, bass elektrik, string, drum-set dan sequencer. Style Voice membawakan lagu dengan tonalitas Cis Mayor dengan tempo stabil 70 bpm.  Sanga Pajumpang membawakannya dengan tonalitas C Mayor dengan tempodinamis 70-73 bpm.  Dari segi penyajian vocal Style Voice menyanyikannya dengan suara lebih tegas; Sanga Pajumpang menyanyikannyadengan lebih vibrato. Analisis musikalitas lagu Tondi-tondiku oleh Style Voice dilakukan penulis berdasarkan hasil rekaman di studio dan hasilnya sesuai dengan rencana yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyajian  Sanga Pajumpang berdasarkan penyajian  secara virtual dan  hasil penyajian instrumen musiknya memberi ruangdan waktu kepada pemain menghasilkan ritme yang lebih bervariasi.
Pesan Ekoteologis Islam dalam “Sholawat Kaliopak” Karya Kiai Jadul Maula (Analisis Semiotika Roland Barthes) Eki Satria
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.50756

Abstract

Krisis lingkungan hidup merupakan permasalahan global sejak beberapa dekade lalu. Deteriorasi lingkungan secara langsung mengancam kehidupan manusia. Berkaitan dengan krisis lingkungan hidup, penulis menyoroti ormas keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) yang konsisten sejak tahun 1994 sudah menggaungkan jihad menjaga dan melestarikan lingkungan hidup hingga saat ini. Konsistensinya tidak hanya digaungkan dalam forum-forum besar, namun juga terdapat upaya menyuarakannya melalui karya seni bernafas Islami. Salah satunya adalah Sholawat yang berjudul “Sholawat Kaliopak” yang ditulis oleh Kiai Jadul Maula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan ekoteologis Islam yang terkandung dalam Sholawat Kaliopak karya Kiai jadul Maula. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Tahapan pengambilan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan analisis yang dilakukan menggunakan semiotika Roland Barthes. Hasil dari pembahasan yang di dapat adalah; 1) kesadaran manusia sebagai khalifah fil ar-ardl dan ‘abd yang merupakan manifestasi sunatullah dalam menjaga alam lingkungan, 2) alam yang terjaga menjadi pelindung bagi keberlangsungan hidup umat manusia, 3) pengamalan dzikir dan ilmu yang seimbang sebagai manusia yang beriman menuju keselamatan dunia dan akhirat, 4) manusia di zaman sekarang banyak yang kehilangan akal budi berdasarkan krisis empati dan simpati yang mengakibatkan kerusakan moral sosial dan turut serta dalam perusakan alam, sehingga perlu mengasah kembali hikmah ilaiyah dan nilai-nilai spiritual yang bersumber dari Allah, 5) manusia harus selalu sadar bagaimana perilakunya kepada alam akan kembali ke diri manusia itu sendiri, karena manusia dan alam memiliki hubungan kasualitas yang sangat erat.
Musical Phenomenon in the Traditional Art of Alee Tunjang in Aceh Surya Rahman; Berlian Denada; Abdul Rozak
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.49597

Abstract

Alee Tunjang is an art form originating from North Aceh Regency that consists of melodic and rhythmic music elements. The form of this art instrument is in the form of vocals that chant verses, and mortar beaten by alu/alee in the form of percussion rhythms with six sound colors. These two types of musical instruments form a distinctive musical fabric in the presentation of the performance, where melodic and rhythmic instruments are played not only as the main melody and melodic musical accompaniment, but the two elements become inseparable, as evidenced by the musical fills of Alee Tunjang that alternate and complement each other. The purpose of this research is to analyze the musical phenomena found in the art of Alee Tunjang. The method in this research uses a qualitative approach, with data collection techniques: literature review, observation, interview, and documentation. Alee Tunjang's music is divided into three sections, namely: Saleum, Kisah, and Lani, which consists of one vocal player and five lesung players, each with a constant rhythm and repetition. The tempo and rhythm are similar in all parts of the Alee Tunjang song/chapter. The difference in rhythm and cadence is found in the lesung 4th instrument which plays the tung sound color by playing a pattern on a different weak beat in each part of the song/chapter of Alee Tunjang.

Page 1 of 2 | Total Record : 12