cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Singuda ENSIKOM
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2014)" : 8 Documents clear
ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN) Elis Fronika Hutasoit; Naemah Mubarakah
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi seluler yang bersifat mobile berkembang begitu pesat seiring dengan kebutuhan informasi yang semakin meningkat. Sehingga diperlukan sistem yang mampu memberikan layanan komunikasi secara bebas dimana saja dengan kinerja jaringan tetap optimal. Flexi merupakan salah satu teknologi seluler CDMA, yang juga bersaing memberikan layanan komunikasi melalui peningkatan mutu jaringan. Untuk meningkatkan mutu jaringan perlu dilakukan monitoring dan analisis untuk mengetahui kinerja jaringan. Jurnal ini membahas tentang unjuk kerja jaringan pada sistem CDMA. Analisis dilakukan dari data yang diperoleh melalui data DT dan pengamatan M2000, dibahas juga hasil pengukuran parameter diantaranya KPI dan Call Sequence yang menunjukkan kinerja jaringan serta memberikan rujukan untuk peningkatan jaringan yang lebih optimal. Berdasarkan analisis diketahui bahwa jaringan pada cluster 2 meliputi (Medan Amplas, Sunggal, Medan Baru) lebih baik dibandingkan cluster 7 meliputi (Lubuk Pakam, Batang Kuis, Perbaungan, Talun Kenas, Langkat, Atau tergolong sub urban). Diperoleh nilai Key Performance Indikator terendah pada cluster 7 yaitu -15 dB≤EcIo≥-12dB, -115dBm≤Rx Power≥-95dBm, -10dBm≤Tx Power≥15dBm dan FFER mencapai 50,7%. Persentase nilai CSSR cluster 2 yaitu CSSR ≤ 99% sebesar 23%, CSSR≥ 99% sebesar 76%. Sedangkan pada cluster 7, CSSR≤99% sebesar 77,2%, CSSR≥99% hanya 22,7%. Persentase nilai CDR cluster 2 mencapai standar network performance improvement sedangkan cluster 7 memiliki area yang melebihi standar. Persentase nilai soft handoff Intra_BS cluster 2 dan cluster 7 mencapai nilai rata-rata sedangkan persentase soft handoff Inter_BS tidak merata. Diketahui bahwa unjuk kerja jaringan cluster 7 kurang bagus sehingga perlu dilakukan optimalisasi agar kualitas jaringan semakin baik.
PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA Join wan chanlyn Sigalingging; Hendra Zulkarnain
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dielektrik merupakan suatu bahan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik, dimana dielektrik berfungsi sebagai pelindung agar tidak terjadi tembus listrik yang tidak diinginkan.Apabila medan listrik yang diterapkan melebihi kekuatan dielektrik material tersebut maka akan terjadi breakdown. Tegangan tembus udara dipengaruhi beberapa hal antara lain temperatur, kelembaban, angin, dan tingkat kontaminasi udara. Adanya kondisi hujan akan mempengaruhi kekuatan dielektrik udara, karena telah dipengaruhi oleh faktor konduktivitas dari hujan itu sendiri. Pada paper  ini dikaji pengaruh ukuran butiran air hujan terhadap tegangan tembus udara, dengan pemodelan simulasi hujan buatan pada peralatan tegangan tinggi dengan elektroda bola - bola, elektroda jarum – jarum, dan jarum piring. Dimana hasil analisis penelitian ini terlihat semakin besar ukuran butiran air hujan maka semakin besar penurunan tegangan tembus udara yaitu penurunan tegangan terbesar yaitu pada elektroda bola-bola 61,46%, pada elektroda jarum – jarum 30,34% dan jarum piring 32,41%.   Kata Kunci: dielektrik, breakdown, kekuatan dielektrik, konduktivitasDielektrik merupakan suatu bahan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik, dimana dielektrik berfungsi sebagai pelindung agar tidak terjadi tembus listrik yang tidak diinginkan.Apabila medan listrik yang diterapkan melebihi kekuatan dielektrik material tersebut maka akan terjadi breakdown. Tegangan tembus udara dipengaruhi beberapa hal antara lain temperatur, kelembaban, angin, dan tingkat kontaminasi udara. Adanya kondisi hujan akan mempengaruhi kekuatan dielektrik udara, karena telah dipengaruhi oleh faktor konduktivitas dari hujan itu sendiri. Pada paper  ini dikaji pengaruh ukuran butiran air hujan terhadap tegangan tembus udara, dengan pemodelan simulasi hujan buatan pada peralatan tegangan tinggi dengan elektroda bola - bola, elektroda jarum – jarum, dan jarum piring. Dimana hasil analisis penelitian ini terlihat semakin besar ukuran butiran air hujan maka semakin besar penurunan tegangan tembus udara yaitu penurunan tegangan terbesar yaitu pada elektroda bola-bola 61,46%, pada elektroda jarum – jarum 30,34% dan jarum piring 32,41%.   Kata Kunci: dielektrik, breakdown, kekuatan dielektrik, konduktivitas
ANALISIS PENGARUH DISPERSI TERHADAP RUGI-RUGI DAYA TRANSMISI PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE REKOMENDASI ITU-T SERI G.655 Romaria Gultom; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.338 KB)

Abstract

Abstrak Serat optik sebagai salah satu media transmisi yang berkembang saat ini masih memiliki berbagai macam rugi-rugi, diantaranya rugi–rugi yang diakibatkan oleh dispersi. Dispersi merupakan peristiwa melebarnya pulsa optik yang merambat sepanjang serat optik sehingga bertumpang tindih dengan pulsa tetangganya, mengakibatkan  sejumlah bit error dalam transmisi bertambah besar sehingga mempengaruhi bit rate sinyal dan ukuran kapasitas informasi yang dikirim. Pada tulisan ini dibahas pengaruh dispersi pada serat optik single mode G.655 dengan membandingkan metode pengukuran dan perhitungan. Adapun hasil yang diperoleh dari analisis dispersi untuk panjang gelombang 1550 nm pada link Medan Centrum – Pulo Brayan sebesar  16,589 ps/km.nm dan link Pulo Brayan – Bandar Baru sebesar 8,214 ps/km.nm, nilai ini tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan yaitu 16,535 ps/km.nm untuk link Medan Centrum – Pulo Brayan dan 8,158 ps/km.nm untuk link Pulo Brayan – Bandar Baru. Nilai dispersi pada sistem harus lebih kecil dari nilai bit rate agar tidak mengganggu kinerja dari sistem. Untuk mengatasi dispersi, perlu dilakukan dispersion power penalty (Pd) yaitu menaikkan daya input yang dibutuhkan receiver untuk mengeliminasi degradasi pada BER (bit error rate) dengan nilai Pd < 2 dB.   Kata kunci : Serat Optik, Dispersi, Dispersion Power Penalty
STUDI TATA ULANG LETAK TRANSFORMATOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV APLIKASI PT.PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR Raja Putra Sitepu; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.526 KB)

Abstract

Tata ulang  letak transformator khususnya pada jaringan distribusi 20 kV diperlukan guna mengetahui besar  tegangan  yang ada, masih dalam standar yang ditentukan PT. PLN (Persero), yakni jatuh tegangan tidak lebih dari 5 % sehingga dalam paper ini meneliti agar kondisi tersebut dapat tercapai. Letak transformator pada jaringan distribusi memiliki keterkaitan dengan besar jatuh tegangan, semakin jauh letak transformator tersebut maka jatuh tegangan semakin besar. Tegangan listrik merupakan salah satu besaran yang sangat penting diperhatikan, baik dari sisi pembangkitan, penyaluran, maupun distribusi tenaga listrik. Namun, terdapat suatu persoalan, yakni penyaluran tenaga listrik memiliki jarak yang cukup jauh dari Gardu Induk (GI) untuk sampai kepada konsumen tenaga listrik, yang juga tentunya konsumsi energi yang oleh konsumen menimbulkan arus listrik yang cukup besar, sehingga terdapat regulasi tegangan yang relatif cukup besar dari saluran ke konsumen. Memang tidak dipungkiri, pada faktanya terdapat tranformator distribusi, tetapi jaraknya cukup jauh dari Gardu Induk (GI) sehingga hal ini membuat terjadi voltage drop (jatuh tegangan)  yang diterima sisi primer transformator distribusi melebihi dari standar yang ditetapkan sehingga perlu ditata ulang berdasarkan analisa yang akan dilakukan  terhadap panjang saluran dari distribusi primer dengan mengatur letak transformator distribusi agar kinerja transformator distribusi sesuai standar yang diizinkan. Dalam hal ini, juga membahas Power Losses (Rugi – Rugi Daya) dimana aplikasi penelitian dilakukan pada Gardu Induk (GI) Paya Geli sampai pada transformator distribusi pada PT. PLN (Rayon Binjai Timur) . Setelah dianalisa terdapat terdapat dua  transformator distribusi yang mengalami jatuh tegangan yang melebihi standar sehingga perlu di tata letak ulang. Transformator tersebut, yakni dengan nomor gardu LB 30 -1 dari 26,65 kms dari jarak ke gardu induk ditata letak ulang  menjadi 26,554 kms, LB 28 – 1 dari 19,95 kms dari jarak ke gardu induk ditata letak ulang menjadi 19,894 kms.
ANALISIS PENGARUH CROSSTALK PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK TERHADAP JARINGAN DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) yolanda margareth sitompul; Muhammad Zulfin
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.456 KB)

Abstract

Abstrak Konsep hubung silang (cross connect) pada teknologi DWDM atau yang dikenal sebagai optical cross connect (OXC) merupakan teknologi transport untuk menyalurkan berbagai jenis trafik (data, suara, dan video) secara transparan. Ketika sinyal dihubungkan dari kanal serat masukan ke kanal serat keluaran, OXC menghasilkan crosstalk. Hal ini dapat berdampak serius pada sinyal karena akan menjadi noise di saluran lain. Crosstalk dapat terjadi pada hampir semua komponen dalam DWDM, termasuk optical filter, multiplexer, demultiplexer, optical switch, optical amplifier, dan serat itu sendiri. Dalam jurnal ini dianalisis crosstalk pada optical cross connect menggunakan kombinasi optical switch. Adapun parameter yang diamati adalah pengaruh serat masukan (M), serat keluaran (N), daya input, gain dan bandwidth terhadap besarnya crosstalk. Dari Hasil Analisa diperoleh bahwa jika Kanal Masukan (M) = 6 dan Kanal Keluaran (N) = 5 diperoleh crosstalk sebesar -33,29 dB, Semakin besar jumlah kanal masukan dan kanal keluaran crosstalk semakin besar. Jika Daya Input (Ps) = -6 dBm diperoleh crosstalk sebesar -31,29 dB, maka cara mengurangi crosstalk, daya input sinyal harus dikecilkan. Untuk Gain =20 dB dengan Bandwidth (Bw)= 20 Hz diperoleh crosstalk = -166,7 dB, Semakin besar Bandwidth (Bw)  dan Gain (G)  crosstalk yang dihasilkan semakin besar.   Kata Kunci: Crosstalk, DWDM, OXC
RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN INSET Denny Pasaribu; Ali Hanafiah Rambe
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.874 KB)

Abstract

Antena menjadi perangkat yang sangat penting dalam komunikasi nirkabel. Seiring dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya teknologi semikonduktor memicu akan kebutuhan perangkat antena dengan dimensi kecil, mudah difabrikasi serta mudah diintegrasikan dengan perangkat komunikasi yang semakin kecil. Antena mikrostrip dapat menjadi solusi memenuhi kebutuhan antena tersebut. Pada Jurnal ini, dirancang sebuah antena mikrostrip patch segiempat yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz (2,4 GHz – 2,5GHz) untuk aplikasi wifi. Antena dirancang menggunakan teknik pencatuan inset, dimana pencatuan ini merupakan turunan dari pencatuan microstrip feed line. Berdasarkan hasil pengukuran, bandwidth antena yang diperoleh sebesar 112 MHz (2,388 – 2,5 GHz) pada VSWR ≤ 2. Pada frekuensi tengah antena (2,45 GHz) diperoleh return loss sebesar -14,77 dB, VSWR sebesar 1,45, pola radiasi unidirectional, serta gain 6 dBi.
STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA Basofi Simanjuntak; Syamsul Amien
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generator sinkron (alternator) merupakan mesin listrik yang merubah energi mekanis menjadi energi listrik. Jika generator sinkron dibebani maka akan memberikan sifat yang berbeda sesuai dengan jenis beban yang dipikulnya. Sehingga dalam pembebanan ini akan menentukan nilai faktor daya pada generator tersebut. Faktor daya mempunyai pengertian sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien mesin yang dimiliki dalam menyalurkan daya yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu, dengan diaturnya arus eksitasi pada generator yang bekerja paralel maka akan mengatur daya reaktif yang dibutuhkan pada generator tersebut sehingga dapat menentukan perubahan faktor daya pada masing-masing generator. Dalam penelitian ini dilakukan pengaturan arus eksitasi pada masing-masing generator sehingga didapat bahwa pada beban R-L bila arus eksitasi pada generator pertama dikurangi dan yang lain diperbesar maka memiliki daya reaktif -0,002 A dengan faktor daya 0,998 leading sedangkan generator kedua memiliki daya reaktif 0,173 A dengan faktor daya 0,64 lagging. Kemudian pada saat arus eksitasi diatur pada salah satu generator maka akan memiliki batas pengaturan agar tidak terjadi lepas sinkron yakni memiliki batas pengurangan sebesar 0,10 A dan penambahan 0,30 A. Kata kunci : Generator sinkron yang bekerja paralel, faktor daya dan arus eksitasi.
PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN OTOMATIS DAN PEMANTAU KEADAAN AKUARIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Recky Suharmon; Ahri Bahriun
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu hobi yang banyak diminati oleh masyarakat pada saat ini adalah memelihara ikan di dalam akuarium. Namun, bagi masyarakat yang memiliki tingkat kesibukan yang cukup padat, akan merasakan sedikit kesulitan ketika akan meninggalakan rumah dalam waktu yang cukup lama. Karena pemenuhan kebutuhan ikan terutama pada pemberian pakan, penjagaan regulasi air, suhu air dan catuan daya sedikit banyaknya akan terganggu. Tulisan ini membahas tentang perancangan sebuah alat yang dapat memberi makan ikan secara otomatis, mendeteksi pergantian catu daya, dan mendeteksi suhu ketika berada dalam keadaan tidak normal. Pengendali utama pada alat ini menggunakan mikrokontroler ATMega8535. Aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan akan diinformasikan melalui SMS menggunakan modem GSM ke satu nomor telepon tertentu. Hasil dari proses perancangan adalah sebuah alat yang dapat memberi makan ikan secara otomatis, mendeteksi pergantian catu daya, dan mendeteksi suhu ketika berada dalam keadaan tidak normal yang diikuti dengan pengiriman SMS pemberitahuan oleh modem GSM.

Page 1 of 1 | Total Record : 8