cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains Materi Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Sains Materi Indonesia (Indonesian Journal of Materials Science), diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN. Terbit pertama kali: Oktober 1999, frekuensi terbit: empat bulanan.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1: OKTOBER 2001" : 7 Documents clear
KARAKTERISTIK PADUAN AlSi HASIL DAUR ULANG BAHAN PISTON Panjaitan, Elman; Honggowiranto, Wagiyo
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.666 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5255

Abstract

KARAKTERISTIK PADUAN AlSi HASIL DAUR ULANG BAHAN PISTON. Telah dilakukan penelitian karakteristik dari paduan AlSi hasil daur ulang bahan piston menggunakan teknik pengecoran cara perah. Karakterisasi dilakukan menggunakan metoda Mikroskop Optik, Energy Dispersive X-ray (EDX), Differential Thermal Analyzer (DTA) dan X-ray Diffraction (XRD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kerapatan paduan AlSi produk cor perah (2,6650 g/cm3) lebih baik dibandingkan AlSi piston (2,5560 g/cm3), dengan penampakan mikrostruktur produk cor perah tidak menunjukkan adanya porositas permukaan. Penampakan termogram DTA AlSi piston memperlihatkan adanya puncak endotermik pada temperatur 490℃ sebagai akibat adanya porositas. Dilain pihak komposisi unsur dan struktur kristal paduan AlSi produk cor perah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan AlSi bahan piston.
KARAKTERISASI ARANG PASARAN UNTUK PEMURNIAN AIR Saryati, Saryati; Sumardjo, Sumardjo; Sutisna, Sutisna; Handayani, Ari; Suprapti, Siti
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1510.172 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5251

Abstract

KARAKTERISASI ARANG PASARAN UNTUK PEMURNIAN AIR. Dalam rangka pembuatan bahan pemumian air minum dari komposit arang-zeolit, telah dipelajari karakterisasi arang berdasarkan profil porositas arang dan daya serap arang Untuk keperluan ini telah digunakan tiga macam arang yang ada di pasaran, yaitu arang dari tempurung kelapa, arang dari kayu dan arang aktif. Profil porositas arang dipelajari dengan mikroskop elektron SEM-EDX dan untuk daya serap arang dipelajari dengan sampel air simulasi yang mengandung beberapa ion metal dengan konsentrasi sepuluh kali lebih besar dari pada konsentrasi maksimum ion yang diperbolehkan dalam air minum. Dari analisis mikroskopi permukaan butiran diketahui bahwa arang aktif mempunyai pori-pori yang lebih banyak dibandingkan dengan arang yang tidak aktif, sementara arang kayu mempunyai pori-pori yang lebih teratur dan pada arang tempurung kelapa. Daya serap arang cenderung dipengaruhi oleh pH larutan, tetapi pengaruh tersebut tidak berbanding lurus. Daya serap ketiga arang yang dipelajari hampir sama, untuk ion-ion Al3+, Cr3+, Ag1+, dan Pb2+ cukup besar (> 60%), untuk ion- ion Mn2+, Fe3+, Se4+, Cd2+, dan Ba2+ berkisar 20% - 60% dan untuk ion ion Mg2+, Na1+, Ca2+, dan Zn2+ kurang dari 20%. Pada umumnya daya serap arang kayu dan arang tempurung kelapa lebih kecil dalam larutan pH 4 dibandingkan dalam larutan pH 5-7.
ANALISIS LAPISAN PELINDUNG KOROSI PADUAN Al-Mg-Si YANG DILAPISI LOGAM TANAH JARANG Darajati, Rusdiana; Ihsan, Mohammad; Wuryanto, Wuryanto
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1661.267 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5247

Abstract

ANALISIS LAPISAN PELINDUNG KOROSI PADUAN Al-Mg-Si YANG DILAPISI LOGAM TANAH JARANG. Telah dilakukan serangkaian analisis korosi pada paduan Al—Mg-Si yang sudah diberi lapisan pelindung tahan korosi oksida tanah jarang yang digabung dengan film oksida aluminium yang seragam yang terbentuk pada permukaan paduan aluminium. Teknik pengujian korosi yang digunakan adalah E corr terhadap waktu, tahanan polarisasi, potensiodinamik dan SEM (ScanningElectrom Microscope) untuk analisis pennukaan. Potensial korosi bebas sampel dalam medium air umumnya meningkat terhadap waktu kecuali sampel yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine. Dalam medium HCl (pH=l) potensial korosi bebas sampel AlMgSi, sampel AlMgSi yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine, dan sampel Al MgSi yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine dan CeCl3 cenderung meningkat terhadap waktu sedangkan sampel AlMgSi yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine dan YCl3 atau RECl3 cenderung menurun terhadap waktu. Sedangkan potensial korosi bebas sampel dalam medium NaOH (pH=13) cenderung meningkat terhadap waktu. Laju korosi sampel AlMgSi yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine dalam medium air relatifpaling kecil (0,0205 mpy), dalam medium HCl (pH=1)dan NaOH (pH=13) laju korosi sampel AlMgSi yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine dan YCl3 relatif paling kecil, masing-masing adalah 0,1157 mpy dan 2468,26 mpy. Sampel AlMgSi yang dimasukkan ke dalam larutan triethanolamine dan RECl3 dalam medium air mengalami pasivasi dan transpasivasi sedangkan keempat sampel yang lain tidak mengalami pasivasi, dalam medium HCl (pH=1), kelima sampel umumnya mengalami pasivasi pada daerah densitas arus yang sama dan dalam medium NaOH (pH=13) sampel AIMgSi mengalami transpasivasi pada potensial 800 mV, sementara keempat sampel yang lain mengalami pasivasi pada potensial antara ~850-1500 mV. Analisis dengan SEM menunjukkan bahwa lapisan pelindung yang dibentuk pada permukaan sampel kurang dapat melindungi sampel terutama dalam medium HCl (pH=l) dan dalam medium NaOH (pH=13).
STUDI FASA TRANSISI KONDUKTOR SUPERIONIK AgI DENGAN HAMBURAN NEUTRON Suminta, Supandi; Kartini, Evvy
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.216 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5253

Abstract

STUDI FASA TRANSISI DALAM KONDUKTOR SUPERIONIK AgI DENGAN HAMBURAN NEUTRON. Analisis struktur kristal konduktor superionik AgI telah dipelajari sebagai fungsi suhu dengan difraksi neutron serbuk. Untuk mengonfirmasi suhu transisi dan mendapatkan informasi tentang fasa transisi AgI, pengukuran kapasitas panas pada suhu transisi AgI telah ditentukan dengan Diffrensial Scanning Calorimetry (DSC). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa suhu transisi dimulai pada suhu 420K, dicapai puncak pada 428,1K (gauss fitting curve), mendekati akhir pada 433K dan berakhir pada sekitar 438K. Berdasarkan hasil analisis DSC, pengukuran intensitas difraksi neutron diambil pada suhu mendekati awal, puncak, mendekati akhir dan daerah suhu akhir transisi berturut-turut yakni; 420K, 429K, 433K dan 439K. Struktur Agl pada proses pemanasan (heating) pada daerah suhu transisi di atas telah ditentukan. Pada suhu 420K s.d 439K terjadi perubahan fasa β ke fasa α dan garam Agl berada dalam campuran dua fasa major yakni bersistem kristal Heksagonal (grup ruang P 63 m c dan model kedudukan Wycoff :2a) dan BCC (grup ruang I m 3 m dan model kedudukan Wycoff : 48j) serta sedikit FCC (grup ruang F -43 m dan model kedudukan Wycoff :4a). Pada suhu awal transisi 420K, diperoleh fraksi massa fasa β : α : γ adalah 79,51 % : 5,69% : 14,80 %. Pada suhu puncak transisi 428K, didapatkan fraksi massa fasa β : α : γ adalah 68,11% : 20,37% : 11,52%. Pada suhu mendekati akhir transisi fasa 433K, menghasilkan fraksi massa fasa β : α : γ adalah 43,77 % : 53,93% : 2,30%. Pada suhu akhir transisi fasa 439K, diperoleh kandungan fraksi massa fasa β : α : γ adalah 6,21 % : 93,46% : 0,33%. Berdasarkan hasil pengukuran DSC, puncak suhu transisi fasa diperoleh pada 155℃ atau 428K yang berkaitan dengan transisi fasa β ke fasa α. Akan tetapi pada kenyataannya pada suhu 428K, kandungan fraksi massa fasa β dan α masing-masing adalah 68,11% dan 20,37% serta sedikit impuritas fasa γ sebesar 11,53%. Pada Suhu mendekati transisi pada 160℃ atau 433 K, kandungan fraksi massa fasa β dan α masing-masing adalah 43,77% dan 53,93% serta sedikit impuritas fasa γ sebesar 2,30%. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu transisi garam AgI yang diperoleh melalui DSC tidak sama dengan suhu transisi perubahan struktur fasa pada konduktor superionik AgI. Hal ini dibuktikan dengan belum tercapainya perubahan struktur fasa β ke fasa α sebesar 50%, dan hasil DSC dicapai puncak suhu transisi pada suhu 428K ± 1.
PENINGKATAN FLUX PINNING PADA BULK SUPERKONDUKTOR YBa2Cu3O7-X MELALUI PROSES MELT TEXTURE GROWTH Adi, Wisnu Ari; Sukirman, Engkir; Winatapura, Didin S.; Sulungbudi, Grace Tj.
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.137 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5257

Abstract

PENINGKATAN FLUX PINNING PADA BULK SUPERKONDUKTOR YBa2Cu3O7-X MELALUI PROSES MELT TEXTURE GROWTH. Keberadaan medan magnet luar H terhadap bahan superkonduktor mengakibatkan timbulnya pergerakan vortex yang menyebabkan timbulnya energi yang sangat disipatif. Sehingga bahan memiliki rapat arus kritis (Jc) yang cukup rendah. Untuk itu diperlukan flux pinning yang diharapkan dapat menahan gerakan vortex tersebut. Pada penelitian ini dipelajari adanya peningkatan flux pinning pada sampel superkonduktor sistem YBa2Cu3O7-X dari proses sintering (YBCO-sintering) menuju proses melt texture growth ( YBCO-MTG). Besarnya rapat gaya pinning (Fp) ini dipengaruhi oleh inhomogenity bahan yang berupa batas butir, impuritas bahan yaitu YBCO fasa-211, rendahnya suhu eksperimen, dan tingginya medan magnet luar H. Fp maksimum untuk sampel YBCO—sintering dan YBCO-MTG berturut-turut adalah 1,42 x 108 Nm-3 (H = 17 kOe) dan 7,39 x 109 Nm-3 (H = 14 kOe) yang diukur pada suhu T = 5 K. Jc maksimum untuk sampel YBCO- sintering dan YBCO-MTG berturut-turut adalah 1,78 x 104 A.cm-2 dan 5,76 x 104 A.cm-2. Pada Fp yang optimum didapatkan Jc yang maksimum. Dengan mengontrol dan mengoptimalkan Fp diharapkan dapat meningkatkan Jc yang lebih tinggi.
ANALISIS NUMERIK HOOKE JEEVES-RUNGE KUTTA UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN LAJU REAKSI POLIMERISASI PIROL Gunawan, Indra; Sulistyo, Hary; Rochmadi, Rochmadi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.731 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5249

Abstract

ANALISIS NUMERIK HOOKEJEEVES-RUNGEKUTTA UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN LAJU REAKSI POLIMERISASI PIROL. Telah dilakukan analisis numerik dengan menggunakan metode Hooke Jeeves yang dikombinasikan dengan metoda Runge Kutta, untuk menentukan model yang paling tepat dari persamaan laju reaksi polimerisasi pirol secara kimia. Polimerisasi kimia pirol dijalankan di dalam larutan FeCl3/pirol pada nisbah pereaksi 1,62 mol/mol dan 2,18 mol/mol dengan suhu reaksi 28℃, 40℃, 50℃, dan 60℃. FeCl3 berfungsi sebagai oksidator untuk membentuk kation pirol yang akan siap berpolimerisasi. Dilakukan analisis numerik dari dua model persamaan laju reaksi yang diturunkan dari persamaan-persamaan reaksi pemicuan, perambatan, dan penghentian. Dari analisis numerik di terhadap konsentrasi kation pirol.
PHOTOCATALYTIC KINETICS OF GASEOUS ACETALDEHYDE DEGRADATION ON LOW INTENSITY ULTRA VIOLET IRRADIATED TiO2 Sopyan, Iis; Slamet, Slamet; Moedrik, Irwan
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 3, No 1: OKTOBER 2001
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.987 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2001.3.1.5245

Abstract

PHOTOCATALYTIC KINETICS OF GASEOUS ACETALDEHYDE DEGRADATION ON LOW INTENSITY ULTRA VIOLET IRRADIATED TiO2. The kinetics of photocatalytic degradation of gaseous acetaldehyde with semiconductor catalyst TiO2 was studied. The experiment was carried out using TiO2 photocatalyst prepared from titanium tetrachloride (TiCl4) and titanium(lV) isoproxide (Ti(OPr)4) as the starting materials. Comercially available highly active TiO2 from Merck was used for purposes ofcomparison The TiO2 films were prepared on soda lime plates and an SiO2-coated soda lime plate using sol-gel method and dip-coating techniques The photocatalytic kinetics of the catalysts were assessed by measuring the photodegradative oxidation of gaseous acetaldehyde at various initial concentrations, UV intensities, and shapes of catalyst. The Merck powder shown the highest photocatalytic activity. All reactions proceeded with approximately first-order reaction kinetics (as indicated from the linear transforms ln(C0/C) as function of irradiation time), especially for the relatively low initial concentration. Meanwhile, at high initial concentration of acetaldehyde, photocatalytic reactions occurred with approximately zero-order kinetics. TiO2 film photocatalyst supported on soda lime plate shown lower photocatalytic activity than the powder one, however, when the films were coated on SiO2-coated soda lime plate, photocatalytic activity of the resulting film increased and even higher than that of the powder form.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2001 2001


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1: OCTOBER 2022 Vol 23, No 2: APRIL 2022 Vol 23, No 1: OCTOBER 2021 Vol 22, No 2: APRIL 2021 Vol 22, No 1: OCTOBER 2020 Vol 21, No 4: JULY 2020 Vol 21, No 3: APRIL 2020 Vol 21, No 2: JANUARY 2020 Vol 21, No 1: OCTOBER 2019 Vol 20, No 4: JULY 2019 Vol 20, No 3: APRIL 2019 Vol 20, No 2: JANUARY 2019 Vol 20, No 1: OCTOBER 2018 Vol 19, No 4: JULI 2018 Vol 19, No 3: APRIL 2018 Vol 19, No 2: JANUARI 2018 Vol 19, No 1: OKTOBER 2017 Vol 18, No 4: JULI 2017 Vol 18, No 3: APRIL 2017 Vol 18, No 2: JANUARI 2017 Vol 18, No 1: OKTOBER 2016 Vol 17, No 4: JULI 2016 Vol 17, No 3: APRIL 2016 Vol 17, No 2: JANUARI 2016 Vol 17, No 1: OKTOBER 2015 Vol 16, No 4: JULI 2015 Vol 16, No 3: APRIL 2015 Vol 16, No 2: JANUARI 2015 Vol 16, No 1: OKTOBER 2014 Vol 15, No 4: JULI 2014 Vol 15, No 3: APRIL 2014 Vol 15, No 2: JANUARI 2014 Vol 15, No 1: OKTOBER 2013 Vol 14, No 4: JULI 2013 Vol 14, No 3: APRIL 2013 Vol 14, No 2: JANUARI 2013 Vol 14, No 1: OKTOBER 2012 Vol 13, No 3: JUNI 2012 Vol 13, No 2: FEBRUARI 2012 VOL 13, NO 1: OKTOBER 2011 Vol 12, No 3: JUNI 2011 Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011 Vol 12, No 1: OKTOBER 2010 Vol 11, No 2: FEBRUARI 2010 Vol 11, No 1: OKTOBER 2009 Vol 10, No 1: OKTOBER 2008 Vol 9, No 3: JUNI 2008 Vol 9, No 2: FEBRUARI 2008 Vol 9, No 1: OKTOBER 2007 Vol 8, No 3: JUNI 2007 Vol 8, No 2: FEBRUARI 2007 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007 Vol 8, No 1: OKTOBER 2006 Vol 7, No 3: JUNI 2006 Vol 7, No 2: FEBRUARI 2006 EDISI KHUSUS: OKTOBER 2006 Vol 7, No 1: OKTOBER 2005 Vol 6, No 3: JUNI 2005 Vol 6, No 2: FEBRUARI 2005 Vol 6, No 1: OKTOBER 2004 Vol 5, No 3: JUNI 2004 Vol 5, No 2: FEBRUARI 2004 Vol 5, No 1: OKTOBER 2003 Vol 4, No 3: JUNI 2003 Vol 4, No 2: FEBRUARI 2003 Vol 4, No 1: OKTOBER 2002 Vol 3, No 3: JUNI 2002 Vol 3, No 2: FEBRUARI 2002 Vol 3, No 1: OKTOBER 2001 Vol 2, No 3: JUNI 2001 Vol 2, No 2: FEBRUARI 2001 Vol 2, No 1: OKTOBER 2000 Vol 1, No 3: JUNI 2000 Vol 1, No 2: FEBRUARI 2000 Vol 13, No 4: Edisi Khusus Material untuk Kesehatan More Issue