cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Rekayasa Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 380 Documents
ANALISA REMBESAN PADA BENDUNGAN TIPE URUGAN HOMOGEN DENGAN KEMIRINGAN 30 DERAJAT MELALUI PEMODELAN FISIK SETYANINGTYAS, AMELIA; , KUSNAN
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah yang sering terjadi pada bendungan adalah adanya aliran rembesan air pada tubuh bendungan tersebut. Dengan demikian, analisis rembesan perlu dilakukan guna mengamati bentuk pola aliran rembesan dan debit rembesan dari tubuh bendungan tersebut. Dalam penelitian ini, model fisik bendungan urugan homogen direncanakan berbentuk trapesium, kemiringan lereng 30 derajat dengan tingkat kepadatan 90 persen. Dimensi bendungan ini adalah 3200 cm, tinggi 880 cm, dan lebar samping 1760 cm. Drainase terpasang sepanjang 1200 cm dan tinggi 80 cm dibagian hilir bendungan dengan bahan pasir berkerikil. Variasi tinggi air tampungan yakni 800 cm, 700 cm, 600 cm, 500 cm, 400 cm, 300 cm, dan 260 cm. Variasi ini dilakukan dalam rangka mempelajari pengaruh tinggi air tampungan terhadap pola rembesan air. Berdasarkan sistem klasifikasi USCS (Unified Soid Classification System) bahwa tanah diklasifikasikan sebagai tanah SP (tanah berpasir bersih) dengan koefisien permeabilitas sebesar 2,04 x 10 -3 cm/detik. Hasil pengujian tanah tersebut digunakan dalam perhitungan debit rembesan dengan tiga metode perhitungan, yaitu metode empiris (model fisik), metode Casagrande, dan software Geo Studio 2012 Seep/w Student Version. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini semakin tinggi air tampungan dibagian hulu semakin tinggi, maka debit rembesan yang dihasilkan di bagian hilir akan semakin besar. Sebaliknya, apabila air tampungan di bagian hulu rendah, maka debit rembesan yang dihasilkan dibagian hilir akan kecil.
ANALISIS SISA MATERIAL BESI TULANGAN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG BAGINDA NEGARA, JABBAR; SURYANTO HS, MAS
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Material besi tulangan pada proyek konstruksi sering menimbulkan waste yang dapat merugikan kontraktor. Reduce, reuse, recycle, dan salvage merupakan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk penanganan limbah konstruksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab sisa material besi tulangan yang paling sering terjadi dan mengetahui bentuk penanganan yang paling sering dilakukan oleh kontraktor dalam meminimalisir sisa material besi tulangan. Penelitian ini menggunakan survei kuesioner tertutup, dimana seluruh pertanyaan kuesioner didapatkan dari penelitian terdahulu dan pilot study dengan kontraktor. Survei dilakukan pada kontraktor di daerah Surabaya dengan menyebarkan kuesionernya di proyek atau di kantor kontraktor sebanyak 30 kontraktor. Setelah mendapatkan seluruh datanya maka dihitung bobot nilai tiap-tiap item pertanyaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab sisa material besi tulangan yang sering terjadi adalah sisa pemotongan material tidak dapat dipakai lagi dan bentuk penanganan yang paling sering dilakukan oleh kontraktor dalam meminimalisir sisa material besi tulangan adalah tindakan pencegahan (reduce) yakni penerapan metode konstruksi yang efisien. Kata Kunci: material, sisa, besi tulangan, konstruksi
PEMANFAATAN FLY ASH DAN SERBUK CANGKANG BEKICOT (ACHATINA FULLICA) SEBAGAI SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN PADA PEMBUATAN BATA RINGAN SELULER YUANITA BRILIANI, ALISA; FIRMANSYAH SOFIANTO, MOCHAMAD
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBata ringan seluler (CLC) merupakan inovasi bata yang menggunakan busa dalam proses pembuatannya. Busa dibuat dengan melarutkan Foaming agent bersama air dengan konsistensi tertentu. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan mengganti material campuran bata ringan seluler. Material yang digunakan berasal dari mineral alam yang tidak terpakai atau limbah. Dampak penggunaan material tersebut adalah dapat merubah kualitas dari bata ringan seluler. Kualitas bata ringan seluler dapat dilihat dari nilai berat volume, kuat tekan dan penyerapan air bata sesuai dengan SNI 03-0349-1989. Penelitian ini bertujuan menemukan formula baru dalam pembuatan bata ringan seluler dengan menggunakan material fly ash dan serbuk cangkang bekicot (SCB) sebagai pengganti/substitusi semen. Kadar bahan substitusi adalah sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dari berat semen. Campuran fly ash dan serbuk cangkang bekicot (SCB) terlebih dahulu dibuat dengan perbandingan sebesar 1 : 0,349. Selanjutnya fly ash dan serbuk cangkang bekicot (SCB) dicampurkan dengan material lain seperti semen, pasir, air dan foam agent. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian berat volume, kuat tekan dan penyerapan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula bahan pembuat bata ringan terbaik adalah substitusi 5% semen oleh fly ash dan SCB yang menghasilkan bata dengan berat volume 1,019 gr/cm3, kuat tekan 3,840 MPa dan penyerapan air 33%. Semakin tinggi penambahan kadar fly ash dan SCB akan menyebabkan penurunan berat volume, penurunan kuat tekan dan peningkatan nilai penyerapan air. Berdasarkan SNI-03-0349-1989, mutu bata ringan seluler yang dihasilkan adalah kategori IV. Kata Kunci: Bata Ringan Seluler, CLC, Fly Ash, Serbuk Cangkang Bekicot, Foam Agent Abstract Cellular Lightweight Concrete (CLC) is brick innovation used foam in the making process. Foam is made by dissolving the Foaming agent within water and a certain consistency. In this study, the method used is to replace material of the mixed cellular lightweight concrete. The used materials are unused natural minerals or waste. The impact of using these materials is can be change the quality of cellular light concrete. The quality of cellular light concrete can be seen from the value of volume weight, compressive strength and density (water absorption) according to SNI 03-0349-1989. This study has purpose to found a new formula in the making of cellular lightweight concrete used fly ash material and snail shell powder (SCB) as replacement / substitution for cement. The percentages of substitution material are 0%, 5%, 10%, 15% and 20% by weight of cement. A mixture of fly ash and snail shell powder (SCB) was a first-made with ratio 1: 0.349. Furthermore, fly ash and snail shell powder (SCB) are mixed with other materials such as cement, sand, water and foam agent. The tests carried out were volume weight test, test compressive strength and density. The results shown that the best material formula of making lightweight brick was rate 5% substitution of cement by fly ash and SCB which produced brick with a volume weight of 1.019 gr / cm3, compressive strength of 3,840 MPa and 33% density. The higher addition of fly ash and SCB percentages will cause a decrease in volume weight, decrease in compressive strength and increase in density. Based on SNI-03-0349-1989, the quality of cellular lightweight concrete has resulted is category IV. Keywords: Cellular Lightweight Concrete, CLC, Fly Ash, Snail Shell Powder, Foam Agent
PENGARUH SUBTITUSI LIMBAH MARMER TERHADAP NILAI KUAT TEKAN DRY GEOPOLYMER MORTAR METODE WET MIXING BERBAHAN DASAR ABU TERBANG KAPUR DAN NAOH 14 M ARIZONA, DIKA; WARDHONO, ARIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era globalisasi ini, pembangunan infrastruktur semakin meningkat hal tersebut mengakibatkan permintaan bahan konstruksi juga semakin meningkat salah satunya Portland semen yang berfungsi sebagai pengikat dalam suatu konstruksi. Semen Portland tidak ramah lingkungan karena dalam proses pembuatan semen 1 ton menghasilkan karbondioksida(CO2) sebanyak 1 ton yang dilepaskan ke atmosfir dengan bebas sehingga dapat merusak lingkungan diantaranya menyebabkan pemanasan global maka diperlukan matrial lainya sebagai pengganti Portland semen. Temuan ini dinamakan geopolymer karena merupakan sintesa bahan bahan alam nonorganik lewat proses polimerisasi. Mortar geopolymer dibuat menggunakan bahan dasar fly ash tipe C tanpa menggunakan semen. Dengan komposisi tertentu, fly ash tipe C akan menjadi bahan pengikat setelah dicampur dengan bubuk aktivator kering, pasir, dan aquades lalu menjadi dry geopolymer mortar. Bubuk aktivator kering dibuat dengan mencampurkan larutan NaOH 14M dan kapur hingga membentuk pasta. Lalu, dimasukan dalam oven dengan suhu 1100C selama 24 jam. Setelah itu, dilakukan penumbukan hingga menjadi bubuk aktivator kering. Hasil penelitian dengan penambahan limbah marmer 0%, 5%, 10%, 15%, 20%,25% menunjukkan bahwa, berat volume mortar terbesar yaitu 2,18 gram/cm3 dan nilai kuat tekan tertinggi yaitu 9,61 MPa didapat pada variasi dengan penambahan limbah marmer 10% pada usia 28 hari. Dibandingkan dengan mortar variasi limbah marmer < 10% dan variasi limbah marmer > 10% berat volume dan kuat tekan yang dihasilkan lebih rendah, sedangkan nilai porositas nilai terendah 17,38% pada variasi 10% Subtitusi limbah marmer terhadap fly ash terbukti dapat menambah kuat tekan, karena adanya reaksi kimia antara Ca dan H2O yang menghasilkan reaksi kimia CaCO3 yang bersifat keras Kata kunci : Dry Geopolymer Mortar, Fly ash tipe C, Limbah Marmer Bubuk Aktivator Kering, Berat Volume, Kuat Tekan, Porositas. Abstract In this globalization era, infrastructure development is increasing. This requires building materials to increase. Portland cement is used as a binder in a construction. Portland cement is not environmentally friendly because in the process of making 1 ton of cement produces 1 ton of carbon dioxide (CO2) which is released into the atmosphere freely can cause environmental damage that causes global so that other matrices are needed as portland cement. This finding is called geopolymer because it is a synthesis of natural inorganic materials through the polymerization process. Geopolymer mortars are made using the basic material fly ash type C without using cement. With certain compositions, fly ash type C will become a binding material after it is mixed with dry activator powder, sand, and distilled water and then becomes dry geopolymer mortar. Dry activator powder is made by mixing 14 M NaOH solution and lime to form a paste. Then, put It in the oven with a temperature of 1100C for 24 hours. After that, the collision is made into a dry activator powder The results of research with the addition of marble waste 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% showed that the largest volume of mortar weight was 2.18 gram/cm3 and the highest compressive strength value of 9.61 MPa was obtained in variations with the addition of marble waste 10% at 28 days. Compared to the mortar variation of marble waste <10% and marble waste variation> 10% by volume weight and compressive strength produced is lower, while the lowest porosity value of 17.38% at 10% variation of marble waste substitution to fly ash is proven to increase compressive strength , because of the chemical reaction between Ca and H2O which produces a chemical reaction of CaCO3 which is hard Keywords : Dry Geopolymer Mortar, Fly ash type C, Marble Waste Dry Activator Powder, Heavy Volume, Compressive Strength, Porosity
TINJAUAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI RENCANA PELEBARAN JALAN KETAPANG SUMENEP-MADURA ITALITA ISLAM, RAHIL; SURYANTO HS, MAS
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pembangunan Pelebaran Jalan Ketapang-Sumenep dibangun untuk mengurangi tingkat lalu lintas yang melintas di Jalan tersebut. Peluncuran pada proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kemacetan dan meningkatkan volume kendaraan yang lalu-lintas, sehingga dapat memaksimalkan wisatawan yang akan datang ke daerah tersebut. Tujuan dari peneiltian ini adalah m encari perbedaan keadaan yang lalu lalu lintas sebelum dan prediksi kedepan dengan melakukan proyek pelebaran jalan tersebut , membahas kelayakan ekonomi pada proyek pelebaran jalan Ketapang-Sumenep , dan mencari peluang untuk meningkatkan kelayakan proyek pelebaran jalan Ketapang-Sumenep. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pamekasan / Sumenep pada STA. 134 + 700- 143 + 550 Kota Sumenep yang termasuk dalam Jalan Nasional. Teknik menjawab data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara yang dilakukan menjawab pertanyaan langsung dengan perusahaan yang mengajukan permohonan tersebut dan metode dokumentasi yang terdiri dari data dokumen-dokumen yang telah ada di tempat penelitian pelebaran jalan Ketapang-Sumenep. Teknik Analilis Data pada penelitian ini menggunakan analisis derajat kejenuhan, analisis manfaat, analisis biaya, analisis BCR, dan analisis Sensitivitas. Hasil dari pene l itian ini diperoleh dari Derajat Kejenuhan (DS) dari tahun 2033 pada kondisi yang mencapai 1,18, sedangkan pada kondisi perencanaan pada tahun 2033 nilai DS mencapai 0,6. N Ilai penghematan Biaya Operasional Kendaraan Penghasilan kena pajak adanya Pembangunan pelebaran jalan Ketapang-Sumenep PADA Tahun 2019-2033 sebesar Rp.44.850.266.565,42, Dan penghematan PADA Nilai Waktu sebesar Rp.59.973.836.506,16. Biaya yang diperlukan untuk proyek pelebaran jalan Ketapang-Sumenep sebesar Rp.59.444.419.000,00. Sedangkan biaya yang diperlukan untuk biaya perawatan rutin dan berkala sebesar Rp.15.072.449.041,83.Hasil dari analisis biaya BCR pada perhitungan ini diperoleh nilai 1,4. Dengan nilai BCR> 1 Besar manfaat yang timbul dari proyek ini lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Maka proyek tersebut layak untuk dilakukan. Nilai Sensitivitas kelayakan ekonomi pada proyek pembangunan pelebaran jalan Ketapang-Sumenep ini terhadap suku bunga sebesar 45%, sedangkan sensitivitas kelayakan terhadap volume lalu lintas sebesar 29%. Kata kunci : Biaya operasional kendaraan (BOK), Nilai Waktu, Analisis Manfaat-Biaya (BCR)
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU PADA BALOK KAYU LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI BERDASARKAN PENYUSUNAN LAMINASI UNBALANCED TERHADAP KUAT LENTUR DWINANDA RAMADHAN, YOGI; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan teknologi perekatan laminasi pada balok kayu sebagai bahan baku konstruksi sudah lama dipergunakan tetapi perkembangannya tidak sepesat teknologi beton dan baja. Balok kayu laminasi merupakan salah satu hasil dari rekayasa yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas kayu serta menjawab kebutuhan dimensi dan panjang bentang kayu struktural. Berdasarkan penyusunan laminanya terbagi menjadi 2 yaitu penyusunan Balanced dan Unbalanced. Penelitian menerapkan teknologi laminasi dengan memanfaatkan kayu sengon dan kayu meranti berupa balok laminasi (Glued Laminated Timber) yang bertujan untuk mengetahui pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) terhadap kuat lentur balok laminasi. Balok laminasi pada penelitian ini menggunakan 3 lapis kayu dengan susunan Meranti?Sengon-Meranti. Benda uji pada penelitian ini adalah balok berdimensi b= 4cm, h= 6cm, dan l= 100cm dengan 5 variasi ketebalan laminasi kayu sebagai berikut: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm-2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), dan LE (3cm-2cm-1cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) ditinjau dari kuat lentur dan lendutannya, semakin besar ketidakseimbangan ketebalan antar lapisan laminasi mengakibatkan berkurangnya kuat lentur yang terjadi pada balok laminasi tersebut serta balok laminasi dengan penebalan pada bagian bawah menjadi lebih getas dan kaku dibandingkan dengan variasi dengan penebalan pada bagian atas. Dari hasil pengujian didapatkan ketebalan untuk mendapatkan kuat lentur yang optimal jika ditinjau dari beban layan adalah variasi LA (1cm-2cm-3cm) sedangkan jika ditinjau dari beban maksimalnya adalah penyusunan pada variasi LC (2cm-2cm-2cm) dengan kuat lentur sebesar 614.68 kg/cm², nilai kuat lentur tersebut lebih baik dan tidak lebih getas dari semua variasi lainnya. Kata Kunci: Balok Laminasi, Laminasi Kayu Unbalanced, Kuat Lentur Balok Laminasi Abstract The utilization of laminated gluing technology on wood beams as construction materials have long been used but the progress is not as much as concrete and steel technology. Laminated wood beams is one of the results of the engineering to improve the quality of wood and answer the needs of the dimensions and length of structural wood. Based on the layout of lamination that is divided into 2 layouts are Balanced and Unbalanced layout. This research apply laminated technology by using Sengon wood and Meranti wood in the form of laminated beams (Glued Laminated Timber) which has been applied to find out the effect of unbalanced lamination to bending strength laminated beams. Laminated beams in this research using 3 layers of wood with Meranti?Sengon-Meranti compotition. The semple on this research is a beam with dimension B = 4cm, H = 6cm, and L = 100cm with 5 thickness variations of wood laminate as follows: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm -2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), and LE (3cm-2cm-1cm). The results of this research are the effects of unbalanced layout reviewed from bending strength and deflection, The higher unbalanced thickness among the layers causes reducement in bending strength that happens in glued laminated beams, also with the thickening at the bottom side of the glued laminated beams becomes more rigid and brittle than variatoions of thickening at the top side. The more balanced thickness among wood layers that resulted in laminated beams being more strong to bending strength. From the results of the research are the effects of thickness to get an optimal bending strength if based on service load is LA (1cm-2cm-3cm) meanwhile if based on maximal load is the variation of LC (2cm-2cm-2cm) with a result of bending strength test of 614.68 kg/cm ². That value of bending strength is better and not more ducked than all other variations. Keywords: Laminated Beam, Unbalanced Laminated Timber , Bending Strength of Laminated Beam.
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU PADA BALOK KAYU LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI BERDASARKAN PENYUSUNAN LAMINASI UNBALANCED TERHADAP KUAT LENTUR DWINANDA RAMADHAN, YOGI; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan teknologi perekatan laminasi pada balok kayu sebagai bahan baku konstruksi sudah lama dipergunakan tetapi perkembangannya tidak sepesat teknologi beton dan baja. Balok kayu laminasi merupakan salah satu hasil dari rekayasa yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas kayu serta menjawab kebutuhan dimensi dan panjang bentang kayu struktural. Berdasarkan penyusunan laminanya terbagi menjadi 2 yaitu penyusunan Balanced dan Unbalanced. Penelitian menerapkan teknologi laminasi dengan memanfaatkan kayu sengon dan kayu meranti berupa balok laminasi (Glued Laminated Timber) yang bertujan untuk mengetahui pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) terhadap kuat lentur balok laminasi. Balok laminasi pada penelitian ini menggunakan 3 lapis kayu dengan susunan Meranti?Sengon-Meranti. Benda uji pada penelitian ini adalah balok berdimensi b= 4cm, h= 6cm, dan l= 100cm dengan 5 variasi ketebalan laminasi kayu sebagai berikut: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm-2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), dan LE (3cm-2cm-1cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) ditinjau dari kuat lentur dan lendutannya, semakin besar ketidakseimbangan ketebalan antar lapisan laminasi mengakibatkan berkurangnya kuat lentur yang terjadi pada balok laminasi tersebut serta balok laminasi dengan penebalan pada bagian bawah menjadi lebih getas dan kaku dibandingkan dengan variasi dengan penebalan pada bagian atas. Dari hasil pengujian didapatkan ketebalan untuk mendapatkan kuat lentur yang optimal jika ditinjau dari beban layan adalah variasi LA (1cm-2cm-3cm) sedangkan jika ditinjau dari beban maksimalnya adalah penyusunan pada variasi LC (2cm-2cm-2cm) dengan kuat lentur sebesar 614.68 kg/cm², nilai kuat lentur tersebut lebih baik dan tidak lebih getas dari semua variasi lainnya. Kata Kunci: Balok Laminasi, Laminasi Kayu Unbalanced, Kuat Lentur Balok Laminasi Abstract The utilization of laminated gluing technology on wood beams as construction materials have long been used but the progress is not as much as concrete and steel technology. Laminated wood beams is one of the results of the engineering to improve the quality of wood and answer the needs of the dimensions and length of structural wood. Based on the layout of lamination that is divided into 2 layouts are Balanced and Unbalanced layout. This research apply laminated technology by using Sengon wood and Meranti wood in the form of laminated beams (Glued Laminated Timber) which has been applied to find out the effect of unbalanced lamination to bending strength laminated beams. Laminated beams in this research using 3 layers of wood with Meranti?Sengon-Meranti compotition. The semple on this research is a beam with dimension B = 4cm, H = 6cm, and L = 100cm with 5 thickness variations of wood laminate as follows: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm -2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), and LE (3cm-2cm-1cm). The results of this research are the effects of unbalanced layout reviewed from bending strength and deflection, The higher unbalanced thickness among the layers causes reducement in bending strength that happens in glued laminated beams, also with the thickening at the bottom side of the glued laminated beams becomes more rigid and brittle than variatoions of thickening at the top side. The more balanced thickness among wood layers that resulted in laminated beams being more strong to bending strength. From the results of the research are the effects of thickness to get an optimal bending strength if based on service load is LA (1cm-2cm-3cm) meanwhile if based on maximal load is the variation of LC (2cm-2cm-2cm) with a result of bending strength test of 614.68 kg/cm ². That value of bending strength is better and not more ducked than all other variations. Keywords: Laminated Beam, Unbalanced Laminated Timber , Bending Strength of Laminated Beam.
PREDIKSI SISA UMUR PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) DAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR) (STUDI KASUS: RUAS BATAS KOTA SUMENEP – KALIANGET STA 0+000 – STA 4+580) AJENG FIBRIAN, HABIBAH; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan prasaranan transportasi darat yang paling utama dan memiliki peranan penting bagi pengguna jalan. Kondisi ketidakrataan permukaan jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengelolaan maupun pemeliharaan jalan yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan sisa umur perkerasan jalan maupun pemeliharaan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sisa umur perkerasan lentur berdasarkan International Roughness Index (IRI) maupun berdasarkan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) pada ruas Batas Kota Sumenep-Kalianget STA 0+000 ? STA 4+580. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, data diperoleh dari instansi terkait dan hasil survei peneliti di lapangan. Hasil penelitian penunjukkan bahwa sisa umur perkerasan lentur berdasarkan International Roughness Index (IRI) sebesar 0.62 tahun atau sekitar 7.44 bulan dan perlu dilakukan pemeliharaan rutin setiap 7.44 bulan untuk STA 0+000 ? STA 4+580 agar jalan tetap dalam kondisi baik sampai akhir umur rencana. Berdasarkan data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dengan umur rencana 20 tahun maka jalan pada tahun 2020 memiliki sisa umur perkerasan sebesar 19.541 tahun dan akan berakhir pada tahun 2039 dengan sisa umur perkerassan sebesar 0 tahun, sehingga agar jalan tetap dalam kondisi baik sebaiknya dilakukan pemeliharaan rutin minimal dua kali dalam satu tahun menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan pemeliharaan Kata Kunci : IRI, LHR, Sisa Umur Perkerasan.
PENGGUNAAN ELECTRIC ARC FURNACE SLAG PADA PEMBUATAN BETON KINERJA TINGGI DENGAN PERBEDAAN PERLAKUAN PERAWATAN ARISTIANTI, RISKI; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah campuran antara semen, agregat, dan air yang menyebabkan terjadinya suatu hubungan yang erat antara bahan-bahan tersebut. Kekuatan beton dapat dipengruhi oleh banyak hal, yaitu dari material penyusun, rancangan campuran, pengerjaan, dan perawatan. Tujuan dari perawatan beton sendiri adalah guna memelihara beton dalam kondisi tertentu setelah bekisting dibuka agar kekuatan beton dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan pada beton high performance concrete berbahan tambah electric arc furnace slag (EAFS) sebagai substitusi agregat kasar 30% dengan mutu beton yang direncanakan adalah f?c 45 MPa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan perawatan benda uji terhadap kuat tekan beton. Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah dengan perawatan direndam, diangin-anginkan pada suhu ruang, dan disiram dengan air. Benda uji berbentuk silinder 10x20 cm. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuat tekan, dandilakukan pada umur ke-7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Hasil kuat tekan beton tertinggi didapatkan pada variasi beton direndam, dengan nilai pada umur pengujian ke-28 hari sebesar 54.66 MPa. Kemudian disusul benda uji dengan perawatan disiram air, mendapat hasil kuat tekan 48.171 MPa dan yang terakhir dengan variasi perawatan pada suhu ruang sebesar 43.30 MPa.
PEMANFAATAN ELETRIC ARC FURNACE SLAG PADA BETON KINERJA TINGGI DENGAN FAS BERVARIASI ABDUWOH, MOCHAMMAD; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton kinerja tinggi atau High Performance Concrete (HPC) adalah beton yang memiliki sifat?sifat istimewa yang dirancang untuk memenuhi beberapa keuntungan dalam pelaksanaan struktur beton. Kerikil merupakan sumber daya alam yang akan habis dan tidak dapat diperbarui bila digunakan pada jangka waktu yang panjang. Oleh sebab itu diperlukan bahan penganti yang berfungsi sama dengan kerikil yaitu electric arc furnace slag.Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis kuat tekan beton pada masing-masing variasi FAS pada beton kinerja tinggi dengan bertambahnya jumlah semen. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari.Hasil penelitian menujukan bahwa diantara variasi FAS 0.24, 0.28, 0.32, 0.36, 0.40 didapat kuat tekan beton terbesar pada variasi FAS 0.40 dengan hasil kuat tekan sebesar 55.598 MPa pada hari ke-28. Sedangkan kuat tekan terendah berada pada variasi FAS 0.24 yaitu sebesar 15.067 MPa. Kuat tekan beton bergantung pada variasi FAS yang digunakan.

Page 2 of 38 | Total Record : 380