cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
ISSN : 1978192X     EISSN : 26549344     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
PERAN LSM KUSUMA BUANA DALAM PENDAMPINGAN PSK DI DESA BONGAS, INDRAMAYU, JAWA BARAT Erllyn Nurdiansyah *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 6, No 1 (2012): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.322 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v6i1.3368

Abstract

LSM Kusuma Buana is one of social institution which focus with countermeasures on sex worker problem in Bongas Vilage, Indramayu, Jawa Barat. The purpose of LSM Kusuma Buana to be effort autonomous for PSK. Purpose of this reseacrh are: 1). To description profil of LSM Kusuma Buana as social institution to handle PSK problem. 2). To description character of LSM Kusuma Buana to handle PSK problem in Bongas, Indramayu, Jawa Barat. This research uses kualitatif research methods. Were used primary and secondary data sources. Technique obtained in this research is descriptive analysis that is the data which obtained in this research presented the analyzed descriptively to get an idea about the facts. Information obtained by using purposive sampling tecnique, that is sampling based on speatic objectives. Informats in this study is the LSM Kusuma Buana, prostitutes and former prostitutes. Data was collected by interview methocl, passive participant observation, documentation and literature studies. To examine the validity of this data source using triangulation techniques source and methods. Techniques which used in analyzing the data is data colection, data reduktion, data presentation, and conclusion. The result showed that: 1). LSM Kusuma Buana as social institusion is the first in Bongas Vilage in assitance prostitutes. 2). The role of LSM Kusuma Buana or Kusuma Bongas as home and friend for sex worker, besides its role as facilitator and catalyst, coach and education, as well as colector of capital. 3). Assistance by LSM Kusuma Buana formed a working group named Kusuma Bongas to empower sex worker by providing mentoring programs, such as community empowerment in the form of revolving capital and education about the worse effect of prostitutions and AIDS, health service and skills activties. Form of empowerement that was given to comecrial sex worker and sex worker make increasingly independent and empowered. 4). Empowerment was given to the prostitutes greated positively by them, because the program can empower prostitutes in Bongas Vilage, Indramayu, Jawa barat. Key words: role of social institutional, assistance program, empowerement  
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEDAGANG ASONGAN DI STASIUN LEMPUYANGAN YOGYAKARTA DAN BALAPAN SOLO Nur Hidayah *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 2, No 2 (2008): Vol 2, No 2, September 2008
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.072 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v2i2.3404

Abstract

Pembengkakan jumlah pekerja di sektor informal disebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang antara pedesaan dan perkotaan, serta penggunaan teknologi padat modal telah menyebabkan lapangan kerja relatif lebih mahal dan melumpuhkan industri-industri yang berproduktivitas rendah. Pedagang asongan di stasiun Lempuyangan Yogyakarta  dan stasiun Balapan  Solo merupakah salah satu alternatif pekerjaan di sektor informal. Dimana dalam dimensi ketenagakerjaan, sektor informal mampu menampung tenaga kerja tanpa proses seleksi yang berbelit-belit, dan tidak membutuhkan modal yang besar besar serta keterampilan yang tinggi. Penelitian yang berjudul  “Strategi Bertahan Hidup Pedagang Asongan di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan Stasiun Balapan Solo”:  ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh para pedagang asongan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menekankan pada aspek kedalaman informasi yang diperoleh melalui wawancara, didukung pula oleh observasi dan dokumentasi di lapangan. Informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak    5  orang yang terdiri dari 3 orang pedagang asongan di stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan 2 orang pedagang asongan di stasiun Balapan Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pedagang asongan yang berjualan di sekitar stasiun Lempuyangan Yogyakarta dan stasiun Balapan Solo mempunyai strategi bertahan hidup yang bervariasi, diantaranya adalah dengan menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan lainnya,  melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan baik pada pedagang asongan di stasiun Lempuyangan Yogyakarta maupun di stasiun Balapan Solo. Apabila ditinjau lebih jauh lagi, kondisi ekonomi para pedagang asongan ini relative stagnan, hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai pedagang asongan, serta sedikitnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga para pedagang asongan tersebut.   Kata kunci : strategi, pedagang asongan, stasiun
PERANAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SOSIOLOGI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA Rizkia Waluyanti *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 4, No 1 (2010): Vol 4, No 1, Maret 2010
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.847 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v4i1.3429

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi dalam meningkatkan kompetensi profesional guru sosiologi SMA di kabupaten Sleman  dengan merencanakan dan melaksanakan program kerjanya agar guru sosiologi dapat dikatakan sebagai pendidik yang profesional dibidangnya. Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan  interview guide, hasil wawancara ini diperoleh dari narasumber yang berasal dari pengurus dan anggota MGMP Sosiologi SMA di kabupaten Sleman yang menyangkut tentang gambaran umum tentang sejarah singkat lahirnya MGMP Sosiologi disertai visi dan misi MGMP Sosiologi. Sedangkan metode dokumetasi dilakukan untuk memperoleh sumber-sumber tertulis berupa rencana atau program-program yang akan dilakukan pencarian bukti tertulis mengenai program kerja, daftar anggota MGMP Sosiologi, daftar hadir rapat MGMP Sosiologi serta hasil evaluasi dari lembaga pendidikan yang terkait. Metode kepustakaan digunakan untuk mencari hasil penelitian orang lain yang relevan dan buku-buku penunjang tentang organisasi profesi guru. Teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling digunakan untuk memilih sampel secara acak tapi dapat mewakili informasi tentang peranan MGMP Sosiologi dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Hasil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut : Hasil monitoring dari LPMP yang terdiri dari empat kriteria yang dapat dijabarkan sebanyak 20 point namun, dari 20 poin tersebut program kerja yang menunjukkan usaha dalam meningkatkan kompetensi profesional hanya 3 poin atau 15 % saja. Selain itu dari empat kriteria pokok evaluasi MGMP Sosiologi hanya mampu memenuhi tiga kriteria saja yaitu sekitar 75 %. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia terdapat lima kriteria yang harus dimiliki seorang guru sosiologi namun, belum semua guru sosiologi di kabupaten Sleman ini dapat menggunakan teknologi informatika dalam KBM, karena latar belakang pendidikan guru sosiologi berbeda menyebabkan perbedaan persepsi dalam penguasaan materi, stuktur, konsep dan pola pikir keilmuan mata pelajaran sosiologi. Sehingga peranan MGMP Sosiologi dalam program kerjanya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dikatakan belum terlaksana secara maksimal dan tingkat kompetensi profesional yang dimiliki guru sosiologi saat ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan UUGD No.14/2005.   Kata Kunci: Kompetensi, MGMP, Evaluasi
IMPLIKASI POLA ASUH KAKEK-NENEK TERHADAP SIFAT DAN PRESTASI Sinto Arini
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 7, No 1 (2018): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.733 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v7i1.21057

Abstract

Pengasuhan anak yang dilakukan oleh kakek dan nenek semakin banyak terjadi di masyarakat, sehingga muncul beberapa masalah dalam proses pengasuhan tersebut. Artikel ini ingin melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dengan melihat adanya masalah jarak antar generasi kakek-nenek dengan cucunya. Fokus yang diambil adalah pola asuh kakek-nenek yang dipengaruhi jarak antar generasi sehingga berdampak pada sifat dan prestasi anak. Analisa dilakukan dengan menggunakan perspektif struktural fungsional.Menggunakan metode kualitatif hasil temuan menunjukkan bahwa masalah jarak antar generasi menghasilkan dua kecenderungan pola asuh yang diterapkan kakek-nenek, yaitu pola asuh permisif dan pola asuh di antara permisif dengan otoriter. Dua pola asuh tersebut cenderung berdampak negatif pada sifat anak, yaitu suka berbohong dan pemalas. Namun ada perbedaan pada kemandirian anak, dimana pola asuh otoriter menghasilkan anak yang mandiri sedangkan pola asuh permisif sebaliknya. Selain itu, kedua pola asuh kakek-nenek berdampak negatif bagi prestasi anak di sekolah.Kata kunci: pola asuh, pengasuhan kakek-nenek, jarak antar generasi, sifat anak, prestasi anak
PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KELUARGA BERENCANA (Penelitian di Desa Panggungharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul) Taat Wulandari *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 2, No 1 (2008): Vol 2, No 1, Maret 2008
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.399 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v2i1.3399

Abstract

This research’s goal is to learn on the development of the Family Planned program in the village after these years; various participations from people including village leaders (formal and non-formal), cadres and Family Planned participants, husbands and young people. Villager’s perception, which consists of viewpoint and behavior of the leaders, cadres, husbands, and the young people to the Family Planned program and its advantage in the village during these years. This research was using the method of descriptive qualitative. This research is meant to reveal various qualitative information with detail and meaningful analysis-descriptive, however does not ignore the quantitative information in the form of number nor amount. In each project will be seen the tendency, the pattern of thinking, disorder, behavior and the integration in genetic study of case. As mentioned previously, this research is using the strategy of case study. This type of strategy of with more specific details is called embedded case study research. The results of this research show that after all these years, the Family Planned program in Pangggungharjo village was routinely held and or even more has been the tradition in society; to the Family Planned program, the perception of society, leaders and also health experts are positive therefore they highly participate. However, the forms of participations are limited to their understanding of the Family Planned program. The most highly participated people are those Family Planned program’s participants themselves. While the participation of the Health Center’s officers are by serving the program, leaders and cadres are limited to invite to join and facilitate the program. The relation of perception and participation is strong mostly because of the economic, social and culture background. The characteristic of simple life also put simple behavior in their daily life. Keywords: Family Planned, Participation, Perception
PENGARUH PERAN GANDA WANITA DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL Hasti Santoso *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 3, No 2 (2009): Vol 3, No 2, September 2009
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.624 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v3i2.3420

Abstract

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan, salah satunya dengan melakukan penelitian-penelitian untuk kemajuan pendidikan.  Penelitian  ini  tentang pendidikan formal anak di desa Sidorejo, kecamatan Jatisrono, Wonogiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peran ganda wanita dan kesejahteraan keluarga terhadap pendidikan formal anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling bertujuan ”Purposive Sampling”. Teknik ini digunakan kerena anggota sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk wanita desa Sidorejo, kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri  yang mempunyai peran ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Dari jumlah populasi sasaran di wilayah desa Sidorejo terdapat  420 orang wanita yang memiliki peran ganda, maka jumlah sampel setelah dihitung adalah 78 orang. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang diperoleh melalui teknik angket dan sumber data sekunder melalui dokumentasi, wawancara dan observasi. Pengukuran validitas instrumen menggunakan teknik korelasi product moment. Teknik analisa data menggunakan uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peran ganda wanita dan kesejahteraan keluarga terhadap pendidikan formal anak. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan 75, diperoleh hasil t hitung 4,212 sedangkan t tabel 1,665425. sehingga dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung = 4,212 1,665425 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa peran ganda wanita mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pendidikan formal anak dan diperoleh hasil t hitung 3,624 sedangkan t tabel 1,665425. sehingga dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung = 3,624 1,665425 dengan tingkat signifikansi 0,001jauh lebih kecil dari 0,05. ini berarti H0  ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa kesejahteraan keluarga mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pendidikan formal anak   Kata kunci: Pendidikan Formal anak, Peran ganda wanita, Kesejahteraan Keluarga.
PILIHAN RASIONAL KEPUTUSAN PEREMPUAN SARJANA MENJADI IBU RUMAH TANGGA Ardina Wulantami
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 7, No 1 (2018): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.757 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v7i1.21049

Abstract

Di tengah semakin tingginya jumlah perempuan masuk ke ranah publik,muncul fenomena arus balik, yakni perempuan yang memilih berkarir sebagai iburumah tangga meski mereka telah mencapai gelar sarjana. Berbagai kajianmenunjukkan bahwa keputusan perempuan menjadi ibu rumah tangga lebihdidasarkan pada alasan kecukupan ekonomi, pengasuhan anak, dan atau tuntutansuami. Rasionalitas seringkali hanya dilekatkan pada perempuan berpendidikantinggi yang menjadi wanita karir atau bekerja di sektor publik. Namun pada artikel inimembahas rasionalitas pilihan sarjana perempuan menjadi ibu rumah tangga,dengan menganalisis keputusan mereka berbasis perhitungan cost and rewardserta Comparison Alternative (CA, Artikel ini mengulas keputusan perempuan bergelar sarjana menjadi ibu rumah tangga sebagai pilihan rasional. Kasus yangdipaparkan dikaji melalui metode kualitatif (wawancara mendalam dan observasi)terhadap empat perempuan sarjana yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Kata kunci : pilihan rasional, cost, reward, educated housewife, comparisonlevel, comparison alternative
Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Desa Giritirto Kecamatan Purwosari Gunung Kidul Terhadap Kegiatan Program Posyandu Puji Lestari *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 1, No 1 (2007): Dimensia
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.712 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v1i1.3394

Abstract

The objective of this research is to understand the development of activities, participations, and perception on POSYANDU program and to understand the correlation between perception and participation of all the society according to social economy and social culture conditions The method of descriptive qualitative is used in this research for the reason that this method is able to convey and to uncover a lot of information with more in accuracy and meaning. Despite bringing into play the qualitative method, the quantitative method is not being put aside as well. From every object observed, a tendency, patterned ways of think, irregularity, and behavioral appearance and its integration as in genetic study of case will be seen. Genetic study of case is being used as a strategy of research since the issues and focus of this research have been determined before in the research proposal prior to field research. Hence, research strategy afterward is included as the embedded of research study of case. This research then wraps up and comes into the conclusion that POSYANDU program in the village of Giri Tirto is consistently implemented which has developed into society’s tradition. The varieties of society’s participations in POSYANDU program are limited to their comprehension and understanding about what POSYANDU program is. The most participating party in this program is the families who have a baby (less than five years-old baby), while the worker’s contribution is to give service to baby growth. The role of the elite figures and village peripherals are very limited in giving advice for POSYANDU Activities. The character of a simple life is also expressed in simple behaviors in daily life. Keywords: Participation, POSYANDU, Perception, Society, Program.
KINERJA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM PENGAWASAN PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA P2KP DI KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Puji Rahayu *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 3, No 1 (2009): Vol 3, No 1, Maret 2009
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.744 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v3i1.3410

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam pengawasan penggunaan dan pengelolaan dana BLM (Bantuan Langsung Mandiri) ekonomi bergulir P2KP di Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Penelitian difokuskan pada kinerja BKM khususnya di bidang ekonomi yaitu pemberian modal usaha kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) terutama pada Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP tahap kedua di Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, banyak program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah, dan belajar dari pengalaman terdahulu di P2KP tahap pertama kurang efektif, diharapkan ada proses belajar dari masa lalu dalam hal perbaikan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan strategi interpretative practice (pemahaman) yang menguak dan memberikan gambaran sebenar-benarnya tentang kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) terhadap pengawasan penggunaan dan pengelolaan dana P2KP di Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Subyek penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive yaitu Anggota BKM, anggota UPK dan anggota KSM. Sumber data yang digunakan adalah catatan wawancara, hasil pengamatan penulis, dan dokumen-dokumen penting BKM. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk mengecek validitas data digunakan teknik triangulasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data model interaktif. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja BKM dalam kelembagaan yang belum efektif, karena (1) belum adanya kerjasama antar anggota BKM disebabkan karena lemahnya pemahaman pengurus BKM mengenai fungsi dan peran mereka sebagai agen perubah dan pemberdayaan masyarakat, (2) belum ada kerjasama antara anggota BKM dengan kelompok masyarakat, (3) belum ada kerjasama antara kelompok masyarakat ataupun BKM dengan masyarakat ataupun pihak luar. Selain itu adanya kredit macet sangat besar karena kurang inisiatif dan kreatif dari dalam diri BKM itu sendiri dalam hal pengawasan dana P2KP baik itu dalam hal sosialisasi kepada KSM, penyaluran dana sehingga banyak yang tidak tepat sasaran dan ditemukan penyalahgunaan dana BLM dan BOP BKM, banyak faktor tersendat di Ketua KSM ataupun dari anggota KSM.   Kata Kunci: Badan Keswadayaan Masyarakat, Penanggulangan Kemiskinan, Kinerja
INDUSTRI KECIL DI NEGARA BERKEMBANG DALAM PUSARAN PASAR GLOBAL Lasarus Jehamat *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 5, No 1 (2011): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.289 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v5i1.3437

Abstract

Developmentalism Regime of new order placed economics as commander becoming starting point of all life aspect. The aim of this policy is to attainment of growth of the economics which at the farthest. All of the production activity later; then reduced just for attainment of economic goals. Activity of such production in this context is big industry. Its clear rationalization, all of the owner of capital inculcate its capital at various invesment type which likeliest give advantage more is passing of mechanism capital accumulate. Agriculture clearly not become choice because assumed less or do not give advantage to capitalist clan. Small and middle enterprise also less of peeped because it don’t give  contribution to heaping of capital. Enableness to small and middle enterprise forwards have to pay attention six step namely exacerbating of vision and goals of small and middle enterprise, repair of good infrastructure of software and also is hardware, arrangement of beneficial tariff of small and middle enterprise,  intoducing social protection, support meassurement, and training and education. Kata Kunci : Industri, Globalisasi, Kesejahteraan

Page 2 of 13 | Total Record : 124