cover
Contact Name
Gusti Ayu Made Suartika
Contact Email
ayusuartika@unud.ac.id
Phone
+6289685501932
Journal Mail Official
ruang-space@unud.ac.id
Editorial Address
R. 1.24 LT.1, Gedung Pascasarjana, Universitas Udayana, Kampus Sudirman Denpasar Jalan P.B. Sudirman, Denpasar 80232, Bali (Indonesia).
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
RUANG: JURNAL LINGKUNGAN BINAAN (SPACE: JOURNAL OF THE BUILT ENVIRONMENT)
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23555718     EISSN : 2355570X     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal RUANG-SPACE mempublikasikan artikel-artikel yang telah melalui proses review. Jurnal ini memfokuskan publikasinya dalam bidang lingkungan binaan yang melingkup beragam topik, termasuk pembangunan dan perencanaan spasial, permukiman, pelestarian lingkungan binaan, perancangan kota, dan lingkungan binaan etnik. Artikel-artikel yang dipublikasikan merupakan dokumentasi dari hasil aktivitas penelitian, pembangunan teori-teori baru, kajian terhadap teori-teori yang ada, atau penerapan dari eksisting teori maupun konsep berkenaan lingkungan terbangun. Ruang-Space dipublikasi dua kali dalam setahun, setiap bulan April dan Oktober, oleh Program Studi Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana yang membawahi Program Keahlian Perencanaan dan Pembangunan Desa/Kota; Konservasi Lingkungan Binaan; dan Kajian Lingkungan Binaan Etnik.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 1 (2022): April 2022" : 9 Documents clear
Analisis Desain Kantor Post-Pandemi Covid-19 di DKI Jakarta Surya Gunanta Tarigan; Khalid Abdul Mannan
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.906 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p05

Abstract

Pandemic Covid-19 has reshaped the way we work and how we define the workplace which before the pandemic had been strongly associated with the office. During the pandemic, almost all companies implemented ‘work from home (WFH)’ which ultimately force each company to redefine the importance of ‘office.’ The shift from physical space to virtual space makes work flexibility even greater. In addition, paperless work allows tasks to be done anywhere. The implication of this transformation is that the office most likely will adapt to rapidly evolving new functions. The office function, which before pandemic Covid-19 was a place for collaboration among clients, employees, and vendors, can now be facilitated with digital platforms. This study analyzes the office future and how office design adapts to changing needs of the post-pandemic Covid-19 workplace. The research is conducted using an exploratory qualitative method where interviews were conducted with professionals from architectural and interior design bureaus practicing across DKI Jakarta. This study finds that it is that in the future, an ‘office’ will be seen more as a place to build corporate culture, to conduct training, as a social place for employees, and a place to meet clients and attract potential talents. It also discusses the possibility to implement the concept of a ‘hybrid office’ as a solution in the future. Keywords: office design; workplace; Jakarta; pandemic Covid-19 AbstrakSalah satu dampak pandemi Covid-19 adalah mengubah cara kita bekerja dan bagaimana kita mendefinisikan ‘tempat kerja‘ yang selama ini identik dengan kantor. Selama masa pandemi hampir semua perusahaan menerapkan work from home (WFH) yang pada akhirnya membuat perusahaan harus mendefinisikan kembali arti penting kantor bagi perusahaan. Implikasi dari masalah ini adalah kantor harus bisa beradaptasi terhadap fungsi baru yang kemungkinan besar akan berubah. Tujuan penelitian yaitu menganalisa perubahan kantor sebagai tempat bekerja dan bagaimana desain kantor beradaptasi dengan perubahan kebutuhan akan tempat kerja post-pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif eksploratif dimana interview dilakukan dengan profesional dari biro arsitektur maupun interior yang merancang perkantoran di DKI Jakarta. Kemungkinan kantor kedepannya lebih dipandang sebagai tempat membangun budaya perusahaan, tempat melakukan pelatihan dan training, tempat bersosialisasi karyawan serta menjamu klien dan mengundang talent potensial. Study ini juga mendiskusikan bagaimana konsep kantor hybrid dapat menjadi solusi ke depannya.Kata kunci: desain kantor; ruang kerja; Jakarta; pandemi Covid-19
Editorial: Re-configuring the Built Environment - Next after Covid-19 Pandemic Gusti Ayu Made Suartika
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.691 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p01

Abstract

The Covid-19 pandemic has caused great damage globally to the perpetual existence of the human race. Once exposed, no one is immune and no place is uninfectable. However, in the effort to find a silver lining from this catastrophe, below I discuss lessons learned from enforced strategies emerging from this lethal pandemic. In particular, I examine the implications of the pandemic for our urban areas as well as for domestic spatial arrangements. Immediate planning strategies at both levels, the urban and the domestic are also proposed within.Keywords: spatial reconfiguration; bicycle use; urban space; domestic space AbstrakPandemi covid-19, dalam skala global, telah membawa kerusakan yang masif terhadap keberlangsungan umat manusia di muka bumi ini. Sekali terpapar, tidak ada satupun umat manusia yang kebal dari infeksi dan tidak ada tempat yang tidak bisa dipenetrasi. Akan tetapi, dalam usaha mencari sisi baik dari sebuah kondisi, saya mendiskusikan hal-hal yang bisa dipelajari, beranjak dari beragam strategi yang muncul dari dampak yang diakibatkan oleh pandemic Covid-19 yang mematikan. Secara khusus, saya menganalisa implikasi dari pandemi terhadap ruang-ruang kota dan juga tatanan keruangan di tingkat domestik. Saya juga memproposisikan strategi dan perencanaan yang relevan diterapkan di kedua level, baik di kawasan perkotaan dan/atau perumahan.Kata kunci: konfigurasi spasial; pemanfaatan sepeda; ruang kota; ruang domestik
Relasi Padung-padung dan Gerga Tulak Paku dalam Arsitektur Tradisional Karo Ariani .; Imam Santosa; Achmad Haldani Destiarmand; Agus Sachari
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.629 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p06

Abstract

One of the rich traditions owned by the Karo tribe in North Sumatra is a variety of ornamental or gerga. Gerga is applied to traditional Karo architecture with the aim of beautifying and representing the belief and kinship system that forms the basis of the Karo people's cosmology. One of the organic-shaped gerga inspired by nature is tulak paku. The structure of gerga tulak paku also becomes a visual image based on various crafted objects, one of which is padung-padung. This large earring jewelry is worn by Karo women from certain classes and becomes one of the cultural identities of the Karo Tribe. By its structure and shape, padung-padung is assumed to originate from the application of gerga tulak paku. This study aims to determine the relationship between the ornamental elements of tulak paku applied to the padung-padung form, and its application in Karo traditional architecture. The research was conducted using technical analysis and interpretation adopting an aesthetic approach to describe three basic aspects of an artistic object or event, namely form, weight, and appearance. Based on the results of research, it is known that the element of the gerga tulak paku has a shape structure similar to padung-padung. Both have meanings related to human power and glory, thus their applications in traditional architecture are expected to bring ‘good’ impacts.Keywords: relation; padung-padung; gerga tulak paku; Karo traditional architecture AbstrakSalah satu kekayaan tradisi yang dimiliki oleh suku Karo di Sumatera Utara adalah ragam hias atau gerga. Gerga diterapkan pada arsitektur tradisional Karo dengan tujuan untuk memperindah sekaligus merepresentasikan sistem kepercayaan dan kekerabatan yang menjadi dasar kosmologi masyarakat Karo. Salah satu gerga berbentuk organis yang terinspirasi dari alam adalah tulak paku. Selain diterapkan pada rumah adat, struktur bentuk gerga tulak paku juga menjadi citra visual pada berbagai benda-benda kerajinan, salah satunya adalah padung-padung. Perhiasan berupa anting berukuran besar ini dikenakan oleh perempuan Karo dari kelas tertentu dan menjadi salah satu identitas kultural suku Karo. Ditinjau dari struktur bentuknya, padung-padung diduga berasal dari penerapan gerga tulak paku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relasi unsur ragam hias tulak paku yang diterapkan pada bentuk padung-padung, serta aplikasinya dalam arsitektur tradisional Karo. Penelitian dilakukan dengan teknik analisis dan interpretasi menggunakan pendekatan estetika untuk mendeskripsikan tiga aspek dasar pada suatu benda atau peristiwa kesenian, yaitu wujud, bobot, dan penampilan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa unsur gerga tulak paku memiliki struktur bentuk yang mirip dengan padung-padung. Keduanya memiliki makna yang berkaitan dengan kekuatan dan kemuliaan manusia sehingga penerapannya pada arsitektur tradisional diharapkan dapat membawa dampak kebaikan.Kata kunci: relasi; padung-padung; gerga tulak paku; arsitektur tradisional Karo
Analisis Kesenjangan antara Konsep dan Pelaksanaan Program Kota Kreatif di Kota Denpasar Indra Artadi Jaya; Ida Bagus Gde Wirawibawa; Ni Ketut Ayu Siwalatri
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.108 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p02

Abstract

Denpasar – the Capital City of Bali Province in Indonesia has implemented a creative city program since 2016. Through its government agencies, Denpasar continues to innovate in providing its communities with opportunities to collaborate in creative environments. The positive support from the Government of Denpasar City in the form of facilities provision, regulation, and physical network are early steps heading towards a creative city. This study is conducted to examine if government actions have been in line with creative city indicators. It adopts a qualitative research method namely in-depth interviews with Mr. I Gusti Putu Anindya - one of the advisers in the Creative Agency of Denpasar. Data analysis is carried out based on gap analysis and content analysis. Based on analysis done on four indicators, this study demonstrates that in practice Denpasar city has acted in accordance with Creative City Index. The study finding further proposes 12 key actions which can be used as a foundation for government action in developing Denpasar as a creative city.Keywords: creative city; creative city index; gap analysis AbstrakKota Denpasar telah menerapkan program kota kreatif sejak tahun 2016. Pemerintah Kota Denpasar terus berinovasi dan mendukung sepenuhnya melalui instansi terkait dan memberikan kesempatan bagi komunitas-komunitas untuk berkolaborasi dalam dunia kreatif. Dukungan yang positif dari Pemerintah Kota Denpasar, melalui pengadaan fasilitas, regulasi, dan jaringan merupakan langkah awal menuju kota yang kreatif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat jika tindakan-tindakan yang sudah diambil telah sejalan dengan indikator kota kreatif. Studi ini didasari oleh kaidah penelitian kualitatif dengan mengambil wawancara mendalam kepada Bapak I Gusti Putu Anindya Putra sebagai salah satu penasihat di Badan Kreatif Kota Denpasar, sebagai metode pencarian datanya. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan gap analysis dan content analysis. Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap empat indikator ditemukan jika Kota Denpasar sudah menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan di dalam creative city index. Studi ini juga mengajukan 12 tindakan kunci yang dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pemerintah di dalam mewujudkan Denpasar sebagai kota kreatif.Kata kunci: kota kreatif; indikator kota kreatif; analisis kesenjangan
Korelasi Identitas, Aktivitas dan Legalitas terhadap Munculnya Permukiman Kumuh Pasca Pandemi Covid-19 Fendy Faizal Gobel
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.981 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p07

Abstract

Pohuwato Timur Village of Marisa District is one of the slum settlements in Pohuwato Regency. This research aims at investigating the public perception of their environments. The results of this investigation are analyzed using correlation analysis to discover the most influential factors in the emergence of slum settlements. Data collection and analysis are based on several criteria, including the state of clean water provision, solid waste, household income, occupants' behavioral patterns, and ownership status. A quantitative approach using multiple linear regression analysis is deployed. Questionnaires and observation are used as the techniques of data collection. The results may be used as guidelines in creating strategies for structuring residential areas. This involves the development of a planning strategy for the provision of infrastructure as a means of increasing the identity of the area and a strategy to revitalize slum settlements. Keywords: slums; settlements; regional identity; society activities AbstrakDesa Pohuwato Timur, Kecamatan Marisa merupakan salah satu kawasan permukiman kumuh yang ada di Kab. Pohuwato. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap lingkungannya, hasil perspesi tersebut dilakukan analisa korelasi dengan tujuan memperoleh faktor yang paling berpengaruh terhadap munculnya permukiman kumuh. Data and analisa dilakukan terhadap beberapa kriteria, termasuk kondisi air bersih, persampahan, pendapatan rumah tangga, pola aktivitas masyarakat dan status kepemilikan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan observasi. Hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam membuat strategi penataan kawasan permukiman. Strategi tersebut meliputi strategi perencanaan sarana dan prasarana dalam peningkatan indentitas kawasan dan strategi penanganan permukiman kembali.Kata kunci: kawasan kumuh; permukiman; identitas kawasan; aktivitas masyarakat
Detil Publikasi Jurnal Ruang-Space
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.705 KB)

Abstract

Daya Responsif Arsitektur Karo Terhadap Adaptasi Perilaku New Normal Dwi Lindarto; Priyo Pratikno; Christophorus Koesmartadi
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.758 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p03

Abstract

The ‘new normal’ era is a method of adapting to the ongoing Covid-19 pandemic. This takes form in specific social activities, particularly regarding spatial proximity. Such behavior demands a responsive architectural space. Karo architecture - a form of the local wisdom – has been proven its success in dealing with the leprosy pandemic in the 1920s. This research aims to trace the transformation and adaptation of Karo architecture in responding to the past leprosy outbreak whose impacts are viewed in parallel with those inflicted by the Covid-19 pandemic. This is qualitative research deploying an architectural approach derived from behavioral psychology, focusing on territory, behavior, and personal space during Karo’s traditional wedding and death celebration that takes place in Jambur Halilintar Medan. Using Gottfried Semper’s concept of a corridor of architectural elements, the transformative traces of Jambur Karo are then analyzed using the interpretative methods of Paul Ricoeur and the interpretative critique of Wayne O Attoe. Through validation based on the view of Fantasia Lacanian, it is found that the layout without massive partitions, construction, kinship territories, outdoor facilities, and ornamentation in Si Waluh Jabu and Jambur Karo architecture is responsive elements to ‘new normal’ behavior. These are examples of indigenous knowledge of the Nusantara in the area of architecture that is relevant in responding to the Covid-19 pandemic.Keywords: Karo architecture; behavioral; new normal era; personal space; territory AbstrakEra new normal adalah kebiasaan dalam beradaptasi dengan pandemi Covid-19. Ini terwujud dalam kegiatan sosial masyarakat utamanya menjaga jarak sosial dan tidak berkerumun. Perilaku demikian menuntut ruang arsitektur yang responsif. Arsitektur Karo sebagai wujud kearifan lokal masyarakat teruji dalam menghadapi pandemi lepra di era 1920an. Riset ini bertujuan mengungkap jejak transformasi dan adaptasi arsitektur Karo dalam merespon pandemi lepra di masa lampau yang memiliki dampak yang dipandang setara dengan pandemi Covid-19. Ini merupakan studi dengan pendekatan kualitatif yang menerapkan arsitektur perilaku mengkaji perilaku teritorial dan personal space saat pesta adat Karo yang dilaksanakan di Jambur. Dengan koridor elemen arsitektur Gottfried Semper maka jejak transformatif Jambur Karo lalu dianalisis dengan metode interpretasi Ricoueur dan kritik interpretatif Wayne O Attoe. Melalui validasi yang dilandasi pemikiran fantasia Lacanian diperoleh hasil bahwa tata ruangan tanpa sekat dinding masif, konstruksi, teritorial kekerabatan, fasilitas outdoor dan ornamentasi pada arsitektur Si Waluh Jabu dan Jambur Karo merupakan unsur yang responsif terhadap perilaku new normal. Hasil pengetahuan indigenous ini merupakan alternatif pemikiran konsep arsitektur berbasis kearifan lokal arsitektur Nusantara menghadapi masa pandemi Covid-19.Kata kunci: arsitektur karo; arsitektur perilaku; new normal era; personal space; teritorial
Model Penataan Ruang Belajar di Rumah sesuai Gaya Belajar Anak pada Masa New Normal Dwi Lindarto; Masyithah Rahman; Khadijah Zahira Haq
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.413 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p08

Abstract

A shift from school-based to online learning at home has caused problems during the covid-19 pandemic. The unpreparedness of homes to accommodate school activities, as well as parents’ limited capacity to act as teachers at home, are among major obstacles to online-home-learning-related practices. This study aims to examine the arrangement of the study space in accordance with the child's learning style. The outcome is to make homes comfortable places to study for families and their children. Taking SDIT Zahira Medan as its case study, this study uses behavioral analysis and qualitative-descriptive approaches to identifying associated problems and presenting them using a place-centered mapping principle. Using Miles and Huberman model and a cross-tabulation of both learning styles and properties of study rooms results in an optimum spatial arrangement and learning media that need to be considered in accordance with attributes proposed by Weisman. The results of the analysis show that visual, auditory, and kinesthetic learning styles require specific types and arrangements of study tables and chairs, the character of tools to support learning activities, and indoor and outdoor spaces dedicated to learning. This research is useful for improving children's learning achievement in terms of the pedagogical setting of 'study at home' activities in the new normal era of the covid-19 pandemic.Keywords: behavioral architecture, new normal era, learning style, paedagogic setting AbstrakPergeseran dari pendidikan berbasis sekolah ke pendidikan berbasis online di rumah menimbulkan masalah tersendiri di masa pandemi Covid-19. Ketidaksiapan rumah dalam mengakomodasi kegiatan sekolah dan keterbatasan para orang tua dalam mengambil peran para guru adalah bagian dari kendala utama dalam praktek ‘belajar online di rumah.’ Tujuan penelitian ini adalah mengkaji penataan ruang belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak untuk menjadikan rumah sebagai tempat belajar yang nyaman bagi anak dan keluarga. Dengan pendekatan arsitektur perilaku dan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dilakukan pemetaan masalah secara place-centered mapping dengan studi kasus sekolah SDIT Zahira Medan. Dengan analisis model Miles dan Huberman dan tabulasi silang atas gaya belajar dan properties ruang belajar diperoleh optimasi tatanan ruang dan media belajar yang perlu mendapat perhatian sesuai atribut Weisman. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya belajar visual, auditori dan kinsestetik memerlukan jenis dan tatanan meja kursi belajar, karakter alat pendukung belajar, tempat belajar di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor) secara spesifik. Penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan prestasi belajar anak dari sisi setting paedagogis kegiatan ‘belajar di rumah’ pada era new normal pandemic covid-19.Kata kunci: arsitektur perilaku, era new normal, gaya belajar, setting paedagogi
Tren Wisata Sepeda Urban Masa Pandemi: Kesiapan Ruang di Perkampungan Bantaran Sungai Gajah Wong Yogyakarta Wiyatiningsih .; Kristian Oentoro; Sita Yuliastuti Amijaya
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.613 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p04

Abstract

Cycling has become a trend during the time of the Covid-19 pandemic. The government of Yogyakarta has taken advantage of the opportunity in creating cycling tourism. It is expected that the program can reactivate tourism activities. Cycling-based tourism is organized in the administrative areas of Yogyakarta including urban kampungs. Nevertheless, it seems that not all kampungs are ready to support this strategy. Based on the background, the research aims at evaluating the spatial preparedness of kampungs on the Gajah Wong riverbank to facilitate cycling tourism. The research implements a qualitative method – an explorative case study. The kampungs on the Gajah Wong riverbank are selected due to the uniqueness of spaces and their contribution to forming the Yogyakarta image. The cycling tourism route is analyzed with five principles implemented in the Netherland - friendly infrastructure design comprising coherence, directness, safety, comfort, and attractiveness. Study results show that socio-cultural aspects play a key role in the development of spatial characteristics of kampungs located along the Gajah Wong riverbank. This becomes the primary attraction for tourists. Social interaction between tourists and residents along the kampung corridor forms a social space that has the potential to increase tourists’ experience of the Kampungs.Keywords: urban cycling tourism; kampungs; pandemic; Gajah Wong riverbank AbstrakBersepeda menjadi tren selama masa pandemi Covid-19. Pemerintah Kota Yogyakarta menangkap perubahan gaya hidup tersebut dengan membuat program wisata sepeda untuk membangkitkan kembali aktivitas pariwisata. Wisata sepeda dilakukan di wilayah administrasi Kota Yogyakarta, termasuk kawasan perkampungan kota. Namun demikian, sepertinya belum semua perkampungan yang dilewati oleh rute wisata sepeda siap sebagai destinasi wisata sepeda. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan ruang di perkampungan, khususnya bantaran Sungai Gajah Wong, untuk mendukung aktivitas wisata sepeda. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif - studi kasus eksploratif. Perkampungan di bantaran Sungai Gajah Wong dipilih sebagai studi kasus dengan mempertimbangkan keunikan ruang dan kontribusinya terhadap pembentukan karakter Kota Yogyakarta. Kesiapan ruang sebagai jalur wisata sepeda dinilai dengan lima prinsip desain infrastruktur ramah sepeda yang diterapkan di Belanda, yaitu: keterpaduan, kelangsungan, keselamatan, kenyamanan dan kemenarikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek sosial budaya memiliki peran kunci dalam pembentukan karakteristik ruang perkampungan di bantaran Sungai Gajah Wong yang menjadi daya tarik utama bagi pesepeda. Interaksi sosial antara pesepeda dengan penduduk setempat di sepanjang lorong kampung membentuk ruang sosial yang berpotensi untuk meningkatkan kenyamanan pesepeda.Kata kunci: wisata sepeda urban; perkampungan; pandemi; bantaran Sungai Gajah Wong

Page 1 of 1 | Total Record : 9