cover
Contact Name
Retno Winarni
Contact Email
retno.winarni@unej.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Publika Budaya
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Terbit tiga kali dalam setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil karya ilmiah mahasiswa yang berupa gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori dari karya ilmiah skripsi mahasiswa gelar S-1 di Bidang Budaya dan Media
Arjuna Subject : -
Articles 133 Documents
MANTRA DALAM TRADISI PEMANGGIL HUJAN DI SITUBONDO: KAJIAN STRUKTUR, FORMULA, DAN FUNGSI Mustamar, Sunarti; Ningsih, Sri
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.718 KB)

Abstract

Tradisi lisan merupakan salah satu produk kebudayaan atau hasil kreasi kelompok etnik tertentu secara berulang-ulang dan turun-temurun yang didominasi oleh unsur kelisanan dan membentuk sebuah konvensi budaya. Tradisi pemanggil hujan termasuk dalam tradisi lisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek struktur, formula, dan fungsi yang terdapat dalam mantra dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ditemukan empat buah mantra di tempat yang berbeda tetapi masih berada dalam satu kabupaten. Mantra tersebut ialah: Tembang Pamoji, Demmong, Esmo Kerem, dan Bato’ Ondem.
DINAMIKA POLITIK REZIM ORDE BARU DI INDONESIA STUDI TENTANG KEGAGALAN KONSOLIDASI POLITIK REZIM ORDE BARU PADA TAHUN 1990-1996 Legowo, Sivfian Hendra; Krisnadi, IG; Sumartono, Hendro
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.514 KB)

Abstract

Artikel ini berisi pembahasan mengenai rezim Orde Baru pada tahun 1990-1996. Berjayanya Orde Baru selama 32 tahun disebabkan karena kakuatan politik yang didapatkan dari proses konsolidasi politik mulai rezim ini muncul. Orde Baru memperoleh kejayaannya sejak era 1970-an, ditandai dengan penyelesaian Peristiwa Malari pada tahun 1974 oleh kekuatan militer dan jaringan politik Suharto lainnya. Memasuki era 1990-an, proses konsolidasi yang telah mapan sebelumnya menjadi berantakan dan berujung pada transisi rezim Orde Baru pada tahun 1998. Oleh karena itu, dinamika politik yang terjadi pada era pratransisi menjadi permasalahan utama untuk melakukan kajian ini. Penelitia skripsi ini menggungakan metode sejarah melalui empat tahapan meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Kajian skripsi yang berbasis kebijakan politik nasional yang terkandung dalam strategi politik Orde Baru telah banyak diteliti di dalam teks buku, artikel dan surat kabar, oleh karenanya penelitian dalam skripsi ini lebih memakai studi pustaka. Perkembangan politik era pratransisi ditandai dengan gerakan prodemokrasi dan hak asasi manusia yang ternyata menuntut rezim Orde Baru untuk melakukan inovasi dalam strategi politiknya. Sistem otoriter dan tindakan represif rezim Orde Baru, ternyata malah membuat soliditas gerakan oposisi makin mapan. Bahkan, stigma komunis yang menjadi struktur ide Orde Baru paling ampuh, telah terdistorsi melawan arus demokrasi dan hak asasi manusia. Akhirnya, hampir semua strategi politik Orde Baru malah membuat gerakan oposisi makin kuat dengan adanya musuh bersama yang harus ditumbangkan.
KONTROVERSI SERTIFIKASI TANAH “KONFLIK TANAH JENGGAWAH” TAHUN 1999-2001 (STUDI KASUS KONFLIK TANAH DI KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER) Badri, Mohamad Il; Arifin, Edi Burhan; Sumartono, Hendro
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.476 KB)

Abstract

Fenomena yang menonjol pada masyarakat petani di pedesaan adalah masalah yang selalu berkaitan dengan tanah. Di Kabupaten Jember terjadi konflik agraria yang melibatkan petani dan negara, salah satunya konflik tanah Jenggawah. Tanah perkebunan Ajunggayasan Jenggawah yang terletak di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur. Pemberian surat tanda bukti hak milik atau sertifikat yang selama ini diperjuangkan oleh petani Jeggawah merupakan ukuran berhasilnya perjuangan yang dilakukan bertahun-tahun. Namun dalam perjalanannya terjadi banyak kontroversi ditengah-tengah masyarakat ketika dikeluarkannya sertifikat. Masyarakat Jenggawah yang telah menerima sertifikat mengganggap bahwa pemerintah masih setengah hati memberikan tanah yang mereka perjuangkan selama ini.
CHUNG HUA SCHOOL SEBAGAI REPRESENTASI PENDIDIKAN ETNIS TIONGHOA DI JEMBER TAHUN 1911-1966 Goreti, Christian Maria; Badriyanto, Bambang Samsu; Widuatie, Ratna Endang
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.544 KB)

Abstract

Artikel ini berisi uraian mengenai keberadaan sekolah berbasis etnis Tionghoa di Jember yang disebut Chung Hua School. Pendiriannya atas prakarsa Tiong Hoa Hwee Koan yaitu sebuah organisasi Tiong- hoa peranakan terbesar pada masa itu. Melalui pendekatan sosiologi pendidikan dan identitas ke-Tiong- hoaan, dalam skripsi ini dipaparkan mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi pendirian sekolah tersebut, kelompok pencetus, tujuan didirikan, efek keberadaannya terhadap kelompok masyarakat ter- tentu, relevansi kondisi politik Indonesia dengan keberlangsungan sekolah tersebut, hingga faktor-faktor penyebab penutupannya. Bagi etnis Tionghoa pendidikan ideal ialah pendidikan yang sarat dengan iden- titas ke-Tionghoaan yang terwujud dalam ilmu pengetahuan mengenai budaya serta adat-istiadat Tiong- hoa. Melaluinya usaha transformasi budaya terhadap etnis Tionghoa (khususnya Tionghoa peranakan) di Hindia Belanda perlahan-lahan berusaha diwujudkan serta baru terealisasi pada awal abad ke-20 dengan berdirinya sekolah berbahasa pengantar bahasa Tionghoa yang modern dan terstruktur. Dinami- ka pendidikan berbasis etnis ini ternyata mengalami pasang surut seiring dengan kebijakan pemerintah yang berkuasa di Hindia Belanda hingga Indonesia merdeka. Keberlangsungan pendidikan berbasis et- nis Tionghoa ini harus terhenti pasca Gestapu tahun 1965 seiring meningkatnya sentimen negatif ter- hadap etnis Tionghoa di Indonesia.
ADAPTATION ANALYSIS OF HARRY POTTER AND THE HALF BLOOD PRINCE NOVEL BY J.K. ROWLING INTO FILM BY DAVID YATES Rahmawati, Risza Dewi; Basuki, Imam; Pujiati, Hat
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.839 KB)

Abstract

Nowadays, there are many literary works that is transformed into an adaptation work. One of them is J.K rowling´s novel entitled Harry Potter and the Half Blood Prince with the same title. Using this object, this article focuses on the motives that exist in the process of adapting the novel and make it into the form of a film adaptation. During process of transformation,it arises some changes and some excisions. These changes because of the consequences of the differences in the media, the text and audiovisual. There are three issues discussed in this research. First, what are the changes that have been made by the production team, the second, the consequences of differences in media against stories in novels and films, the third, the motives that contained in the film adaptation of Harry Potter and the Half-Blood Prince. Then, we use comparative method in this study in order to compare the differences between the novel and the film. During the process of analysis, we use the theory of adaptation and semiotic analysis. Furthermore, this article begins by classifying the differences that exist in the novel and compare it to the movie. After that, we use semiotics in order to help find the ideology that contained in the novel and the film. This ideology helps on finding the motives that contained in the film adaptation. The results of the analysis are: dominant ideology in the film adaptation is capitalism ideology that explains the economic and cultural motives in this film adaptation
GAMBARAN REZIM NAZI DALAM PERADABAN JERMAN DALAM BEBERAPA PILIHAN PUISI SYLVIA PLATH Ulfa, Maria; Sutarto, Ayu; Pujiati, Hat
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.958 KB)

Abstract

Rezim Nazi adalah tragedi besar dari peradaban Jerman pada abad 20. Nazi merupakan sebuah partai yang sarat dengan pemerintahan diktator yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Partai Nazi mencapai masa keemasannya pada tahun 1933-1945 (periode Perang dunia II). Kemudian pada tahun 1962, Sylvia Plath membuat sebuah potret keNazian dalam karya-karyanya di Daddy, Lady Lazarus, dan Mary´s Song. Pikiran imajinatif Plath sebagai anak perempuan Jerman mengungkapkan representasi yang berdasar sejarah kedalam puisi. Untuk itu, new historicism bagi Stephen Greenblatt merupakan sebuah perangkat dalam menguraikan wacana yang ada dalam teks puisi. Kemudian, hasil dari penelitian ini menunjukkan potret Nazi sebagai produk laki-laki dalam sudut pandang perempuan. Atribut-atribut Nazi yang digunakan dalam teks puisi itu merupakan sebuah estetika dalam mengekplorasi kebrutalan Nazi yang dibayangkan sejajar dengan kebrutalan laki-laki dalam sistem patriarki. Kemudian, ekplorasi atribut-atribut itu menunjukkan kekuatan Nazi dalam menghegemoni orang-orang Jerman untuk menganggap program-program Nazi sebagai kehendak Tuhan. Akibatnya menunjukkan bahwa ada penyalahgunaan ajaran agama untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Jadi, melalui teks puisi itu, Plath membawa bagian-bagian dari sejarah Jerman melalui emosinya terhadap rezim Nazi.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA HARIAN JAWA POS DAN KOMPAS Subaharianto, Andang; Zaini, Zaini; Sariono, Agus
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.72 KB)

Abstract

Penggunaan bahasa dalam penyampaian berita pada harian Jawa Pos dan Kompas berbeda. Perbedaan tersebut bisa terjadi berkaitan dengan penerbitan pers yang memiliki segmen pasar tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di bidang leksikon dan konstruksi kalimat dalam rubrik politik dan ekonomi pada harian Jawa Pos dan Kompas dengan menggunakan metode komparatif. Berdasarkan analisis data, bahasa Kompas cenderung menggunakan kata kajian, kata baku serta penyampaian kesantunan bahasa yang lebih baik dibandingkan Jawa Pos. Sebaliknya, Jawa Pos cenderung menggunakan kata-kata yang sederhana, mengalir (hampir serupa dengan bahasa tutur), serta memiliki penyampaian kesantunan bahasa yang lebih rendah dibandingkan harian Kompas. Kompas lebih banyak menggunakan kalimat panjang (kalimat majemuk) dibandingkan Jawa Pos. Penggunaan bahasa Indonesia oleh harian Kompas lebih sesuai untuk khalayak pembaca kelas sosial menengah ke atas. Begitu sebaliknya, penggunaan bahasa Indonesia oleh harian Jawa Pos lebih sesuai untuk khalayak pembaca kelas sosial menengah ke bawah.
ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN PADA ACARA RITUAL PETIK PARI OLEH MASYARAKAT JAWA DI DESA SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG (KAJIAN ETNOLINGUISTIK) Kamsiadi, Bebetho Frederick; Wibisono, Bambang; Subaharianto, Andang
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.362 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk, makna, dan penggunaan istilah-istilah yang digunakan pada ritual petik pari oleh masyarakat Jawa di Desa Sumberpucung Kabupaten Malang. Figur Dewi Sri menjadi simbol dan kerangka acuan berpikir bagi orang Jawa khususnya petani Jawa di dalam prosesi siklus hidup yaitu perkawinan, memperlakukan rumah dan tanah pertaniannya. Untuk melaksanakan tradisi petik pari terdapat beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain, nyiapne weneh terdapat istilah kowen, ngekum pari dan ngentas pari; bukak lahan terdapat istilah tamping, ngisi banyu, mbrojol, mopok, nglawet, nggaru dan ndhadhag; tandur terdapat istilah ndhaut, nas atau geblake dina, ngerek dan tandur; ngrumat terdapat istilah lep, kokrok, ngemes dan matun; petik pari terdapat istilah uborampen, sega ingkung, sega gurih, sega tumpeng atau sega gunungan, sega golong, iwak, kulupan, gedhang raja, bumbu urap dan cok bakal yang berisi bumbu pepek, wedhi, dhedhek lembut, kaca, suri, wedhak, janur kuning, kembang telon, menyan, dhuwit receh dan badhek; dan panen terdapat istilah ngerit, nggeblok, nyilir, nampeni dan ngiteri ghabah. Istilah-istilah yang terdapat dalam setiap tahapan tersebut mengalami perluasan makna, penyempitan makna dan tidak mengalami perubahan makna. Analisis etnolinguistik dalam penelitian ini membandingkan istilah pertanian yang digunakan masyarakat Jawa di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang dengan istilah pertanian yang digunakan masyarakat Madura di Kabupaten Jember.
BEREBUT ´RUMAH TUHAN´ STUDI KASUS KONFLIK ANTARA JEMAAT GKJW DAN GPIB KELURAHAN CITRODIWANGSAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG, 1975-1982 Yulianti, Yanti; Sasmita, Nurhadi; Badriyanto, Bambang Samsu
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.043 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang sejarah sosial dengan menggunakan konsep pendekatan sosiologi agama yang mempelajari peran agama dan peristiwa-peristiwa sosial dalam masyarakat Lumajang. Peristiwa-pristiwa sosial dapat memicu terjadinya konflik sehingga menimbulkan perubahan sosial di dalam masyarakat. Dengan menggunakan bahan-bahan teori sosiologi agama dan historis, artikel ini menyelidiki pandangan, pengetahuan, dan kepercayaan yang berhubungan, khususnya dengan konflik agama yang terjadi antara jemaat GKJW dengan GPIB Lumajang. Jika manusia sudah menjadi satu kesatuan dengan agama dan kelompoknya maka manusia tersebut berani membela agamanya yang dianggap benar sehingga cenderung berusaha menyelamatkan dan membela martabat agamanya. Seperti halnya yang terjadi di Lumajang kedua aliran gereja tersebut saling mempertahankan dan memperebutkan gerejanya, sehingga terjadi konflik. Mereka masing-masing mempunyai rasa ingin membela agama yang dianggapnya benar dan rela mempertahankan kekuasaan satu sama lain.
THE ANALYSIS OF THE FACE THREATENING ACT DELIVERED BY ASPERGER SYNDROME IN ADAM MOVIE Anwar, Achmad Mubasyiril; Anam, Syamsul; Wisasongko, Wisasongko
Publika Budaya Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Publika Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.188 KB)

Abstract

When language is communicated within a social context where every interlocutor is expected to carry out a linguistically polite communication which will not bring harm both to him or herself and the person to whom the messages are being delivered, speaker socially should maintain it. This study pragmatic understanding is conducted from a framework based on politeness principle (Brown & Levinson 1987) that aims to explain how face as a universal aspect in politeness study. The research is to find out the pragmatic understanding abilities of Adam, and to understand what utterances for person with Asperger Syndrome is potentially confusing leading him to face threatening act. Qualitative and quantitative research are employed in this study. Qualitative research used is to describe the data in the form of extract conversation and quantitative research is used to know the presentage of the results. The results show Adam tend to use bald on record communication without redressive action toward confusing utterances. Therefore, the prominent weakness Adam has is social interaction and emotional abilities.

Page 1 of 14 | Total Record : 133