cover
Contact Name
Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si
Contact Email
wilda.hafny@usu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
dentika_journal@usu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Dentika Dental Journal
ISSN : 1693671X     EISSN : 2615854X     DOI : -
Core Subject : Health,
d e n t i k a DENTAL JOURNAL is one of the journals managed by TALENTA Universitas Sumatera Utara which first published in 2015. This is an online scientific journal that publishes articles and scientific work from Researches, Case Reports and Literature Reviews in Dentistry and Dental Science. The scopes are varied from Dental Surgery, Dental Forensics, Oral Biology, Oral Medicine, Dental Public Health and Preventive Dentistry, Paediatric Dentistry, Dental Materials and Technology, Conservative Dentistry, Orthodontics, Periodontics, Prosthodontics, to Dental Radiology.
Arjuna Subject : -
Articles 348 Documents
PENGARUH KUAH MASAM KEUENG TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED Sofya, Pocut Aya; Ningsih, Diana Setya; Octaviani, Yuni
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.102 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.150

Abstract

Masyarakat Aceh pada umumnya sering mengonsumsi makanan khas yang bersifat asam seperti kuah masam keueng. Makanan tersebut dapat mempengaruhi keadaan seluruh material yang terpapar olehnya seperti gigi tiruan resin akrilik heat cured. Bahan ini mampu menyerap kuah masam keueng sehingga menyebabkan perubahan kekasaran permukaan resin akrilik heat cured. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman kuah masam keueng terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoriks mengunakan analisis16 spesimen resin akrilik heat cured berbentuk persegi panjang (65x10x3mm). Spesimen direndam selama 24 jam di dalam akuades, kemudian diukur kekasaran permukaan awal (Ra1) menggunakan surface roughness tester. Setelah pengukuran awal, spesimen direndam dalam kuah masam keueng selama 2 hari kemudian spesimen dicuci dan diukur kembali kekasaran permukaannya (Ra2). Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t berpasangan (p<0,05). Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna kekasaran permukaaan sebelum dan sesudah terpapar kuah masam keung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kuah masam keueng dapat menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan resin akrilik heat cured.
PENGARUH BERKUMUR EKSTRAK BUAH DELIMA TERHADAP TERAPI GINGIVITIS Pribadi, Indra Mustika Setia; Rusminah, Nunung; Komara, Ira
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.638 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.151

Abstract

Delima merupakan salah satu buah yang kaya antioksidan. Kandungan flavonoid dalam delima berkhasiat dapat mencegah gingivitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek ekstrak buah delima yang dibuat dalam bentuk obat kumur dengan konsentrasi 5 dan 10% sebagai obat kumur terhadap penurunan skor gingiva. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental semu menggunakan desain single blind, pre and post study. Sampel sebanyak 30 orang diambil secara purposive sampling. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A berkumur dengan ekstrak buah delima 5% dan kelompok B berkumur dengan ekstrak buah delima 10%. Subyek diminta berkumur 2 kali sehari selama 15 hari dibandingkan hasilnya dengan menggunakan indeks gingiva Loe and Silness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkumur dengan ekstrak delima konsentrasi 10% menyebabkan penurunan skor gingiva sebesar 48% pada minggu pertama dan 77% pada minggu ke-2 sedangkan penurunan skor gingiva dengan ekstrak delima konsentrasi 5%, sebesar 11% pada minggu pertama dan 27% pada minggu ke-2. Sebagai kesimpulan, peningkatan konsentrasi ekstrak obat kumur buah delima lebih efektif menurunkan tingkat keparahan gingivitis.
PERBEDAAN KADAR INTERLEUKIN-1β SALIVA ANTARA PENDERITA MYOFASCIAL PAIN DENGAN DISC DISPLACEMENT SENDI TEMPOROMANDIBULA Rafni, Elita; Yanwirasti, Yanwirasti; Darwin, Eriyati; Rikmasari, Rasmi
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.714 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.152

Abstract

Gangguan sendi temporomandibula dapat terjadi karena peradangan neurogenik yang banyak melibatkan sitokin. Pada penderita gangguan sendi temporomandibula dengan keluhan nyeri ditemukan adanya substansi algogenik prostaglandin dan lukotrien sebagai mediator nyeri dan inflamasi. Prostaglandin berasal dari asam arakidonat yang berubah menjadi PGE2 karena aktivitas Cox2 yang diinduksi oleh sitokin IL-1β. Saliva merupakan cairan yang mengandung hormon, antibodi, konstituent mikroba, dan sitokin seperti yang terdapat dalam darah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kadar IL-1β pada penderita myofascial pain dan disc displacement sendi temporomandibula. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional comparative. Variabel dependen dan independen diperiksa secara bersamaan. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Prostodonsia Rumah Sakit Arifin Ahmad Pekanbaru dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Pemeriksaan sampel saliva dilakukan pada 37 penderita myofascial pain dan 37 penderita disc displacement. Kadar IL-1β diperiksa dengan Elisa dan data dianalisis dengan t test. Berdasarkan uji statistik Kolmogorov Smirnov ditemukan bahwa data terdistribusi normal baik pada kelompok gender (p =0,772) maupun kelompok umur (p =1,000). Rerata nilai kadar IL-1β penderita myofascial pain adalah 0,22 ± 0,18 nm/L dan penderita disc displacement adalah 0,57 ± 0,45 nm/L. Hasil analisis t-test menunjukkan terdapat perbedaan kadar IL-1β saliva yang signifikan antara penderita myofascial pain dan disc displacement p =0,01 (p<0,05). Sebagai kesimpulan bahwa kadar IL-1β lebih tinggi pada disc displacement dibandingkan myofascial pain.
PERBEDAAN LAJU ALIRAN DAN pH SALIVA PADA PASIEN DENGAN PIRANTI ORTODONTI CEKAT DAN TANPA PIRANTI ORTODONTI PADA MAHASISWA FKG USU Erliera, Erliera; Nurdiana, Nurdiana; Triastuti, Maya Indah
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.191 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.155

Abstract

Saliva merupakan salah satu komponen penting yang berperan dalam melindungi jaringan di dalam rongga mulut. Namun, setiap individu memiliki laju aliran dan pH saliva yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya terhadap stimulus mekanis seperti pada pemakaian pesawat ortodonti cekat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dan sampel yang diambil sebesar 44 orang yang terdiri dari 22 orang pemakai piranti ortodonti cekat dan 22 orang bukan pemakai piranti ortodonti. Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode passive drool. Perbandingan laju aliran saliva antara kedua kelompok dianalisis menggunakan uji Mann – Whitney U dan perbandingan pH saliva dengan menggunakan uji-t independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju aliran saliva tertinggi sebesar 1,16 ml/menit dan pH saliva tertinggi sebesar 7,60 terdapat pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat dan laju aliran terendah 0,08 ml/menit dan pH saliva terendah 6,40 pada pasien tanpa piranti ortodonti cekat. Sebagai kesimpulan, terdapat perbedaan yang signifikan untuk laju aliran dan pH saliva antara pasien dengan piranti ortodonti cekat dengan pasien tanpa piranti ortodonti (p<0,05), dimana laju aliran dan pH saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa piranti ortodonti.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KACA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN PENYERAPAN AIR BAHAN BASIS GIGI TIRUAN NILON TERMOPLASTIK Ariyani, Ariyani; Tiffany, Tiffany
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.322 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.156

Abstract

Penggunaan bahan nilon termoplastik sebagai bahan basis gigi tiruan berkembang pada masa sekarang ini, namun disamping kelebihannya dalam hal estetis, bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik juga memiliki kekurangan yaitu stabilitas warna yang rendah, sulit dipoles sehingga menghasilkan permukaan yang lebih kasar dan penyerapan air yang tinggi. Salah satu metode untuk mengurangi penyerapan air adalah dengan menambahkan serat kaca pada bahan basis gigi tiruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan serat kaca terhadap kekasaran permukaan dan penyerapan air bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik tanpa dan dengan penambahan serat kaca. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel pada penelitian ini adalah nilon termoplastik berbentuk silindris berukuran diameter 15 ± 1 mm dan ketebalan 0,5 ± 0,1 mm. Jumlah seluruh sampel adalah 32 dengan 8 sampel untuk setiap kelompok. Sampel tersebut di uji nilai kekasaran permukaan dan penyerapan air. Analisis statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dan LSD menunjukkan terdapat perbedaan signifikan terhadap kekasaran permukaan dengan nilai p = 0,0001 (p < 0,05) dan terhadap penyerapan air p = 0,001 (p < 0,05). Sebagai kesimpulan, penambahan serat kaca 0,5%, 1%, dan 1,5% pada bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik dapat menurunkan nilai penyerapan air dan meningkatkan kekasaran permukaan bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK Erlianda, Dian; Rizal, Mochamad Fahlevi
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.532 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.157

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) pada anak merupakan masalah kesehatan yang di dunia. Jumlah anak penderita PGK di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) tahun 1991-1995 adalah sebanyak 1533 anak dan pada tahun 1996-2000 terdapat peningkatan kasus sebesar 13,3%. Manifestasi klinis PGK pada anak dapat berupa gangguan pertumbuhan, malnutrisi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat menyebabkan defek pada tulang, email gigi dan pertumbuhan gigi yang terlambat. Kondisi sistemik seperti kecenderungan perdarahan, anemia, defek dan keterlambatan pertumbuhan gigi anak PGK merupakan variabel penting dalam mempertimbangkan rencana perawatan yang komprehensif di bidang kedokteran gigi anak. Makalah ini membahas peran ginjal dan efek PGK terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dengan PGK menunjukkan keterlambatan pertumbuhan yang dapat disebabkan oleh gangguan pada fungsi ginjal sebagai organ ekskretorik dan hormonal. Ginjal yang rusak menyebabkan tubuh kehilangan keseimbangan cairan, asam basa di dalam darah dan garam mineral yang penting untuk pertumbuhan. Kerusakan ginjal menyebabkan asidosis metabolik dan gangguan sekresi hormon pertumbuhan, anemia, penurunan nafsu makan (kaheksia) dan berkurangnya produksi vitamin D aktif sehingga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan. Sebagai kesimpulan, anak dengan PGK menunjukkan gangguan pertumbuhan, malnutrisi, anemia, hipertensi, ketidakseimbangan elektrolit dan cairan tubuh, sehingga mungkin terlihat defek pada tulang dan email gigi, serta pertumbuhan gigi-geligi yang terlambat.
RESPONS IMUN PADA KARIES DAN PERAN ODONTOBLAST DALAM RESPONS IMUN Octiara, Essie
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.771 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.158

Abstract

Karies yang tidak dirawat akan dapat berlanjut ke dentin, dan mayoritas ditemukan bakteri gram positif dan gram negatif pada kavitas gigi. Difusi bakteri patogen melalui produk toksin bakteri akan masuk ke dalam tubulus dentin sehingga menyebabkan inflamasi pulpa dan reaksi imun pada pulpa gigi. Kompleks pulpa-dentin mampu menginisiasi respons imun alamiah (innate) dan adaptif, yang bekerja pada proses awal invasi karies moderat.Tujuan ulasan ini adalah untuk membicarakan tentang respons imun terhadap karies dan peran odontoblast dalam respons imun pulpa gigi. Literatur menunjukkan peran odontoblasts dalam meregulasi respons imun pulpa gigi dan respons inflamasi terhadap bakteri kariogenik. Odontoblast berpartisipasi dalam sensing patogen oleh toll-like receptors (TLR 2 mendeteksi LTA; TLR 4 mendeteksi LPS), memproduksi kemokin (contoh CCL2 dan CXCL10), dan sitokin (TNF-α, IFN-γ, IL-1β and IL-6). Odontoblast juga memproduksi peptida antimikroba (β-defensin), dan juga mengekspresikan berbagai integrin yang berfungsi sebagai signaling dalam meregulasi proses perbaikan pada saat mendapatkan injuri. Disimpulkan bahwa odontoblast berperan dalam mendeteksi patogen yang masuk ke tubuli dentin selama proses karies dan sebagai pemicu imun respons pada jaringan pulpa.
LOGAM PADUAN MAGNESIUM SEBAGAI IMPLAN BIODEGRADASI Jakfar, Subhaini
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.681 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.159

Abstract

Magnesium berpotensi digunakan sebagai bahan implan sementara dikarenakan memiliki sifat biodegradasi. Makalah ini membahas tentang logam paduan sebagai implan yang terbiodegradasi. Sifat biodegradasi ini, lebih lanjut dapat dimanfaatkan untuk diaplikasikan sebagai bahan implan permanen yaitu dapat meniadakan pembedahan tahap lanjutan untuk mengeluarkan bahan implan dari bagian tubuh setelah fungsi jaringan tubuh yang digantikannya pulih. Selama berada di dalam tubuh, magnesium mengalami degradasi dan kelarutannya ini dapat diekskresikan ke luar tubuh melalui metabolisme tanpa membahayakan tubuh (biodegradasi). Akan tetapi, meskipun memiliki sifat biodegradasi dan bioresorbable, kecepatan korosi dari logam ini menjadi permasalahan sehingga menurunkan fungsi implan sendiri yaitu mengalami degradasi sebelum jaringan tubuh yang digantikan berfungsi sempurna. Kesimpulannya, penyempurnaan untuk mengurangi kecepatan korosi telah dilaksanakan untuk memperoleh kesesuaian antara kecepatan korosi magnesium dan pengembalian fungsi tulang. Beberapa perlakuan tersebut untuk mendapatkan degradasi yang sesuai dan pembentukan tulang diantaranya melalui perlakuan mekanik, pelapisan, pengaturan komposisi paduan, serta pertimbangan sifat toksisitas dengan jaringan sekitarnya.
The RELATION OF NEUTROPHIL ELASTASE LEVEL WITH TISSUE DESTRUCTION IN GINGIVITIS AND PERIODONTITIS: HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL ELASTASE DENGAN KERUSAKAN JARINGAN PERIODONTAL PADA GINGIVITIS DAN PERIODONTITIS Kasuma, Nila
Dentika: Dental Journal Vol. 20 No. 2 (2017): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.581 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v20i2.160

Abstract

Periodontal disease consists of gingivitis and periodontitis. They occur due to the interaction between bacterial antigens and the host tissue hence neutrophil is activated, antibody is produced and bone resorption is occurred. Enzymatic changes to diagnose periodontal disease index (PDI) based on biomarker measurement scale is useful for an accurate diagnosis and a successful measurement of periodontal disease therapy. Gingival crevicular fluid (GCF) was selected as the biological medium. This research aims to analyze the relationship between neutrophil elastase level and periodontal tissue damages at gingivitis and periodontitis. The study involved 66 people as samples with 22 healthy samples, 22 mild gingivitis samples and 22 early periodontitis samples. Enzyme level studied was tested using ELISA technique. In this cross-sectional study, neutrophil elastase enzyme level was compared between healthy, mild gingivitis and early periodontitis sample groups. Data analysis was performed using ANOVA test. The average NE level based on PDI group is ± SD 2.65 ng/dl ± 1.28 in healthy sample group. There is an increase by 2.3 times in mild gingivitis sample group where NE level is ± SD 6.27 ng/dl ± 1.13.While, the light periodontitis group has NE level of ± SD 9.38 ng/dl ± 1.06 which equals to 3.5 times increase from the healthy sample group. This research concludes that the rise of neutrophil elastase level in gingival crevicular fluid is related to the severity of gingivitis and periodontitis diseases.
MANAGEMENT OF TONSILLOLITH PALATINE: PENATALAKSANAAN BATU TONSILA PALATINA Yohana, Winny
Dentika: Dental Journal Vol. 21 No. 01 (2018): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.744 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v21i01.162

Abstract

Tonsillolith Palatine are stones that logded in tonsillar palatine crypt, tonsillolith are stones that caused by an accumulation of sulfur-producing bacteria, fungus, desquamated cells, food debris, and mucus that collect in the tonsillar crypts. Tonsillolith also known as tonsil stones, tonsillar concretion, or lith. Tonsilloliths have been recorded weighing from 0,3g to 4g. It may be difficult to remove, but are usually not harmful. Tonsillolith can be unilateral or bilateral. Occurs in young adult and are rare in children. Etiologi is unknown, it has been shown that the calcification develop with mass of desquamated epithelium cells, serum, food debris and bacterial colony. This case reports a patient with tonsillolith palatine. A -55 years-old female came to a private clinic, she complained difficult to swallow, sore throat, itching in right tonsillar, a foreign body-like sensation. On clinical examination, a superficial tonsillolith may be seen as white hard mass within the right tonsillar, tonsillar slightly inflammation. The tonsillolith size is 2x3x1mm. Treatment is usually removal of the tonsilliths by excavator and although mouthwash, clindamycin 300mg three times a day, diclofenac sodium 50mg three times a day, gargling helps wound healing. After tonsillith excavated , a week later the wound healing is well. Her right tonsil palatine looks healthy, wound healing is normal no sore throat, prognosis is good. Healing will be perfect when eating soft food. Successful treatment depends on good cooperation between the patient and the doctor. Keywords: tonsillolith palatine, sore throat, excavated

Page 2 of 35 | Total Record : 348