cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 382 Documents
UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM) DENGAN METODE GRANULASI BASAH ., Stepanus Rapael
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2013): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.407 KB)

Abstract

The waste from palms trunk was consist of starch which expected can be used astablet filler material. This research was to test the palms trunk starch aschlorpheniramine maleat (CTM) tablet filler material and to test its physics. Tablet fillermaterial in comparation formulae was using the lactose (K1) and the test tablet formulaewas using the palms trunk starch (K2). The tablet was made by the wet granulationmethod. The physics tests result of both formula showed that the tablet had eligible resultin the uniformity of weight, friability, hardness, disintegration period, assay, contentuniformity, and tablets dissolution test. The analysis independent T test result by usingSPSS 17.0 showed that p<0,05 so the both formula was different, except for the contentuniformity and tablets dissolution test. The palms trunk starch can be used as CTMtablet filler material with the physics characteristic wasnt as good as the comparationformulae tablet.Keywords : Palms Trunk Starch, Tablet, Filler Material and CTM.
UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH ., Gusfarendi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2013): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.819 KB)

Abstract

Batang kelapa sawit merupakan limbah dari peremajaan perkebunan kelapasawit. Limbah batang kelapa sawit mengandung amilum yang diduga berpotensi sebagaibahan pengikat tablet. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menguji amilum batangkelapa sawit sebagai bahan pengikat tablet parasetamol. Penelitian ini menggunakanmetode eksperimental, dimana dibuat tiga formula tablet dengan menggunakan amilumbatang kelapa sawit sebagai bahan pengikat dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu F1(5%), F2 (10%), F3 (15%) dan tiga formula tablet pembanding menggunakan amprotabsebagai pengikat dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu F4 (5%), F5 (10%), F6 (15%).Metode pembuatan tablet yang digunakan adalah metode granulasi basah. Tablet yangdihasilkan dievaluasi, kemudian hasil evaluasi tablet dianalisis statistik One Way Anova.Evaluasi tablet meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktuhancur, uji penetapan kadar dan uji disolusi. Hasil evaluasi tablet semua formula yangdiperoleh memenuhi persyaratan tablet yang baik. Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa amilum batang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pengikattablet parasetamol. Konsentrasi amilum batang kelapa sawit yang memberikan daya ikatyang paling baik adalah 10%. Hasil analisis statistik tablet parasetamol yang dihasilkandengan bahan pengikat amilum batang kelapa sawit tidak berbeda signifikan dengantablet parasetamol yang dihasilkan dengan bahan pengikat amprotab.Kata kunci : amilum batang kelapa sawit, amprotab, bahan pengikat, tablet parasetamol
UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL ANTI JERAWAT MINYAK ATSIRI DAUN JERUK SAMBAL (X Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands) TERHADAP Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis ., Roudhatini
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2013): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.183 KB)

Abstract

Jerawat terjadi karena penyumbatan pada pilosebaseus dan peradanganyang umumnya dipicu oleh Propionibacterium acnes dan Staphylococcusepidermidis. Sudah terdapat produk-produk kosmetik yang dihasilkan untukmenangani masalah jerawat, namun obat-obat ini memiliki efek samping dalampenggunaannya. Salah satu bahan dari alam yang dapat dimanfaatkan sebagaialternatif pengobatan jerawat adalah minyak atsiri daun jeruk sambal (XCitrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands). Oleh karena itu, pada penelitianini akan memformulasi minyak atsiri daun jeruk sambal dalam sediaan gel dandiuji efektivitas mikrobiologi, stabilitas fisik dan kimianya serta dianalisis denganUji R. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dimana dibuat tigaformula gel dengan variasi basis HPMC 4000:Carbopol 934, yaitu F(50:50) dan F(30:70). Hasil evaluasi mikrobiologi menggunakan metode difusimenunjukkan bahwa F3memberikan efektivitas paling baik. Efektivitasantibakteri seluruh gel menurun setelah 30 hari penyimpanan. Efektivitas gelminyak atsiri daun jeruk sambal lebih besar terhadap P.acnes dan lebih kecilterhadap S.epidermidis dibandingkan dengan kontrol positif. Hasil evaluasistabilitas fisika dan kimia menunjukkan bahwa gel tetap stabil, sedangkan dayasebar meningkat selama penyimpanan. Uji analisis One Way Anova menunjukkanbahwa daya sebar setiap formula gel berbeda signifikan.Kata Kunci : Jerawat, Jeruk Sambal, Carbopol, HPMC, Uji Stabilitas
UJI EFEK SEDATIF EKSTRAK ETANOLIK DAUN KRATOM (Mitragyna speciosa Korth.) PADA MENCIT JANTAN GALUR BALB/C ., Dini Novindriana
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2013): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.767 KB)

Abstract

Kratom (Mitragyna speciosa Korth.) yang termasuk dalam keluarga Rubiaceaemerupakan salah satu tanaman khas daerah Putusibau Kalimantan Barat (Indonesia).Daun kratom pada dosis rendah (2-10 gram) dapat menghasilkan efek stimulan,sedangkan pada dosis tinggi memberikan efek sedatif. Penelitian ini bertujuan untukmembuktikan efek sedatif ekstrak etanol daun kratom serta mengetahui dosis efektif danpotensi efek sedatif ekstrak etanol daun kratom jika dibandingkan dengan diazepam.Pengujian efek sedatif dilakukan dengan metode traction test dan fireplace test,yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap lamanya waktu mencit untukmembalikkan badan, jatuh dan meloncat keluar dari tabung (uji kuantitatif), untuk ujikualitatif dilakukan pengamatan terhadap refleks kornea dan refleks balik badan. Mencitdibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif (diazepam), kontrol negatif(CMC 1%), kelompok ekstrak etanol 12,14 mg/20gBB, kelompok ekstrak etanol 24,29mg/20gBB dan kelompok ekstrak etanol 48,57 mg/20gBB. Data yang diperolehkemudian dianalisis dengan program SPSS menggunakan uji One Way Anova dan PostHoc Test.Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kratom memiliki efeksedatif pada mencit jantan galur BALB/c dengan dosis efektif pada dosis 48,57mg/20gBB. Ekstrak etanolik daun kratom memiliki potensi efek sedatif yang lebih besardari diazepam sebagai kontrol positif.Kata kunci: daun kratom, sedatif, ekstrak etanol, traction test, fireplace test.
OPTIMASI FORMULA SUSPENSI SIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN KOMBINASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) DAN HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE (HPMC) DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL ., Bonita Dwi Anggreini
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN Vol 3, No 1 (2013): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.605 KB)

Abstract

Siprofloksasin merupakan antibiotik yang memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan memiliki bioavalaibilitas yang rendah di dalam tubuh. Siprofloksasin dibuatdalam sediaan suspensi karena obat yang tidak larut dapat terdispersi secara homogensehingga menghasilkan suatu sediaan yang stabil serta dapat meningkatkanbioavailabilitas obat tersebut di dalam tubuh. Tujuan dilakukan penelitian ini adalahmengetahui proporsi campuran bahan pensuspensi yang digunakan untuk menghasilkansifat fisik yang optimal. Sifat fisik yang diinginkan adalah suspensi yang memilikiviskositas rendah, partikel tidak cepat mengendap dan mudah teredispersi kembali.Penelitian ini menggunakan metode Desain Faktorial dengan perangkat lunak DesignExpert versi 8.0.7.1 trial untuk optimasi sifat fisik sediaan Pulvis Gummi Arabici (PGA)dan Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) sebagai variabel bebas sedangkanviskositas, volume sedimentasi dan redispersibilitas merupakan variabel tergantung.Berdasarkan metode desain faktorial, diperoleh empat formula yaitu formula A, B, C danD dan diukur sifat fisiknya. Dari hasil analisis, formula optimum yang didapatkan adalahformula A yang dapat memprediksi 62% sifat fisik suspensi formula optimum. Pengujianstatistis sifat fisik suspensi formula optimum hasil percobaan dan prediksi menunjukkannilai p&gt;0,05 atau tidak berbeda signifikan berarti metode desain faktorial dapatmemprediksi formula optimum. Aktivitas antibakteri suspensi formula optimum dankontrol positif juga tidak berbeda signifikan (p&gt;0,05) yang artinya siprofloksasinmemiliki aktivitas antibakteri setelah diformulasikan dalam sediaan suspensi. Kata Kunci : siprofloksasin, suspensi, PGA, HPMC, Desain Faktorial
FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH ., Evi Cicilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2013): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.975 KB)

Abstract

Attapulgit merupakan obat diare golongan adsorben yang perlu diformulasikandalam bentuk tablet kunyah untuk meningkatkan penerimaan obat pada anak yang sukarmenelan tablet. Tablet kunyah memerlukan bahan pengikat yang sesuai sehinggamenghasilkan tablet kunyah dengan sifat fisik yang baik, salah satunya yaitu gelatin.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gelatin dalam berbagaikonsentrasi terhadap sifat fisik tablet kunyah attapulgit. Metode yang digunakan dalampembuatan tablet kunyah adalah granulasi basah. Tablet kunyah diformulasikan dalamtiga formula dengan konsentrasi gelatin 1%, 3% dan 5%. Evaluasi kualitas tablet kunyahyang dilakukan yaitu uji penampilan fisik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot,kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan tanggapan rasa. Data uji sifat fisik dibandingkandengan persyaratan pada literatur serta dianalisis secara statistik menggunakan uji OneWay ANOVA. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ketiga formula tablet kunyahmemenuhi semua persyaratan uji, kecuali pada uji kekerasan dimana hanya formuladengan konsentrasi gelatin 1% yang memenuhi persyaratan. Hasil analisis menandakanadanya perbedaan signifikan pada kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur dimanap<0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tablet kunyah attapulgit memiliki sifat fisikyang baik, dimana formula dengan konsentrasi gelatin 1% memiliki sifat fisik yang palingbaik dari ketiga formula dengan hasil uji kekerasan, kerapuhan dan tanggapan rasa yangpaling baik.Kata Kunci: tablet kunyah, attapulgit, pengikat, gelatin, granulasi basah
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI N-HEKSANA KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus lemairei Britton dan Rose) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) ., Widyo Budilaksono
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 1, No 1 (2014): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.36 KB)

Abstract

WHOs (World Health Organization) data in 2011 showed that somedegenerative diseases included as the top ten causes of death in the world. One of themain trigger of degenerative diseases is free radical. The importance substrate that canreduce negative impact of free radicals attack is antioxidant. Red dragon fruit(Hylocerueus lemairei Britton and Rose) has a potential to develope as the source ofnatural antioxidant. This study aims to determine the antioxidant activity of n-hexanefraction of red dragon fruit peel. Red dragon fruit peel powder macerated withinchloroform, and macerate then fractionated with n-hexane. The result of phytochemicalscreening showed that the n-hexane fraction contains flavonoid, alkaloid and steroid.Preliminary test conducted on sample by using Thin Layer Chromatography (TLC) with amixture mobile phase of n-hexane and ethyl acatate (10:1). The result indicated thepresence of whitish yellow spots on a purple background at silica gel 60 Fwhensprayed 0,2 % DPPH solution, with Rf values at 0,22; 0,29; 0,36; 0,52; 0,67 and 0,88.Antioxidant activity assay of n-hexane fraction of red dragon fruit peel performed byusing the DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) method with UV-Vis spectrophotometricmeasurements at ?max515,50 nm, and its showed that sample had ICat 206,591 ?g/mLand considered as less active antioxidant, whereas vitamin C had much lower IC50value(2,973 ?g/mL) and considered as very powerfull antioxidant. Keywords : Antioxidant, N-Hexane Fraction, Red Dragon Fruit Peel, TLC, DPPH
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KLOROFORM BUAH LAKUM (Cayratia trifolia) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL) ., Aji Sulandi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 1, No 1 (2014): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.833 KB)

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa atau molekul yang dapat mencegah terjadinya prosesoksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Buah lakum (Cayratia trifolia) merupakan salah satutanaman yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitasantioksidan dari buah lakum menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Simplisiabuah lakum dimaserasi dengan pelarut kloroform dan ekstrak yang dihasilkan diuji skriningfitokimia. Hasil dari skrining fitokimia ekstrak menunjukkan hasil positif mengandung flavonoid,alkaloid, steroid, tanin dan fenolik. Uji pendahuluan dilakukan secara KLT dengan metode DPPHmenggunakan fase diam silika gel 60 Fdan fase gerak kloroform dan metanol (1:4). Hasilnyadiperoleh 2 spot berwarna kuning setelah disemprot pereaksi DPPH dengan nilai Rf sebesar 0,68dan 0,76. Uji aktivitas antioksidan menggunakan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan bahwaekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang lemah dengan nilai IC254sebesar 651,643 ?g/mL,sedangkan vitamin C sebagai kontrol positif memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilaiIC50sebesar 2,971 ?g/ml.50Kata Kunci: Aktivitas antioksidan, DPPH, Buah lakum, Ekstrak kloroform.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK n-HEKSAN BUAH LAKUM (Cayratia trifolia) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL) ., Muhammad Deky Satria
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 1, No 1 (2014): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.471 KB)

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang dapat meredam radikal bebas. Buah lakum (Cayratia trifolia)adalah salah satu tumbuhan yang diduga dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Simplisia buah lakumdimaserasi selama lima hari dengan pelarut n-heksan, maserat yang didapat kemudian di evaporasi danekstrak yang diperoleh di uji skrining fitokimia menggunakan uji tabung. Dilakukan uji pendahuluanterhadap sampel menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak kloroform danmetanol (3:1) dan fase diam silika gel 60 F254, selanjutnya kromatogram disemprot menggunakan DPPH0,2 %. Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan buah lakum dilakukan dengan metodespektrofotometri visibel menggunakan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) konsentrasi 0,1 mM denganalat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimal 516 nm. Hasil uji tabung memberikanhasil positif mengandung triterpenoid. Hasil uji pendahuluan menunjukkan adanya bercak kuning denganlatar belakang ungu pada plat KLT silika gel 60 F254 ketika disemprot larutan DPPH 0,2 % dengan nilaiRf sebesar 0,72. Hasil uji aktivitas menghasilkan nilai IC50 sampel yaitu 3.158,928 ?g/mL, sedangkannilai IC50 vitamin C sebagai kontrol positif yaitu 2,9712 ?g/mL. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitasantioksidan ekstrak n-heksan buah lakum lebih rendah dibandingkan dengan vitamin C, namun masihberpotensi sebagai antioksidan.Kata Kunci: antioksidan, ekstrak n-heksan, DPPH, buah lakum
SINTESIS METIL 2-ASETOKSIBENZOAT DARI MINYAK GANDAPURA DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI SENYAWA ANALGESIK ., Mukhrizal
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN Vol 1, No 1 (2014): Naskah Publikasi Mahasiswa Farmasi Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.778 KB)

Abstract

Metil 2-asetoksibenzoat merupakan turunan asam asetilsalisilat. Pada penelitian ini metil 2asetoksibenzoatdisintesis dengan cara mereaksikan minyak gandapura (mengandung 100% metilsalisilat) dengan anhidrida asetat (1:2). Katalisator yang digunakan adalah natrium hidroksida(NaOH). Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis menggunakan spektrometer massa danspektrometer infra merah. Rendemen senyawa hasil sintesis adalah 80,928%. Aktivitas analgesiksenyawa hasil sintesis dievaluasi dengan metode induksi asam asetat pada mencit jantan galurBALB/c (15-30 g). Dosis metil 2-asetoksibenzoat (51,39; 102,78; dan 205,56 mg/kgBB) diberikansecara oral. Asam asetilsalisilat dosis 102,78 mg/kgBB diberikan secara oral sebagai kontrol positif.CMC 0,5% diberikan secara oral sebagai kontrol negatif. Setelah 30 menit diberikan perlakuan, 0,6% larutan asam asetat (20ml/kgBB) disuntikkan secara intraperitoneal. Jumlah geliat diamati tiap 5menit selama 15 menit. Analisis data menggunakan one way ANOVA dan tukey HSD (SPSS 16.0 forwindows). Hasil penelitian menunjukkan metil 2-asetoksibenzoat dosis 102,78 mg/kgBB memilikiaktivitas analgesik yang mirip dengan asam asetilsalisilat dosis 102,78 mg/kgBB dengan jumlah geliatyang tidak berbeda signifikan (p&gt;0,05). Kata kunci: Metil 2-asetoksibenzoat, Asam asetilsalisilat, Aktivitas analgesik.

Page 4 of 39 | Total Record : 382