cover
Contact Name
Tri Wardhani
Contact Email
twd@widyagama.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
agrika@widyagama.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIKA
Published by Universitas Widyagama
ISSN : 19075871     EISSN : 25416529     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrika mempublikasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang ilmu pertanian meliputi penelitian di bidang budidaya pertanian, agrobisnis dan teknologi pengolahan hasil pertanian, juga menginformasikan berbagai paket teknologi, ulasan ilmiah, komunikasi singkat dan informasi pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2023)" : 16 Documents clear
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCHOY (Brassica rapa L.) DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR Plus BAKTERI FOTOSINTETIK Winarno Winarno; Mahrus Ali; Yeni Ika Pratiwi; Fauziatun Nisak
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.5050

Abstract

ABSTRAKPakchoy (Brassica rapa L.) merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain karena rasanya yang lezat, pakchoy memiliki kandungan serat, vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh. Produksi optimal tanaman pakchoy membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup, maka untuk meningkatkan produksi dilakukan dengan meningkatkan efektivitas fotosintesis pakchoy salah satunya dengan pemanfaatan pupuk organik cair (POC) yang mengandung bakteri fotosintetik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi POC plus bakteri fotosintetik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pakchoy. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan konsentrasi POC Plus bakteri fotosintetik yang terdiri dari 8 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik cair plus bakteri fotosintetik konsentrasi 7.5 ml/liter air hingga 17.5 ml/liter mengakibatkan pertumbuhan yang lebih baik dan produksi pakchoy yang lebih berat dibanding kontrol. Antar perlakuan POC plus bakteri fotosintetik tidak berbeda, kecuali bahwa perlakuan 17.5 ml/liter menghasilkan produksi pakchoy/tanaman yang lebih berat dibanding perlakuan 5.0 ml/liter air. ABSTRACTPakchoy (Brassica rapa L.) is a vegetable that is widely consumed by Indonesian people. Apart from its delicious taste, pakchoy contains fiber, vitamins and minerals which are good for body health. Optimal production of pakchoy plants requires sufficient amounts of nutrients, so to increase production this is done by increasing the effectiveness of pakchoy photosynthesis, one of which is by using liquid organic fertilizer (POC) which contains photosynthetic bacteria. The aim of the research was to determine the effect of giving concentrations of POC plus photosynthetic bacteria on the growth and production of pakchoy plants. The research was carried out using a randomized block design (RAK) with treatment with a concentration of POC Plus photosynthetic bacteria consisting of 8 treatments. The results showed that treatment with liquid organic fertilizer plus photosynthetic bacteria at a concentration of 7.5 ml/liter of water to 17.5 ml/liter resulted in better growth and heavier pakchoy production compared to the control. There was no difference between the POC plus photosynthetic bacteria treatments, except that the 17.5 ml/liter treatment produced heavier pakchoy/plant production than the 5.0 ml/liter water treatment.
UJI MUTU PATOLOGI TERHADAP LAMA SIMPAN DUA VARIETAS BENIH KEDELAI Tri Endrawati; Alvita Sekar Sarjani; Agung Setya Wibowo
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.5099

Abstract

Tanaman kedelai, sebagai sumber pangan yang memiliki nilai gizi tinggi dan populer di kalangan masyarakat Indonesia, mengalami tantangan produksi yang signifikan. Salah satu faktor yang berkontribusi pada produksi rendah adalah mutu benih yang menurun seiring lamanya penyimpanan benih kedelai. Oleh karena itu, penting untuk melakukan uji mutu benih kedelai yang mencakup aspek fisologi dan patologi untuk menentukan berapa lama benih tetap dapat digunakan. Penelitian ini berfokus pada pengujian mutu patologi yang mencakup tiga aspek: pertama, deteksi cendawan dan bakteri patogen yang terbawa oleh benih kedelai, kedua, identifikasi jenis cendawan yang ditemukan, dan ketiga, uji biokimia pada bakteri yang terdeteksi, yang meliputi pengamatan makroskopis bakteri, uji gram KOH 3%, dan uji oksidatif fermentatif. Selain itu, penelitian juga mencakup deteksi virus yang dapat terbawa oleh benih kedelai, menggunakan uji ELISA untuk virus SMV dan CMV. Penelitian ini menggunakan Rancangan Plit Plot dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan varietas Dering (VD) dan varietas Argomulyo (VA) sebagai faktor utama, sedangkan lama penyimpanan benih (0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) sebagai anak petak. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga total terdapat 18 unit perlakuan. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis ragam, dan apabila ditemukan pengaruh signifikan, akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada varietas Argomulyo, benih yang disimpan selama 1 bulan menunjukkan tingkat infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dalam pengujian patologi, terdapat keberadaan bakteri dan cendawan kontaminan pada benih, tetapi cendawan kontaminan ini merupakan jenis cendawan yang umumnya ditemukan pada permukaan benih. Selain itu, dalam pengujian virus, tidak ditemukan adanya penyakit yang dapat ditularkan melalui benih pada varietas tersebut.
PENGARUH PUPUK KANDANG DAN BAKTERI FOTOSINTESIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KALE (Brassica oleracea L. Var. Acephala) Victor Bintang Panunggul; Ayu Sitanini; Afif Hendri Putranto; Susilo Gesit Widodo; Elisabeth Ari Pratiwi Panjaitan
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.4997

Abstract

ABSTRAKTanah yang kurang sehat disebabkan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi optimal, sehingga perlu diimbangi dengan pemberian bahan organik. Tujuan penelitian ini mengkaji pengaruh pupuk kandang dan pupuk bakteri fotosintesis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kale. Penelitian menggunakan rancangan acak faktorial (RAK). Faktor pertama adalah pupuk kandang dan faktor kedua adalah dosis pupuk cair bakteri fotosintetis. Faktor pertama meliputi K0: kontrol/petak; K1: 5 kg/petak; dan K2: 10kg/petak. Faktor kedua meliputi P0:0 ml; P1: 15 ml/2l; dan P2: 20 ml/2l. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi  antara pupuk kandang dan pupuk bakteri fotosintesis pada parameter yang diamati. Perlakuan pupuk kandang juga tidak berpengaruh nyata, sementara pupuk cair bakteri fotosintesis memberikan pengaruh yang berbeda pada semua parameter pertumbuhan dan hasil tanaman kale. Dosis pupuk bakteri fotosintetis terbaik adalah P2 (20 ml/2l) yang memberikan hasil kale sebanyak 0.26 ton/ha. Kata kunci: kale, bakteri fotosintesis, pupuk kandang, brassicaABSTRACTUnhealthy soil is caused by excessive use of chemical fertilizers. This results in plants not being able to grow and succeed optimally, so it needs to be balanced by providing organic materials. The aim of this research is to examine the effect of manure and photosynthetic bacterial fertilizer on the growth and yield of kale plants. The research used a factorial random design (RAK). The first factor is manure and the second factor is the dose of photosynthetic bacterial liquid fertilizer. The first factor included K0: control/plot; K1: 5 kg/lot; and K2: 10kg/plot. The second factor included P0:0 ml; P1: 15 ml/2l; and P2: 20 ml/2l. Each treatment was repeated three times. The results of the research showed that there was no interaction between manure and photosynthetic bacteria fertilizer treatment on kale growth and yield parameters. The manure treatment also had no significant effect, while the application of photosynthetic bacterial liquid fertilizer had a different effect on all parameters of growth and yield of kale plants. The best photosynthetic bacterial fertilizer dosage was P2 (20 ml/2l) which resulted in kale yields of 0.26 tonnes/ha. Keywords: kale, photosynthetic bacteria, manure, Brassica
IDENTIFIKASI LOGAM BERAT PADA LAHAN PERTANIAN DI SEKITAR INDUSTRI KERTAS DAN PULP KABUPATEN MALANG Hidayati Karamina; Nugroho Aji Prasetiyo; Ariani Trisna Murti; Glorianus Glorianus; Avelinus Tampang
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.4843

Abstract

ABSTRAKSalah satu industri yang menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat adalah industri kertas dan pulp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi logam berat yang berada di lahan pertanian di sekitar industri kertas dan pulp di Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan  dengan mengambil beberapa sampel tanah dan air dilahan pertanian di sekitar industru tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2023. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan  bahwa logam berat ditemukan pada sampel tanah pada lahan pertanian di sekitar industri kertas dan pulp yaitu timbal (Pb) dengan kandungan sebesar 3064 mg/liter, yang  melebihi nilai ambang batas, sedangkan kandungan Cadmium (Cd) (<0,0020 mg/liter) di bawah ambang batas, kandungan Corganik sedang dan pH tanah agak masam. Pada air limbah industri kertas dan pulp juga ditemukan kandungan Pb yang melebihi ambang batas, sedangkan kandungan Cd tidak melebihi nilai ambang batas. Hasil C Organik tanah masuk dalam kategori sedang dan untuk parameter pH H2O masuk dalam kategori agak masam. ABSTRACTOne of the industries that produces liquid waste containing heavy metals is the paper and pulp industry. The aim of this research is to identify heavy metals in agricultural land around the industry in Malang Regency. The research was carried out by taking several soil and water samples on agricultural land around the industry. The research was carried out in May-June 2023. Laboratory test results showed that heavy metals were found in soil samples on agricultural land around the paper and pulp industry, namely plumbum (Pb) with a content of 3064 mg/liter, which exceeds the threshold value, while the Cadmium (Cd) (<0.0020 mg/liter) is below the threshold, the C organic content is moderate and the soil pH is slightly acidic. In wastewater from the industry, it was also found that the Pb content exceeded the threshold value, while the Cd content did not. The soil C organic is in the medium category and the pH parameter H2O is in the slightly acidic category.  
KONSERVASI SEMUT HITAM (Dolichoderus thoracicus) DENGAN PAKAN BUATAN PADA TANAMAN KOPI DI KABUPATEN JEMBER Sofia Dwi Paramita; Zuyyina Hafsah Salsa Bila; Lailla Nur Safitri; Nabiilah Zuhriyyah Humaida; Nindy Istigfarani
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.5111

Abstract

ABSTRAKKopi termasuk salah satu tanaman yang memiliki potensi dan peranan yang cukup besar bagi perekonomian  Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 2021 yaitu 384510 ton atau setara dengan nilai ekspor 849373.2 US$ dan tahun 2020 Jember termasuk penyumbang produksi kopi yang terbanyak. Meskipun demikian produksi kopi berfluktuatif akibat serangan hama PBKo (Coleoptera: Scolytidae) dengan penurunan produksi sekitar 10-40%. Pengendalian secara kimia tidak efektif karena tidak dapat menjangkau sampai ke dalam buah kopi. Upaya yang memungkinkan adalah dengan memanfaatkan musuh alami  PBKo, yaitu dari predator semut hitam (Dolichoderus thoracicus). Semut hitam perlu dikonservasi dengan pakan buatan ntuk memperbanyak koloni. Penelitian ini menggunakan  4 perlakuan yang terdiri dari A0: kontrol; A: gula merah; A2 : madu; A4 : limbah ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pakan buatan yang paling efektif dalam mengkonservasi semut hitam D. thoracicus adalah perlakuan A2 (madu). Perlakuan A2 mampu mengkoservasi 10623.6 imago; 1316.0 pupa; 2257.0 larva dan 1538.2  telur.  ABSTRACTCoffee is one of the crops that has quite large potential and role in the Indonesian economy. Based on the Central Statistics Agency (BPS), Indonesia's coffee export volume in 2021 is 384,510 tonnes or the equivalent of an export value of 849373.2 US$ and in 2020 Jember will be among the largest contributors to coffee production. However, coffee production fluctuates due to attacks by PBKo pests (Coleoptera: Scolytidae) with a decrease in production of around 10-40%. Chemical control is ineffective because it cannot reach inside the coffee fruit. A possible effort is to utilize PBKo's natural enemies, namely the predatory black ant (Dolichoderus thoracicus). Black ants need to be conserved with artificial food to multiply the colony. This study used 4 treatments consisting of A0: control; A: brown sugar; A2 : honey; A4: fish waste. The research results showed that the most effective artificial feed in conserving black ants D. thoracicus was treatment A2 (honey). Treatment A2 was able to conserve 10623.6 imago; 1316.0 pupa; 2257.0 larvae and 1538.2 eggs. 
REKAYASA TANAMAN CABAI DENGAN REFUGIA DAN TANAMAN PINGGIR SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN DAN MEMPERCEPAT KEHADIRAN COCCINELLIDAE PREDATOR Siska Efendi
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.4968

Abstract

ABSTRAKAphis gossypii Glover merupakan salah satu hama penting pada tanaman cabai. Salah satu metode pengendalian yang ramah lingkungan dan efektif adalah  menggunakan Coccinellidae predator yang memiliki keanekaragaman rendah pada tanaman cabai. Kehadiran Coccinellidae predator secara alami selalu terlambat dibandingkan A. gossypii. Pengendalian hama tersebut dapat dioptimalkan melalui rekayasa ekosistem dengan penanaman tanaman refugia dan tanaman pinggir di tanaman cabai. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh tanaman pinggir dan refugia terhadap keanekaragaman dan kehadiran Coccinellidae predator pada tanaman cabai. Penelitian berbentuk eksperimen yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu: 1) budidaya cabai monokultur, 2) budidaya cabai dan tanaman pinggir, 3) budidaya cabai dan refugia, 4) budidaya cabai, kombinasi tanaman pinggir dan refugia. Percobaan dilakukan pada lahan seluas 35 m x 10 m. Data diolah dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, pengolahan dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan refugia dan kombinasi refugia dengan tanaman pinggir berpengaruh terhadap jumlah individu, jumlah spesies, keanekaragaman, dan kemerataan Coccinellidae predator. Penanaman tanaman refugia dan tanaman pinggir tidak mampu menarik Coccinellidae predator hadir lebih cepat ke tanaman cabai, tetapi dapat menjadi alternatif pengendalian A. gossypii yang ramah lingkungan dan berpotensi meningkatkan keanekaragaman hayati di lahan pertanian. ABSTRACTAphis gossypii Glover is one of the most destructive pests on chili plants. One environmentally friendly and effective control method for this pest is to use predatory Coccinellidae which have low diversity in chili plants. The presence of predatory Coccinellidae is always naturally later than A. gossypii. Control of these pests can be optimized through ecosystem engineering by planting refugia plants and edge plants in chili plants. This research aims to study the influence of edge plants and refugia on the diversity and presence of predatory Coccinellidae on chili plants. The research took the form of an experiment arranged using Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments, namely: 1) monoculture chili cultivation, 2) chili cultivation and edge plants, 3) chili cultivation and refugia, 4) chili cultivation, a combination of edge plants and refugia. The experiment was carried out on an area of 35 m x 10 m. Data were processed using analysis of variance. If there were differences between treatments, processing continued with the Tukey test at a significance level of 5%. The research results showed that refugia and the combination of refugia with edge plants had an effect on the number of individuals, number of species, diversity and evenness of predatory Coccinellidae. Planting refugia plants and edge plants is not able to attract the predatory Coccinellidae present more quickly to chili plants, but can be an environmentally friendly alternative to control A. gossypii and has the potential to increase biodiversity on an agricultural land.  
KERAGAAN BIOMASA BAWANG MERAH VARIETAS TAJUK DENGAN BAHAN PEMBENAH TANAH PADA TANAH REGOSOL Rajiman Rajiman; Sari Megawati; Arif Anshori; I.M.P. Adiwijaya; Assavero Muhammad Fathoni; A Malik
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.4881

Abstract

ABSTRAKTanah regosol umumnya memiliki kesuburan tanah rendah. Upaya perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan menggunakan pembenah tanah Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembenah tanah terhadap biomasa bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta pada Juni-Juli 2023. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) diulang 3 kali. Bahan pembenah tanah dalam perlakuan ini terdiri dari H0:tanpa pembenah (kontrol); H1: pupuk kandang sapi 10 ton/ha; H2: arang sekam 5 ton/ha; H3: asam humat 3 kg/ha; H4: pupuk kandang sapi 5 ton/ha dan arang sekam 2.5 ton/ha; H5: pupuk kandang sapi 5 ton/ha dan asam humat 1.5 kg/ha; H6: asam humat takaran 1.5 kg/ha dan arang sekam 2.5 ton/ha dan H7: pupuk kandang sapi takaran 3.3 ton/ha; asam humat 1 kg/ha dan arang sekam 1.6 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahan pembenah tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, klorofil daun, kadar air relatif (KAR) daun, biomasa/rumpun (berat brangkasan segar dan kering jemur, umbi segar dan kering jemur; daun segar dan kering), berat/umbi dan jumlah anakan, namun berpengaruh nyata pada diameter umbi dan tinggi tanaman 3 dan 5 MST. Perlakuan H4 memberikan diameter umbi yang paling besar dibanding perlakuan yang lain, yaitu sebesar 28.16 mm.  ABSTRACTRegosol generally has low soil fertility. Efforts to improve soil fertility can be carried out using soil amendments. The aim of the research is to determine the effect of soil amendments on shallot biomass. The research was conducted in Kapanewon Kalasan, Sleman Regency, D.I. Province. Yogyakarta in June-July 2023. The research design used a randomized block design (RAK) repeated 3 times. The soil amendment materials in this treatment consisted of H0: no amendment (control); H1: cow manure 10 tons/ha; H2: husk charcoal 5 tons/ha; H3: humic acid 3 kg/ha; H4: cow manure 5 tonnes/ha and husk charcoal 2.5 tonnes/ha; H5: cow manure 5 tons/ha and humic acid 1.5 kg/ha; H6: humic acid at a rate of 1.5 kg/ha and husk charcoal at a rate of 2.5 tonnes/ha and H7: cow manure at a rate of 3.3 tonnes/ha; humic acid 1 kg/ha and husk charcoal 1.6 tons/ha. The results showed that soil amendments had no significant effect on the number of leaves, leaf chlorophyll, relative water content (KAR) of leaves, biomass/clump (weight of fresh and sun-dried stover, fresh and sun-dried tubers; fresh and dry leaves), weight/ tubers and number of tillers, but had a significant effect on tuber diameter and plant height at 3 and 5 WAP. The H4 treatment provided the largest tuber diameter compared to the other treatments, namely 28.16 mm. 
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata) DAN DAUN MIMBA (Azadirachtin indica) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN TOMAT Patrisius Relentrain; Hidayati Karamina; Astri Sumiati
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.4840

Abstract

ABSTRAKPenurunan hasil tomat disebabkan oleh kendala iklim, hama dan penyakit. Hama yang umum menyerang tanaman tomat adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Hama ulat grayak mampu menurunkan hasil hingga 85% dan bahkan kegagalan panen. Mengingat berbagai dampak negatif pestisida kimia, perlu dilakukan penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, terpenoid, fenolik. Senyawa tersebut berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul) dan pembunuh. Keuntungan penggunaan pestisida nabati adalah mudah terurai sehingga tidak mencemari lingkungan, relatif aman bagi manusia dan hewan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas ekstrak daun mimba dan daun sirsak terhadap larva ulat grayak instar 2. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada bulan Desember 2022-Januari 2023 di Laboratorium Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Parameter yang diamati meliputi larva berhenti makan, mortalitas, kecepatan kematian, dan intensitas serangan pada daun. Data dianalisa menggunakan Anova dan diuji lanjut dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak pestisida nabati berpengaruh terhadap persentase larva ulat grayak berhenti makan, mortalitas, kecepatan kematian, dan intensitas serangan. Ekstrak daun mimba 80 ml sama efektifnya dengan ekstrak daun sirsak 80%. Pada 8 JSA ekstrak daun mimba dan ekstrak daun sirsak mampu menekan larva berhenti makan berturut-turut sebesar 17.50% dan 15%; pada 48 JSA mengakibatkan mortalitas larva ulat grayak sebesar 42.5% dan 40.00%; pada 48  JSA mengakibatkan kecepatan kematian sebesar 7.80 ekor/jam dan 7.35 ekor/jam; pada 72 JSA mengakibatkan kerusakan pada daun tomat sebesar 20.00% dan 22.50%. ABSTRACTThe decline in tomato yields is caused by climate constraints, pests and diseases. The common pest that attacks tomato plants is the armyworm (Spodoptera litura). Armyworm pests can reduce yields by up to 85% and even crop failure. Considering the various negative impacts of chemical pesticides, it is necessary to use plant-based pesticides. Botanical pesticides are pesticides derived from plants that contain secondary metabolite compounds such as alkaloids, terpenoids, phenolics. This compound functions as a repellent, attractant, antifertility (sterile) and killer. The advantage of using vegetable pesticides is that they are easily decomposed so they do not pollute the environment, and are relatively safe for humans and animals. This research aims to determine the effectiveness of neem and soursop leaf extracts against second instar armyworm larvae. The research was carried out using a Completely Randomized Design (CRD) in December 2022-January 2023 at the Pest and Disease Laboratory, Faculty of Agriculture, Tribhuwana Tunggadewi University, Malang. Parameters observed included larvae stopping eating, mortality, speed of death, and intensity of attacks on leaves. Data were analyzed using Anova and tested further with the 5% BNJ test. The results of the study showed that treatment with vegetable pesticide extracts affected the percentage of armyworm larvae that stopped eating, mortality, speed of death, and intensity of attacks. 80 ml neem leaf extract is as effective as 80% soursop leaf extract. At 8 JSA neem leaf extract and soursop leaf extract were able to suppress larvae from stopping eating by 17.50% and 15% respectively; at 48 JSA resulted in armyworm larval mortality of 42.5% and 40.00%; at 48 JSA resulted in a death rate of 7.80 individuals/hour and 7.35 individuals/hour; at 72 JSA resulted in damage to tomato leaves of 20.00% and 22.50%.  
RESPON JUMLAH TANAMAN PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA JENIS SAWI SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT Dina Majuba Yahya; Endang Sri Wahyuni
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.5070

Abstract

ABSTRAK Tahun 2019 sampai 2021 permintaan sawi meningkat 35 ton tiap tahunnya. Di saat banyak alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lainnya maupun di perkotaan yang minim lahan, maka budidaya secara hidroponik sistem NFT dapat menjadi alternatif solusi untuk menanam sawi. Peningkatan produksi sawi dapat dilakukan dengan menambah jumlah bibit tanaman/lubang tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah tanaman/lubang tanam yang tepat pada tiga jenis sawi yang dibudidayakan dengan hidroponik sistem NFT. Penelitian dilaksanakan di Greenhouse DnR Hidroponik Farm Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember pada bulan Januari-Maret 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak      Lengkap (RAL) faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jumlah tanaman/lubang tanam (B) yang terdiri dari B1: satu tanaman/lubang tanam; B2: dua tanaman/lubang tanam; dan B3: tiga tanaman/lubang tanam. Faktor kedua adalah jenis sawi (V) yang terdiri: V1: kailan; V2: pakchoy; dan V3:  caisim. Data dianalisa dengan uji F pada α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi jumlah tanaman/lubang tanam dan jenis sawi memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun, berat akar, berat segar dan kandungan klorofil, tetapi tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan panjang akar. Perlakuan V2B3 (pakchoy dengan tiga tanaman/lubang tanam) menghasilkan pertumbuhan dan produksi tertinggi pada jumlah daun, kandungan krorofil dan produksi sawi, berturut-turut sebesar 42.0; 39.1; dan 603.3 gram.ABSTRACT           From 2019 to 2021 demand for mustard increase by 35 tons each year. At a time when many agricultural land are being converted to other functions and in urban areas where land is scarce, hydroponic cultivation using the NFT system can be an alternative solution for growing mustard. Increasing mustard production can be done by increasing the number of plant seeds/plant holes. This research aims to determine the right number of plants/planting holes for three types of mustard cultivated using the NFT hydroponic system. The research was carried out at the DnR Hydroponic Farm Greenhouse, Kaliwates District, Jember Regency in January-March 2022. The research used a 3 x 3 factorial Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications. The first factor is the number of plants/planting holes (B) which consists of B1: one plant/planting hole; B2: two plants/planting holes; and B3 three plants/planting holes. The second factor is the type of mustard (V) which consists of V1: kailan; V2: pakchoy; and V3: caisim. Data were analyzed using the F test at the α =0.05. The results showed that the interaction of number of plants/planting holes and type of mustard had significant influence on the number of leaves, root weight, fresh weight and chlorophyll content, but had no significant influence on plant height and root length. The V2B3 treatment (pakchoy with three plants/planting hole) produced the highest growth and production in the number of leaves, chlorophyll content and mustard  production, respectively at 42.0; 39.1; and 603.3 grams. 
KEANEKARAGAMAN JENIS ANGGREK HUTAN (EPIFIT) DI RESORT PTN RANU DARUNGAN SEKSI PTN WILAYAH IV BIDANG PTN WILAYAH II TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU Haryono Prawito; Suslam Pratamaningtyas; Yuni Agung Nugroho; Toni Artaka
Agrika Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i2.5161

Abstract

Anggrek adalah tanaman herba dengan bunga yang berbentuk sangat beragam dan tergolong famili Orchidaceae. Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibagi menjadi anggrek epifit dan terrestrial. Umumnya anggrek dapat tumbuh pada dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 50-600 m dpl dan tumbuh dengan baik pada ketinggian 700-1100 m dpl anggrek dengan suhu 5-18 °C. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keragaman spesies anggrek epifit dan pohon inang habitat anggrek epifit. Penelitian dilakukan di wilayah hutan Resort PTN Ranu Darungan (Blok Loji dan Ranu Lingga Rekisi) pada bulan Mei-Juli 2023. Metode yang dilakukan yaitu deskriptif eksploratif menggunakan metode cek lapang dengan membuat plot pengamatan dengan ukuran 20m x 20m sebanyak 20 plot yang terdapat pada setiap lokasi penelitian. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif penyebarannya dengan menghitung kerapatan (Di), kerapatan relatif (RDi), frekuensi (Fi), frekuensi relatif (RFi) dan indeks nilai penting (INP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 1455 individu anggrek epifit dari 52 spesies, 21 genus anggrek epifit dan 151 pohon inang yang terbagi dalam 19 famili. Beberapa genus anggrek epifit yang tidak teridentifikasi sampai tingkatan spesies yaitu : Podochilus sp., Phreatia sp., dan Thelasis sp. Populasi yang mempunyai penyebaran paling luas yaitu spesies Eria monostachya Lindl. dengan INP 38.808%. Pohon inang yang dijumpai yaitu: Pasang (Lithocarpus elegans Bl.), Jaranan (Lannea coromandelica Houtt. & Merr.), Rampelas (Ficus ampelas Burm.f.), Danglu (Engelhardtia spicata Lechen ex Bl.), Suren (Garuga floribunda Decne.), Sembung (Blumea balsamifera L.) dan Gintungan (Bischofia javanica). Keanekaragaman anggrek epifit termasuk dalam kategori sedang karena memiliki nilai total 1.349. ABSTRACTOrchids are herbaceous plants with very diverse flowers and belong to the Orchidaceae family. Based on where they grow, orchids are divided into epiphytic and terrestrial orchids. Generally, orchids can grow in the lowlands to mountains at an altitude of 50-600 m above sea level and grow well at an altitude of 700-1100 m above sea level with temperatures of 5-18 °C. This research aims to identify the diversity of epiphytic orchid species and the host trees in epiphytic orchid habitat. The research was conducted in the forest area of the PTN Ranu Darungan Resort (Blok Loji and Ranu Lingga Rekisi) in May-July 2023. The method used was exploratory descriptive using the field check method by making observation plots measuring 20m x 20m with 20 plots in each research sites. The data obtained were tabulated and analyzed descriptively for distribution by calculating density (Di), relative density (RDi), frequency (Fi), relative frequency (RFi) and important value index (INP). The research results showed that 1455 individual epiphytic orchids were found from 52 species, 21 genera of epiphytic orchids and 151 host trees divided into 19 families. Several genera of epiphytic orchids that have not been identified to species level are: Podochilus sp., Phreatia sp., and Thelasis sp. The population with the widest distribution is the species Eria monostachya Lindl. with an INP of 38,808%. The host trees found were: Pasang (Lithocarpus elegans Bl.), Jaranan (Lannea coromandelica Houtt. & Merr.), Rampelas (Ficus amelas Burm.f.), Danglu (Engelhardtia spicata Lechen ex Bl.), Suren (Garuga floribunda Decne.), Sembung (Blumea balsamifera L.) and Gintungan (Bischofia javanica). The diversity of epiphytic orchids is included in the medium category because it has a total value of 1,349. 

Page 1 of 2 | Total Record : 16