cover
Contact Name
Mochamad Rochim
Contact Email
mochammad.rochim@unisba.ac.id
Phone
+6224-8508013
Journal Mail Official
yasir.alimi@gmail.com
Editorial Address
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/about/editorialTeam
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE
ISSN : pISSN246     EISSN : eISSN246     DOI : DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4516
Core Subject : Education, Social,
Di Data GARUDA saya, jurnal KOMUNITAS yang diterbitkan oleh UNNES belum terakreditasi, seharusnya sudah terakreditasi SINTA 2 sesuai data SINTA. https://sinta.kemdikbud.go.id/journals?q=komunitas
Articles 840 Documents
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Putri, Noviani Achmad
Jurnal Komunitas Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan fisik perlu diimbangi dengan pembangunan moral. Salah satu cara pembangunan moral terhadap generasi muda adalah melalui pendidikan karakter yang dilaksanakan di lembaga Sekolah Menengah Atas. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan model penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui mata pelajaran Sosiologi. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Semarang. Hasil penelittian menunjukkan bahwa pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang dilaksanakan dengan cara diintegrasikan ke semua mata pelajaran yang ada. Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui mata pelajaran Sosiologi dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya: materi Sosiologi yang telah dianalisis nilai-nilai karakternya, RPP dan Silabus Sosiologi yang berkarakter, metode penanaman oleh guru, media pembelajaran berbasis karakter dan evaluasi penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Pengembangan dan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter di SMA Negeri 5 Semarang juga dilakukan melalui penyediaan fasilitas seperti tempat ibadah, laboratorium bahasa dan budaya serta Pusat Sumber Belajar yang baik serta ditunjang dengan berbagai program sekolah mulai dari ekstra kurikuler, pengembangan budaya sekolah, wawasan wiyata mandala dan tentunya ditunjang dengan visi dan misi sekolah yang ada.Physical development needs to be balanced with moral development. One way of moral development in young people is through character education held in institutions of senior high school. The purpose of this study is to explore the experience ​​of SMAN 5 Semarang in habituating character education  through Sociology. The research results show that character education in SMA Negeri 5 Semarang is implemented integratedly into the existing subjects. The investment of character education values through sociology courses can be viewed from several aspects, such as character values, character-based lesson plan and syllabus, character building by teachers, character-based learning media and evaluation of the investment of character education values. Development and cultivation of character education values in SMA Negeri 5 Semarang is also done through the provision of facilities such as places of worship, cultural and language labs and good Learning Resource Center, accompanied by a variety of programs ranging from extra-curricular activity, school culture development, wiyata mandala insight and of course supported by the vision and mission of the school.
PENGARUH PEMAHAMAN GURU TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Emiasih, Dewi
Jurnal Komunitas Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Integrasi muatan pendidikan karakter di sekolah-sekolah merupakan hal yang baru dimplementasikan di lingkungan pendidikan Kabupaten Pekalongan. Pendidikan karakter masih banyak mengahadapi kendala dalam pelaksanaannya terutama dalam hal pemahaman guru tentang pendidikan karakter. Pemahaman guru tentang pendidikan karakter akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di dalam kelas. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada pelajaran Sosiologi di Pekalongan. Responden dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Sisiologi di Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 38 guru. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran Sosiologi di Kabupaten Pekalongan sebesar 14,3%, artinya ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman guru tentang pendidikan karakter terhadap pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran Sosiologi di Kabupaten Pekalongan.The integration of character education in schools is a new thing just implemented in Pekalongan educational system. Character education is still facing many obstacles in its implementation, especially in terms of teachers’ understanding of character education. Teachers’ understanding definitely affects the implementation of character education in the classroom. The main question discussed in this article is how teachers’ understanding of character education effeccts the implementation of character education on the subjects of sociology. The purpose of this study was to determine whether there is influence between teachers’ understanding of character education on the implementation of character education on the subjects of Sociology and to find out how much influence. Respondents in this study are Sociology teachers in the district of Pekalongan Sisiologi, that has total number of 38 teachers. The results of this study show that there is positive corelation between teachers ‘understanding of character education on the implementation of character education on the subjects of Sociology in Pekalongan District with score 14.3%. This means that the effect between teachers’ understanding of character education on the implementation of character education on the subjects of Sociology is really significant.
TOLERANSI ANTAR PENGANUT NAHDHATUL ULAMA, MUHAMMADIYAH, DAN KRISTEN JAWA DI BATANG Irfani,, Adistya Iqbal; Alimi, Moh. Yasir; Iswari, Rini
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bentuk toleransi dan faktor pendorong dan faktor penghambat toleransi masyarakat Jawa dengan studi kasus di Dukuh Medono Kabupaten Batang. Di dukuh tersebut, penganut organisasi agama seperti NU, Muhammadiyah dan Kristen Jawa di Dukuh Medono saling hidup rukun. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa toleransi antar penganut NU, Muhammadiyah, Kristen Jawa tampak berbagai bentuk. Antara NU dan Kristen Jawa dalam bentuk partisipasi dalam ritual tahlilan, sedangkan antar ketiganya tampak dalam bentuk kerja bakti, saling membantu dalam acara hajatan, perkawinan campur dan saling berkunjung bila ada yang sakit. Faktor pendorong toleransi antara lain budaya toleransi yang sudah lama, pernikahan antar penganut yang berbeda, sosialisasi toleransi dalam keluarga, dan kepemimpinan desa yang menekankan pentingnya toleransi. Sedangkan faktor penghambat toleransi yaitu perbedaan pandangan antar penganut NU dan Muhammadiyah dalam pelaksanaan ibadah, pernikahan beda keyakinan, dan sikap menyinggung keyakinan diantara penganut yang ada. The objective of this study is to explore forms of tolerance and the driving factor of religious tolerance in Dukuh Medono, Batang. In that village, the followers of NU, Muhammadiyah, and Kristen Jawa live peacefully and united in tolerance. The research method used here is a qualitative method with phenomenology approach. The result of the research shows that the tolerance between NU followers and Javanese Christians take the form of participation in tahlilan ritual. The tolerance between NU, Muhammadiyah followers, and Kristen Jawa followers are expressed through kerja bakti, mutual support in hajatan rituals, mixed marriage, visits to the sick, and social activities together. The factors which help to create tolerance include the culture of tolerance which exist in the village, marriages between religious followers, the socialization of tolerance within family, the socialization of tolerance within the society and the role of village administrative leaders. On the other hand, the factors which distract tolerance are different point of view between NU dan Muhammadiyah followers in some religious aspects, marriage between different religious followers, and the attitude of insulting others beliefs.
TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA MASYARAKAT PERUMAHAN Faridah, Ika Fatmawati
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumahan modern yang anggota masyarakatnya terdiri dari penganut agama yang berbeda sangat rentan terhadap konflik. Tetapi pada masyarakat warga Perumahan Penambongan yang dikaji dalam penelitian ini, perbedaan latar belakang keagamaan tidak membuat mereka berkonflik. Hal ini disebabkan oleh adanya toleransi antar umat beragama yang tinggi dan interakasi sosial yang berkembang dengan baik di Perumahan Penambongan. Toleransi yang tinggi antar umat beragama terlihat dengan tidak pernah terjadi konflik terbuka antarumat beragama, bahkan diantara mereka terjadi kerjasama antara kelompok agama yang satu dengan kelompok yang lainnya. Mereka berpandangan bahwa agama dan keyakinan merupakan urusan pribadi masing-masing dimana terdapat kesadaran untuk saling menghormati dan adanya kesepakatan untuk tidak mengganggu keyakinan orang lain. A modern village, inhabited by people of different religious backgrounds are vulnerable to religious conflict. But the village residents of Penambongan studied in this article tell different stories. Religious differences in the village do not develop into conflict due to high religious tolerance and social interaction that thrive in Penambongan Village. There have never happen open conflict among religious believers in the village, even there are intensive cooperation between religious groups that contribute to religious harmony. Most of the residents argue that religion and belief is a private affair, that there should be mutual respect, and there should be awareness not to interfere with others’ beliefs among the residents.
STRATEGI ADAPTASI ORANG MINANG TERHADAP BAHASA, MAKANAN, DAN NORMA MASYARAKAT JAWA Ariyani, Nur Indah
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suku Bangsa Minangkabau adalah suku yang terkenal dengan kebiasaan merantau. Salah satu tempat di Semarang yang banyak ditemukan orang Minangkabau adalah Sekaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi adaptasi orang Minang terhadap bahasa Jawa, makanan Jawa dan norma masyarakat Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi adaptasi orang Minang terhadap bahasa Jawa adalah dengan lebih sering menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang Jawa agar mengurangi adanya kesalahpahaman, serta tetap berusaha untuk belajar bahasa Jawa. Strategi adaptasi orang Minang terhadap makanan Jawa adalah dengan memilah-milah makanan yang pedas sesuai dengan selera atau dengan memasak sendiri. Orang Minang yang mempunyai tempat usaha warung makan khas masakan Minang meyesuaikan menu dengan selera masyarakat sekitar. Strategi adaptasi orang Minang terhadap norma masyarakat Jawa adalah dengan berusaha mematuhi segala tata tertib yang ada dan menyesuaikan dengan tradisi Jawa serta menggunakan panggilan Jawa yang sering digunakan oleh orang Jawa. The Minangkabau is well-known for its migration habit. One of the places in Semarang with many Minangkabau people is Sekaran. The study was conducted to examine the adaptation strategies of Minang people to Javanese people, Javanese food and the Java community norms. The research was conducted using qualitative research methods. The results showed that the Minang adaptation strategies for the Javanese language is by more often by using the Indonesian language to communicate with Javanese in order to reduce the misunderstandings, though they are still trying to learn the Javanese language. Adaptation strategies of Minang people to Javanese food is by sorting out the spicy foods according to their taste or cook for themselves. Minang people who have a small restaurant usually cook dishes tailored to the taste of the surrounding communities. Adaptation strategies of Minang people is by trying to comply with Javanese norm all the discipline, and adjust to the traditions of Java and using Javanese calls that are often used by the Javanese.
INTERAKSI MASYARAKAT KETURUNAN ARAB DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT DI PEKALONGAN Kinasih, Dian
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini penulis mengeksplorasi interaksi antara masyarakat keturunan Arab dengan masyarakat setempat di Kelurahan Klego Kota Pekalongan serta mengetahui faktor pendorong dan penghambat terjadinya interaksi antara masyarakat keturunan Arab dengan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi interaksi antara masyarakat keturunan Arab dengan masyarakat setempat dengan intensitas dan kegiatan kebudayaan tertentu. Faktor pendukung terjadinya interaksi adalah adanya perkawinan campuran, terutama pada masyarakat keturunan Arab non-sayyid, dengan masyarakat setempat serta adanya kerjasama dalam bidang perdagangan. Sedangkan faktor penghambat terjadinya proses interaksi adalah adanya prasangka dan stereotip pada masyarakat keturunan Arab yang merasa masyarakat setempat kurang Islami, sebaliknya masyarakat setempat merasa masyarakat keturunan Arab itu sombong. Keturunan Arab yang tinggal di Kelurahan Klego terdiri dari golongan sayyid dan golongan non-sayyid. Keturunan Arab dari golongan non-sayyid sudah dapat berbaur dengan masyarakat setempat sedangkan keturunan Arab dari golongan sayyid belum berbaur dengan masyarakat non-Arab. Masyarakat keturunan Arab memiliki simbol-simbol seperti bahasa, pakaian, bangunan yang sangat mempengaruhi interaksi antara masyarakat keturunan Arab dengan masyarakat setempat. In this study, the author explores the interaction between people of Arab descent and the local people in the village of Klego Pekalongan city and also the factors that drive and inhibit the interaction between them. This study uses qualitative methods. The technique of collecting data are interviews, observation, and documentation. The results show that there is a pattern of interaction between people of Arab descent with the local people. Factors supporting the occurrence of interactions are the presence of mixed marriages, especially in the Arab non-sayyid descent, with the local community as well as the cooperation in the field of trade. While the factors inhibiting the interaction process is the existence of prejudice and stereotypes of people of Arab descent at a local community as less Islami. On the other hand, the local people feel that people of Arab descent are exclusive. The Arab descent living in the Village Klego consists of groups and classes of non-sayyid and sayyid. Arab descent from the class of non-sayyid are able to mingle with the local people, whereas Arab descent of sayyid cannot mingle with non-Arab communities. Society of Arab descent has symbols such as language, clothing, and building that strongly influence the interaction of people of Arab descent with the local community.
RELASI SOSIAL PEDAGANG ETNIS CINA DAN ETNIS JAWA DI PASAR TRADISIONAL Riyanti, Puji
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan relasi sosial pedagang etnis Cina dan etnis Jawa di pasar tradisional. Penelitian dilakukan di Pasar Tradisional Klampok Purwaja. Relasi sosial antara pedagang etnis Cina dan pedagang etnis Jawa di pasar Purwareja Klampok tercermin dalam beberapa aktivitas yang dilakukan yaitu “relasi sosial di pasar” dan “diluar pasar”. Relasi diluar pasar masih terlihat adanya jarak sosial yang lebih banyak dipengaruhi oleh etnisitas, tetapi relasi dalam pasar tampak lebih egalitarian. Pelayanan kepada para pelanggan tidak memperdulikan adanya perbedaan etnis. Secara umum, mereka dapat hidup berdampingan dengan baik, keduanya saling diuntungkan secara ekonomis. Namun stereotype etnis diantara keduanya masih tetap ada dan berkembang dalam masyarakat yang cukup mempengaruhi hubungan sosial kedua etnis dalam kehidupan sehari-hari. The objective of this study is to describe the social relations between ethnic Chinese merchants and the Java community in traditional markets. The research was conducted in Klampok market, Purwareja. Social relations between ethnic Chinese merchants and traders in the market of ethnic Javanese Purwareja Klampok reflected in two forms: ”relations inside the market” and ”relations outside the market”. Relations outside the market is characterized with stereotypes, shaped by ethnicity. In contrast, relations inside the market is more egalitarian. Service to the customer is not influenced by ethnicity difference. In general, these two groups can coexist, and economically they are mutually advantaged. However, ethnic stereotypes still exist and thrive in a society and affect both ethnic social relations in everyday life.
PLURALITAS AGAMA DALAM KELUARGA JAWA Prasetyo, Agus
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam masyarakat Jawa terdapat pemahaman dan pemaknaan sendiri terhadap agama yaitu ”agami ageming aji”. Artinya apa pun agama yang dipeluk sama saja karena semua agama mengajarkan keselamatan. Oleh sebab itu menjadi sebuah fenomena menarik di kalangan masyarakat Jawa karena mereka cenderung lebih toleran dalam menyikapi perbedaaan dan keragaman beragama. Salah satu contoh masyarakat yang menghargai pluralitas agama adalah masyarakat Desa Getas Kaloran Temanggung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang sejumlah keluarga yang dapat menerima pluralitas agama dan toleransi terhadap pluralitas agama dalam keluarga Jawa. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah masyarakat Desa Getas yang memiliki keragaman agama dalam keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Getas dapat menerima pluralitas agama karena menurut mereka agama adalah urusan pribadi seseorang jadi tidak ada pihak yang dapat memaksakan suatu keyakinan kepada individu lain. Pluralitas agama tersebut tidak menimbulkan masalah berarti karena masyarakat memiliki derajat toleransi yang tinggi antar anggota keluarga, yang ditunjukkan melalui saling menghargai dan mengormati dan tidak mencampuri urusan keagamaan orang lain, serta saling membantu antar anggota keluarga untuk memperlancar kegiatan ibadah masing – masing. In Javanese community there is a specific principle on the meaning of religion, namely ”agami ageming aji”. This pilosophy means whatever religion people believe, it doesn’t matter because they all teach salvation. This is an interesting phenomenon among the Javanese community because they tend to be tolerant in dealing with differences and diversity of religion that happen in one household. The objective of this article is to discuss the practices of religious tolerance found in a rural community of Getas, Kaloran, Temanggung Central Java. Techniques of data collection is done by interviews and observation. The study subjects were villagers of Getas, which has a diversity of religion in families. Based on the research results, it can be concluded that the villagers embrace a tradition of religious pluralism because they think religion is one’s personal affairs so that no party can impose a conviction for another individual. The plurality of religion does not cause significant problems because the public has a high degree of tolerance among family members, which is demonstrated through mutual respect and attitude not to interfere in religious affairs of others, and mutual help among family members to facilitate the worship activities of their relatives.
INTERAKSI SOSIAL KOMUNITAS SAMIN DENGAN MASYARAKAT SEKITAR Lestari, Indah Puji
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunitas Samin merupakan bagian dari masyarakat desa Klopoduwur yang menganut dan mempertahankan ajaran Samin Surosentiko. Komunitas Samin mempunyai tata cara, adat istiadat, bahasa serta norma-norma yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Dalam kajian ini penulis menjelaskan tentang bentuk interaksi sosial antara komunitas Samin dengan masyarakat sekitar desa Klopoduwur, faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial antar komunitas Samin dengan masyarakat desa Klopoduwur dan kendala yang dihadapi dalam interaksi sosial. Hasil kajian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial antara komunitas Samin dengan masyarakat sekitar berupa kerja sama, akomodasi dan asimilasi. Sedangkan konflik atau pertentangan dalam interaksi sosial antara komunitas Samin dengan mayarakat sekitar desa Klopoduwur tidak tampak jelas. Interaksi sosial antara komunitas Samin dengan masyarakat sekitar dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni situasi sosial, kekuasaan norma kelompok, tujuan pribadi, kedudukan dan kondisi individu serta penafsiran situasi. Kendala-kendala yang dihadapi dalam interaksi sosial antara komunitas Samin dengan masyarakat sekitar adalah perbedaan bahasa yang sulit dipahami oleh masyarakat sekitar,dan adanya perbedaan nilai antara kedua kelompok sosial tersebut.. Samin community is part of the village community Klopoduwur who embrace and defend the teachings of Surosentiko Samin. Samin community has ordinances, customs, language and norms that are different from society at large. In this study, the author describes forms of social interaction between Samin and their surrounding community in Klopoduwur village, factors that affect the social interaction and the obstacles they faced. The study results indicate that these forms of social interaction between the community of Samin and local residents take the form of cooperation, accommodation and assimilation. There are no conflicts or contradictions in the social interaction between the Samin community and their neighbours. Samin social interaction between communities and local residents affected by various factors, namely the social situation, the power of group norms, personal goals, status and condition of the individual as well as the interpretation of the situation. Constraints encountered in the social interaction between communities and local residents Samin is the difference in language, and the value difference between the two social groups.
HUBUNGAN SOSIAL ANTARA ETNIS BANJAR DAN ETNIS MADURA DI KOTA BANJARMASIN Hidayat, Yusuf
Jurnal Komunitas Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami integrasi sosial antara etnis Banjar dan Madura di Kota Banjarmasin. Berbeda dengan kota lain di Kalimantan, di kota Banjarmasin, etnis Banjar dan Madura dapat hidup bersama tanpa ada konflik keras meskipun kedua etnis tersebut sama-sama dikenal sebagai etnis pedagang. Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif yang berfokus pada keunikan setiap individu sebagai produsen realitas. Penelitian ini telah dilakukan di kota Banjarmasin dan telah mewawancarai sembilan informan. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa fakta. Pertama, agama dan aktivitas ritual merupakan media integrasi bagi etnis Banjar dan Madura. Kedua, penegakan hukum dalam masyarakat telah menimbulkan rasa hormat masyarakat terhadap hak orang lain. Ketiga, sikap etnis Madura yang menghormati budaya lokal menumbuhkan pemahaman yang baik pada masyarakat etnis Madura terhadap etnis Banjar. The objective of this study is to explore social integration between Banjar ethnic and Madura ethnic in City of Banjarmasin. Different from the etnich condition in other town in Borneo, in Banjarmasin city, both ethnic can life together without any hard conflict although they both have been known as ethnic trader. This research adopted qualitative method focused on the uniqueness of each individual as producer of reality. This research has been done in Banjarmasin city. This research has found that: first, religion and its ritual and activity is a media of integration between Banjar and Madura Ethnic. Second, law empowering in society have made the society respect to the other right. Third, the attitudes of Madura ethnic who show respects to local culture have increased the understanding between Madura ethnic and Banjar ethnic.

Page 4 of 84 | Total Record : 840


Filter by Year

2010 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 1 (2023): March Vol 14, No 2 (2022): September 2022 Vol 14, No 1 (2022): March 2022 Vol 14, No 2 (2022): September Vol 13, No 2 (2021): September 2021 Vol 13, No 1 (2021): March 2021 Vol 12, No 2 (2020): September 2020 Vol 12, No 1 (2020): March 2020 Vol 12, No 2 (2020): September Vol 12, No 1 (2020): March Vol 11, No 2 (2019): September 2019 Vol 11, No 1 (2019): March 2019 Vol 11, No 1 (2019): Komunitas, March 2019 Vol 11, No 2 (2019): September Vol 10, No 2 (2018): September 2018 Vol 10, No 2 (2018): Komunitas, September 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March 2018 Vol 10, No 1 (2018): March 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March Vol 9, No 2 (2017): Komunitas, September 2017 Vol 9, No 2 (2017): September 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): March 2017 Vol 8, No 2 (2016): September 2016 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 8, No 1 (2016): March 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 2 (2015): September 2015 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 1 (2015): March 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 2 (2014): September 2014 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 1 (2014): March 2014 Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 5, No 2 (2013): September 2013 Vol 5, No 1 (2013): March 2013 Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 4, No 2 (2012): September 2012 Vol 4, No 1 (2012): March 2012 Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 3, No 2 (2011): September 2011 Vol 3, No 1 (2011): March 2011 Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 2, No 2 (2010): September 2010 Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal More Issue