cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat
ISSN : 18581196     EISSN : 23553596     DOI : -
Core Subject : Health,
KEMAS Journal: Research Study in Public Health publishes the article based on research or equivalent to research results in public health or other disciplines related to public health that has not been loaded/published by other media. The journal contains articles about epidemiology and biostatistics, health policy and administration, public health nutrition, environmental health, occupational health and safety, health promotion, reproductive health, maternal and child health, and other related articles in public health. The journal can be used by health practitioners, health caregivers, teachers, medical students, and people who are interested in public health issues. The journal was first published in July 2005 and subsequently published twice a year, in July and January. KEMAS Journal is a peer review journal and can be accessed in http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. Semarang State University (Unnes) is a leading university in Indonesia with the vision to become a world-class conservation university. The conservation vision is closely related to the study of public health sciences. Unnes also published high quality e-journal from various disciplines, integrated, and managed through Open Access Journals that can be accessed in http://journal.unnes.ac.id. The IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia/The Association of Indonesian Public Health Expert) is a non-profit membership association dedicated to advance public health as a scientific discipline and profession that serves public good for Indonesia and humanity.
Arjuna Subject : -
Articles 1,324 Documents
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PRAKTIK PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA -, Suharyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan kesehatan reproduksi remaja (KRR) di sekolah diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan anak didik dan kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi yang berhubungan dengan praktik pendidikan KRR oleh guru bimbingan konseling pada SMP di Kota Semarang. Pendekatan penelitian ini adalah study belah lintang. Populasi penelitian adalah guru BK SMP negeri dan swasta sebanyak 190. Dengan teknik pengambilan sampel acak didapatkan sampel 64 guru. Data dikumpulkan melalui wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan fisher’s exact, sedangkan regresi logistik digunakan untuk uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi praktik pendidikan KRR guru BK yang tergolong baik mencapai 53,1%. Variabel yang berhubungan dengan praktik pendidikan KRR guru BK secara bersama-sama adalah pengetahuan tentang pendidikan KRR (RP = 12,48), dan sikap terhadap pendidikan KRR (RP = 3,89). Jadi faktor terbesar menyumbang praktik adalah pengetahuan tentang pendidikan KRR. AbstractAdolescent reproductive health education in the school is expected to improve the health of students and the quality of human resources. The purpose of this study was to determine the predisposing factors associated with the practices of KRR by teacher in junior high school in the Semarang city. The approach of this study was cross-sectional. The study population were counseling teachers of public and private junior high school in the Semarang city as many as 190. With simple random sampling technique obtained 64 samples of teachers. Data collected using interviewing techniques. Statistical tests used were chi-square and fisher’s exact whereas logistic regression used for multivariate testing. The results showed the proportion of KRR practices that were good reaching 53.1%. Variables related to the practice of KRR was the knowledge of KRR education (RP = 12.48), and attitudes toward education KRR (RP = 3.89). So the biggest factor contribute to the knowledge is about educational practices KRR. Keywords: Predisposing factors; Adolescent reproductive; Health; Counseling teacher
HUBUNGAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA -, Mardiana; Fibrianto, Dwi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik lingkungan luar rumah dengan kejadian penyakit malaria di Desa Hanura Kecamatan Padang Cermin Lampung Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik melalui metode survei dan pendekatan belah lintang. Populasi pada penelitian ini adalah perumahan penduduk Desa Hanura, dengan jumlah sampel 78 keluarga. Teknik pengambilan sampel multistage dilakukan berdasarkan tingkat wilayah yang ada di Desa Hanura. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square. Hal-hal yang mempengaruhi kejadian penyakit malaria adalah jarak perbukitan, jarak persawahan, semak dan tanaman perkebunan, jarak tambang udang dan jarak rawa. Sedangkan kepemilikan kandang mempunyai hubungan tidak bermakna. AbstractThe purpose of this study was to determine the relationship between outside the home environment characteristics with the incidence of malaria in Hanura Village Padang Cermin Sub District South Lampung District.The study used analytical with cross sectional technique. The population in this study was Hanura Village residents, in 78 houses. Multistages sampling technique was made based on the level of existing area in the village of Hanura. Test statistics used in this study were chi-square. The factors influencing malaria incidence are hill distance, tree crop, shrimp ponds distance, and swamps distance. While home ownership has no significant relationship. Keywords: Incidence of malaria; Environment for foreign; Domesticment system
EPIDEMIOLOGI DAN REGULASI VIRUS [H1N1] PADA BABI DAN PENULARANNYA KE MANUSIA Sukendra, Dyah Mahendrasari
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan cuaca mempengaruhi alam dan aktivitas agen patogen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa dekade, agen patogen mulai berkembang dan bermutasi secara variasi serta lebih ganas.  Salah satu kejadian zoonosis yaitu penyebaran virus influenza A. Virus influenza A [H1N1] berpotensi berkembang  di Indonesia. Penyebaran influenza A [H1N1] di Indonesia antar manusia sudah terjadi. Etiologi influenza babi (swine flu) virus influenza A H1N1, famili Orthomyxoviridae. H1N1 mempunyai NeuAc 2,3Gal dan NeuAc 2,6Gal, merupakan gen linkage reseptor spesifik. NeuAc 2,6Gal babi dapat meniru reseptor spesifik pada manusia. Virus influenza A [H1N1] dapat bertransmisi melintasi “barier species”, sehingga bisa terjadi penularan secara timbal balik, antara babi dan manusia. Peran sistem imun tubuh penting dalam mendeteksi dan memusnahkan serangan virus ini, namun seringkali antibodi tubuh tidak mampu mengenali antigen yang bermutasi sangat variasi. Tindakan pencegahan harus diambil secara cepat untuk mengurangi risiko penularan  serta mengantisipasi  outbreak secepat mungkin. AbstractWeather changes affect the nature and activity of pathogenic agents, either directly or indirectly. Several decades, the agent started evolving and mutating its variations and more violent. One incident that is the spread of zoonotic influenza virus A. Influenza virus A [H1N1] is potential to grow in Indonesia. The spread of influenza A [H1N1] in Indonesia between humans has occurred. The etiology of swine influenza (swine flu) A H1N1 virus, Orthomyxoviridae family. H1N1 has a 2.3 Gal and NeuAc NeuAc 2.6Gal, a specific receptor gene linkage. NeuAc 2.6Gal pigs can mimic a specific receptor in humans. Influenza virus A [H1N1] may transmit traffic “species barrier”, so that transmission can occur on a reciprocal basis, between pigs and humans. The role of the body’s immune system is important in detecting and destroying these virus attacks, but often the body’s antibodies are not able to recognize antigens that mutate very varied. Prevention must be taken quickly to reduce the risk of transmission and to anticipate the outbreak as quickly as possible.Keywords: Zoonotic; Influenza A virus [H1N1]; Swine influenza; Human influenza
HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA Prameswari, Galuh Nita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI secara eksklusif dengan frekuensi kejadian penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dalam 1 bulan terakhir pada anak usia 1-2 tahun  di wilayah kerja Puskesmas Srondol Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan rancangan belah lintang. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 81 anak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubu-ngan yang signifikan antara lama pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi kejadian ISPA dalam 1 bulan terakhir (nilai p<0,05). Arah hubungan kedua va-riabel tersebut adalah negatif, yang berarti semakin lama pemberian ASI secara eksklusif maka frekuensi kejadian ISPA dalam 1 bulan terakhir akan semakin kecil. Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit infeksi. AbstractThe purpose of this study was to determine the relationship of exclusive breastfeeding duration with the frequency of disease incidence of between respiratory infections (ARI) in the last 1 month in children aged 1-2 years in the working area of Srondol Health Center Semarang. The method used in this study is a survey with cross sectional design. The number of samples taken as many as 81 children. The results of bivariate analysis showed that there was a significant relationship between duration of exclusive breastfeeding with the frequency of ARI in the last 1 month (p-value <0.05). Direction of relations between the two variables are negative, meaning the longer exclusive breastfeeding on making the frequency of occurrence in the last 1 month ARI will be smaller. Antibodies contained in breast milk, among others, will protect infants from infectious diseases.Keywords: Exclusive breastfeeding; Acute respiratory infections (Ari); Children
OBESITAS DAN KESEHATAN REPRODUKSI WANITA -, Sugiharto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kegemukan terus meningkat dari tahun ke tahun, tidak hanya di Amerika dan negara Eropa, tetapi juga di Indonesia. Laporan WHO tahun 2003 menyebutkan, di dunia lebih dari 300 juta orang dewasa menderita kegemukan. Di Amerika 280.000 orang meninggal setiap tahunnya diakibatkan karena kegemukan. Di Jakarta diperkirakan 10 dari 100 orang penduduk menderita kegemukan. Obesitas 3 kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini disebabkan karena metabolisme pada wanita lebih rendah apalagi pada paska menopause. Paska menopause dimana sudah tidak ada ovulasi, sehingga sudah tidak ada fase luteal, merupakan salah satu alasan menurunnya metabolisme pada wanita. Obesitas mempengaruhi fungsi reproduksi wanita akibat adanya kadar leptin dan insulin yang tinggi. Kadar leptin yang tinggi mempengaruhi steroidogenesis di ovarium. Leptin menghambat kerja follicle stimulating hormone (FSH) dan insulin like growth factor-1 (IGF-I) di folikel, sehingga mengganggu sintesis estrogen di ovarium/folikel, tetapi tidak pada sintesis progeste-rone. AbstractObesity rates continue to increase from year to year, not only in America and European countries, but also in Indonesia. WHO report 2003, in the world more than 300 million adults suffer from obesity. In the U.S. 280,000 peoples die every year caused by obesity. In Jakarta an estimated population 10 of 100 peoples suffering from obesity. Obesity is 3 times more prevalent in women, this situation is caused a lower metabolism in women especially in post-menopausal. Post-menopause is no ovulation, so there is no luteal phase, is one of the reasons for the decrease in women metabolism. Obesity affects female reproductive function due to leptin and insulin levels are high. High leptin levels affect steroidogenesis in ovarium. Leptin inhibits the work of follicle stimulating hormone (FSH) and insulin like growth factor-1 (IGF-I) in the follicle, thereby disrupting the synthesis of estrogen in the ovaries / follicles, but not the synthesis of progesterone.Keywords: Health; Obesity; Women’s reproductive health
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 SEBAGAI ALAT PENINGKATAN KUALITAS ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN Maharani, Chatila
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi pemacu organisasi pelayanan kesehatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Organisasi pelayanan kesehatan menggunakan alat seperti akreditasi dan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9000 yang  menekankan pada standar struktur serta belum terkait dengan kepuasan pelanggan. Organisasi pelayanan kesehatan yang telah mengimplementasikan SMM ISO 9000 adalah rumah sakit, puskesmas, dan balai kesehatan. Hasil yang diperoleh  yaitu kepuasan pelanggan meningkat, kinerja terukur, koordinasi menjadi baik dan perbaikan berkelanjutan dapat dilaksanakan. Tetapi dalam pelaksana-an terdapat hambatan seperti kurangnya komitmen personel dan dukungan atasan. Perlu disadari oleh organisasi pelayanan kesehatan bahwa SMM ISO 9000 bukanlah alat ajaib untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanpa komitmen kuat dari semua pihak pada organisasi pelayanan kesehatan. AbstractDissatisfaction community to health services in Indonesia makes healthcare organizations to repair and enhance the quality of service. Health care organizations used the tools such as accreditation and the Quality Management System (QMS) ISO 9000 standard that emphasizes on the structure and not related to customer satisfaction. Health care organizations that have implemented QMS ISO 9000, are hospitals and health centers. The results found are customer satisfaction, measurable performance, good coordination and continuous improvement. But there are obstacles in the implementation such as lack of commitment and supervisor support. It is noteworthy that QMS ISO 9000 is not a magic tool to improve and enhance the quality without a strong commitment from all parties on health care organizations.Keywords: Quality improvement; Health services organization; ISO 9000 quality management system
KESEHATAN JIWA REMAJA Indarjo, Sofwan
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan biologis, psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial). Manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan utuh dari unsur badan, jiwa, sosial, tidak hanya dititikberatkan pada penyakit tetapi pada peningkatan kualitas hidup, terdiri dari kesejahteraan dari badan, jiwa dan produktivitas secara sosial ekonomi. Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada masa remaja berbagai stresor yang ada, dapat timbul berbagai kondisi  negatif seperti cemas, depresi, bahkan memicu munculnya gangguan psikotik. Kesehatan jiwa remaja merupakan hal  penting dalam menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondusif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa tidak ternilai. AbstractIn adolescence, there have been changes of biological, psychological and social. But generally, the physical maturation process occurs more rapidly than the process of psychological maturation. Humans always seen as a unified whole of elements of the body, soul, social, not only emphasis on disease but on improving the quality of life, consisting of well-being of body, soul and productivity of social economy. Some types of mental disorders which are prevalent in adolescence namely a variety of stressors that can arise various negative conditions such as anxiety, depression, and even trigger the emergence of psychotic disorders. Adolescent mental health is important in determining the quality of the nation. Teens who grow up in a supportive environment conducive and human resources that can be an invaluable national asset.Keywords: Mental health; Adolescent; Physical maturation
KETERLIBATAN KOMUNITAS DALAM PERENCANAAN SANITASI PADA DAERAH RAWAN BENCANA Windraswara, Rudatin
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memasukkan peran komunitas dalam pe-rencanaan sanitasi pada daerah rawan bencana yang difasilitasi oleh sanitarian sebagai bagian dari cabang ilmu kesehatan masyarakat. Seorang sanitarian harus dapat menerapkan ilmu dan prinsip sanitasi dengan tetap mempertimbangkan aspek pemberdayaan masyarakat. Beberapa instrumen yang digunakan sebagai alternatif dalam usaha melibatkan komunitas dalam perencanaan dan penerapan program adalah sebagai berikut: pertemuan informal, kuesioner, diskusi kelompok terfokus, pertemuan komunitas, dan pelatihan. Tahapan dalam menerapkan program perencanaan sanitasi berbasis masyarakat pada daerah rawan bencana adalah penilaian dan inventarisasi, penyusunan rencana, membentuk komunitas sanitasi lokal, pelatihan, evaluasi pelatihan, simulasi/implementasi, pemantauan, pelaporan, evaluasi, dan yang terakhir adalah rekomendasi untuk perbaikan.  AbstractThe purpose of this study is to incorporate the role of communities in planning sa-nitation in disaster prone areas, facilitated by the sanitarian as part of a branch of public health sciences. In order to achieve the goal well, a sanitarian must be able to apply the principles of sanitary sciences and keeping in mind aspects of community empowerment. Some of the instruments used as an alternative in an effort to involve communities in planning and implementing the program are as follows: Informal meetings, quetionarre, focused group discussion, community meetings, and training. Stages in implementing community-based sanitation planning in disaster prone areas are the assessment and inventory, the preparation of the plan, form a community of local sanitation, training, evaluation, training, simulation / implementation, monitoring, reporting, evaluation, and the last is the recommendation for improvement.Keywords: Planning; Sanitation; Community; Disaster
PENGARUH INTENSITAS PENCAHAYAAN LOKAL Widowati, Evi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas pencahayaan lokal terhadap kelelahan mata operator bagian loom weaving V denim perusahaan tekstil di Semarang. Metode penelitian ini bersifat penjelasan de-ngan menggunakan pendekatan belah lintang. Variabel dalam penelitian ini adalah intensitas pencahayaan lokal dan kelelahan mata. Populasi berjumlah 33 yang bekerja sebagai operator mesin loom weaving V denim. Sampel dipilih de-ngan teknik purposif berdasarkan kriteria inklusi sehingga diperoleh sebanyak 13 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara intensitas pencahayaan terhadap kelelahan mata yaitu meningkatnya intensitas pencahayaan 1 lux akan diikuti dengan menurunnya kelelahan mata responden sebesar 1.782 milidetik. AbstractThe purpose of this study was to determine the effect of local illumination intensity with the operator eyestrain, in loom weaving V denim of textile company in Semarang. The method of this research was explanatory research using cross sectional approach. The variable in this study was the intensity of local lighting and eyestrain. Population are 33 operators who worked as machine operators of weaving looms V denim. The samples were selected by purposive sampling technique based on inclusion criteria as many as 13 peoples. The results show influence between the intensity of illumination with the eyestrain that is the increasing intensity of illumination 1 lux will be followed by a decrease eyestrain respondents for 1782 milliseconds.Keywords: Local lighting; Eyestrain
HUBUNGAN KEBERSIHAN PRIBADI DAN RIWAYAT LUKA DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS Cahyati, Widya Hary; Lestari, Feriyanti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama Januari-April 2008 terdapat 65 kasus leptospirosis dengan kematian 4 di RSU Sunan Kalijaga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah hu-   bungan antara kebersihan pribadi dan riwayat luka dengan kejadian leptospirosis. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara kebersihan pribadi dan riwayat luka dengan kejadian leptospirosis. Desain penelitian ini analitik observasional dengan pendekatan kencali kasus. Populasinya berupa pasien rawat inap yang menderita leptospirosis dan populasi kendalinya pasien rawat inap yang tidak menderita leptospirosis. Sampel sejumlah 45 orang terdiri dari sampel kasus 15,  kendali  30. Teknik pengambilan sampel secara acak menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi-square, α = 0,05. Penelitian ini menyatakan ada hubungan antara kebersihan pribadi (p =  0,024 dan OR = 7,429), dan riwayat adanya luka (p =  0,027 dan OR = 6,000) dengan kejadian leptospirosis. AbstractThere were 65 cases of  leptospirosis with four deaths in Sunan Kalijaga Hospital during January to April, 2008.The research aims to determine the relationship bet-ween personal hygiene and a history of injury with the incidence of leptospirosis. The research design was observational analytic with case control approach. Their population are the case of public hospital inpatients who suffer leptospirosis and control populations hospital inpatients who do not. The 45 samples consist of 15 sample cases, 30 control samples. The sampling technique is random sampling with a questionnaire instrument. Data analyzed using chi-square test, α = 0.05. This study stated there is a relationship between personal hygine (p = 0.024 and OR = 7.429), and a history of injury (p = 0.027 and OR = 6.000) with the incidence of leptospirosis.Keywords: LeptospirosisPersonal hygineHistory of injuries

Page 5 of 133 | Total Record : 1324