cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Intuisi
ISSN : 25412965     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, indigenous psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 3 (2018): November 2018" : 20 Documents clear
Pengaruh Social Support dan Self-Esteem terhadap Subjective Well-Being Remaja Korban Bullying di Pondok Pesantren Rahmanillah, Chaista; Pratiwi, Enditiara Yuli; Sari, Fitriyanti Herlinda
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18867

Abstract

Abstrak. Bullying merupakan bentuk perilaku agresif yang mungkin sering ditemui di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah atau pondok pesantren sebagai tempat anak-anak dipersiapkan untuk menjadi generasi penerus bangsa sering menjadi sorotan sebagai tempat yang rentan terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Pondok Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan pun tidak luput dari tudingan yang berlaku pada dunia pendidikan umumnya yang memperlakukan anak secara “keras”. Goswami (2012) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara social relationships dengan subjective well being pada anak mengatakan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying dan perlakuan yang tidak adil akan memiliki subjective well being yang rendah. Artinya, korban bullying cenderung sering mengalami perasaan yang tidak puas terhadap kehidupannya, dan jarang mengalami perasaan yang menyenangkan. Perasaan-perasaan negatif tersebut dapat memicu korban menjadi pelaku bullying, senior memiliki alasan bahwa tindakan seperti itu adalah tradisi yang dulu juga pernah diterimanya ketika masih menjadi junior. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh social support dan self-esteem terhadap subjective well being. Sampel dalam penelitian ini adalah santri pondok pesantren yang pernah mengalami bullying di Pondok Pesantren Daar el Qolam sebanyak 196 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling. Analisis data yang digunakan adalah Multiple Regression Analysis pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan social support dan self-esteem terhadap subjective well being. Proporsi varians dari subjective well being yang dijelaskan oleh semua independent variable adalah sebesar 22,6%, sedangkan 77,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Kata Kunci : Social Support, Self Esteem, Subjective Well Being  Abstract. Bullying is a form of aggressive behavior that may often be encountered in the school environment. The school environment or boarding school as a place for children to be prepared to become the next generation of the nation is often in the spotlight as a place that is vulnerable to acts of violence against children. Islamic boarding schools as one of the educational institutions are not immune from accusations that apply to the world of education generally which treat children "hard". Goswami (2012) in his research on the relationship between social relationships with subjective well being in children said that children who were victims of bullying and unfair treatment would have low subjective well being. That is, victims of bullying tend to often experience feelings of dissatisfaction with their lives, and rarely experience pleasant feelings. These negative feelings can trigger the victim to be a bullying agent, the senior has a reason that such an act is a tradition that he also received when he was a junior. This study aims to see whether there is an impact of social support and self-esteem on subjective well being of bullied students in boarding school. Subjects in this study were 196 bullied students of Daar el Qolam Boarding School in 2018, which was chosen by using nonprobability sampling technique. The method of collecting data uses the scale of social support, self esteem and subjective well being scale. Data analysis technique used is Multiple Regression Analysis with level of significance 0,05. The results showed that there was a significant impact of social support and self-esteem on subjective well being. The proportion of variance of subjective well being described by all independent variables is 22.6%, while the remaining 77.4% is influenced by other variables outside this study.
Peran Obsessive Passion Sebagai Mediator Dalam Hubungan Antara Tuntutan Pekerjaan Dan Kesejahteraan Psikologis Di Tempat Kerja Rahayu, Puspita Puji; Salendu, Alice
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18809

Abstract

Abstrak. Fenomena terkait rendahnya kesejahteraan psikologis karyawan seringkali dijumpai di tempat kerja. Faktor eksternal yang memengaruhi kesejahteraan psikologis di tempat kerja, salah satunya adalah tuntutan pekerjaan. Penelitian ini ingin melihat peran obsessive passion sebagai mediasi hubungan antara tuntutan pekerjaan dan kesejahteraan psikologis di tempat kerja pada karyawan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner self-report. Partisipan penelitian berjumlah 217 karyawan bank BUMN dengan karakteristik minimal bekerja 1 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Dalam penelitian menggunakan instrumen penelitian diantaranya Kesejahteraan Psikologis di Tempat Kerja (2012) untuk mengukur kesejahteraan psikologis di tempat kerja, Questionnaire on The Experience and Evaluation of the Work Scale dan Technology Acceptance Model (2017) untuk mengukur tuntutan pekerjaan, selain itu digunakan instrumen Passion Scale (2003) untuk mengukur obsessive passion. Untuk menguji hipotesis menggunakan teknik analisis Process Macro for SPSS yang dikembangkan oleh Hayes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tuntutan pekerjaan tidak secara signifikan memiliki hubungan dengan kesejahteraan psikologis di tempat kerja (b = - .044, p> .05), dan tuntutan pekerjaan berpengaruh secara negatif pada obsessive passion (b= - 1.96, p< .05). Selain itu, obsessive passion berpengaruh secara negatif dengan kesejahteraan psikologis di tempat kerja (b= - .192, p< .01). Penelitian ini juga menemukan peran obsessive passion memediasi hubungan antara tuntutan pekerjaan dan kesejahteraan psikologis di tempat kerja (b= - .082, p> .05). Kata kunci: Kesejahteraan Psikologis di Tempat Kerja, Obsessive Passion, Tuntutan PekerjaanAbstract. The phenomenon related to the low psychological well-being of employees is often found in the workplace. External factors that influence psychological well-being at work, one of which is job demands. This research was conducted to find the role of obsessive passion as a mediator in the relationship between job demands and psychological well-being at work. Data collection was done by using self-report questionnaires. Research participants were 217 state-owned enterprises bank employees with a minimum requirement of a year working experience in that respective workplace. The method of data collection was accidental sampling. Research instruments, namely Psychological Well-Being at Work (2012) was used to measure psychological well-being at work, Questionnaire on The Experience and Evaluation of the Work and Technology Acceptance Model (2017) to measure job demands, as well as Passion Scale (2003) to measure obsessive passion. Hypothesis was tested and analyzed using Process Macro for SPSS which was developed by Hayes. The result shows that job demands are not significantly related to psychological well-being at wok (b = - .044, p>0.05), and job demands negatively affect the obsessive passion (b= - 1.96, p<0.05). In addition, obsessive passion negatively affects psychological well-being at work (b= - .192, p< .01). Further, this finding also described the role of obsessive passion mediates the relationship between job demands and psychological well-being at work (b= - .082, p> .05).Keywords: Job Demands, Obsessive Passion, Psychological Well-being at Work
Stress Management Trainin untuk Menurunkan Stres Pengasuhan Pada Ibu Yang Memiliki Anak Difabel Andromeda, Andromeda
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18868

Abstract

Abstrak. Ketidakberfungsian peran orangtua sebagai pengasuh (family functioning) dalam literatur psikologi dikenal sebagai stres pengasuhan.Stres pengasuhan yang muncul pada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus atau difabel, dapat menurun dengan strategi coping stress. Sumber-sumber yang dapat berperan menjadi fasilitator sebagai coping stress terbagi menjadi dua tipe, yaitu sumber coping internal dan sumber coping eksternal.Kemampuan coping internal inilah yang belum dikuasai oleh orangtua dan menjadi permasalahan yang harus segera ditangani.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas stress management training untuk menurunkan stres pengasuhan ibu yang memiliki anak difabel. Mengunakan pendekatan eksperimental One Group Pre Test Post Test Design,pelatihan manajemen stres pengasuhan meliputi empat hal :(1). Mengatur Gaya Hidup dan Pikiran Sehat; (2). Strategi Modifikasi Perilaku; dan (3). Teknik Relaksasi. Hasil yang diperoleh melalui perbandingan mean sebelum dan sesudah perlakuan, terdapat perbedaan mean, dimana mean saat pre test sebesar 70,4667 sedangkan mean post test sebesar 43,1333. Hal tersebut menunjukkan ada penurunan tingkat stres pengasuhan paska diberi pelatihan manajemen stres. Kata Kunci : stress-management training, stres pengasuhan, difabel Abstract. Parenting stress that appears to parents who have children with special needs or disabilities, can decrease with stress coping strategies. Sources that can act as facilitators as stress coping are divided into two types, namely internal coping sources and external coping sources. This internal coping ability is not yet mastered by parents and becomes a problem that must be addressed immediately. This study aims to determine the effectiveness of stress management training to reduce the stress of parenting mothers who have children with disabilities. Using the experimental approach of the One Test Pre Test Post Design, stress management parenting training covers four things: (1). Manage Healthy Lifestyle and Mind; (2). Behavior Modification Strategy; and (3). Relaxation Technique. The results obtained through comparison of mean before and after treatment, there are mean differences, where the mean at pre test is 70.4667 while the mean post test is 43.13. This shows that there is a decrease in the stress level of post-care given stress management training.
Peran Mediasi Psychological Capital dalam Hubungan antara Harmonious Passion dengan Subjective Well-Being Diani, Puti Marsha; Salendu, Alice
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18864

Abstract

Abstrak. Persaingan antar perusahaan dengan fokus industri yang sama semakin ketat saat ini, sehingga idealnya perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi dan kesehatan mental yang baik. Tujuan dari penelitian ini berfokus pada peran mediasi dari pscychological capital dalam hubungan harmonious passion dan subjective well-being pada karyawan. Penelitian ini menggunakan conservation of resource theory (COR) sebagai teori yang menjelaskan bagaimana autonomi dan cognitive resource dari karyawan yang memiliki keinginan dan target untuk sukses merupakan suatu sumber daya individu yang dapat membantu karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan subjective well-being (kepuasaan hidup yang tinggi, positif afek yang tinggi dan negatif afek yang rendah) pada karyawan. Responden dari penelitian ini adalah 240 karyawan dari BPD X (Bank Pembangunan Daerah) dan peneliti menggunakan SPSS 23.0 dan Process Macro 2.16 untuk menguji hubungan korelasi dan peran mediasi. Penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah diadaptasi dari alat ukur aslinya, yaitu Passion Scale (2003), Psychological Capital Questionnaire (2007) dan Satisfaction with Life Scale (1985). Hasil penelitian ini mendukung model penelitian dan memberikan saran atas pentingnya peran mediasi dari psychological capital dalam hubungan antara harmonious passion dan subjective well-being pada karyawan bank.Kata kunci : Harmonious passion, Psychological capital, Subjective well-being, conservation of resource theory.       Abstract. Competition between companies with the same industry focus is getting tighter now, so ideally companies need employees who have high work productivity and good mental health. The purpose of this paper is to extend knowledge about the role of psychological capital on relationship between harmonious passion and subjective well-being on employees at work. The research model, grounded in conservation resource of theory on how autonomy and cognitive resources of employee with harmonious passion for reaching success can be associated with psychological capital and how psychological capital on employee may help them develop resources which may be associated with greater subjective well-being (higher life satisfaction, higher positive affect and lower negative affect). The sample of the study is 240 BPD X (Bank Pembangunan Daerah) employees and the author test the model with SPSS 23.0 and Process Macro 2.16. This study using an adaptation scale of Passion Scale (2003), Psychological Capital Questionnaire (2007) and Satisfaction with Life Scale (1985). Result supported the full research model, suggesting that psychological capital is an important mediator between harmonious passion and subjective well-being.
Violence Awareness dan Partisipasi Guru dalam Pengembangan Sekolah Ramah Anak Liftiah, Liftiah; Mahanani, Fatma Kusuma; Amawidyati, Sukma Adi Galuh
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18869

Abstract

Abstrak. Rentetan kasus kekerasan terhadap anak silih berganti menjadi berita di berbagai media massa. Kekerasan tersebut dapat terjadi di berbagai tempat, termasuk di sekolah.Sekolah sebagai lembaga pendidikan idealnya menjadi tempat yang aman untuk mengembangan berbagai ketrampilan dan nilai, serta bebas dari bermacam kekerasan. Oleh karenanya lembaga pendidikan dituntut untuk memberiperhatian terhadap pengembangan nilai-nilai ideal dalam kehidupan. Lembaga pendidikan juga diharapkan mampu memberi kontribusi nyata dan bermakna dalam mendukung strategi pencegahan kekerasan.Dalam hal ini, salah satu upaya pemerintah terkait dengan optimalisasi fungsi lembaga pendidikan dalam mencegah kekerasan terhadap anak adalah melalui pengembangan Sekolah Ramah Anak (SRA). Pengembangan SRA ini membutuhkan kesadaran dan partisipasi guru sebagai agen pengembangan SRA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran violence awareness dan partisipasi guru terhadap pengembangan SRA pada guru sekolah dasar di Kota Semarang, serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara violence awareness dan partisipasi guru terhadap pengembangan SRA pada guru sekolah dasar di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional melibatkan 184 guru Sekolah Dasar di Kota Semarang sebagai respondennya.  Alat ukur yang digunakan adalah skala violence awareness dan skala partisipasi guru terhadap pengembangan SRA. Dalam penelitian ini, data dianalisis menggunakan prinsip-prinsip statistic deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat violence awarenessberada pada kategori tinggi, partisipasi guru berada pada kategori tinggi serta ada hubungan positif yang signifikan antara violence awareness dengan partisipasi guru dalam pengembangan sekolah ramah anak, Violence awareness memberikan kontribusi sebesar 7,8% pada partisipasi guru dalam pengembangan sekolah ramah anak. Kata Kunci :violence awareness, partisipasi guru terhadap pengembangan SRA, guru, sekolah dasar.  Abstract. A series of cases of violence against children alternately became news in various mass media. Violence can occur in various places, including at school. Schools as educational institutions should ideally be a safe place to develop a variety of skills and values, and free from various violence. Therefore educational institutions are required to pay attention to the development of ideal values in life. Educational institutions are also expected to be able to make real and meaningful contributions in supporting violence prevention strategies. In this case, one of the government's efforts related to the optimization of the function of educational institutions in preventing violence against children is through the development of Child-Friendly Schools (CFS). The development of CFS requires teacher awareness and participation as agents of CFS development. This study aims to describe violence awareness and teacher participation in the development of CFS on elementary school teachers in the city of Semarang, and to determine whether there is a relationship between violence awareness and teacher participation in the development of CFS on elementary school teachers in Semarang City. This research is a correlational study involving 184 elementary school teachers in Semarang City as the respondents. The measuring instrument used was the scale of violence awareness and the scale of teacher participation in the development of CFS. In this study, data were analyzed using descriptive statistical principles and regression analysis. The results showed that the level of violence awareness was in the high category, teacher participation was in the high category and there was a significant positive relationship between violence awareness and teacher participation in the development of CFS. Violence awareness contributed 7.8% to teacher participation in school development of CFS.
Gambaran Striving For Superiority Pada Keluarga Teroris Sujoko, Sujoko; Mukti, Patria
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18865

Abstract

Abstrak. Terorisme di Indonesia dianggap sebagai kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime) dan juga sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity). Oleh sebab itu, masyarakat di Indonesia sangat antipati dengan terorisme dan tidak akan memberikan ruang gerak sedikitpun terhadap kegiatan terorisme di Indonesia. Stigma negatif yang diberikan oleh masyarakat Indonesia terhadap terorisme ini, secara langsung ataupun tidak akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keluarga teroris. Persepsi negatif masyarakat terhadap teroris dan keluarganya akan membuat teroris dan keluarganya merasa terkucilkan dari lingkungan sekitarnya. Termasuk juga anak-anak mereka di lingkungan sekolah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana striving for superiority yang dilakukan oleh keluarga teroris dan bagaimana mereka berjuang untuk keluar dari stigma negatif tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif deskriptif yaitu melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena-fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, yaitu peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada keluarga teroris. Berdasarkan  pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa perilaku striving for superiority yang dilakukan oleh keluarga teroris adalah : sabar, berdo’a, tawakal (pasrah), tidak mempermasalahkan segala bentuk stigma negatif masyarakat, membuka diri, menjaga interaksi sosial dengan tetangga, dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Selain itu, kuat dan lemahnya kondisi psikis (mental) keluarga almarhum dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya dukungan sosial (social support) yang mereka dapatkan baik dari keluarga, tetangga dekat maupun masyarakat pada umumnya. Kata Kunci : Berjuang untuk superioritas, keluarga, teroris  Abstract. Terrorism in Indonesia is considered as an extraordinary crime and crimes against humanity. Therefore, Indonesian people are very antipathy with terrorism and will not confer any chance to terrorism activities. The negative stigma given by Indonesians, whether it is directly or indirectly, will not affect people's perception to terrorist family. Negative society perceptions against terrorists and their families will make them feel isolated from their environment including non-acceptance to their children in the school environment. The purposes of this study were to find out how striving for superiority could be conducted by the terrorist families and how they strived to release from negative stigma. The research method used in this study was the qualitative method with exploratory approaching. Data analysis utilized was descriptive inductive technique which collated after recording process of special phenomena merged. Collecting the data used interviews which were held directly by the researchers in the family of terrorists. Based on this study, striving for superiority performed by terrorist family  is patiently, to accept what they are, and to disregard toward negative society stigma, the later asks them to open up themselves, to take care of social interaction with their neighborhood, and to commit social activities. Moreover, mental condition of the family deceased was affected by the amount of social support acquired from family or their surroundings.
Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Repurchase Intention Rahmawati, Aulia Pungki; Prihastuty, Rahmawati; Azis, Abdul
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18870

Abstract

Abstrak. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap laptop membuat persaingan antar produsen laptop semakin ketat. Selain digunakan dalam lingkungan perkantoran, laptop merupakan barang yang wajib dimiliki oleh mahasiswa sebagai penunjang perkuliahan. Laptop merupakan komputer dengan mobilitas tinggi dan dinilai lebih praktis dibandingkan dengan desktop computer. Desain dan fitur laptop yang berubah-ubah sesuai perkembangan jaman, membuat para pengguna laptop tertarik untuk mengganti laptop lama mereka dengan laptop keluaran terbaru. Hal tersebut membuat persaingan yang cukup ketat diantara produsen-produsen laptop di Indonesia. Repurchase intention dari pelanggan merupakan tujuan terpenting bagi keberhasilan perusahaan agar bertahan ditengah ketatnya persaingan dengan produsen produk sejenis. Pengelolaan produk perlu dilakukan untuk menciptakan kepuasan konsumen serta membangun dan mempertahankan pelanggan yang dapat membawa keuntungan bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara customer satisfaction terhadap repurchase intention laptop merek Asus oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang, (2) untuk mengetahui gambaran customer satisfaction mahasiswa Universitas Negeri Semarang pada laptop merek Asus, dan (3) untuk mengetahui gambaran repurchase intention mahasiswa Universitas Negeri Semarang pada laptop merek Asus. Penelitian dilakukan kepada 196 mahasiswa Universitas Negeri Semarang pengguna laptop merek Asus. Sampel diambil menggunakan teknik incidental sampling. Pengumpulan data menggunakan skala customer satisfaction (39 aitem valid) dan skala repurchase intention (25 aitem valid). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu “ada pengaruh customer satisfaction terhadap repurchase intention pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang” diterima. Selain itu, hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini yaitu gambaran repurchase intention berada pada kategori sedang dan customer satisfaction berada pada tinggi.Kata Kunci : customer satisfaction, repurchase intention, mahasiswa. Abstract. The increasing of society requirement for laptops create intense competition among laptop manufacturers. In addition to being used in office, it is also one of the needs that must be owned by students in college. Laptop is a computer with high mobility and more efficient than desktop computers. The laptop’s design and features is changing according to the technological developments, makes laptop users interested in replacing their old laptop with the new one. It makes intense competition among laptop manufacturers in Indonesia. Repurchase intention from customers is the most important goal for the success of the company to survive amid the intense competition with similar products manufacturers. Product management needs to be done to make customer satisfaction as well as build and retain customers that can bring benefits to the company. The aims of this study were: (1) to find out whether or not the influence of customer satisfaction on repurchase of Asus brand laptop by Semarang State University Students, (2) to find out the description of customer satisfaction of Semarang State University students on Asus brand laptop, (3) to find out the description of repurchase intention of Semarang State University students on Asus brand laptop. This study was conducted on 196 students of Semarang State University as Asus brand laptop users. Samples were taken using an incidental sampling technique. Data collection used customer satisfaction scale (39 valid aitems) and repurchase intention scale (25 valid aitems). The results of this study indicated that the hypothesis proposed in the study, which there was influence of customer satisfaction on repurchase intention in collage student of Semarang State University, was received. The results of this study indicated that the description of repurchase intention was in the medium category and customer satisfaction was in the high category. Coefficient of correlation rxy = 0,766 with p = 0,000 (p<0,05).
Peran Harmonious Passion Sebagai Mediator Hubungan antara Job Resources dengan Organizational Citizenship Behavior Ghifanti, Erviana; Salendu, Alice
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18866

Abstract

Abstrak. Performa kerja karyawan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu organisasi. Salah satu konsep dalam psikologi yang dapat menggambarkan performa kerja adalah organizational citizenship behavior (OCB). OCB adalah konsep yang digunakan pada pembelajaran di bidang indsutri dan organisasi, yang biasanya di asosiasikan dengan efektivitas organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran harmonious passion sebagai mediator antara job resource dan OCB. Pengambilan data pada penelitian ini mengikutsertakan 240 responden yang bekerja di Bank Pembangunan Daerah (BPD). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah OCB Scale (2002) untuk mengukur OCB; Questionnaire on The Experience and Evaluation of the Work (QEEW) Scale (2017) untuk mengukur otonomi, umpan balik performa kerja, dan technology resource; dan Passion Scale (2003) untuk mengukur harmonious passion. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji peran mediator adalah dengan menggunakan Process Macro for SPSS and SAS 3.0. Konsisten dengan teori job demand-resource, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa ketersediaan job resource di lingkungan kerja memberi motivasi dan dapat membantu karyawan mengembangkan OCB dan asosiasi ini di mediasi secara parsial oleh harmonious passion. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya perilaku extra-role di organisasi dan bagaimana menghasilkan perilaku tersebut.Kata Kunci: Organizational citizenship behavior, Job resource, Harmonious passion, Job demand-resource model. Abstract. Employee work performance can help to identify the success of an organization. One of many concepts in psychology that can describe work performance is organizational citizenship behavior (OCB). OCB is a concept used in industrial and organizational behavior learning, which usually being associated with the organizational effectiveness. The purpose of this research is to examine the role of harmonious passion as a mediator on the relationship between job resource and OCB. The data collection in this study included 240 employee respondents who work in Bank Pembangunan Daerah (BPD). The measurements used in this study are OCB Scale (2002) to measure OCB; Questionnaire on The Experience and Evaluation of the Work (QEEW) Scale (2017) to measure job autonomy, performance feedback, and technology resource; and Passion Scale (2003) to measure harmonious passion. The analysis statistic method of Process Macro for SPSS and SAS 3.0 were used to examine the mediational hypotheses. Consistent with job demand-resource theory, result shows that when job resource exist in working environment, it can motivates and encourages employee to develop OCB and this association is partially mediated by harmonious passion. This study provides a deeper understanding about the importance of extra-role behavior in organization and how to generate this behavior in future.
Hubungan Strategi Koping dan Kecemasan pada Pemain Sepakbola Dahriyanto, Luthfi Fathan; Anto, Abdul Haris Fitri
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18871

Abstract

Abstrak. Kecemasan adalah salah satu faktor yang cenderung mempengaruhi penampilan seorang atlet. Rasa cemas muncul akibat ketidaksinkronan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan atlet untuk mengatasinya. Keadaan ini perlu diatasi, salah satunya melalui strategi koping. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara strategi koping dengan kecemasan yang dialami pemain sepakbola. Sebanyak 71 atlet sepakbola menjadi subjek dalam penelitian ini yang terdiri dari pemain Tim Nasional U-17 dan tim sepakbola mahasiswa universitas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara strategi koping dengan kecemasan yang dimiliki (-0,316; p<0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik strategi koping yang dimiliki, semakin rendah kecemasan yang dimiliki. Kata kunci: strategi koping, kecemasan, pemain sepakbola  Abstract Anxiety has been regards as the factor relates to performance decline in athlete. Anxiety emerges from the situation gap between environmental demand and the athlete ability. This condition is need to be overcome, by lowering the level of anxiety using coping strategy, to increase performance. This research seeks to find out the correlation between coping strategy and anxiety in football player. The subjects consist of 71 junior professional footballers from U-17 Indonesia National Team and from college footballers. Result shows that there is significant correlation between coping strategy and anxiety (-0,316; p<0,01). Thus, it can be concluded that a higher ability in coping strategy is correlated in the anxiety level decline.
Eksplorasi Jenis Permasalahan Klien Konsultasi Online : Potensi Pengembangan Media Digital Dalam Pelayanan Kesehatan Mental Wijayanti, Nurlita; Fiqih, Fikri Tahta Nurul; Pratama, Mohamad Rifky Anugrah; Setyaningsih, Retno; Syafitri, Diany Ufieta
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i3.18810

Abstract

Pelayanan psikologi di Indonesia masih menerima stigma negatif dari masyarakat yang membuat mereka enggan menemui psikolog dan diperparah dengan terbatasnya layanan psikologi yang terjangkau baik dari segi finansial maupun lokasi. Untuk menjembatani hal tersebut, maka mulai bermunculan beberapa teknologi berupa situs dan aplikasi konsultasi onlinemelalui media internet. Aplikasi konsultasi onlineyang diulas di sini adalah Lift Up. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait ragam permasalahan yang dapat diproses dari konsultasi online Lift Up dan menunjukkan bahwa media digital mampu memberikan akses pelayanan kesehatan mental yang mudah. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan koding dan kategorisasi data. Terdapat 144 email konsultasi yang dikategorikan menjadi 10 jenis permasalahan yaitu masalah akademik, organisasi, pekerjaan, konflik intrapersonal, konflik interpersonal, gejala gangguan psikologis, keuangan, masalah dengan hubungan transendental, gejala fisiologis, dan gejala psikologis yang berdampak pada perilaku destruktif. Pengguna aplikasi ini juga dikategorikan berdasarkan usia, yaitu <21 tahun, 21-40 tahun, dan >40 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa masalah yang lebih banyak dialami oleh sebagian besar subjek antara lain: masalah hubungan interpersonal (34,05 %), masalah hubungan intrapersonal (17,67 %), dangejala gangguan psikologis (17,24 %). Hasil eksplorasi ini menunjukkan bahwa media digital mampu menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengungkapkan berbagai permasalahan psikologis. Ini menunjukkan potensi pengembangan media digital sebagai sarana pelayanan kesehatan mental di Indonesia. Hasil eksplorasi ini juga dibahas melalui perspektif perkembangan, di mana di setiap tahap perkembangan ada isu-isu psikologis tertentu yang biasa menjadi permasalahan.Psychological services in Indonesia are still facing negative stigmas from the people which make them reluctant to go to psychologist and it doesn’t help when these psychological services are hard to attain whether financially or location wise. To mediate this problem, a number of technologies such as online consultation websites and application started to appear in the internet. The online consultation app discussed here is called Lift Up. The aim of this research was to give a general picture of the variety of problems that could be processed from the online consultation Lift Up, and show that digital media could give easier access to mental health services. The method used in this research was qualitative research using coding and data categorization. There were 144 consultation emails that was categorized into 10 types of problems, they are academic, organization, work, intrapersonal conflict, interpersonal conflict, symptomps of psychological disorder, finance, problems with trancedental relationship, physiological symptomps, and psychological symptomps that would cause destructive behaviors. The user of this app was also categorized based on their age, which are <21 years old, 21-40 years old, and >40 years old. Results showed that the most common problems the subjects had was: interpersonal relationship problems (34.05%), intrapersonal relationship problems (17.67%), and symptomps of psychological disorder (17.24%). The result of this exploration showed that digital media could become a means for the people to express their psychological problems. This proved the potential of developing digital media as a means for mental health services in Indonesia. The result of this exploration was also discussed in the perspective of developmental psychology, where in each phase of development there are certain psychological issues that has to be attend to.

Page 1 of 2 | Total Record : 20