cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Intuisi
ISSN : 25412965     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, indigenous psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021" : 20 Documents clear
Perceived Stress, Self-Compassion, dan Suicidal Ideation pada Mahasiswa Febriana, Yane; Purwono, Urip; Djunaedi, Achmad
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.28912

Abstract

Suicidal ideation pada mahasiswa menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang berdampak negatif terhadap fungsi-fungsi kehidupan termasuk meningkatkan resiko perilaku bunuh diri. Akan tetapi penelitian mengenai suicidal ideation belum banyak ditemukan di Indonesia. Berbagai teori suicidality menjelaskan perceived stress sebagai faktor kerentanan individu untuk memiliki ide bunuh diri. Meskipun demikian, tidak semua mahasiswa yang mengalami stress pada akhirnya memikirkan untuk bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perceived stress dengan suicidal ideation yang dimoderasi self-compassion. Pengambilan data dilakukan kepada 261 mahasiswa aktif di perguruan tinggi dengan menggunakan Perceived Stress Scale, Self-compassion Scale, dan Suicidal Ideation Scale. Analisis statistik digunakan untuk menguji peran moderasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis diterima, yakni terdapat efek moderasi self-compassion terhadap hubungan antara perceived stress dengan suicidal ideation (b3= -.019, R2= 0.424, p<.05). Self-compassion, khususnya komponen common humanity dan mindfulness dapat melemahkan hubungan antara perceived stress dengan suicidal ideation. Peranan perceived stress terhadap kemunculan suicidal ideation tergantung dari self-compassion yang dimiliki individu. Jika mahasiswa memiliki self-compassion yang tinggi maka kecenderungan persepsi stress berkembang menjadi ide bunuh diri menjadi berkurang.Suicidal ideation among college students was a mental health problem that caused negative impact to various life functions and also increasing suicide risk. Unfortunately, studies regarding suicidal ideation were still scarce in Indonesia. Various suicidality theories explained perceived stress as an individual's vulnerability factor to have suicidal ideation. Even so, not all college students who experience stress would develop suicidal ideation. The purpose of this study was to investigate the relationship between perceived stress and suicidal ideation moderated by self-compassion. Data collection was done on 261 active college students using Perceived Stress Scale, Self-compassion Scale and Suicidal Ideation Scale. Statistical analysis was used to test the moderation effect. The results support the notion that self-compassion act as moderating variable in relationship between perceived stress and suicidal ideation (b3= -.019, R2= 0.424, p<.05). One's self-compassion especially common humanity and mindfulness had potential role for weaken the relationship between perceived stress and suicidal ideation. These findings highlighted the importance of self-compassion among college students. If a college student has a high level of self-compassion, the tendency of perceived stress developing into suicidal ideation will be reduced.
Ketabahan (Hardiness) dan Dukungan Sosial Ayah yang Memiliki Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme Prastuti, Endang; Amrullah, Novita Candra
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.23552

Abstract

Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui hubungan dukungan sosial dan ketabahan (hardiness); (2) memberikan gambaran dukungan sosial ayah yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme; dan (3) memberikan gambaran ketabahan (hardiness) pada ayah yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme. Penelitian ini menggunakan studi populasi yaitu seluruh anggota populasi yang berjumlah 60 orang dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan ialah skala dukungan sosial dan skala ketabahan (hardiness scale). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan dukungan sosial dan ketabahan pada ayah yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme (Rxy = 0,824; P<0,01).This study aims to (1) find out the correlation between social support and hardiness; (2) A description of the social support in the father who has children with autism spectrum disorder; and (3) A description of the hardiness in the father who has children with autism spectrum disorder. The study used population studies that amounted to 60 people as the subject of research. The instruments used are the social support and the hardiness scale. The results showed that there was a positive and significant between social support and a hardiness in a father who had children with autism spectrum disorder (rxy = 0,824; p<0,01). 
Sensation Seeking dan Problematic Mobile Phone Use pada Mahasiswa Ayuningtyas, Alfina Diani; Amawidyati, Sukma Galuh
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.27286

Abstract

Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat semakin mempermudah proses interaksi sosial antar manusia.  Namun, disisi lain juga menimbulkan pemasalahan psikologis baru seperti problematic mobile phone used. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sensation seeking dengan empat dimensi dari problematic mobile phone use yaitu dangerous use, dependence, financial problem, dan prohibity use pada mahasiswa. Desain penelitian merupakan penelitian kroseksional. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling yang mana subjek penelitian berjumlah 370 orang mahasiswa. Analisis korelasi pada penelitian ini menggunakan range spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara sensation seeking dengan dimensi dangerous use dan prohibity use dengan uji hipotesis didapatkan koefisien korelasi 0,272 dan 0,132. Tidak terdapat korelasi antara sensation seeking dengan dimensi financial problem dan dependence dengan uji hipotesis didapatkan koefisien korelasi 0,049 dan 0,026. Kesimpulannya adalah sensation seeking, financial problem dan dependence pada mahasiswa berada pada kategori sedang sedangkan dimensi dangerous use dan prohibity use berada pada kategori rendah. The rapid development of communication technology has made the process of social interaction between humans easier. However, on the other hand, it also raises new psychological problems such as problematic mobile phone use. This study aims to determine the relationship between sensation seeking and the four dimensions of problematic mobile phone use, namely dangerous use, dependence, financial problem, and prohibited use in students. The research design is crossectional research. The sampling technique was random cluster sampling in which the research subjects were 370 students. Correlation analysis in this study used the spearman range. The results showed a positive correlation between sensation seeking and the dimensions of dangerous use and prohibited use. With hypothesis testing, the correlation coefficients were 0.272 and 0.132. There is no correlation between sensation seeking and the dimensions of financial problems and dependence. With hypothesis testing, the correlation coefficients are 0.049 and 0.026. The conclusion is that sensation seeking, financial problems, and dependence on students are moderate. The dimensions of dangerous use and prohibited use are in the low category.
Properti Psikometri Beck Hopelessness Scale pada Populasi Non-Klinis Indonesia Hutajulu, Jiwika Mira Joice; Djunaidi, Achmad; Triwahyuni, Airin
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.28037

Abstract

Teori hopelessness dari Beck telah dibuktikan memiliki struktur yang berbeda di populasi non-klinis. Hal ini diasumsikan karena konsep hopelessness tidak terlalu kuat pada populasi non-klinis. Penelitian pada populasi non-klinis dibutuhkan agar kita dapat memahami konstruk ini lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau properti psikometri dari Beck Hopelessness Scale (BHS) pada populasi non-klinis di Indonesia. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling (N = 295) dan instrumen yang digunakan adalah translasi BHS dengan skala likert 6 skala. Properti psikometri ditinjau melalui analisis reliabilitas, daya diskriminasi, dan validitas. Reliabilitas internal consistency menunjukkan bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang tinggi (α = 0.918) dengan daya diskriminasi item berada di rentang 0.39 – 0.78. Confirmatory factor analysis menunjukkan bahwa model hierarchical (second-order) 3 faktor fit, dan mengonfirmasi teori hopelessness dari Beck (3 faktor 18 item). 2 item dari dimensi future expectations dieliminasi karena berkontribusi terhadap dimensi lain. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa alat ukur ini memiliki properti psikometri yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur hopelessness pada populasi umum (non-klinis) di Indonesia.Previous researches have proved that the structure of Beck’s theory of hopelessness in non-clinical populations is different from clinical populations. The underlying assumption is that the concept of hopelessness is not as well established in non-clinical populations. Research in non-clinical populations is needed for further understanding about this construct, thus the aim of this study was to explore the psychometric properties of the Beck Hopelessness Scale (BHS) in Indonesian non-clinical sample. The samples were collected using convenience sampling (N = 295) and the instrument used was the translation of BHS using a 6-point Likert-scale. The psychometric properties were examined through reliability, item discriminant, and validity analyses. Internal consistency reliability exhibited satisfactory reliability (α = 0.918) and item discriminant analysis through corrected total-item correlation ranged from 0.39 – 0.78. Confirmatory factor analysis showed that hierarchical (second-order) 3-factors model fit the data, thus confirming Beck’s theory of hopelessness (3 factors 18 items). 2 items from future expectations factor were eliminated because of cross-loadings. The findings support our hypothesis that this instrument has a good psychometric property and thus can be used to measure hopelessness in non-clinical populations in Indonesia.
Terapi Menulis Ekspresif Berbasis Online Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa Fakultas Psikologi Unissula Syafitri, Diany Ufieta; Laksmiwati, Adinda Azmi; Aziz, Abid Abdi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.26388

Abstract

Menjadi mahasiswa merupakan bagian dari tahap perkembangan dewasa awal yang penuh perubahan. Banyak penelitian menunjukkan kondisi ini berakibat pada adanya masalah pada kesejahteraan psikologis mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi menulis ekspresif berbasis online untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa. Terapi ini dilakukan secara online, di mana subjek menerima instruksi melalui group chat dan mengirimkan hasil tulisan melalui email, dilakukan sebanyak empat hari berturut-turut dengan durasi masing-masing 65 menit. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 dan 3 di Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung. Penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi dengan desain two group pre and post test design, di mana terdapat 1 Kelompok Eksperimen (KE) yang berisi 10 subjek dan 1 Kelompok Kontrol (KK) yang berisi 9 subjek. Analisis generalized linear model menunjukkan bahwa F = 0,000, p = 0,989 (p>0,05), yang berarti terapi menulis ekspresif berbasis online tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis subjek. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi hasil ini, yaitu dari kontrol eksperimen yang kurang, waktu pengukuran yang kurang panjang, dan perbedaan kultural yang didiskusikan dalam artikel ini.Being a college student is part of emerging adult development stage which full of changes. As a result, studies reported many of students experienced problems with their psychological well-being. This study aimed to examine the effectivity of online based expressive writing therapy to increase college students’ psychological well being. This therapy was conducted online, where subjects accepting instruction through group chat and send their writing through email in 4 consecutive days, in 65 minutes for each days. Subjects in this study were students in semester 1 and 3 in Faculty of Psychology Sultan Agung Islamic University. This study employed quasi experiment with two group pre and post test design with 1 experimental group which consisted of 10 subjects and 1 control group which consisted of 9 subjects. Generalized linear model analysis showed F = 0,008, p = 0,838 (p>0,05) which showed online based expressive writing therapy did not has any significant impact towards students’ psychological well-being. There were various factors contributing to this result which were the lack of experimental control, the neccessary to lengthen the measurement period, and cultural differences which discussed thoroughly in the article
Uji Validitas Eksternal Tes Kepribadian HEXACO-60 Tarigan, Medianta; Fadillah, Fadillah
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.28408

Abstract

Penggunaan HEXACO-60 sebagai salah satu tes kepribadian yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang masih belum cukup familiar di Indonesia. Sebagai bagian dari pengembangan alat ukur yang sangat diperlukan oleh para praktisi di lapangan, diperlukan uji psikometri yang dapat menunjukkan alat tersebut cukup valid untuk digunakan. HEXACO-60 memiliki tujuan yang sama dengan penggunaan tes kepribadian MBTI yaitu mengukur kepribadian secara objektif. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat hubungan antara dimensi pada tes HEXACO-60 dengan dimensi pada tes MBTI sebagai pengukuran validitas konkuren. Menggunakan metode penelitian kuantitatif, penelitian ini menggunakan total sampel sebanyak 1,016 partisipan yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja dari berbagai kalangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan antara dimensi HEXACO-60 dan dimensi MBTI yang bersesuaian, dengan hubungan positif tertinggi (korelasi lebih dari 0.5) terdapat pada dimensi extraversion dan extrovert.The use of HEXACO-60 as a personality test that is used to measure a person's personality is still not quite familiar in Indonesia. As part of the development of measuring instruments that are indispensable for practitioners in the field, a psychometric test is needed that can show that the tool is valid enough to use. The HEXACO-60 has the same objective as using the MBTI personality test, which is to objectively measure personality. Therefore, this study will look at the relationship between the dimensions on the HEXACO-60 and the MBTI as a measure of concurrent validity. The research method used is quantitative research with a total sample of 1,016 participants consisting of students and workers from various backgrounds. The data analysis technique used was the Pearson correlation coefficient and the Mann-Whitney U test. The results obtained showed that there was a relationship between the HEXACO-60 dimension and the corresponding MBTI dimension, with the highest positive relationship (correlation more than 0.5) found in the extraversion and extrovert dimensions
School Well-Being Dan Dukungan Sosial terhadap Kecenderungan Perundungan di Pesantren Dewi, Ismira; Purnamasari, Alfi; Rahma, Annisa
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.29649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara school well-being dan dukungan sosial dengan kecenderungan perundungan di Pesantren.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data analisis regresi berganda. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan: (1) terdapat hubungan yang siginifikan antara school well-being dan dukungan sosial dengan kecenderungan perundungan dengan koefisien regresi (R) sebesar 0,383 dan p=0,013 (p<0,05). (2) Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara school well-being dengan kecenderungan perundungan dengan koefisien korelasi (r) sebesar -0,298 dan p=0,024 (p<0,05). (3) Tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecenderungan perundungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis mayor menunjukan ada hubungan yang signifikan antara school well-being dan dukungan sosial dengan kecenderungan perundungan. Pada hipotesis minor pertama menunjukan ada hubungan negatif yang signifikan antara school well-being dengan kecenderungan perundungan dan pada hipotesis minor kedua menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecenderungan perundungan. Sumbangan efektif yang diberikan variabel school well-being dan variabel dukungan sosial dalam mempengaruhi variabel tergantung kecenderungan perundungan adalah sebesar 14,7%.Bullying cases often attract the attention of the education world, especially in the realm of Islamic boarding schools, which have complex patterns of interaction between students and their environment. This study aims to determine school well-being and social support with bullying tendencies in Islamic boarding schools. The research method in this study is the data analysis technique of multiple regression analysis. The results showed: (1) There was a significant relationship between school well-being and social support with bullying tendencies, the regression coefficient (R) was 0.383 and p=0.013 (p<0.05). (2) There is a significant negative relationship between school well-being and bullying tendencies with a correlation coefficient (r) of -0.298 and p=0.024 (p<0.05). (3) There is no relationship between social support and bullying tendencies. Based on the results of the study, it can be concluded that the major hypothesis shows that there is a significant relationship between school well-being and social support with bullying tendencies. The first minor hypothesis shows that there is a significant negative relationship between school well-being and bullying tendencies and the second minor hypothesis shows that there is no relationship between social support and bullying tendencies. The effective contribution given by the school well-being variable and the social support variable in influencing the dependent variable on bullying tendencies is 14.7%.
Peran Keterlibatan Ayah Dan Kesepian Terhadap Kepuasan Hidup Remaja Sutanto, Sandra Handayani; Suwartono, Christiany
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.28619

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel kesepian yang dialami remaja dan keterlibatan ayah dalam kehidupan mereka terhadap kepuasan hidup yang mereka persepsikan/rasakan. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa keterlibatan ayah turut memengaruhi kepuasan hidup remaja. Kesepian yang dirasakan oleh remaja akan menurunkan kepuasan hidup. Metode penelitian yang akan digunakan adalah korelasional non-eksperimental dengan menggunakan kuesioner UCLA Loneliness Scale, Father Involvement Scale dan Satisfation with Life Scale yang diadaptasi sesuai dengan keperluan penelitian. Subjek penelitian adalah remaja yang berusia 14-17 tahun sebanyak 173 orang, yang didapat dengan metode convenience sampling. Data dianalisa dengan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dan kesepian bersama-sama memberikan pengaruh terhadap kepuasan hidup remaja, dengan dimensi interaksi ayah-anak memberikan kontribusi paling besar terhadap kepuasan hidup remajaThis research aims examined the effect of loneliness and perceived father involvement to adolescence’s life satisfaction. Previous research show that father involvement has an effect or increase to life satisfaction in adolescence, and loneliness has decrease life satisfaction.The study conducted with quantitative method by using UCLA Loneliness Scale, Father Involvement Scale and Satisfaction with Life Scale. Respondents of this research are 173 adolescencein age range 14-17 years old, that we got by convenience sampling technique. All the data analyzed with multiple regression. Result of the study showed father’s involvement and loneliness variable together were effect on teen’s life satisfaction. Engagement between father and adolescence play a significance contribution to teen’s satisfaction of life
Berserah Diri atau Memaki: Religious Coping dan Suicidal Ideation pada Mahasiswa Savira, Marina; Purwono, Urip; Wardhani, Nurul
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.28884

Abstract

Bunuh diri merupakan permasalahan kesehatan publik global yang serius dan banyak terjadi pada mahasiswa. Salah satu faktor penting dalam upaya pencegahan bunuh diri adalah suicidal ideation. Religious coping ditemukan memiliki hubungan dengan suicidal ideation, namun studi yang meneliti hubungan kedua variabel tersebut pada mahasiswa di Indonesia masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah religious coping berkorelasi dengan suicidal ideation pada mahasiswa. Pengambilan data dilakukan pada mahasiswa aktif dengan jumlah sampel 247 orang dengan teknik convenience sampling. Analisis data dilakukan menggunakan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negative religious coping berkorelasi positif signifikan dengan suicidal ideation (ρ = .342, p < .05) dan positive religious coping berkorelasi negatif signifikan dengan suicidal ideation (ρ = -.262, p < .05). Artinya, semakin sering mahasiswa melakukan positive religious coping, tingkat suicidal ideation yang dimilikinya semakin menurun, sedangkan jika mahasiswa sering melakukan negative religious coping, maka tingkat suicidal ideation yang dimilikinya akan semakin meningkat.Suicide is a serious global public health problem, and happens often in college student population. One of the important factors in suicide prevention is suicidal ideation. Religious coping has been found to be associated with suicidal ideation, but studies about the correlation of both variables in Indonesian college students are scarce. This study aims to see if religious coping correlates with suicidal ideation in college students. Data collection was carried out on active college students with a total sample of 247 people using convenience sampling. Data analysis was done using Rank Spearman. The results found that negative religious coping has a positive significant correlation with suicidal ideation (ρ = .342, p < .05) and positive religious coping has a negative significant correlation with suicidal ideation (ρ = -.262, p < .05). This means that the more often a college student uses positive religious coping, their suicidal ideation will lower, and if college students use negative religious coping often, their suicidal ideation will rise
Peran Psychological Well-Being dan Efikasi Diri terhadap Stres pada Guru PAUD Maharani, Ega Asnatasia; Wati, Dewi Eko
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 13, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v13i1.28690

Abstract

Survei di beberapa negara telah konsisten mencatat guru sebagai salah satu profesi dengan kerentanan stres tertinggi. Penelitian ini adalah penelitian dasar yang bertujuan menggali konstruk kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan efikasi diri sebagai nilai potensial yang nantinya dapat dikembangkan sebagai bagian intervensi penanganan stres pada guru. Partisipan penelitian adalah 116 guru Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang telah memiliki masa kerja minimal 2 tahun. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah Perceived Stress Scale (PSS-10), Psychological Well-being Scale (PSWB), dan Teacher Sense Efficacy Scale (TSE). Ketiga skala tersebut disebarluaskan secara online ke Kecamatan Banguntapan dan Sewon sebagai cluster sampling. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara psychological well-being dan efikasi diri terhadap tingkat stres guru. Sumbangan efektif terhadap stres guru yang dijelaskan oleh kedua variabel bebas sebesar 42.9% (p < .001). Studi ini menyimpulkan bahwa psychological well-being dan efikasi diri dapat dikembangkan sebagai konstruk intervensi untuk peningkatan kesehatan mental guru.Surveys in several countries have consistently listed teachers as one of the professions with the highest stress vulnerability. This research is basic research that explores psychological well-being and self-efficacy as potential values that can later be developed as part of the stress management intervention for teachers. The data were collected through an online survey from 116 Kindergarten teachers who had minimum 2 years of working experience. Banguntapan and Sewon districts were chosen as cluster sampling from Bantul Regency, Yogyakarta. The instruments used for data collection were the Perceived Stress Scale (PSS-10), the Psychological Well-being Scale (PSWB), and the Teacher Sense Efficacy Scale (TSE). Descriptive statistics and a multiple linear regression test were employed. Results showed that psychological well-being and self-efficacy jointly affected teachers' stress levels by 42.9% (p <.001). This study concludes that psychological well-being and self-efficacy have a significant adverse effect on stress. It can be developed as an intervention construct to improve the teacher's mental health.

Page 1 of 2 | Total Record : 20