cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
WALISONGO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Walisongo adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian IAIN Walisongo Semarang. Jurnal ini memiliki spesifikasi sebagai media untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang sosial keagamaan Islam. Jurnal ini terbit berkala setiap enam bulan sekali pada bulan Mei dan November
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
PENDIDIKAN DAMAI (PEACE EDUCATION) BAGI ANAK-ANAK KORBAN KONFLIK Sukendar, Sukendar
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   The conflict is as natural of law (sunnatullah) that always there in the course of human life. So that conflicts do not lead to violence and social disaster, the conflicts need to be managed properly. Managing conflicts is not solely aimed at the cessation of conflict, or the signing of a peace agreement between the parties to the dispute. Over, conflict management must be followed by the management of post-conflict conditions. Among the efforts the condition of post-conflict is recovery of the affected populations, especially children who are the most vulnerable groups in a conflict. One remedy is to educate children affected by conflict through peace education. This needs to be done so that they are free from the trauma, did not carry a grudge in life, and capable of being a man who loves peace. This study will explore the efforts of peace education for children affected by conflict in the Latansa Islamic Boarding School, Cangkring, Karanganyar, Demak. ***   Konflik merupakan sesuatu yang alami yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu agar konflik tidak mengakibatkan kekerasan dan petaka sosial maka konflik perlu dikelola dengan tepat. Mengelola konflik tidak sematamata ditujukan bagi penghentian konflik atau penandatanganan kesepakatan antara kelompok-kelompok yang bertikai. Lebih dari itu, manajemen konflik harus diikuti dengan manajemen post-konflik. Di antara berbagai upaya manajemen post-konflik adalah pemulihan terhadap orang-orang yang menjadi korban konflik, khususnya anak-anak yang memang rentan terhadap efek konflik. Salah satu penanganannya adalah melalui pendidikan agar mereka terbebas dari perasaan traumatik, tidak membawa kedukaan mereka, serta mampu menjadi orang yang mencintai perdamaian. Kajian ini akan melihat bagaimana upaya pendidikan damai yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Latansa Cangkring Karanganyar Demak. Keywords: pendidikan damai, korban, konflik
BUDAYA PESANTREN DAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PONDOK PESANTREN SALAF Zuhriy, M. Syaifuddien
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract As part of the community, pesantren with typical of the main elements such as kiai, santri, mosque, cottage and classical instruction books (kitab kuning), has become its own subculture. Therefore, despite modernization and globalization invaded, pesantren can still maintain its existence. Furthermore, many stakeholders indicated that the pesantren are educational institutions that can serve as a model of character education in Indonesia. How the strategies and patterns of character education by pesantren so as to create culture? What are these cultures? These are the two main questions are answered through qualitative research is in pesantren Langitan, Tuban and pesantren Ihyaul Ulum, Gilang.   ***   Sebagai bagian dari komunitas, pesantren dengan unsur utama nya yaitu kiai, santri, masjid, pondok, dan kitab kuning telah menjadi sub-kultur tersendiri. Oleh karena itu, meskipun adanya modernisasi dan globalisasi, pesantren masih tetap bertahan. Selain itu, banyak stakeholder yang menyatakan bahwa pesantren adalah institusi pendidikan yang dapat berperan sebagai model pendidikan karakter di Indonesia. Dua pertanyaan yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah bagaimana strategi dan pola pendidikan karakter yang diterapkan oleh pesantren untuk membentuk sub kultur dan bagaimana bentuk sub kultur tersebut. Kajian ini memfokuskan perhatiannya di PesantrenLangitan Tuban dan Pesantren Ihyaul Ulum Gilang dengan menggunakan penelitian kualitatif.   Keywords: pendidikan, karakter, budaya, pesantren
PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH SALAFIYAH Sa’adah, Fihris
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   Theoretically, one of the dominant factors that influence the development of individual character are environmental factors which is a condition that allows the process of personal character development. Creating an conducive environment to the development of character Grikusumo Salaf Islamic School students is done by creating a tradition /habituation practical in everyday life in all their daily activities in relation to the quality of their religious or otherwise. Attempt the formation of character through this Salaf Islamic school in addition to the above character education, can also be done simultaneously through the educational value of the following steps. First, apply a “modeling” or “exemplary” or “uswah hasanah”. Second, efforts to explain or clarify to students constantly about the value of good and evil has been done in the Girikusumo Salaf Islamic School. Third, implement the SIS is based on character education.   ***   Secara teoritik, salah satu faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan karakter individu adalah faktor-faktor lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan proses perkembangan karakter pribadi. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karakter di kalangan siswa Sekolah Islam Salaf Girikusumo dilakukan dengan cara menciptakan tradisi atau praktek pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan peningkatan kualitas keagamaan atau kehidupan mereka. Di samping upaya di atas, pembentukan karakter juga dilakukan dengan simultan melalui penanaman nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, menerapkan pencontohan atau uswah hasanah. Kedua menjelaskan tentang nilai yang baik dan buruk. Ketiga, mengimplementasikan SIS yang didasarkan pada pendidikan karakter.   Keywords: pendidikan, karakter, madrasah, salaf
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PADA MASA KESULTANAN SAMBAS Mardiyati, Isyatul
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   From a historical perspective, Sambas Sultanate historically had a significant contribution to the diversity of the empire and the kingdoms in the archipelago. While the educational side of this empire have also contributed to the transmission of the scientific world-Malay archipelago in the context of the development of Islamic education as a chain of intellectual authority (intelctual geneology) which in turn result in the intensification of the Islamization of Islamic civilization in Indonesia. One role of the educational Sambas Sultanate is their success in producing the best sons of the Malay world and the Islamic world, such as Indra Crown Prince, Ahmad Khatib Sambas and H. M. Basyuni Imran. To find out more about the historical development of science Sambas Sultanate both from within and outside the palace will be presented further in this paper.   ***   Dari perspektif sejarah, Kesultanan Sambas memiliki sumbangan yang signifikan terhadap keragaman kerajaan di kepulauan Indonesia. Sementara itu dari sisi pendidikan kerajaan ini juga memberikan kontribusi bagi transmisi dunia keilmuan di kepulauan Indonesia dalam konteks perkembangan pendidikan Islam sebagai jaringan intelektual (genealogi intelektual) yang pada gilirannya mempengaruhi intensifikasi Islamisasi peradaban Islam di Indonesia. Salah satu peran pendidikan Kesultanan Sambas adalah keberhasilannya dalam menghasilkan putra terbaik dalam dunia Melayu dan Islam, seperti Putra Mahkota Indra, Ahmad Khatib Sambas, dan H.M. Basyuni Imran. Kajian ini akan mengungkap perkembangan sejarah ilmu di Kesultanan Sambas, baik di dalam maupun luar Kesultanan Sambas.   Keywords: pendidikan, perilaku, keberagamaan, kesultanan Sambas
PENGARUH ORIENTASI PEMBELAJARAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA MADRASAH SWASTA Hakim, Lukman
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   A combination of the research by Asatuan (2004) and Kiuk (2007), gave a model for empowerment to private institutions like madrasah to become qualified institutions that can take part in education development in order to educate people through learning orientation, motivation and commitment as well as to improve the performance of private madrasah. Applying the combination the two research scheme, this research aims to determine the influence of (1) orientation on performance of private madrasah, (2) motivation of working on performance of private madrasas, (3) commitment to the performance of the private madrasah. The results showed that (1) Learning orientation affect the performance of the private madrasah, (2) Motivation of working affected the performance of private madrasah, (3) Commitment affected to the performance of private madrasah.   ***   Kombinasi penelitian yang dilakukan oleh Asatuan (2004) dan Kiuk (2007) memberikan model pemberdayaan bagi lembaga swasta seerti madrasah untuk menjadi lembaga yang bermutu yang dapat ikut ambil bagian dalam pembangunan pendidikan untuk tujuan mendidik masyarakat melalui orientasi pendidikan, motivasi, dan komitmen serta perbaikan kinerja madrasah. Dengan menggunakan kombinasi dua desain penelitian, penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh: (1) orientasi kinerja madrasah swasta; (2) motivasi kerja pada kinerja madrasah swasta; dan (3) komitmen terhadap kinerja madrasah swasta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Orientasi belajar mempengaruhi kinerja madrasah swasta; (2) Motivasi kerja mempengaruhi kinerja madrasah swasta; (3) Komitmen mempengaruhi kinerja madrasah swasta.   Keywords: madrasah swasta, orientasi pembelajaran, motivasi kerja, komitmen, kinerja
PENDIDIKAN NONFORMAL DAN PENGURANGAN KEMISKINAN DI PEDESAAN Tohani, Entoh
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   Non-formal education through life skills education has shown a positive contribution to poverty reduction in rural development efforts, although still requiring efforts to life skills education development. The research was conducted in Kulonprogo, and the District of Gunungkidul, with research and development approach on life skills education programs are being implemented in two districts e.i KWK Rabbits Livestock in Gunungkidul and KWD Hair Dressers in Kulonprogo. The results showed that: life skills education needs assessment in the two target groups were performed using the idea of life skills 4-H shows are not much different conditions, and based on the needs of the development, 4-H life skills education model developed with a focus on experience-based learning. Development of validated models show the results (output) is positive. Therefore, in the context of poverty reduction in 4-H PKH models should be developed more structured and integrative and guarantee all the life skills that are the focus of life skills development efforts to overcome poverty.   *** Pendidikan non-formal melalui pendidikan ketrampilan telah menunjukkan kontribusi positif terhadap penurunan angka kemiskinan dalam pembangunan pedesaaan. Penelitian ini dilaksanakan di Kulonprogo dan Gunung Kidul dengan pendekatan penelitian dan pengembangan yang diimplementasikan di kelompok peternakan kelinci di Gunungkidul dan di kelompok perawatan rambut di Kulonprogo. Hasilnya menunjukkan bahwa: estimasi kebutuhan pendidikan ketrampilan di dua kelompok target yang dilaksanakan dengan menggunakan ide tentang life skill 4-H menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda, model life skill 4-H dikembangkan dengan fokus pembelajaran berbasis pengalaman. Pengembangan model validasi memberikan hasil positif. Oleh karena itu dalam konteks penurunan angka kemiskinan dalam model PKH 4-H harus dikembangkan secara lebih terstruktur dan integratif serta menjamin semua pendidikan ketrampilan berorientasi pada penanganan kemiskinan.   Keywords: model, life skill, pendidikan nonformal, kemiskinan
RINTISAN SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL:Antara Cita & Fakta Ma’arif, Syamsul
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   This paper is the result of research on junior school of RSBI 2 Semarang. By using qualitative descriptive research methods and approaches case can be concluded that no other RSBI founding purpose is only to get to quality education in Indonesia and are able to compete at international level. Moreover, the fact that Indonesia is part of the life of a globalized world, it is in harmony with the global demands should be considered in order to have an accredited educational international. Where the quality of our educational institution recognized internationally. Indonesia does not need education “embarrassed” let alone to be arrogant in the face of the criteria used at the international level. Although in practice RSBI, faces a number of problems both economic, psychological, cultural and governance management.   *** Artikel ini merupakan hasil penelitian di SMP RSBI 2 Semarang. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dapat disimpulkan bahwa tujuan pendirian RSBI tidak lain adalah hanya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia dan mampu bersaing di tingkat internasional. Selain itu, fakta bahwa Indonesia adalah bagian dari kehidupan dunia yang mengglobal. Selaras dengan tuntutan global itu adalah harus dipertimbangkan dalam rangka untuk memiliki pendidikan yang terakreditasi secara internasional. Dimana kualitas lembaga pendidikan kita diakui secara internasional. Meskipun dalam prakteknya RSBI, menghadapi sejumlah masalah baik manajemen ekonomi, psikologis, budaya, dan pemerintahan.   Keywords: cita, praksis, problematika RSBI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT LUQMAN Mukodi, Mukodi
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   The result of this study—library research—showed that the values of Islamic education are contained in the Holy Qur’an surah Luqman verses 12-19. There are at least three basic education, namely aqidah education, syari’ah education and character education. Aqidah education, there are two things: (1) prohibition of associating partners with Allah. Luqman al-Hakim himself had to prioritize monotheism education (tauhid) to his children, (2) believe in the place of hereafter. Luqman ordered his children to believe the reward of all his deeds. Especially retaliation for our gratitude to Him for every blessing and our sense of respect for both parents. Syari’ah Education, there are two things, namely a command set up prayer and amar ma‘rūf nahy munkar. Character education, which is the command to ingratitude towards Allah SWT. For all the blessings and grace of God, we should be grateful to Him. *** Artikel ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam termuat dalam al-Qur’an Surat Lukman 12-19. Setidaknya ada tiga tingkatan yaitu pendidikan aqidah, pendidikan syari’ah, dan pendidikan karakter. Pendidikan aqidah meliputi dua hal: (1) larangan mensekutukan Allah. Lukman Hakim memprioritaskan pendidikan tauhid kepada anak-anak; (2)mempercayai hari akhir. Lukman Hakim mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mempercayai balasan atas perbuatan yang dilakukan di dunia. Pendidikan syariah meliputi dua hal, yaitu mendirikan sholat dan amar ma‘rūf nahy munkar. Pendidikan karakter meliputi perintah untuk bersyukur kepada Allah atas semua karunia-Nya.   Keywords: Luqman al-Hakim, pendidikan aqidah, pendidikan syariah dan pendidikan akhlak
PENDIDIKAN AGAMA ANAK SUKU KALANG Zulfa E., Misbah
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This study with descriptive qualitative approach produces a fact that the context of education, the children of the kalang community in general are also followed formal education, like other school children. They also received religious instruction as a compulsory subject. This of course has consequences for the possibility of cultural transformation through the instrument of education. Especially with religious education, the children of the Kalang community possible simultaneously and slowly will leave their teachings. Moreover, the nature of religious education itself is more of an orthodox religious values. *** Kajian dengan pendekatan deskritif ini menyajikan fakta bahwa konteks pendidikan, anak-anak suku Kalang secara umum mengikuti pendidikan formal, sebagaimana anak-anak lain pada umumnya. Mereka juga menerima pelajaran agama sebagai pelajaran wajib. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya transformasi budaya melalui instrumen pendidikan. Khususnya terkait dengan pendidikan agama, anak-anak suku Kalang dimungkinkan secara simultan dan perlahan akan meninggalkan ajarannya. Apalagi model pendidikan agama yang mereka terima adalah pendidikan yang lebih banyak memuat nilai-nilai ortodoks. Keywords: pendidikan, agama, budaya, suku Kalang BIBLIOGRAFI Abdullah, Prof. Dr. Irwan, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers, 2001. Amin Abdullah, Islam Normatifitas dan Historisitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999. Antlov, Hans dkk., Kepemimpinan Jawa, Perintah Halus Pemerintahan Otoriter, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2001. Barth, Fredrik, Ethnic Groups and Boundaries: The Social Organization of Culture Difference, Bergen: Waveland Press, 1998. Beatty, Andrew, “Adam and Eve and Vishnu: Syncretism in the Javanese Slametan” dalam The Journal of Anthropological institute 2 (Juni, 1996). Bocock, Robert, Pengantar Komprehensif untuk Memahami Hegemoni, terj. Ikramullah Mahyuddin, Yogyakarta: Jalasutra, 2007. Elizabeth, Misbah Zulfa, “Multi-etnisitas Indonesia dan Potensi Konflik di Dalamnya” dalam Mediasi dan Resolusi Konflik di Indonesia (Musahadi, ed.), Semarang: Walisongo Mediation Center, 2007. Geertz, Clifford, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Jakarta: Pustaka Jaya, 1981. Hefner, Robert W., Hindu Javanese: Tengger Tradition an Islam, Princenton: Princeton University Press, 1985. Ibnu Qoyim Isma’il, Religi Lokal dan Pandangan Hidup, Jakarta: Penerbit LIPI, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan, Jakarta, 2004. Joel, Kahn, Culture, Multiculture, Postculture, London: SAGE Publication, 1995. Koentjaraningrat, Pokok-pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Gramedia, 1999. __________, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. __________, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta, Djambatan, 2002. Kwak, Kyunghwa, “Adolescents and Their Parents: A Review of intergenerational Family Relations for Immigrant and Non-Immigrant Families” dalam Human Development, Kingstone: Queen’s University, 2003. Misbah Zulfa E. Pendidikan Agama Anak Suku Kalang 464 Walisongo, Volume 19, Nomor 2, November 2011 Lindholm, Charles, Culture and Identity: The History, Theory, and Practice of Psychological Anthropology, Oneworld Publications, 2007. Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasih, 1996. Muhaimin AG, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal Potret dari Cirebon, Jakarta: Logos, 2001. Mujiran, Paulus, Republik Para Maling, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 1998. Mulder, Niel, Agama, Hidup Sehari-Hari dan Perubahan Budaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999. Musahadi, dkk., Nalar Islam Nusantara, Jakarta: Diktis Depag RI, 2008. Nakamura, Bulan Sabit di Atas Pohon Beringin/The Crescent Arises Over The Banyan Tree, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1974. Nakamura, Mitsuo, Bulan Sabit Muncul dari Balik Pohon Beringin, Jogyakarta: UGM Press, 1983. Nurcholish Madjid. Konsep dan Pengertian Akhlak Bangsa (Indonesia di Simpang Jalan), Jakarta: Mizan., 1998. Nordholt, Nico Schule, Ojo Dumeh: Kepemimpinan Lokal dalam Paguyuban Pedesaan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987. Pierre Bourdieu and Jean Claude Passeron, Reproduction in Education, Society and Culture, revised edition, New York: SAGE, 1990. Rahman, Fazlur, Islam dan Modernitas, edisi terj., Bandung: Pustaka, 1994. Raharjo, Slamet, Lagu Dolanan Jawa (Solmisasi). PGRI Krida karya. Semarang Sujamto, Otonomi, birokrasi, Partisipasi. Semarang: Dahara Prize, 2002. Said, Edward, Orientalism, London: Routledge & Kegan Paul, 1978. Setiadi, Elly M, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2006. Sholeh, Ahmad, Upacara Obong, Tesis S2, PPS IAIN Walisongo 2004. Stuart Hall, “Cultural Identity and Diaspora” dalam J. Rutherford (ed), Identity, Community, Culture, Difference, London: Lawrence and Wishart, 1990. Suara Merdeka, 31 Januari 2008. Sulardjo Pontjosutirto, “Antropologi Orang Kalang,” hasil penelitian FH UGM, 1971. Sutirman Eka Ardhana, Wong Kalang “Membangun Diri dengan Budaya Bisnis,” 2003. Syamsuddin, “Tujuan Pendidikan Agama,” makalah dalam Workshop Metodologi Pengajaran Agama SMP, 15-18 September 2005 di Banten. Walisongo, Volume 19, Nomor 2, November 2011 465 Tilaar, H.A.R., Education, Culture, and The Indonesian Civil Society: Indonesian Education Reform Policies for the Third Millennium, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1999. __________, Kekuasaan dan Pendidikan, Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural, Jakarta: Penerbit Indonesia Tera, 2003. Tim Puspar UGM, Wawasan Budaya untuk Pembangunan; Menoleh Kearifan Lokal, Yogyakarta: Pilar Politika. 2004. Yekti Maunati, Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan, Jogyakarta: LKiS, 2006. Woodward, Mark R., Islam in Jawa: Normative Piety and Mysticism in The Sultanate of Yogyakarta, An Arbor: UMI, 1989.
PERGULATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KAWASAN MINORITAS MUSLIM Wahib, Abdul
WALISONGO Vol 19, No 2 (2011): Walisongo, Pendidikan
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   This study was conducted with a qualitative approach. Data obtained by in-depth interviews, observation and documentation. Data were analyzed by phenomenological qualitative analysis model. This study concluded: (1) about the life of the Muslim minority in the school before and after the bombing; With imitate the concept of immersion, the good relations established between the Hindu-Muslim, but the bombs are up to two times it has damaged the relationship patterns that have progress, (2) the internal problems of PAI Teachers: The teachers of Islamic religious education in Bali faced a different problem that encompasses many domains of life. In school /classroom, in social life and so on, (3) materials additional Islamic Education, also called local curriculum include: Instilling a sense of respect for people who embrace different beliefs.   *** Kajian ini merupakan kajian dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis fenomenologi. Kesimpulan dari kajian ini adalah: (1) terkait dengan kehidupan minoritas muslim disekolah sebelum dan sesudah peristiwa peledakan bom:hubungan yang semula baik kemudian menjadi rusak; (2) problem internal guru-guru PAI: Guru-guru PAI di Bali menghadapi masalah yang rentangnya sangat beragam terkait dengan wilayah kehidupan: sekolah, ruang kelas, dan kehidupan sosial; (3) bahan dalam kurikulum lokal: perlu dimasukkannya materi tentang penghormatan terhadap penganut keyakinan yang berbeda.   Keywords: Pendidikan Agama Islam, minoritas, survive

Page 2 of 10 | Total Record : 92