cover
Contact Name
Dr. Achmad Amzeri, SP. MP.
Contact Email
-
Phone
+6285231168649
Journal Mail Official
agrovigor@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture University of Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO BOX 2, Kamal - Bangkalan 69162
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi
ISSN : 1979577     EISSN : 24770353     DOI : https://doi.org/10.21107/agrovigor
Core Subject : Agriculture,
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi is a scientific paper in the field of science Agroecotechnology which include: plant science, soil science, plant breeding, pest and plant diseases.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2020): Maret" : 11 Documents clear
Pembibitan Kentang Hitam (Solanum rotundifolius) dengan Pemberian PGPR Indigen Ernata Dian Pratika; Alfariza Alfariza; Fathul Abib; Sriwulan Sriwulan
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.624 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5841

Abstract

Kentang hitam (Solanum rotundifolius) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang berpotensi sebagai sumber pangan alternatif. Hal ini dikarenakan tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan berbagai kandungan gizi penting lainnya. Upaya perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan melalui umbi, stek pucuk, maupun teknologi kultur jaringan. Namun yang umum dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan stek pucuk. Stek pucuk tanaman kentang hitam yang ditanam diperoleh dari hasil pembibitan umbi kentang itu sendiri. Umumnya pembibitan umbi kentang membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Waktu ini relatif cukup lama, sehingga dilakukan upaya untuk mempercepat proses pembibitan ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan PGPR. PGPR merupakan kelompok bakteri rhizosfer yang memiliki potensi sebagai biofertilizer, biostimulan, dan biopretektan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembibitan umbi kentang hitam yang diperlakukan dengan PGPR. Sedangkan prosedur dalam penelitian ini meliputi pembuatan bibit PGPR dan pengenceran PGPR dengan dosis 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, dan penanaman umbi kentang hitam yang telah direndam dengan PGPR sesuai perlakuan, dan dilakukan penyiraman PGPR sesuai doses pada umbi yang ditanam. Parameter yang diamati adalah tinggi tunas, jumlah daun, dan jumlah mata tunas. Pengamatan dilakukan selama 30 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh terhadap pembibitan umbi kentang hitam berdasarkan parameter tinggi tunas dan jumlah daun. Dimana, dosis 25% memberikan rerata pertumbuhan bibit kentang hitam yang paling baik.
Nematoda Parasit pada Seledri (Apium Graveolens L.) dan Pengendaliannya Menggunakan Bakteri Endofit Secara In Vitro Fitrianingrum Kurniawati; Neng Tipa Nursipa; Abdul Munif
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.242 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6304

Abstract

Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan salah satu patogen penyebab penyakit pada seledri. Pengendalian nematoda puru akar menggunakan bakteri endofit merupakan salah satu alternatif pengendalian yang dapat dipertimbangkan. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi nematoda puru akar yang berasosiasi dengan tanaman seledri di Desa Cikole, Cihideung, dan Ciputri serta pengendaliannya menggunakan bakteri endofit. Ekstraksi nematoda menggunakan metode flotasi-sentrifugasi dan pengabutan. Identifikasi nematoda berdasarkan karakteristik morfologi, dan karakter pola perineal nematoda betina. Bakteri endofit diisolasi dari tanaman kenikir. Bakteri endofit yang didapatkan selanjutnya di uji hipersensitif, uji aktivitas hemolisis dan uji in vitro. Empat spesies nematoda puru akar, yaitu M. incognita, M. arenaria, M. javanica dan M. hapla teridentifikasi berdasarkan karakter pola perineal. Sebanyak 11 isolat menunjukkan reaksi negatif uji hipersensitif dan uji aktivitas hemolisis. Isolat dengan kode EB45, EB48, EB28, EB13, EB49 merupakan isolat dengan jumlah mortalitas nematoda terbanyak dengan persentase berturut-turut 53,74%, 51,41%, 49,45%, 47,71%, dan 47,69% pada 12 jam setelah perlakuan pada uji in vitro.
Evaluasi Status Degradasi Lahan Dataran Tinggi Akibat Produksi Biomasa Di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Purwadi Purwadi; Siswanto Siswanto
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.305 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5837

Abstract

Berdasarkan informasi awal dari Balai Lingkungan Hidup (BLH) kabupaten Probolinggo, di wilayah tersebut telah mengalami degradasi lahan karena  alih fungsi dari lahan, penggunaan lahan yang curam dan tata guna lahan yang kurang tepat, menyebabkan erosi, sedimentasi dan pendangkalan sungai.  Hal tersebut menyebabkan banjir serta degradasi kesuburan tanah, lahan menjadi kritis, akhirnya produksi pertanian menurun dan mengurangi pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi status degradasi lahan akibat produksi biomasa sebagai akibat alih fungsi lahan dari penggunaan lahan berupa hutan menjadi budidaya tanaman secara intensif. Lokasi penelitian di wilayah dataran tinggi   meliputi kecamatan : Gading, Tiris, Kuripan, Krucil, Sukapura, Lumbang dan Sumber.  Metode penelitian menggunakan studi kasus, sebagai obyek lahan berdasarkan survey skala semi detail dengan perbandingan 1:50.000. Lokasi pengambilan sampel tanah dipilih berdasarkan overlay beberapa peta tematik guna memperoleh gambaran tentang areal yang berpotensi mengalami kerusakan lahan. Pengambilan data  meliputi (1) Identifikasi kondisi awal tanah dilakukan melalui inventarisasi data sekunder dan/atau data primer (2) Analisa sifat-sifat dasar tanah, di laboratorium meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah, (3) Penggunaan lahan terkait dengan penutupan lahan, (4) Evaluasi  status kerusakan tanah. Kesimpulan dari penelitian, status kerusan tanah tergolong rusak ringan meliputi kecamatan Tiris dan Kuripan dengan faktor pembatas: komposisi fraksi pasir dan koloid (f), permeabilitas, dan redoks (r). Sedangkan yang tergolong rusak sedang meliputi kecamatan: Sumber, Sukapura, Lumbang, Krucil, dan Gading.  Faktor pembatas: komposisi fraksi pasir dan koloid (f), (b), Berat Isi (b), Porositas Total (v).
Pengaruh Pupuk Lengkap Berpelepasan Hara Lambat (Slow Release Fertilizer) terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa Lour) Dwi Kurnila Sari; Sutopo Sutopo; Slamet Supriyadi
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.93 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5884

Abstract

Jeruk siam (Citrus nobilis var. microcarpa Lour) merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produksi jeruk siam dapat ditingkatkan, salah satu caranya dengan memenuhi kebutuhan nutrisi,baik makro maupun mikro.bedari pupukberpelepasan hara lambat. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan respon pertumbuhan tanaman serta kadar NPK daun jeruk siam akibat perlakuan pupuk konvensional dan PUKAP JESTRO SR 1, 2, dan 3. Penelitian dilakukan pada Oktober 2017 hingga Maret 2018 di Kebun Percobaan Punten, Balijestro, Malang. Perlakuan disusun dalam RAK dengan 12 taraf meliputi campuran pupuk tunggal, dosis 100% N dari rekomendasi (81,81 g Urea; 58,78 g SP36; 36,36 g KCl); NPK 15-15-15, NPK 16-16-16 masing-masing dengan dosis 100 % N dari rekomendasi; PUKAP JESTRO SR 1, 2, 3 masing-masing dengan dosis 33%, 66% dan 100% N dari rekomendasi. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Analisis data menggunakan ANOVA aplikasi SPSS, dan apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata, maka dilanjutkan dengan Metode Ortogonal Kontras (MOK) taraf α 5%. Data hasil analisis kandungan hara dalam jaringan daun diinterpretasikan menggunakan perbandingan Indeks Kecukupan Hara Daun. Hasil analisis respon pertumbuhan tanaman, perlakuan PUKAP JESTRO SR memberikan pengaruh lebih baik daripada pupuk konvensional. Kadar N daun jeruk siam  yang dipupuk PUKAP JESTRO SR lebih tinggi daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk konvensional. PUKAP JESTRO SR dosis N 33% sudah mencukupi kebutuhan tanaman jeruk siam fase vegetatif umur 6 - 9 bula,  dengan jenis 1 (granul dengan coating) dan 3 (± 5.0 cm, non coating) dapat menjadi pilihan.
Induksi Partenokarpi dengan Ga3 pada Mentimun (Cucumis sativus L.) Lokal Madura Suhartono Suhartono; Ahmad Arsyadmunir; Ismi Zahrotul Firdaus
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.433 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6816

Abstract

Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan jenis sayuran yang sangat populer di masyarakat yang buahnya dijual dalam bentuk segar yaitu untuk lalapan, asinan, acar, dan bahan baku industri (kosmetik dan obat-obatan). Namun kandungan bijinya yang sangat banyak membuat proses pengolahan menjadi kurang efisien. Salah satu teknik untuk menghasilkan buah tanpa biji adalah secara partenokarpi melalui pengendalian fitohormon. Hormon yang dapat membantu induksi partenokarpi salah satunya adalah giberelin (GA3). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi berbagai konsentrasi hormon giberelin (GA3) terhadap pembentukan buah dan kualitas buah secara partenokarpi tanaman mentimun lokal Sumenep. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, pada bulan Desember 2017 - Maret 2018. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan, yaitu konsentrasi hormon giberelin 0, 75, 150, 225, 300, dan 375 ppm. Parameter yang diamati meliputi jumlah bunga betina, persentase keberhasilan bunga jadi buah, bobot buah, diameter buah, panjang buah, ketebalan daging buah, jumlah biji, kadar air buah, dan tekstur buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi hormon giberelin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter kecuali persentase keberhasilan bunga jadi buah, ketebalan daging buah, dan jumah biji yang memberikan pengaruh yang nyata. Konsentrasi terbaik adalah 300 ppm yang menghasilkan buah dengan jumlah biji 81,5% lebih sedikit dan ketebalan daging buah 16,9% lebih tebal daripada buah hasil polinasi. Jumlah biji dan konsentrasi giberilim membentuk persamaan regresi linier y sama dengan 345.67 – 0.92 x dengan R2 adalah 0.90.
Efektivitas Agen Hayati Beauveria bassiana dalam Menekan Hama Thrips sp. pada Tanaman Cabai Rawit (Capcisum frutescens L.) Dian Yustika Intarti; Irianti Kurniasari; A Sudjianto
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.81 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5621

Abstract

Thrips sp. merupakan serangga hama yang menyerang tanaman cabai rawit dengan cara menghisap cairan pada daun-daun muda. Daun yang terserang hama Thrips sp. akan berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting, dan menjadi keriput. Jika serangan Thrips sp. tidak segera dikendalikan, maka kerugian yang akan ditimbulkan adalah gagal panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan beberapa konsentrasi Beauveria bassiana terhadap parameter pertumbuhan dan intensitas serangan hama Thrips sp pada tanaman cabai rawit. Penelitian ini dilakukan di lahan petani Desa Gambiran Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Rancangan Acak Kelompok digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari lima perlakuan dan masing- masing perlakuan diulang sebanyak lima kali. Perlakuan yang digunakan yaitu konsentrasi pengaplikasian Beauveria bassiana yang meliputi K1 sebagai kontrol, K2 adalah konsentrasi 5 ml L-1, K3 adalah konsentrasi 10 ml L-1, K4 adalah konsentrasi 20 ml L-1, dan K5 adalah insektisida tiametoksam 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jamur B. bassiana  tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman cabai rawit. Hasil perhitungan intensitas serangan diperoleh bahwa jamur B. bassiana memberikan pengaruh yang nyata terhadap intensitas serangan dengan perlakuan K2 (5 ml L-1) memiliki intensitas serangan tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Kesimpulan yang diperoleh bahwa aplikasi B.bassiana dengan konsentrasi akhir 20 ml L-1 mampu menekan hama Thrips sp sebesar 99,53% dibandingkan dengan kontrol.
Teknik Pembibitan dan Organisme Pengganggu Bibit Durian Menoreh Kuning di Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo Hermanu Triwidodo; Suryo Wiyono; Phor Bho Ayuwati
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.224 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6061

Abstract

Pengembangan durian secara intensif dimulai dengan upaya penyediaan bibit berkualitas. Salah satu kendala dalam penyediaan bibit durian berkualitas adalah serangan organisme pengganggu tanaman. Penelitian ini bertujuan mempelajari teknik pembibitan dan menginventarisasi keberadaan organisme pengganggu bibit durian Menoreh Kuning di Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo. Wawancara dilakukan untuk mengetahui teknik budidaya bibit durian Menoreh Kuning. Pengamatan hama dan penyakit dilakukan pada bibit durian dengan tujuh umur berbeda (3, 12, 24, 48, 96, 6 double rootstock dan 96 minggu double rootstock). Bibit diperbanyak dengan teknik okulasi menggunakan batang atas durian Menoreh Kuning dengan satu dan dua batang bawah. Hama yang ditemukan adalah Allocaridara sp., Xyleborus sp., Coptotermes sp., Tetranychus sp., Atractomorpha sp., dan Valanga sp., sedangkan penyakit yang ditemukan adalah bercak daun Corynespora sp., hawar daun Rhizoctonia sp., antraknosa Colletotrichum sp., alga Cephaleuros sp., embun hitam Meliola sp., mati pucuk Phytophthora sp. dan layu Phytophthora sp.. Informasi mengenai hama dan penyakit ini dapat digunakan sebagai langkah awal dalam mencegah timbulnya OPT di pembibitan durian.
Preferensi Serangan Tikus Sawah (Rattus argentiventer) Terhadap Tanaman Padi Hamdan Maruli Siregar; Swastiko Priyambodo; Dadan Hindayana
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6249

Abstract

Tikus sawah adalah salah satu hama utama tanaman padi yang sangat merugikan bagi petani karena dapat merusak pada semua stadia pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi serangan tikus sawah terhadap tanaman padi berdasarkan stadia pertumbuhannya. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Wirakanan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dari bulan Januari sampai April 2018. Percobaan yang dilakukan adalah pemerangkapan tikus menggunakan linear trap barrier system (LTBS). LTBS dipasang di habitat tepi kampung selama satu musim tanam yang terdiri atas 3 periode pemasangan, yaitu stadia vegetatif, stadia awal generatif, dan stadia akhir generatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tangkapan tikus dan intensitas kerusakan tanaman padi tertinggi terjadi pada stadia awal generatif. Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi serangan tikus sawah terhadap tanaman padi terjadi pada stadia awal generatif.
Pengaruh Beberapa Jenis Bokashi dan Trichoderma spp. terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis pada Tanah Alluvial Indah Permayani; Radian Radian; T H Ramadan
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6195

Abstract

Upaya untuk memenuhi kebutuhan jagung manis dapat dilakukan dengan meningkatkan produksi. Salah satunya dengan meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan pemberian bokashi dan Tricodherma. Penelitian ini meliputi jenis bokashi dan trichoderma terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung. Pengujian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) Faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi bokashi dengan penambahan Trichoderma+pupuk hayati yang diperkaya mikroba berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan kering dan hasil tanaman jagung. Pertumbuhan dan hasil produksi yang paling baik dicapai pada perlakuan bokashi kotoran ayam dengan penambahan trichoderma dan pupuk hayati.
Efikasi Herbisida Isopropilamina Glifosat terhadap Pengendalian Gulma Kelapa Sawit Belum Menghasilkan Sarwendah Ratnawati Hermanto; Venti Jatsiyah
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6070

Abstract

Salah satu faktor yang menghambat produktivitas kelapa sawit yaitu gulma, karena pengaruh gulma tidak terlihat secara langsung dan umumnya berjalan lambat. Metode pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan herbisida dianggap sebagai metode paling mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis herbisida yang efektiv serta mengetahui tingkat kematian gulma setelah aplikasi herbisida isopropilamina glifosat pada perkebunan kelapa sawit belum menghasilkan (TBM). Penelitian ini dilaksanakan pada area perkebunan kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) di perkebunan desa Pelang, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan serta 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa herbisida isopropilamina glifosat mampu menekan pertumbuhan gulma. Berdasarkan hasil uji duncan multiple range test (DMRT) perlakuan terbaik dalam pengendalian gulma di tanaman kelapa sawit belum menghasilkan yaitu pada dosis 2,00 l/ha, mampu menekan pertumbuhan gulma secara efektif dengan konsentrasi 1,7 % dalam menurunkan bobot kering gulma total pada 2 dan 6 MSA di tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM).

Page 1 of 2 | Total Record : 11