cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Konversi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
PENGARUH LAMANYA WAKTU EKSTRAKSI REMASERASI KULIT BUAH DURIAN TERHADAP RENDEMEN SAPONIN DAN APLIKASINYA SEBAGAI ZAT AKTIF ANTI JAMUR Ningsih, Gati; Utami, Shela Ratri; Nugrahani, Ratri Ariatmi
Konversi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Durian (Durio Zibethius L) merupakan salah satu buah asli Asia Tenggara dan mengandung zat Saponin, yang bermanfaat untuk kesehatan manusia sebagai anti jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi Saponin kulit buah durian dengan metode remaserasi, melakukan analisa fitokimia, dan selanjutnya diaplikasikan menjadi zat aktif pada krim anti jamur. Penggantian pelarut dilakukan setiap satu hari sekali selama proses ekstraksi berlangsung. Ekstraksi ini dilakukan di dalam botol flakon 250 ml tertutup.  Variabel yang digunakan dalam proses ekstraksi pada penelitian adalah pengantian pelarut selama 3 hari , 5 hari, 7 hari, 9 hari, 11 hari terhadap Rendemen. Hasil rendemen terbanyak diperoleh pada hari ke 9 yaitu sebanyak 9,35 g dan persamaan polinomial yang dihasilkan adalah y = -0,0307x4 + 0,619x3-3,6466x2 + 8,0812x dan mengasilkan R2 sebesar 0,9927, hal itu  menunjukkan bahwa lama waktu remaserasi memiliki hubungan terhadap rendemen hasil ekstraksi. Hasil ekstrak di analisa senyawa fitokimia dan menunjukkan bahwa dalam ekstrak tersebut terkandung senyawa flavonoid, fenol, tannin dan saponin. Setelah itu dilakukan pembuatan formula sediaan krim dan selanjutnya dilakukan pengujian seperti bau, warna, dan aktivitas anti jamur krim terhadap Candida albicans.Kata kunci : Krim, Kulit Durian, Saponin, Anti Jamur
PENGARUH WAKTU PEMANASAN PADA PEMBUATAN SENYAWA ALUM DARI LIMBAH FOIL BLISTER UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI FARMASI Nugroho, Aji; Redjeki, Athiek Sri
Konversi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, tidak terkecuali industri farmasi. Hampir semua industri farmasi dalam pengemasannya menggunakan blister yang didalamnya terdapat unsur aluminium. Padahal, jika berada bebas di lingkungan, dibutuhkan waktu 100 tahun untuk aluminium agar dapat terurai di tanah. Cara terbaik untuk mengatasi limbah aluminium tersebutadalah dengan mendaurulangnya dan mengubahnya menjadi senyawa alum AlK(SO4)2.12H2O. Alum memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai penjernih air dan bahan baku obat di industri farmasi. Penelitian ini memanfaatkan kandungan aluminium dalam limbah foil blister sebagai bahan baku pembuatan senyawa alum tersebut. Foil pertama-tama dipisahkan dan dibersihkan kemudian direaksikan dengan 40 ml kalium hidroksida pada suhu 80oC dengan variabel waktu pemanasan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam dan 6 jam. Setelah proses pemanasan  ditambahkan kedalamnya 25 ml H2SO4 6 M sambil diaduk hingga jernih dan berkurang sepertiga volumenya. Larutan kemudian didinginkan hingga terbentuk kristal alum. Kristal alum yang terbentuk dikeringkan dengan bantuan etanol dan ditimbang. Dari penelitian didapat bahwa semakin lama waktu pemanasan maka semakin tinggi rendemen yang diperoleh. Waktu optimum pemanasan adalah 3 jam dan setelah 3 jam tidak ada perubahan rendemen yang signifikan. Persamaan polinomial hubungan antara waktu pemanasan dengan rendemen alum adalah  y = -0,140x2 + 1,203x + 13,82, dimana y adalah rendemen alum dan x adalah waktu pemanasan. Kata kunci : limbah, farmasi, foil, alum
PENGARUH WAKTU PERENDAMAN EKSTRAK KOPI UNTUK MENGINHIBISI KOROSI PADA BESI Arifin, Pradhini Nur; Purnawan, Irfan
Konversi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan material khususnya logam, sangat signifikan dalam perkembangan proses dan teknologi, sehingga sangat penting membuat logam tersebut tahan lama dengan menghambat laju korosi. Kafein dalam kopi dapat menghambat laju korosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan ekstrak kafein dari kopi sebagai inhibitor terhadap laju korosi besi dalam media NaCl 0,2% dan 1% dan mendapatkan waktu perendaman optimum melalui nilai efisiensi inhibisi. Ekstrak kafein diperoleh dari kopi dengan cara mengeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105°C selama 2 jam. Serbuk kopi dengan ukuran 40 mesh direfluks dan filtratnya diekstrak dengan diklorometan. Larutan dimasukkan dalam rotary evaporator dengan putaran 155 rpm pada 400°C selama 10 menit kemudian larutan tersebut diencerkan dengan aquadest 100 ml hingga menghasilkan larutan kafein sebagai larutan inhibior. Inhibitor ekstrak kafein dari kopi ditambahkan ke dalam media korosi NaCl dengan konsentrasi 8 ppm dengan variasi waktu 0,5; 1; 2; 3 dan 4 hari. Perhitungan laju korosi menggunakan pengurangan berat atau metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan inhibitor dengan kandungan ekstrak kopi 8 ppm dapat menurunkan laju korosi besi dalam media NaCl 0,2% sebesar 0,0042 g/m2 per hari dengan waktu pelapisan optimal 1 hari dan efisiensi inhibisi sebesar 54,56%. Sedangkan dalam media NaCl 1%, laju korosi sebesar 0,05 g/m2 per hari dengan waktu pelapisan optimal 0,5 hari dan efisiensi inhibisi sebesar 52,48%.                                                   Kata kunci: Kopi, Kafein, korosi, besi, inhibitor.
PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU MANISAN KERING BUAH CARICA (Carica candamarcensis) Yunita, Mulya; Rahmawati, Rahmawati
Konversi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Carica merupakan buah khas daerah Dieng yang memiliki rasa asam, pahit dan air tinggi, sehingga buah jarang dikonsumsi segar dan cepat rusak. Salah satu upaya untuk meningkatkan kegunaan buah, dengan mengurangi rasa asam dan kandungan airnya maka dibuat menjadi manisan kering. Manisan kering merupakan makanan ringan yang awet, dibuat dengan menambahkan gula dan mengeringkannya. Penelitian bertujuan mempelajari waktu pengeringan untuk memperoleh manisan kering buah carica berkualitas baik berdasarkan uji fisik (kekerasan dan rendemen), kimia (serat kasar, kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat by different, Aw, total padatan terlarut, total gula dan total asam) serta uji organoleptik (uji mutu hedonik untuk warna, bau, tekstur, dan rasa; serta uji rangking berdasarkan tekstur). Data dianalisa dengan uji Anova dan uji lanjut Duncan. Waktu pengeringan yang digunakan adalah 9, 9.5, 10, 10.5 dan 11 jam. Hasil menunjukkan bahwa waktu pengeringan 10 jam menghasilkan produk terbaik. Karakteristik produk ini adalah mempunyai kekerasan 5593.28gf, rendemen 26.14%, serat kasar 1.08%, kadar air 20.05%, kadar abu 0.88%, kadar protein 1.39%, lemak 0.012%, karbohidrat by different 77.68%, aw 0.62%, total padatan terlarut 39.39% total dissolve solid, total gula 45.86%, total asam 0.61%, berwarna kekuningan, aroma buah kuat, tekstur yang kenyal dan berasa manis.
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT PADA PROSES EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI BUNGA KEMBANG SEPATU Agustin, Dina; Ismiyati, Ismiyati
Konversi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) berpotensial sebagai salah satu sumber antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, dan antikarsinogenik. Antosianin dapat rusak pada suhu tinggi (pemanasan) yang biasa digunakan dalam pembuatan sejumlah produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan antosianin dalam bunga kembang sepatu berdasarkan variable konsentrasi pelarut. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol konsentrat dalam air. Variable tetap yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi etanol (60, 70, 80, 90, 96 % (v/v)). Waktu maserasi adalah selama 24 jam pada temperatur ruang dan kondisi terlindung dari cahaya matahari ataupun sinar langsung. Hasil ektraksi kemudian disaring dan dipekatkan dengan rotary vakum evaporator dan selanjutnya dianalisis menggunakan instrument Spektrofotometer  UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen dan kadar antosianin tertinggi ditandai dengan warna yang paling pekat yang didapatkan dari pelarut ethanol 96%. Hasil rendemen tertinggi yang diperoleh adalah 22,05% (b/b) yang mengandung ekstrak antosianin sebesar 48,260 mg dari 25 gram bahan baku. Persamaan yang menghubungkan antara variable konsentrasi pelarut etanol dan rendemen adalah y = -36,547x2 + 72,335x + 12,422. R2= 0,9642.Kata kunci : antosianin,ekstraksi, Hibiscus rosa-sinensis L, kembang sepatu
KAJIAN PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYER) TERHADAP WAKTU PENGERINGAN DAN RENDEMEN BUBUK SANTAN KELAPA (COCONUT MILK POWDER) Dewi, Anisa Kemala; Satibi, Loekman
Konversi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bagian dari kelapa adalah daging buahnya dengan penambahan air maupun tidak pada hasil ekstrak daging buah kelapa dapat menghasilkan santan. Santan ini dapat dikeringkan menggunakan Pengering Semprot (Spray Dryer) dan akan menghasilkan Bubuk Santan Kelapa (Coconut Milk Powder). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh temperatur pengeringan terhadap rendemen dan kadar air bubuk santan kelapa. Metodologi pembuatan bubuk santan kelapa dilakukan dengan cara memisahkan skim dan krim dari santan kelapa, kemudian skim yang diperoleh ditambahkan maltodekstrin 10% dan natrium kaseinat 3%. Lalu, dilakukan pengeringan menggunakan Spray Dryer pada berbagai variasi temperaturinlet. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh temperatur terhadap waktu pengeringan mengikuti persamaan y = -0,0037x3 + 0,029x2 - 0,0628x + 0,1009, R2 = 0,9522. , Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen terbesar yang diperoleh dari produk santan kelapa bubuk yaitu 7,66%.  Kata kunci: Santan kelapa bubuk, pengering semprot, temperatur, kadar airKAJIAN PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYER)TERHADAP WAKTU PENGERINGAN DAN RENDEMEN BUBUK SANTAN KELAPA (COCONUT MILK POWDER)
PEMBUATAN BIOETHANOL DARI LIMBAH AMPAS PATI AREN DENGAN METODE HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM LIGNINOLITIK DARI JAMUR PELAPUK PUTIH Dayatmo, Dwi; Santoso, Hartini Hadi
Konversi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan bioethanol dari lignosellulose  terdiri dari 3 tahap,  yaitu tahap pendahuluan, tahap hidrolisa, dan  tahap fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum dari penambahan kadar katalis pada tahap perlakuan pendahuluan terhadap kemampuan pendegradasian lignin dan jumlah enzim ligninolitik jamur pelapuk putih pada tahap hidrolisa terhadap kadar gula reduksi. Dalam pembuatan bioetanol ini menggunakan variabel bebas meliputi kadar asam yang ditambahkan sebesar 10% b/b 20% b/b dan 30% b/b pada tahap perlakuan pendahuluan dan jumlah enzim ligninolitik jamur pelapuk putih sebanyak 20% b/b, 30% b/b dan 40%b/b pada tahap hidrolisis. Pada tahap perlakuan pendahuluan, ampas aren yang sudah dikeringkan pada suhu 100oC digrinding dan dianyak dengan mesh 100, kemudian didegradasi dengan penambahan H2SO4 (10% b/b 20% b/b dan 30% b/b) dan diautoklaf pada suhu 121oC selama 30 menit. Lalu campuran dinetralkan menggunakan aquadest dan dilanjutkan ke tahap hidrolisa dengan penambahan enzim ligninolitik jamur pelapuk putih (20% b/b, 30% b/b dan 40%b/b) dan didiamkan selama 2 jam yang bertujuan untuk merombak polisakarida menjadi monosakarida. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar asam yang berbeda menyebabkan penurunan jumlah lignin yang berbeda dan penambahan jumlah enzim yang berbeda juga memberikan kadar gula reduksi yang berbeda pula.Kata kunci : Bioethanol, lignosellulose, limbah pati aren
PENGARUH KONSENTRASI KOH PADA EKSTRAKSI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DALAM PEMBUATAN KARAGENAN Is Tunggal, Wulan Wibisono; Hendrawati, Tri Yuni
Konversi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang banyak tumbuh di sepanjang pesisir pantai Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah Eucheuma cottonii, maka dibuat menjadi karagenan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi KOH terhadap mutu karagenan yang dihasilkan. Karagenan diperoleh dari ekstraksi rumput laut (Eucheuma cottoni) dengan cara membersihkan Eucheuma cottoni kering kemudian direndam menggunakan air selama 30 menit dan dipotong-potong menjadi 2-4 cm selanjutnya diekstraksi dengan larutan KOH konsentrasi 0,1N 0,3N 0,5N 0,7N dan 0,9N. Eucheuma cottonii dicuci dengan air dan dikeringkan hingga menghasilkan berat konstan dan digiling hingga menghasilkan tepung karagenan. Tepung karagenan yang dihasilkan di uji kadar air, kadar abu, kekuatan gel dan viskositasnya. Hasil yang diperoleh pada uji tepung karagenan menunjukan adanya peningkatan kekuatan gel karagenan dan tertinggi diperoleh pada penambahan konsentrasi KOH 0,9 N, yaitu sebesar 215,82 gram/cm2. Rendemen tepung karagenan mengalami kenaikan dengan meningkatnya konsentrasi KOH dan tertinggi sebesar 14,05%. Untuk viskositas karagenan dengan penambahan konsentrasi KOH didapatkan viskositas karagenan semakin menurun dan viskositas karagenan tertinggi didapat  pada konsentrasi KOH 0,1 N yaitu sebesar 275,3 MPaProses terbaik pembuatan karagenan dari Euchema cottonii yaitu waktu ekstraksi KOH 60 menit, konsentrasi KOH 0,9 N, menghasilkan randemen 28,80%, kekuatan gel 215,82 gram/cm2, kadar air 8,42%, kadar abu 37,2%, viskositas 183,3 MPa..Kata Kunci: Eucheuma cottonii, Ekstraksi, gel, viskositas, Karagenan.
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN BUAH MENGKUDU Viantini, Frima; Yustinah, Yustinah
Konversi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan bahan adsorben karena antioksidan yang terkandung di dalamnya. Antioksidan tersebut berguna untuk mengikat pengotor dan membentuk senyawa kompleks yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas minyak goreng bekas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur pada penambahan buah mengkudu yang dimanfaatkan sebagai adsorben terhadap penurunan kadar asam lemak bebas, angka peroksida, dan kepekatan warna pada minyak goreng bekas. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode adsorbsi dengan tahapan proses sebagai berikut proses despicing, proses netralisasi, proses bleaching dengan variasi temperatur 50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC selama 60 menit dengan konsentrasi buah mengkudu 20% dan kecepatan pengadukan 500 rpm. Analisa hasil uji pemurnian minyak goreng pada percobaan ini meliputi beberapa parameter yaitu bilangan asam, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, serta bilangan warna. Dari hasil percobaan didapat temperatur optimal adalah pada temperatur 70oC dengan konsentrasi 20% buah mengkudu dan kecepatan pengadukan 500 rpm selama 60 menit dan didapatkan bilangan asam 0.3293 mgrek/mg, kadar asam lemak bebas 0,2108%, bilangan peroksida 1.65 meq/kg, dan absorbansi pada panjang gelombang 450 nm adalah 0.82.  Kata Kunci : Adsorbsi, mengkudu, minyak goreng bekas, pemurnian

Page 2 of 2 | Total Record : 19