cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam
ISSN : 23388544     EISSN : 24772046     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016" : 20 Documents clear
NILAI-NILAI NASIONALISME SANTRI DALAM FILM SANG KYAI Ismawati, Nurida; Warto, Warto
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2921

Abstract

Indonesian nationalism progressively readuced. Indonesia is a countrywith diverse than tribe, nation, language and culture. Nationalism andreligion are two different things and have noting to do in the view of somepeople. Students reputed as character who pure struggle of a state religionnot to the nation. But, in the film, kyai is different, cleics and students orcommonly called the sarungan not only rated as a religious figure but alsoas the man who took part in the struggle for Indonesian independence.Kyai in this film is a bellwether in the mass mobilization of studentsagainst the invadrs as well as key in mobilizing students to selzo andmaintain the independence of Indonesian at that time. Sang Kyai is anIndonesian drama film by Rako Prijanto that elevates the story of thestruggle for independence the Nahdlatul Ulama mamely kyai HasyimAsy’ari. Based on the above background, we formulate the problem asfollow. What are the values of nationalism students in the film SangKyai. This article aims to find out what are the values of nationalismstudents portayed in the move kyai. This film aims to regrow the valuesof nationalism which is now consideredless. Research results showed thatthe values of nationalism in the film Sang Kyai demonstrated in variosgrades, namely, the value of unity, solidarity and values of independence.In the film Sang Kyai main character who has three grades above is kyai Hasyim Asy’ari. In addition, the scolars and the students portayed in the move kyai. Religious become the fivstmouves are used by scholars andstudents who later become motives of nationalism. The resulls of this studyare expected to contribute thoughts and scintific ideas about nationalism students in the struggle for independence in the Japanese colonial periodand after independence, especially in media based nationalism film.
PSIKOLOGIS MAD’U DI ERA MEDIA ELEKTRONIK (Prediksi Perubahan Perilaku Masyarakat) Farida, Farida
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2917

Abstract

Keunikan manusia tidak hanya pada kemampuan kognitifnya, tetapijuga komunikasi dengan simbol-simbol yang saling memahamkansehingga ada keterikatan psikologis. Oleh karenanya, manusia sebagaimad’u dalam proses dakwah dapat mengalami perubahan perilakudalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga seorang da’i memilikipeluang untuk memprediksi dan membentuk perubahan perilakumad’u yang akan mempengaruhi dalam hidup bermasyarakat. Seiringdengan perkembangan teknologi yang canggih, yakni keberadaan mediaelektronik sebagai media dakwah akan membantu tugas seorang da’i. Namun da’i harus tetap memperhatikan psikologis mad’u sebagai manusia yang memiliki keinginan dan kebebasan dalam berperilaku.Sehingga media elektronik (radio dan televisi) sebagai salah satu mediadalam berdakwah dapat dimanfaatkan untuk merubah perilaku mad’uyang memberikan dampak positif dalam kehidupan bermasyarakatyang mengutamakan sifat dasar manusia, yaitu: berkasih sayang,saling menghiormati, tolong menolong. Sifat tersebut tetap diperhatikanmeskipun menggunakan media elektronik untuk memudahkan danmenjangkau masyarakat diseluruh penjuru dunia dalam aktivitasberdakwah. Sehingga tujuan dakwah dengan menggunakan prinsip-prinsip berdakwah agar mad’u memahami agama dengan penuh kesadaran dan menjalankan perilaku agama dengan rasa senang.
TANTANGAN PENERAPAN NILAI-NILAI ETIKA DAKWAH PADA PROGRAM DAKWAHTAINMENT DI TELEVISI Widiana, Nur Huda
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2922

Abstract

Dakwahtainment sebagai upaya untuk mencari format yang sesuai diera informasi merupakan suatu keniscayaan. Dengan memperhatikankebutuhan masyarakat modern, maka pola-pola dakwah yang memilikiunsur intertainment mendapatkan perhatian dari para pelaku dakwahdan media televisi.Namun keberadaan da’i sebagai orang yang memilikipengetahuan, pemahaman yang luas di bidang agama ketika berhadapandengan media sungguh “tidak berdaya”. “ketidak berdayaan” inidipengaruhi oleh pemilik media yang memiliki tujuan berbeda dariidealisme da’i, sehingga rentan terjadi problem-problem etika dakwahdidalam pelaksanaannya.Mengemas dakwah dengan pola dan bahasayang menghibur merupakan hal yang harus dipertimbangkan sepanjangtidak menghilangkan esensi dan substansi dari dakwah itu sendiri.Sebab bila kemasan-kemasan dakwah itu dipandang sebagai strategi danmetode dakwah, maka sesungguhnya hal itu dapat berkembang sejauhyang diinginkan sesuai konteks ruang dan waktu yang melingkupinya.
PESAN DAKWAHTAINTMENT, ANTARA TUNTUNAN DAN TONTONAN Mubasyaroh, Mubasyaroh
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2918

Abstract

Islam merupakan agama dakwah, artinya setiap orang yangberagama Islam akan terkena kewajiban untuk berdakwah sesuaidengan kemampuan masing-masing dan penguasaan terhadap metodeyang dikuasainya. Dengan demikian berdakwah dapat dilakukanmelalui metode dan media yang relevan dengan situasi dan kondisi.Dakwah entertainment atau yang lebih populer disebut dengan istilahdakwahtainment kerap muncul saat bulan Ramadan. Dakwahtainmentadalah program acara religi Islam dalam bentuk siaran ceramah,sinetron, variety show, talk show, dialog, features, dan lainnya yangdikemas sesuai standar broadcast televisi, yaitu menghibur dan menariknamun tidak menghilangkan esensi pesan dakwah itu sendiri. Dalamhal ini dakwahtaintment akan berdampak pada sikap mad’u ketikamengikuti dakwah inim karena akan memunculkan realitas antaratuntunan dan tontonan. Pada tulisan ini akan disajikan mengenaidakwahtaintment, yang akan menimbulkan dilematis dakwahtaintmentantara tuntutan dan tontonan, karena dalam dakwahtaintmentakan sulit dibedakan mana yang tuntunan dan tontonan.
ANALISIS METODE CERAMAH MAMAH DEDEH DALAM ACARA MAMAH DAN AA BERAKSI DI INDOSIAR DENGAN TEMA “ORANG KETIGA PERUSAK KELUARGA” Zaini, Ahmad
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2914

Abstract

Televisi sekarang ini merupakan salah satu media yang dapat digunakanuntuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Hal ini ditandai denganbanyaknya program siaran keagamaan yang menghiasai layar kaca.Setiap pagi kita dapat menyaksikan program siaran keagamaan(Islam). Dakwah melalui televisi cukup efektif karena mudah diaksesoleh para pemirsa televisi. Para pemirsa televisi diberi kemudahan untukmengakses penceramah yang disukai. Salah satu penceramah yang seringmuncul di televisi adalah Mamah Dedeh. Sudah banyak materi atautema yang disampaikan oleh beliau. Di antara tema yang pernah tayangdi Indosiar adalah “Orang Ketiga Perusak Keluarga”. Mamah Dedehmemiliki kekhasan dalam gaya bicara. Gaya bicaranya yang lugas danceplas-ceplos menjadikannya diminati banyak orang. Terlebih berceramahdi televisi harus diselingi dengan humor dalam penyampaiannya.Disinilah dakwahtainment menemui permasalahan, karena selamaini dakwah diasumsikan harus disampaikan dengan serius. Apabiladakwah lebih banyak hiburannya, maka bukan menjadi tuntunan,namun menjadi tontonan. Terlepas dari problematika dakwahtainmenttersebut, yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahuimetode Mamah Dedeh ketika menyampaikan pendahuluan, isi ceramahdan penutup dalam ceramahnya dan untuk mengetahui prinsipprinsippenyampaian ceramah yang disampaikan oleh Mamah Dedeh.
DAKWAHTAINMENT DI TELEVISI: Analisis Terhadap Fenomena Dakwah Ramadhan Yuliyatun, Yuliyatun
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2923

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan fenomena dakwahtainmentdi media televise yang menyajikan pesan dakwah sekaligus menawarkandunia hiburan. Lebih maraknya dalam sajian-sajian dakwahtainmentmenyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Berbagai infortainmentbertaburan dengan menyelipkan nuansa agama untuk memperkuat dayajual di masyarakat. Penting dalam tulisan ini peneliti paparkan hakekatdakwah dan bagaimana sebaiknya masyarakat mensikapi fenomenadakwahtainment tersebut agar substansi pesan-pesan dakwah tetapdapat bisa dipahami masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa kecenderungan masyarakat kurang dapat menangkap pesandakwah dibalik sajian-sajian dakwahtainment. Justru yang popularadalah sajian-sajian hiburannya dan populeritas dari suatu produk.
DAKWAH KONTEMPORER DALAM BINGKAI DAKWAHTAINMENT (Kajian Popularitas Instan Pelaku Dakwahtainment) Mas'udi, Mas'udi
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2919

Abstract

Pandangan dakwah konvensional menegaskan bahwa aktivitas dakwahyang berskala besar hanya diemban oleh para kyai besar dan terkenal.Tidak sembarang dai bisa berperan aktif melalui konstelasi dakwahyang bernilai besar bagi sebuah pertunjukan atau pengajian agamayang dilakukan oleh seorang dai. Hanya dai-dai dengan kapasitaskeilmuan yang cukup tinggi, dia yang akan bisa mengembangkankarir kedakwahannya di komunitas yang sangat besar. Praktis saja,dakwah tersentral pada figur seorang kyai yang fatwa dan nasehatnyaseringkali ditunggu oleh masyarakat dan khalayak ramai. Kehadirandai dalam dimensi dakwahtainment memberikan nilai yang cukupatraktif atas popularitas yang disandangnya di kalangan masyarakatluas. Kehadiran mereka yang tergolong instan bisa mendongkrak nilaidan popularitas kefiguran di tengah-tengah publik. Karenanya, halini menjadi sesuatu yang bernilai besar bagi setiap tokoh dimaksuddalam rangka menciptakan kedudukan dirinya di tengah-tengahpublik yang berskala besar. Kondisi ini memiliki fakta unik yang bisadimunculkan dalam rangka menegaskan peran besar media untukmenciptakan popularitas seorang figur kyai di masyarakat. Berbekalpendekatan sosiologi-antropologi dengan analisis deskriptif-analitisrancangan penelitian ini dikemukakan dan dimunculkan. Pembahasandalam artikel ini menegaskan bahwa dakwahtainment memberikankontribusi besar bagi pemunculan popularitas seorang tokoh atau daidi masyarakat. Dakwah dalam bentuk konvensional bisa memberikan kontribusi besar bagi pemunculan tokoh baru dalam naungan dakwah.Dakwahtainment yang bermunculan dalam peta globalisasi terkini telahmemberikan implikasi sangat realistis bagi terbentuknya figur-fihurinstan di bawah naungan dakwah. Sebagai implikasi atas keberadaanini, sakralitas dan peneguhan mutu keagamaan yang lebih sering diusungoleh para kyai konvensional beralih dengan munculnya kyai-kyaimodern yang tiada memperhitungkan secara praktis mutu keilmuandan kedalaman pengetahuan tentang dakwah yang mereka pelajari.
PROBLEMATIKA DAKWAHTAINMENT DI MEDIA DAKWAH Ahmad, Nur
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2915

Abstract

Selama periode reformasi bangsa Indonesia mengalami keterbukaandibidang media, bahkan sebagian masyarakat berargumentasi sudahsampai pada tahap “Kebablasan” atau kebebasan. Salah satuproduk transformasi ini adalah bertaburannya program-programdakwahtainment yang pada hakekatnya menggabungkan antara“Tuntunan dan Tontonan”, sebagai landasan operasional mereka demikeuntungan melalui komodifikasi agama melalui media. Pemanfaatanteknologi dakwah sebenarnya merupakan sebuah pemenuhankebutuhan spiritual masyarakat Indonesia yang selalu mengalamiperkembangan akan eksistensinya sebagai konskuensi modernisasizaman. Fenomena dakwahtainment sebagai media dakwah saatini, banyak elemen yang terlibat di dalamnya justru mengikis moralmasyarakat karena minimnya tauladan yang diperankan oleh individuyang terlibat di dalamnya serta tidak terpenuhinya esensi materidakwah yang ingin disampaikan da’i pada mad’u karena disebabkanbanyaknya faktor yang bersifat materialistis dan kapitalis sebagaibudaya di media yang terdapat di Indonesia saat ini. Kebutuhanmasyarakat untuk terpenuhinya aspek penguatan spiritual telahmemicu berbagai inovasi terkait metode dakwah yang paling efektif dan mampu menjawab kebutuhan pasar. Sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya, telah sangat akrab dengan beberapa tema acara pengajian yang banyak dijumpai di beberapa media baik melaluistasiun televisi maupun media lainnya yang mengusung beragam temabernuansa agama dalam bingkai dakwah. Sebuah hal yang dilematisdari program dakwahtainment ketika kemasan dari metode dakwah dengan entertainment ini terkadang mengundang persepsi masyarakat yang tanpa disadari mengkerdilkan nilai-nilai agama Islam.
STUDI ANALISIS PROBLEMATIKA DAKWAHTAINMENT DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS Hidayati, Nurul
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2920

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui problematika dakwahtainment,etika dakwahtainment,serta mengetahui problematika dakwahtainmentdengan pendekatan sosiologis. Dakwahtainment didefinisikan sebagaisuatu konsep yang memadukan penyebarluasan Islam dan bentuk-bentuksiaran hiburan yang tak terhitung banyaknya melalui medium televisi,yang memungkinkan jutaan pemirsa di rumah menonton, menerima danmenangkap pesan-pesan mereka. Program acara dakwah yang dikemasdalam bentuk dakwahtainment harus mempertimbangkan beratnyaamanah yang diemban, KPI perlu membangun aliansi yang lebih kuatdengan para pemangku kepentingan strategis untuk mengamati denganseksama, program penjangkauan harus dilakukan untuk membangunkerjasama yang lebih erat dengan lembaga-lembaga akademik danriset, banyak program dakwahtainment dan program yang berorientasireligius di Indonesia yang menghadapi permasalahan etika yang serius.Apabila dianalisis dengan pendekatan sosiologis maka programprogramdakwahtainmentsebenarnya pertarungan antara kelas borjuis dan kelas proletar yang merupakan kelompok pekerja yang bergantung pada kelas borjuis. Pemilik modal diwakili oleh pemilik media (televisi),  sedangkan kelas proletar disini diwakili oleh pekerja yang bekerja pada pemilik media dan juga masyarakat sebagai penikmat program televisi.  
Etika DakwahtainmEnt Dalam masyarakat multikultural Falah, Riza Zahriyal
AT-TABSYIR Vol 4, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v4i2.2916

Abstract

Tulisan ini mencoba memaparkan problematika para da’i dalam programprogram dakwahtainment, utamanya program yang dilaksanakan di televisi. Selain itu juga membahas tentang kondisi masyarakat sebagai objek dakwah, khususnya yang ada di Indonesia, sebagai masyarakat multikultur, sehingga memberikan kompleksitas dalam berdakwah. Berbagai konsep etika yang dimunculkan dalam tulisan ini adalah dalam rangka menanggulangi problem-problem da’i dalam berdakwah. Problem-problem seperti kapitalisasi dakwah, pendangkalan agama, persaingan antar da’i dan lain sebagainya, merupakan problem-problem yang umum terjadi dikalangan da’i dakwahtaiment. Maka dari itu perlu penanaman etika ikhlas, lemah lembut, mengedepankan kemudahan dan lain-lain yang bisa menjadi pedoman da’i dakwahtainment agar dakwahnya diterima oleh masyarakat multikultur. Dari sini kemudian para da’i bisa lebih fokus dalam kegiatannya dalam berdakwah yang lepas dari problem-problem yang menghambat pola dakwah. 

Page 1 of 2 | Total Record : 20