cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 172 Documents
Partisipasi Buruh Dalam Aksi Unjuk Rasa Virianita, Ratri
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Penelitian ini menguji pengaruh identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok pada buruh yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa. Kelompok buruh dipilih mengingat sejak krisis moneter 1997 sejumlah peristiwa sosial berbentuk tingkah laku kelompok, seperti aksi unjuk rasa buruh, meningkat frekuensinya di berbagai perusahaan di Indonesia. Berbeda dengan Smelser yang berperspektif sosiologis, teori Identitas Sosial menjelaskan tingkah laku kelompok dalam perspektif sosial-psikologis. Teori ini menekankan peranan identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok dalam proses terbentuknya tingkah laku kelompok. Dari subyek 102 buruh yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, data memperlihatkan identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok merupakan prediktor yang signifikan terhadap partisipasi buruh dalam aksi unjuk rasa. Dengan metode stepwise diketahui bahwa keyakinan subyektif tentang permeabilitas kelompok memberi sumbangan yang lebih besar daripada identifikasi kolektif. 
Kinerja Aspek Sosial dalam Pengelolaan Hutan Alam Lestari: Studi Kasus pada HPH PT. Sumalindo Lestari Jaya (SLJ) II Provinsi Kalimantan Timur Muljono, Pudji
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 3, No 3 (2009)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Social aspect is one of important aspects to be considered in the analysis of sustainable forest management performance. This article discusses the analysis of social aspect of sustainable forest management as taking place at one of production unit of PT (SLJ) II in East Kalimantan. Ten indicators were employed to help elaborate sustainable forest management performance in this study. These indicators were considered to represent keys social aspect influencing the management performance at that unit of production. The employed indicators are to comply with sustainable forest management certification system as formulated by Lembaga Ekolabel Indonesia 2000. Based on the analysis, it is indicated that PT SLJ II accomplished good enough social performance in running sustainable forest management. However, it is also shown that the implementation of good social aspect performance did not help the company to improve the level of community welfare status yet. The finding of the study is expected to give an enrichment matter to the process of how sustainable forest management should be operated and be achieved in the field. Keywords: social aspect performance, sustainable forest management
PERSEPSI DAN MOTIVASI RELAWAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Binti Marfin, Nirmala; P. Lubis, Djuara
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Indonesia is a developing country which has focused on development. The development and acceleration of economic growth that occurred in Indonesia has not been evenly distributed in every province. This gives rise to a phenomenon of population movement (migration) occurring in rural communities who migrate to urban areas which eventually give rise to a phenomenon of urban poverty. The purpose of this study was to identify the characteristics of poor communities urban areas and to identify social representations about the city in poor communities in urban areas. The characteristics of poor communities are generally aged between under 25 to more than 54 years old, the majority of respondents are women, and generally work in the informal sector. The level of education of respondents are elementary school level (SD) or equivalent to high school level (high school) or equivalent. The income that can be obtained by poor communities were Rp. 100.000.00 up to Rp.1.500.000.00 per month. Overall poor communities did rural-urban migration between 1970 until 2010. The reason was to find a job, looking for experience, come to join her parents and husband, and generally they spent a time in a location was between 1 to 30 years. The frequency of returning home is zero to more than 4 times in the past year. Most of them do not choose the location as the first residence in the city. There are 4 kinds of type of social representations about the city and the poor. The dominant type of social representations about city is type a place to earn money. Beside that, the dominant type of social representations about the poor is underprivileged person.
DAMPAK SOSIAL-EKONOMI MASUKNYA PENGARUH INTERNET DALAM KEHIDUPAN REMAJA DI PEDESAAN Ekasari, Putri; Hadi Dharmawan, Arya
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

The study was done in two village, they are Cibatok I Village and Pangradin Village, The Bogor District of West Java, Indonesia. The purposes of this study were 1) to analyse and determine the impacts of the use of internet in teenagers characteristics to internet usage pattern in two villages 2) to analyze the socio-economic impact brought by internet usage pattern of teenagers in two villages. This study was approached by using quantitative method supported by qualitative method. Data obtained through observation, depth interviews and interviews using questionnaires. Meanwhile, the results of this study showed 1) The differences of internet usage pattern in the two villages 2) The availability of internet access in Cibatok I Village have made impacts to the socio-economic changes of teenagers life. Meanwhile, it is not clearly seen in teenagers live at Pangradin Village
Mengkaji Ulang Perspektif Desentralisasi Demokrasi Sumberdaya Alam: Sebuah Langkah Menuju Cita-Cita Sustainable Development ., Zusmelia
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Tulisan ini mencoba menggaris bawahi bahwa penteorian yang terbaru pada saling hubungan sosial dengan alam—dalam bentuk saling hubungan yang lebih humanis (humanistic relationship)--telah menawarkan suatu alternatif dalam pengelolaan sumberdaya alam (lingkungan) ke depan, sehingga harapan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan jelas merupakan tujuan. Disamping itu tulisan ini akan berkontribusi pada ranah akademik diskursus--pada eko-politik “kritis”, artinya dengan melihat pengetahuan demokratisasi lingkungan dan disisi lain akan disinggungkan dengan kebijakan desentralisasi, sebagai upaya mencapai demokratisasi yang dimaksud, jelas pembahasannya akan menghasilkan muatan politik. Artinya, ada kemungkinan atau alternatif untuk menantang dan mengambil alih dominasi penjelasan dan pengelolaan lingkungan. Tentunya tidak mungkin, atau bahkan akan sulit untuk menjelaskan bagaimana persoalan lingkungan tanpa merefleksikan politik. Bila itu dilakukan, jelas hasil dari penjelasan persoalan lingkungan menjadi tidak akurat dan bahkan mungkin tidak berguna dalam berbagai konteks (Little, 2000; dan Forsyth, 2003)
Dilema Dalam Transformasi Desa Ke Nagari : Studi Kasus di Kenagarian IV Koto Palembayan, Provinsi Sumatera Barat Budi Astuti, Nuraini; M. Kolopaking, Lala
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 3, No 2 (2009)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

The implementation of local autonomy regime gives an interesting socio-political explanation of how is the local genuine governance system, the so-called nagari, to operate in West Sumatera. Based on Law No. 22/1999 as amended by Law No. 32/2004, the Regional Government of West Sumatera introduced Regional Law No. 9/2000 as legal foundation to regulate the implementation of nagari in the region. The study, was conducted in Nagari IV Koto Palembayan, District of Agam, Province of West Sumatera. It was intended to 1) describe and analyze the implication of structural change from nagari to desa and its return to nagari system, 2) analyze potential conflicts that occur in the transformation from desa to nagari. The study used qualitative approach, in which data and information were mostly collected by in-depth interviews supported by observation, study of literature and documents. It was found that 1) such intervention brought about widely social change at local level, 2) the transformation from desa to nagari stimulated some potential conflicts at local level. It is realized that it is uneasy for the government to synergize modern and traditional institution of governance in a single system. In case, the control of such a complicated system is very poor, then the implementation of nagari system is substantially hindered.
Bentuk-Bentuk Perubahan Pertukaran dalam Perkawinan Bajapuik M, Maihasni; Sumarti, Titik; Sri Wahyuni, Ekawati
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

The objective of this paper to identified and analysis of types that use in bajapuik marriage as a basic of exchange and factors that its influence. The reseach is a qualitative aproach with using multi method approaches in order to explain the phenomena proposed.The result of the study showed that types exchange in bajapuik marriage involved; 1) uang jemputan; 2) uang hilang; 3) uang selo; 4) uang tungkatan. All of types that are exchenged in bajapuik marriage in this moment. In general, the types emerge are caused effect economy and spesific education and inhabitant mobility. 
KONTESTASI DAN KONFLIK MEMPEREBUTKAN EMAS DI POBOYA Zainudin, Sulthan; Soetarto, Endriatmo
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Terjadinya konflik yang melibatkan antara masyarakat dengan pemerintah dan perusahaan disebabkan oleh perspektif yang berbeda dalam memandang sumber daya alam. Sebagai konsekuensinya, hal ini akan membawa pada perbedaan manajemen dan pemanfaatan sumber daya alam, sehingga hal itu akan berakhir dengan perbedaan pandangan dalam pengelolaan sumber daya alam antara pemerintah dan masyarakat setempat. Dalam tingkat makro, studi ini sebenarnya akan membahas diferensiasi makna yang berakhir dengan konflik sumber daya alam di Poboya, aktor yang terlibat dan representasi masyarakat adat dan kelompok-kelompok LSM konservasi sumber daya alam dari ekspansi kapitalis. Dengan menggunakan perspektif ekologi politik, studi ini menunjukkan bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam Poboya, seperti pemerintah pusat, para elit politik lokal, masyarakat adat, kepolisian daerah, CPM, dan masyarakat setempat. Penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa asal usul konflik Poboya ini terjadi antara pemerintah, perusahaan (CPM) dan masyarakat adat adalah dalam hal kontestasi sumber daya alam. Sementara itu, konflik antara perusahaan, pemerintah dan LSM menjadi suatu diskursus. Representasi masyarakat adat diwujudkan dalam bentuk pengendalian kegiatan pertambangan, sedangkan LSM yang diberikan penguatan dan berdiri di belakang tindakan masyarakat di Poboya.Kata Kunci: kontestasi kekuasaan, masyarakat adat, penambangan.
Analisis Praktik Manajemen Sumberdaya Keluarga dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten da Kota Bogor Iskandar, Abubakar
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis praktik manajemen sumberdaya keluarga. Desain penelitian ini adalah cross sectional survey dengan melibatkan 240 keluarga sampel yang dipilih seara random di delapan desa. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah regresi berganda yang mempredisi variabel demografi (jumlah anggota, umur suamu dan isteri), variabel sosial ekonomi (pendidikan suami dan isteri, pendpatan, aset, dan tempat tinggal) yang dapat mempengaruhi manajemen sumberdaya keluarga yang meliputi perencanaan, pembagian tugas dan pegawsan. Hasil pnelitian menunjukkan bahwa tempat tinggal di kota dapat mempengaruhi keluarga dalam melakukan perencanaan, sedangkan keluarga yang tinggal d desa dapat mempengaruhi keluarga dalam melakukan pembagian tugas, sementara itu, keluarga yang emiliki pendapatan yang tinggi dapat meakukan pengawasan.Hasil penlitian menunjukkan bawa 62,5 persen keluaga di kota dan 73,3 persen keluarga di desa yang melakukan perencanaan digolongkan sebagai keuarga yang tidak miskin, sedangkan 50,0 persen keuaga di kiota dan 40,5 persen keluarga di desa yang melakukan pembagian tugas dikategorikan sebagai keluarga miskin. Rata-rata pengeluaran untuk pangan dan non pangan Rp. 197.920.7, per kapita di kota dan rata-rata pengelaran pangan dan non pangan di desa Rp. 195.486.7 adalah miskin Alokasi waktu kegiatan pribadi utuk suami di kota adalah 10,2 dikategorikan sebagai keluarga miskin dan di desa adalah 11,1. Alokasi waktu kegiatan pribadi isteri di kota adalah 10,6 dan di desa 11,3 dkategrikan keluarga miskin.
Pengelolaan Sampah Rumahtangga Berbasis Komunitas: Teladan dari Dua Komunitas di Sleman dan Jakarta Selatan Dwi Utami, Beta; Siswi Indrasti, Nastiti; Hadi Dharmawan, Arya
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Studi kasus pengelolaan sampah rumahtangga di Wedomartani (Sleman, Yogyakarta, Daerah Istimewa) dan Banjarsari (Jakarta Selatan) memberikan perspektif alternatif untuk meminimalisasi timbunan sampah yang dikelola oleh pemerintah melalui skenario daur ulang sampah dengan mengkombinasikan aspek teknis, ekologi, ekonomi, sosial budaya, kebijakan dan kelembagaan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan sampah rumahtangga dari sumbernya di Wedomartani dan Banjarsari; 2) untuk membuat sintesis pola pengelolaan sampah berbasis komunitas; 3) untuk menguji dan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pola dari kedua studi kasus tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2005 sampai Agustus 2006. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan pengambilan sampel. Analisis data dilakukan secara deskriptif meliputi analisis efektivitas biaya, analisis regresi, analisis varian dan t-test. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat memberikan beberapa keuntungan yakni : 1) mengurangi 57 persen sampah 70 persen dari total jumlah sampah; 2) efisiensi biaya sebesar 23 persen sampai 37 persen dibandingkan pengelolaan secara konvensional; 3) peningkatan nilai ekonomi dengan penjualan barang daur ulang, pelayanan pelatihan daur ulang dan bentuk-bentuk diversifikasi yang lain; 4) menciptakan harmoni sosial antar banyak pihak. Implementasi kedua pola ini di Bogor belum dapat dilakukan secara optimal karena belum terpenuhinya prasyarat untuk mencapainya. Tingkat biaya operasional juga belum dapat dicapai secara menguntungkan.

Page 1 of 18 | Total Record : 172