Claim Missing Document
Check
Articles

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KOMUNITAS DESA: STUDI KASUS DI KAWASAN PESISIR UTARA PULAU AMBON -, Subair; Kolopaking, Lala M.; Adiwibowo, Soeryo; Pranowo, M. Bambang
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i1.2943

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi adaptasi komunitas nelayan terhadap dampak perubahan iklim. Lokasi penelitian di desa nelayan Asilulu, ditetapkan secara purposive mewakili karakteristik desa pesisir di kawasan pantai utara pulau Ambon Maluku. Metode yang digunakan adalah ’metode kasus historis’ sebuah metode studi sosiologi yang memadukan dua pendekatan yaitu sosiologi sejarah dan sejarah sosiologis. Pengumpulan data dilakukan dengan metode hermeunetik dan dialektika dalam waktu kurang lebih 2 tahun (April 2010 – Juni 2012) menggunakan teknik pengamatan berperan serta, focus group discussion, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Penelitian menunjukkan hasil bahwa komunitas nelayan di desa Asilulu telah merasakan dampak dari perubahan iklim yang menekan sistem penghidupan mereka meliputi kenaikan permukaan laut, intensitas badai dan gelombang tinggi, perubahan fishing ground dan kekacauan musim tangkap. Kerentanan komunitas dikategorikan tingkat sedang dan karenanya masih dalam area coping range komunitas. Nelayan melakukan adaptasi proaktif dan reaktif dalam strategi adaptasi fisik, sosial-ekonomi, dan sumber daya manusia yang sejauh ini mampu meningkatkan lebar selang toleransi sehingga kerentanan dapat dikurangi dan resiliensi sistem meningkat. Kondisi ini membuat komunitas nelayan cukup resilien. The purpose of this study is to identify the adaptation strategies of a fishing community to respond the impact of climate change. Location of the study in the fishing village Asilulu, determined purposively to represent the characteristics of the coastal villages in the north coast of the island of Ambon Maluku. The method used is the ‘method of historical case’ a sociological study method that combines two approaches, historical sociology and sociological history. Data collected between April 2010-June 2012, using the technique of participant observation, focus group discussions, in-depth interviews, and literature. Research shows that the fishing community in the village Asilulu have felt the impact of climate change which suppress their livelihood systems include sea level rise, storm intensity and high waves, changes in fishing grounds and fishing seasons chaos. Community vulnerability and therefore categorized as being still in the area of community coping range. Fishermen proactive adaptation and reactive adaptation strategies in physical, socio-economic, and human resources are so far able to increase the width of the tolerance interval so that vulnerabilities can be reduced and the resilience of the system increases.
LAJU KONVERSI LAHAN SAWAH MENJADI PERKEBUNAN SAWIT DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU Fahri, Anis; M. Kolopaking, Lala; Budiman.Hakim, Dedi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Conversion Rate of Rice Field to Palm Oil Plantation, the Affected Factors and Its Impact to Rice Production in Kampar District, Riau. Kampar district is a center of rice production area in Riau Province and since ten years ago had been being conversed to palm oil plantation. This study aimed: (1) to identify the rate of land conversion, (2) to analyze factors that influence the conversion of paddy fields at the farm level, (3) to identify impact of paddy field conversion on rice production. The study was conducted in Kampar district from April to December 2013 using survey design and involving 60 farmers as respondent that consisted of 30 paddy farmers in Kampar Sub District and 30 farmers in Tambang Sub District who undertook paddy field conversion to palm oil plantations. Analyzing the data used multiple linear regressions. The results of landsat analysis from 2002 to 2010 showed a decreased occurred paddy field area by 1955.79 ha (21.77%) (from 8,984 ha to 7028.21 acres). The factors which significantly influenced paddy field conversion were: (1) reduction in paddy farming income, (2) an increase in palm oil farming income, (3) irrigation constraints, and (4) the lack of knowledge regarding the regulation of paddy field. Paddy field conversion during the period of 2002-2010 was estimated on causing the loss of 9,192 t of grain, which was, equivalent to 5,767 t of rice per years.   Key words: Land conversion, palm oil, paddy field, Kampar District Kabupaten Kampar merupakan sentra produksi beras di Provinsi Riau yang dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir terjadi konversi lahan sawah. Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi laju konversi lahan sawah, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat petani, (3) mengidentifikasi dampak konversi lahan sawah terhadap ketahanan pangan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dari bulan April hingga Desember 2013 menggunakan rancangan survey yang melibatkan 60 petani responden, terdiri dari 30 petani padi di Kecamatan Kampar dan 30 petani yang melakukan konversi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Tambang. Analisis data mengggunakan regresi linear berganda. Hasil interpretasi data citra landsat 2002-2010 menunjukkan terjadi penyusutan lahan sawah seluas 1.955,79 ha (21,77%) dari 8.984 ha menjadi 7.028,21 ha. Faktor-faktor yang diduga secara signifikan mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat petani adalah: (1) penurunan pendapatan usahatani padi, (2) peningkatan pendapatan usahatani kelapa sawit, (3) kendala irigasi dan (4) kurangnya pengetahuan tentang kebijakan larangan konversi lahan sawah. Konversi lahan sawah selama periode 2002 - 2010 diperkirakan telah menyebabkan hilangnya 9.192 t gabah kering giling atau setara dengan 5.767 t beras/tahun.   Kata kunci: Konversi lahan, kelapa sawit, padi sawah, Kabupaten Kampar
Dilema Dalam Transformasi Desa Ke Nagari : Studi Kasus di Kenagarian IV Koto Palembayan, Provinsi Sumatera Barat Budi Astuti, Nuraini; M. Kolopaking, Lala
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 3, No 2 (2009)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

The implementation of local autonomy regime gives an interesting socio-political explanation of how is the local genuine governance system, the so-called nagari, to operate in West Sumatera. Based on Law No. 22/1999 as amended by Law No. 32/2004, the Regional Government of West Sumatera introduced Regional Law No. 9/2000 as legal foundation to regulate the implementation of nagari in the region. The study, was conducted in Nagari IV Koto Palembayan, District of Agam, Province of West Sumatera. It was intended to 1) describe and analyze the implication of structural change from nagari to desa and its return to nagari system, 2) analyze potential conflicts that occur in the transformation from desa to nagari. The study used qualitative approach, in which data and information were mostly collected by in-depth interviews supported by observation, study of literature and documents. It was found that 1) such intervention brought about widely social change at local level, 2) the transformation from desa to nagari stimulated some potential conflicts at local level. It is realized that it is uneasy for the government to synergize modern and traditional institution of governance in a single system. In case, the control of such a complicated system is very poor, then the implementation of nagari system is substantially hindered.
Pembentukan Identitas Etnik di Arena Ekonomi Politik Lokal Sjaf, Sofyan; M. Kolopaking, Lala
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Pembentukan identitas etnik di arena ekonomi politik lokal penting untuk dikaji dalam rangka memahami pluralisme di Indonesia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempelajari pembentukan identitas etnik di arena ekonomi politik lokal. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma non-positivistik perspektif struktural-konstruktivisme. Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, wawancara tertruktur dan Focus Grup Discussion (FGD) yang dilakukan aktor dari latar belakang berbagai etnis (Tolaki, Muna, Buton, dan Bugis) dan berbagai profesi (politisi, birokrasi, akademisi, and aktivis LSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan identitas etnik di arena politik lokal dipengaruhi oleh sejarah kelompok etnis (posisi) dan pengalaman aktor (disposisi). Dari keduanya, bentuk garis yang berkelanjutan membentuk suatu interaksi (kesenangan) yang dinamakan pembentukan identitas etnik. Struktur ini mengacu pada dua bentuk: (1) bentuk identitas etnik dengan skala besar dan (2) pembentukan batas identitas etnik. Kedua struktur tersebut merupakan penentu arena ekonomi politik lokal. Psinsip hirarki ganda (prinsip hirarki heteronomus dan autonomus) memberikan kontribusi pada pembentukan identitas etnik yang disebabkan oleh mobilisasi [identitas], positif atau negatif.Kata Kunci: struktur pembentukan identitas etnis, politik identitas, ekonomi politik lokal.
PERLAWANAN TERSAMAR ORGANISASI PETANI: SINERGI ANTARA KEPENTINGAN PEMBANGUNAN DAN ABSTRACT KEPENTINGAN GERAKAN SOSIAL Purwandari, Heru; Kolopaking, Lala M; Tonny, Fredian
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

This study goal is understanding people movement development that articulated through organization construction. Farmer as social entity faced with structural pressure that obstruct the social transformation movement. According to the facing problems, these are natural when approach that developed by farmer organization is the community development strategy. Production center oriented for the latest 30 years have become the development ideology. Critic toward this paradigm as described above brought in to the community development (CD) approach. Unfortunately CD produce dependence with the elite structure and program, elite domination and effort to integrating farmer to high capital condition. Besides that problem, CD preserve community stability and disappear social change and social movement. Looking to this fact, farmer organization that prepared as case study develop a new paradigm for the community development which more intense to the people center development. This effort can be held with self govern building and farmer authority. Practically; choosing paradigm for people center development strategy. Differentiation between early CD with the CD as the strategy that will be directed to the people center development lie on the result. CD as the strategy is not resulting dependence otherwise achieving access and control to the resources. Those explanation above really want to describe that farmer achieving specific ways to reach organization goals. Paradigm resistance have been doing with the hidden tactic. Concept that founded in this research is disguised resistance. Disguised resistance indicated hidden strategy that used to reach organization agenda. Disguised resistance is the alliance model between maintaining social existence and the effort to the social deconstruction. Resistance have been doing bellow the government development propaganda and doing the redefinition to those propaganda in to the paradigm ways more oriented to the people center oriented. Keywords: Disguised Resistance, Farmer Organization, Farmer Self Govern, Farmer Authority
The Impact of State Intervention on Social Capital of Fishermen Community in Small Islands Anwar, Sakaria J; Kolopaking, Lala M; Kinseng, Rilus A; Hubeis, Aida Vitayala S.
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i2.3304

Abstract

This paper aims to discuss the impact of state intervention on social capital of fishermen community in small islands. The research was conducted in Barrang Lompo Island, Makassar. The data was collected through in-depth interview and limited observation from twelve informants determined by snowball sampling. Questionnaires were also spread to about 40 respondents. The data was then analyzed qualitatively to explain research’s data and facts. The results of the research show that state intervention for the last ten years on small islands communities has impact on various aspects such as the diminishing loyalty and trust among locals to the government. Therefore, the intervention reduce the community’s participation, individually and collectively, in development activities. The situation, in turn, could affect the diminishing political capacity of the locals and government in the implementation of development in the islands. The state intervention, however, strengthened social solidarity, local value practices and the enthusiasm to understand religious values which in turn could tighten the internal bond of a community. This bond can become a potential strength to build communities in small islands. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan dampak intervensi negara pada kapital sosial komunitas nelayan di pulau-pulau kecil. Penelitian ini dilakukan di Pulau Barrang Lompo, Makassar. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi terbatas dari dua belas informan ditentukan oleh snowball sampling. Kuesioner juga menyebar ke 40 responden. Data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif untuk menjelaskan data penelitian dan fakta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi negara selama sepuluh tahun terakhir pada masyarakat pulau-pulau kecil memiliki dampak pada berbagai aspek seperti, mengurangi loyalitas dan kepercayaan di antara penduduk setempat kepada pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi mereka, secara individu dan kolektif, dalam kegiatan pembangunan kurang. Ini akan berakibat pada berkurangnya kapasitas politik penduduk setempat dan kapasitas pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan pulau. Kendati demikian intervensi negara juga memperkuat solidaritas sosial, praktek nilai lokal dan semangat untuk memahami nilai-nilai agama yang pada gilirannya dapat memperkuat ikatan internal masyarakat. Ikatan ini selanjutnya dapat menjadi kekuatan potensial untuk membangun masyarakat di pulau-pulau kecil.
PERAN PAGUYUBAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN DESA Ardinal Barlan, Zessy; M. Kolopaking, Lala
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 8, No 2 (2014): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Balikpapan merupakan daerah dengan masyarakat yang multietnik. Konsekuensi dari masyarakat beragam tersebut tentunya berdampak pada cukup banyak muculnya paguyuban etnis. Masingmasing paguyuban etnis ini memiliki norma dan nilai yang mempengaruhi individu dalam berprilaku dan mengambil keputusan. Oleh sebab itu penting untuk melihat bagaimana pengaruh paguyuban etnis dalam mendorong terbentuknya pilarisasi masyarakat dan dampaknya pada pembangunan desa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian dekriptif dan eksplorasi. Kehadiran paguyuban pada dasarnya memperkuat identitas etnik dan mendorong terjadinya pilarisasi masyarakat. Selain itu paguyuban etnis juga mendorong pembangunan kawasan desa melalui elit-elit yang tergabung di paguyuban tersebut untuk kepentingan etnisnya dan menjadi sarana pengaman bagi masyarakat miskin yang tidak bisa menerima manfaat langsung dari pembangunan kawasan tersebut. Keywords: Ethnic Community, Pillarization Society, Rural Development
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN LURAH DENGAN KUALITAS PELAYANAN KELURAHAN (Studi di Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan) Olivianti, Bebby; M. Kolopaking, Lala
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 8, No 3 (2014): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Gaya kepemimpinan direktif dan konsultatif diterapkan oleh kepala desa dan disesuaikan untuk permasalahan. Tipe direktif digunakan ketika melimpahkan tugas kepada petugas desa. Tipe konsultatif digunakan dalam mengarahkan pekerja ketika memberikan pelayanan publik. Tujuan penelitianini adalah menganalisis hubungan antara tipe kepemimpinan kepada desa dengan kualitas pelayanan publik. Metode penelitian yang digunakan adalah accidental sampling dengan total responden sebanyak 60 orang. Pengolahan data menggunakan uji korelasi rank-spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan konsultatif dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Hal ini dibuktikan  sebesar 80 persen responden menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan konsultatif dengan kualitas pelayanan publik. Kata kunci : gaya kepemimpinan, kualitas pelayanan publik
Penggunaan Konsep Rules-In-Use Ostrom Dalam Analisis Peraturan Pembentukan Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Suwarno, Eno; Kartodihardjo, Hariadi; Kolopaking, Lala M; Soedomo, Sudarsono
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setelah penetapan wilayah KPHL/KPHP oleh Menteri Kehutanan, tahap selanjutnya adalah pembentukan dan operasionalisasi organisasi KPHL/KPHP oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan kewajiban tersebut berjalan tersendat dkarenakan terkendala oleh sejumlah hambatan, antara lain oleh peraturan yang kurang memiliki daya dorong dan menyulitkan daerah pada saat implementasinya. Dalam Kerangka Kerja Analisis dan Pengembangan Kelembagaan (IAD-Framework) Ostrom, terdapat konsep aturan-aturan yang digunakan (rules in use) yang dapat digunakan untuk menganalisis isi peraturan dalam hubungannya dengan struktur situasi aksi yang terbentuk pada saat peraturan diimplementasikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan konsep rules in use untuk menemukan kelemahan-kelemahan substansial dari peraturan pembentukan organisasi KPHL/KPHP pada tingkat provinsi. Analisis dilakukan terhadap PP No. 6/2007 jo. PP No. 3/2008, Permendagri No. 61/2010, dan PP No. 41/2007, dengan metode analisis substansi peraturan dan umpan balik dari proses implementasinya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan konsep rules in use Ostrom cukup efektif untuk menemukan kelemahan-kelemahan isi suatu peraturan.
Menyelesaikan Konflik Penguasaan Kawasan Hutan Melalui Pendekatan Gaya Sengketa Para Pihak Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lakitan Gamin, Gamin; Kartodihardjo, Hariadi; Kolopaking, Lala M; Boer, Rizaldi
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gaya para pihak menghadapi sengketa (conflict style) diperlukan guna penyelenggaraan penyelesaian sengketa yang efektif. Aktor utama dan aktor pendukung serta kepentingan/peran dan pengaruh atau kekuasaan serta hubungannya perlu dipetakan dengan seksama. Apa saja tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaian konflik berdasarkan gaya para pihak tersebut adalah sesuatu yang perlu dijawab dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini gaya para pihak didekati menggunakan analisis gaya bersengketa (AGATA). Studi ini menunjukkan bahwa pihak bergaya sengketa kompromi, akomodasi dan kolaborasi difasilitasi dan dimediasi untuk mengusulkan Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan dan peluang Kemitraan guna mendapatkan legalitas pengeloalan sekaligus pengakuan hutan negara, oleh karena itu penerbitan Ijin Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan penting dipercepat. Peran pihak luar yang tidak ada hubungan konflik sangat penting untuk memfasilitasi dan memediasi para pihak menuju penyelesaian konflik. Pihak yang berkompetisi perlu dimediasi sehingga gayanya berubah kompromi, akomodasi ataupun kolaborasi. Kalaupun tetap pada gayanya kiranya akan menghasilkan pilihan yang konstruktif untuk memperoleh haknya atas lahan melalui pelepasan kawasan hutan. Pihak yang bergaya menghindar perlu dilakukan komunikasi intensif agar menyadari adanya konflik atau berubah gayanya untuk berkompromi.
Co-Authors A. Nurul Mutmainnah A. Nurul Mutmainnah, A. Nurul Afifah, Khaulah Agus Lukman Hakim Ahmad Makky Ar-Rozi Aida Vitayala S. Hubeis Aida Vitayala S. Hubeis Aida Vitayala S. Hubeis Anis Fahri Anis Fahri Arif Satria Arya H Dharmawan Arya Hadi Dharmawan Asep Muslim August Ernest Pattiselanno Ayu Candra Kusumastuti Azwar Hadi Nasution Azwar Hadi Nasution Baba Barus Bambang Juanda Bambang Uripno Bambang Uripno Bambang Uripno Bandjar, Sitti Bulkis Bebby Olivianti Budi Sahabu Casdimin Casdimin Catrina Ratu Tunggal Agung Coster, Tinnike Dedi Budiman Hakim Dewa Ayu Kirana Puspita Dewi Sudira Dita Pratiwi Dita Pratiwi Djuara P Lubis Djuara P Lubis Dodik Ridho Nurrochmat Dwi Retno Hapsari Dwiki Faiz Sarvianto Dyah Ita Mardiyaningsih Eka Chandra Kusuma Eka Intan Kumala Putri Eka Purna Yudha Ekawati Sri Wahyuni Eko Wahyono Eko Wahyono, Eko Elia Damayanti Elly Purnamasari Elok Mulyoutami Endriatmo Soetarto Endriatmo Sutarto Endriatmo Sutarto Eno Suwarno Eriyatno . Ervan Ambarita Ervizal A. M. Zuhud Ervizal Amir Muhammad Zuhud Falih Nasrullah Faroby Falatehan Firlia Minang Puty Fitri Amalia Rizki Fredian Tonny Nasdian Gamin Gamin Gamin Gamin, Gamin Hadi S. Alikodra Hana Indriana Hanifah Firda Fauzia Gunadi Hariadi Kartodihardjo Hariadi Kartodihardjo Harianto Harianto Harianto Harianto Henny Apriyanty Hermanto Siregar Heru Purwandari Ibnu Phonna Nurdin Ichwan Nurofik Ikma Citra Ranteallo Imanuella R Andilolo Imanuella Romaputri Andilolo Irman Meilandi Irwan Abdullah Irwan Irwan Ivanovich Agusta Iyep Saefulrahman Izzah, Kholilah Dzati Kartodihardjo, Hariadi Kasila, Morni Khairil Anam Khaulah Afifah Kholilah Dzati Izzah Kooswardono M Lukman Hakim Lukman M. Baga Lukman M. Baga M. Bambang Pranowo M. Bambang Pranowo M. Parulian Hutagaol Martin Reinhardt Nielsen Martina Herliana Marzuqo Septianto Marzuqo Septianto Meredian Alam Meredian Alam Morni Kasila Muchamad Zaenal Arifin Muhammad Firdaus Nanang Annas Furkoni Nuraini Budi Astuti Nurfiani, Sari Pudji Muljono R Margono Slamet R Margono Slamet, R Margono R. Margono Slamet Rilus Kinseng Rizaldi Boer Sadu Wasistiono Saharuddin . Saharuddin Saharuddin Sakaria J Anwar Sandryones Palinggi Sari Nurfiani Sari Nurfiani Selna Adesetiani Soedomo, Sudarsono Soeryo Adiwibowo Soeryo Adiwibowo Soeryo Adiwibowo Sofyan Sjaf Sri Anom Amongjati Subair - Subair Subair Sujimin Sujimin Sumarti M. C., Titik Titik Sumantri Titik Sumarti Turasih , Tyas Retno Wulan Vitayala S. Hubeis, Aida Wahyudi, Bobby Werenfridus Taena Yonvitner - Yunianingrum Yunianingrum Yunianingrum, Yunianingrum Yusman Syaukat Zessy Ardinal Barlan