cover
Contact Name
Muh. Nurjati Hidayat
Contact Email
jurnalpengairan@ub.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
anggara.wws@ub.ac.id
Editorial Address
Jurnal Teknik Pengairan Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 20861761     EISSN : 24776068     DOI : 10.21776
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Pengairan is a scientific journal published regularly twice per year by Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya. The paper submitted in this journal covers the fields of Water Resources Information System, Water Resources Conservation, Water Resources Utilization and Efficiency, Water Structure Engineering Planning and Water Resources Engineering Basic Knowledge. The submitted paper can be a summary of research reports or scientific literature review. The language used in this journal is either English or Indonesian.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2010)" : 15 Documents clear
Studi Harga Air di PDAM Kota Malang Andawayanti, Ussy; Bisri, Mohammad; Ainin, Cahyani
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.61 KB)

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis harga air berdasarkan beberapa ketentuan kelayakan ekonomi di PDAM Kota Malang dari masa sekarang dan masa yang akan datang, serta memprediksi kebutuhan air dan harga air bersih hingga tahun 2015 di Kota Malang, sehingga kebutuhan akan air bersih dapat diidentifikasi sejak dini dan harga air bersih pada tahun mendatang merupakan harga yang layak secara ekonomi.Analisis kelayakan ekonomi di PDAM Kota Malang ini dilakukan dengan menganalisis menggunakan parameter nilai tunai bersih sekarang Net Present Value (NPV), nisbah manfaat biaya Benefit Cost Ratio (BCR), titik impas Break Even Point (BEP), dan tingkat pengembalian internal Internal Rate Of Return (IRR). Untuk prediksi harga air bersih hingga tahun 2015, dimulai dengan memprediksi jumlah penduduk, kemudian memproduksi jumlah air bersih yang harus diproduksi PDAM Kota Malang hingga tahun 2015, setelah itu memprediksi biaya usaha yang terdiri dari biaya tetap, biaya investasi dan biaya variabel hingga tahun 2015, sehingga untuk penentuan harga air bersih hingga tahun 2015 berdasarkan pada biaya usaha yang harus dikeluarkan PDAM Kota Malang setiap tahunnya dan berapa jumlah produksi airbersih serta kebocoran air setiap tahunnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penentuan harga air bersih diPDAM Kota Malang saat ini ternyata sudah dapat memenuhi syarat kelayakan ekonomi dan tarif dasar air bersih per – m3 yang dapat dianggap layak secara ekonomi serat memenuhi prinsip keterjangkauan penduduk di daerah layanan untuk tahun 2010 adalah Rp 2.552; Tahun 2011 adalah Rp 2.813; Tahun 2012 adalah Rp3.118; Tahun 2013 adalah Rp 3.455; Tahun 2014 adalah Rp 3.829; Tahun 2015 adalah Rp 4.242.Kata Kunci : kelayakan ekonomi, harga air, prediksi.
Analisa Metode Kagan-Rodda Terhadap Analisa Hujan Rata-Rata dalam Menentukan Debit Banjir Rancangan dan Pola Sebaran Stasiun Hujan di Sub DAS Amprong Dermawan, Very; Hoesein, Abdul Azis; Firmansyah, Wahyu
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.854 KB)

Abstract

Pada perencanaan jaringan Kagan-Rodda berdasarkan data curah hujan rata-rata harian maksimum daerah dari metode Rata-rata hitung untuk tingkat kesalahan perataan (Z1) 5% didapatkan 4 buah stasiun hujan terpilih dari 8 buah stasiun hujan pada kondisi eksisting. Sedangkan pada perencanaan jaringan Kagan-Rodda berdasarkan data curah hujan rata-rata harian maksimum daerah dari metode Poligon Thiessen untuk tingkat kesalahan perataan (Z1) 5% didapatkan 4 buah stasiun hujan terpilih dari 8 stasiun hujan pada kondisi eksisting. Metode Rata-rata hitung mengahasilkan kesalahan relatif untuk setiap kala ulang tertentu adalah lebih kecil dari 5%, yaitu 1.12% - 4.49% . Dengan besarnya curah hujan rancangan tersebut dapat dihitung besarnya debit banjir rancangan dengan metode HSS Snyder sehingga diperoleh banjir rancangan yang terjadi antara 1009.00 m3 – 2001.60 m3 untuk setiap kala ulang tertentu. Sedangkan metode Poligon Thiessen menghasilkan kesalahan relatif untuk setiap kala ulang tertentu lebih kecil dari 5% yaitu antara 1.42% -4.68%. Sehingga dengan curah hujan rancangan tersebut pula dapat dihitung besarnya debit banjir rancangan dengan metode HSS Snyder sebesar 911.14 m3 –1806.90 m3 untuk setiap kala ulang tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk perencanaan jaringan Kagan Rodda di daerah studi, kedua metode ini bisa digunakan. Meskipun metode Rata-rata hitung memberikan hasil yang lebih baik daripada metode Poligon Thiessen, yaitu terlihat dari rata-rata besarnya kesalahan relatif yang terjadi. Besarnya kesalahan relatif untuk metode Rata-rata hitung adalah sebesar 3.0%, sedangkan kesalahan relatif untuk metode Poligon Thiessen adalah sebesar 3.6%.Kata Kunci: Analisa Metode Eksisting, Analisa Metode Kagan-Rodda, PolaPenyebaran Stasiun Hujan.
Studi Optimasi Pengelolaan dan Pengembangan Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Lesti Kabupaten Malang Limantara, Lily Montarcih; Masrevaniah, Aniek; Subiyantoro, Eka Agus
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.697 KB)

Abstract

Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan lahan yang signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap terjadinya bahaya erosi dan banjir. Mengingat hal tersebut, akan semakin terasa perlunya pengembangan dan pengelolaan DAS secara optimal. Dan Sub DAS Lesti bagian hilir yang meliputi kecamatan Sumbermanjingwetan, Turen, Wajak, Bululawang, Gondanglegi, Pagelaran, Gedangan, Banturdan Pagak merupakan salah satu DAS yang memiliki permasalahan di atas. Oleh karena itu perlu adanya optimasi penggunaan lahan untuk mendapatkan besar debit dan erosi yang optimal. Pada studi ini dilakukan analisa hidrologi dan erosi menggunakan metode USLE masing-masing guna mendapatkan nilai debit limpasan dan laju erosi pada Sub DAS Lesti sebagai data eksisting. Dari nilai tersebut dibuat perumusan model matematika berupa kendala/batasan dan fungsi sasaran dengan variabel hutan, perkebunan, sawah/tegalan dan pemukiman. Pada optimasi ini digunakan bantuan program solver pada Microsoft Excel 2007. Hasil analisis optimasi dengan bantuan program solver pada Microsoft Excel 2007, diperoleh penggunaan lahan serta debit limpasan dan erosi optimal. Penggunaan lahan optimal dari analisis tersebut dibuat kendala/batasan baru guna mendapatkan kombinasi debit limpasan dan erosi optimal. Dengan 4 macam alternatif, dari keempat alternatif di tersebut kombinasi debit dan erosi optimal yang didasarkan pada kondisi sosial dan budaya masyarakat adalah alternatif 2 dengan nilai masing-masing sebesar 351,43 m3/dt dan 7.549.695,54 ton/thn.Kata kunci: daerah aliran sungai, debit limpasan, erosi, optimasi
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Identifikasi Lahan Kritis dan Arahan Fungsi Lahan Daerah Aliran Sungai Sampean Asmaranto, Runi; Suhartanto, Ery; Permana, Bias Angga
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1579.333 KB)

Abstract

DAS Sampean merupakan daerah aliran sungai yang kondisi topografinya rata-rata sangat curam. Kondisi tata guna lahan yang sebagian besar sawah irigasi ini cukup memungkinkan terjadinya erosi. Apalagi tataguna lahan lainnya berupa ladang, semak dan sawah tadah hujan yang tanamannya merupakan tanaman berkedalaman akar rendah dan berperan besar dalam proses penyebab terjadinya kerusakan tanah, mempercepat laju erosi dan meningkatkan volume limpasan permukaan. Berdasarkan kondisi tersebut, studi ini mengkaji tingkat bahaya erosi yang terjadi saat ini pada tata guna lahan eksisting Das Sampean serta menentukan arahan penggunaan lahan yang tepat sesuai dengan kemampuan lahan kawasannya dengan mempertimbangkan kondisi DAS Sampean.Metode yang digunakan dalam menghitung besarnya laju erosi adalah metode MUSLE dimana metode tersebut menggunakan pendekatan dari faktor limpasan permukaan. Pengolahan data-datanya menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) karena memudahkan dalam penganalisaan dan pengelompokan data. Dari hasil analisa diperoleh debit limpasan permukaan yang terjadi sebesar 247,967 m3/dt. Total Erosivitas Limpasan Permukaan yang terjadi adalah 48.129,73 m2/jam, hal ini memicu terjadinya laju erosi yang rata-ratanya mencapai 43.939,94 ton/ha/thn, atau identik dengan kehilangan tanah sebesar : 258,470 cm/thn. Besarnya laju erosi pada DAS Sampean ini mengakibatkan tingkat bahaya erosi sebesar 95,54% dari luas wilayahnya termasuk sangat berat. Sedangkan untuk tingkat bahaya erosi lainnya yaitu, berat : 2,72%, sedang : 1,02%, ringan :0,72%. Analisa kemampuan lahan didominasi kemampuan kelas VII (75,39%), yang merupakan daerah Pengembalaan Terbatas. Sedangkan ARLKT di DAS Sampean terdiri dari 3 (tiga)kawasan, yaitu Kawasan lindung (10,53%), Kawasan Penyangga (52,23%), Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan (37,23%).Kata – kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Erosi, MUSLE ( Modified Universal Soil LossEquation), Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Perumnas Kota Baru Driyorejo Gresik Suhartanto, Ery; Rispiningtati, Rispiningtati; Adhitama, Senna Ananggadipa
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.459 KB)

Abstract

Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih pada suatu daerah hendaknya memperhatikan ketersediaan sumber air yang ada. Begitu juga di Perumnas Kota Baru Driyorejo. Sesuai target nasional PDAM Kabupaten Gresik yaitu sebesar 80% masyarakatnya terpenuhi kebutuhan air bersihnya sehingga diperlukan peningkatan pelayanan dengan memanfaatkan jaringan distribusi yang telah ada dan merencanakan pengembangan jaringan baru. Pemenuhan kebutuhan air bersih di Perumnas Kota Baru Driyorejo memanfaatkan sumber air yang berasal dari IPA Krikilan dan IPA Legundi. Adapun kebutuhan air bersih di daerah studi termasuk dalam kebutuhan domestik dan non domestik dengan mempertimbangkan faktor kehilangan air. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan ketersediaan air sampai dengan tahun 2020 serta mengetahui kondisi hidrolis dari sistem jaringan pipa yang ada. Simulasi jaringan pipa dilakukan dengan bantuan program WaterCAD v 4.5. Perhitungan dilakukan dengan simulasi kondisi tidak permanen dimana kebutuhan air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jamnya. Berdasarkan hasil akhir simulasi, dapat dilihat bahwa sistem jaringan pipa dapat berjalan. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan kondisi reservoar yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah studi.Kata Kunci: kebutuhan air bersih, kehilangan air, jaringan pipa, kondisi tidak permanen, reservoar.
Model Optimasi Alternatif Pola Tanam, untuk Mendapatkan Luas Tanam dan Keuntungan Yang Optimum (Studi Kasus di Dam Jatimlerek, Kabupaten Jombang) Sayekti, Rini Wahyu
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.803 KB)

Abstract

Hasil produksi irigasi (panen) dipengaruhi bukan saja oleh banyaknya tingkat pemenuhan kebutuhan air, tetapi juga diantaranya oleh cara pemberian air seperti yang dikemukakan oleh Ahmad et al. (2004), Erdem et al. (2006) dan Khan etal.(2005).Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian air yang berlebihan, yaitu salah satunya adalah kurang tepatnya perencanaan penentuan pola tanam ( jenis tanaman dan saat tanam ) di daerah irigasi. Sehingga dalam rangka pengalokasian dan distribusi air diperlukan. optimasi alokasi air irigasi, baik secara spasial (antar petak) maupun temporal (penjadwalan/ scheduling). Salah satu program yang dapat menyelesaiakan distribusi air secara optimal adalah dengan Program Linier.Penelitian ini ditekankan pada bagaimana cara mengoptimalkan debit irigasi dengan mencoba tiga alternatif pola tanam (penentuan luas tanam optimum) dan keuntungan yang didapat dari hasil optimasi ketersediaan debit irigasiTujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan pola tanam yang terbaik,sehingga pembagian debit air irigasi yang tersedia di Daerah Irigasi dapat dilakukansecara optimal.Hasil optimasi debit air di Daerah Irigasi Jatimlerek dengan cara mencoba-coba luas lahan dengan 3 (tiga) alternatif pola tata tanam di dapat bahwa di Daerah Irigasi Jatimlerek ,Pola Tata Tanam alternatif I Padi(185 ha)/ Polowijo (366 ha)/Tebu (15 ha)– Padi(451 ha)/Polowijo(100 ha)/tebu(15 ha)- Padi(40 ha)/Polowijo(400 ha)/tebu(15ha), dengan luas tanam optimum 566 Ha mendapatkan keuntungan maksimum sebesar Rp. 12.563.667.000,00. Dengan demikian , sebaiknya untuk tiap-tiap daerah irigasi selayaknya dilakukan optimasi yaitu dapat mengoptmalkan debit air yang tersedia dengan alternatif pola tanam terbaik atau juga luas tanah yang optimum.
Pengaturan Pintu Irigasi Mrican Kanan Dalam Pengoperasian Kebutuhan Air Irigasi Ismoyo, M. Janu
Jurnal Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.176 KB)

Abstract

Pembagian air di Daerah irigasi Mrican Kanan dengan areal seluas 15.764 ha tidak terdistribusi merata. Studi tentang pintu air telah dilakukan di daerah ini untukmemecahkan masalah. Daerah penelitian adalah daerah irigasi Papar dengan panjang saluran antara pintu regulator adalah 7496 meter. Tujuan dari penelitian ini untukmendapatkan elevasi muka air di depan intake, panjang dan waktu aliran balik yang terjadi disebabkan pintu regulator dan operasi bukaan.Penelitian dilakukan dengan analisis operasi pintu dari 1 pintu, 2 pintu, 3 pintu, 4 pintu dan 5 pintu sistem operasi dengan variasi bukaan pintu dari 0,25 sampai 2,5 m danvariasi debit dari 5,324 m3/det, 7m3/det, 10 m3/det, 20 m3/det dan 30 m3/det.Perhitungan profil aliran yang disebabkan oleh aliran balik, panjang dan waktu aliran balik dilakukan setelah operasi pintu telah diperoleh menurut profil dan hasil perhitungan dan panjang aliran balik menunjukkan bahwa operasi pintu yang digunakanadalah 1 dan 2 pintu untuk debit rendah, sedangkan untuk debit tinggi pintu dioperasikan tidak hanya di satu regulator tapi juga di regulator kedua, dimana sistem operasi yang digunakan adalah sistem dari 4 dan 5 pintu. Operasi dari 3 pintu digunakan untuk semua debit yang mengalir dalam saluran.Kata kunci :Operasi, Pintu, irigasi
Pengaruh Perbedaan Rerata Data Debit pada Pemodelan Hidrologi Deret Berkala untuk Peramalan Debit Sungai dengan Metode Arfima Juwono, Pitojo Tri
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.581 KB)

Abstract

Debit sungai merupakan salah satu parameter hidrologi yang sangat penting dalam bidang Teknik Sipil. Mengingat pentingnya data debit sungai dan peramalannya dimasa mendatang, menyebabkan meningkatnya kebutuhan pemodelan hidrologi timeseries yang mampu menirukan dan meramalkan perilaku dari suatu rangkaian data debithistoris dari suatu sungai. Perbedaan rerata data debit dalam membangun model hidrologi deret berkala diduga akan mempengaruhi kinerja model hidrologi tersebut untuk peramalan debit sungai pada waktu mendatang.Pembangunan model hidrologi deret berkala untuk peramalan debit sungai dalam penelitian ini dilakukan dengan berbasis pendekatan statistik metode ARFIMA. Lokasi penelitian dilakukan pada dua sungai besar yang terpilih di Jawa Timur, yaitu Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Pada masing-masing sungai tersebut dilakukan penelitian untuk data debit di tiga sampel lokasi AWLR dengan panjang datadebit pengamatan selama tujuh tahun.Berdasarkan hasil analisa dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa model hidrologi deret berkala dengan metode ARFIMA secara umum cukup mampu menirukan data debit historis dan mampu meramalkan debit di Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo untuk satu tahun periode data ke depan, sehingga hal ini berguna untukberbagai keperluan perencanaan dan pengelolaan debit di waktu mendatang.Hal tersebut ditunjang lebih detail dari hasil analisa variasi rerata data debit menunjukkan bahwa model hidrologi time series dengan data debit 15 harian menghasilkan model hidrologi time series dengan rata-rata kriteria statistik in sample MSE dan AIC serta out sample MSE dan MAD yang relatif lebih baik dibandingkan dengan model hidrologi untuk data debit 10 harian dan data debit bulanan. Untuk data debit dengan rerata 15 harian di Sungai Brantas menghasilkan rata-rata kriteria pemilihan model dengan MSE dan AIC sebesar 0,046 dan -494,883 serta untuk peramalan debit sungai satu tahun berikutnya diperoleh MSE dan MAD 0,141 dan 0,174. Sedangkan pada Sungai Bengawan Solo menghasilkan rata-rata kriteria pemilihan model dengan MSE dan AIC 0,104 dan -532,096 serta untuk peramalan debit sungai satu tahun berikutnya diperoleh MSE dan MAD 0,837 dan 0,377.Kata kunci : Pemodelan Hidrologi Deret Berkala, Peramalan Debit, Rerata Debit
Uji Model Fisik Hidraulik Terjunan Tegak dengan Kisi Peredam (Longitudinal Racks) untuk Pengendalian Loncatan Hidraulik Wicaksono, Prima Hadi; Dermawan, Very
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.942 KB)

Abstract

Air luapan pada terjunan tegak akan terbentuk loncatan hidraulik di hilir. Loncatan hidraulik ini terjadi apabila terjadi perubahan kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman lanjutannya. Salah satu perilaku loncatan hidraulik yang penting adalah letak dan panjang loncatan hidraulik. Mengingat kemungkinan besarnya biaya pembuatan kolam olakan khususnya pada kasus bangunan terjunan tegak, maka salah satu cara penyelesaian adalah dengan memperbesar peredam energi yang terjadi, diantaranya yaitu dengan membuat terjunan tegak berkisi (terjunan peredam energi).Tujuan kajian ini adalah untuk mempelajari perilaku hidraulika pada bangunan terjunan tegak dengan kondisi tanpa kisi dan terjunan tegak berkisi, meliputi: kondisi aliran di hulu dan hilir, panjang dan tinggi loncatan hidraulik, dan efektifitas peredaman energi yang tejadi pada bangunan terjunan tegak berkisi. Adapun manfaatnya dapat memberikan informasi tentang unjuk kerja bangunan terjunan tegak berkisi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses desain bangunan terjunan tegak dan kolam olakannya.Pengujian perilaku hidraulika aliran di bangunan terjunan tegak berkisi yang dilakukan:(1) Model seri 0, model original design, terjunan tegak tanpa kisi, (2) Model seri 1, 2, dan 3,alternative design, yaitu terjunan tegak berkisi. Pada model ini akan didapatkan perilaku hidraulika aliran pada bangunan yang diujicobakan. Pengamatan dan pengukuran dilakukan pada titik-titik yang ditentukan, sebagai berikut: (1) Pengukuran kedalaman air pada hulu danhilir terjunan tegak, (2) Mengamati kondisi tinggi dan panjang loncatan yang terjadi, (3) Pengukuran kecepatan aliran pada hulu dan hilir terjunan tegak.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai yc/y1, yaitu nilai yc/y1 menjadi semakin kecil, (2) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai y2/y1, yaitu nilai y2/y1 menjadi semakin kecil, (3) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai Fr1, yaitu bisa menurunkan nilai Fr1 yang terjadi, (4) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai Ld/y1 , yaitu bisa menurunkan nilai Ld/y1 yang terjadi.Kata kunci: terjunan tegak, terjunan berkisi, loncatan hidraulik
Uji Model Fisik Alternatif Pelimpah Waduk Suplesi Pejok dengan Skala 1:40 (Undistorted Scale) Masrevaniah, Aniek; Suprijanto, Hery; Priyanto, Agil
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.343 KB)

Abstract

Kondisi aliran dipelimpah sulit didekati dengan perhitungan analitik oleh karena itu perlu dilakukan pemodelan untuk mengetahui kondisi aliran yang sebenarnya. Dalam skripsi ini digunakan studi kasus model fisik pelimpah Waduk Suplesi Pejok dengan skala 1:40. Waduk ini memiliki kombinasi pelimpah langsung (overflow) dan saluran samping (side channel) dengan peredam energi USBR tipe II Perhitungan hidrolika pelimpah menggunakan persamaan energi, untuk saluran samping menggunakan persamaan Hinds, sedangkan untuk peredam energi USBR tipe II menggunakan persamaan momentum. Untuk mendapatkan kondisi aliranyang baik maka dilakukan 4 alternatif pengujian. Pada seri 1 perubahan dilakukan penambahan ambang (sill) pada ujung saluran samping berbentuk persegi setinggi 0,5 cm pada model. Perubahan seri 2 dengan meninggikan dasar saluran samping setinggi 1,5 cm pada model. Perubahan seri 3 adalah dengan penambahan ambang (sill) membentuk lengkung setinggi 1,5 cm pada model. Perubahan seri 4 adalah menghilangkan kombinasi pelimpah samping menjadi pelimpah overflow dengan penyempitan dihilir sebesar 40°. Pengamatan akan dilakukan dengan variasi debit banjir rancangan Q2th sampai Qpmf dengan fokus pengamatan pada pelimpah (spillway), saluran samping (side channel), peredam energi (stilling basin) dan geruaan di hilir bangunan. Kapasitas pengaliran pelimpah dan peredam enegi untuk semua debit pada seri 1 sampai 4 masih memenuhi syarat. Bahaya kavitasi untuk semua seri model tidak mengkhawatirkan. Peredam energi USBR tipe II masih efektif untuk mematahkan energi, namun dibagian hilir kolam olak masih terdapat gerusan lokal. Secara keseluruhan kondisi hidrolik yang paling baik dipresentasikan oleh model seri 3.Kata kunci: pelimpah, model fisik

Page 1 of 2 | Total Record : 15