cover
Contact Name
Rizky Abdulah
Contact Email
r.abdulah@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
editorial@ijcp.or.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
ISSN : 23375701     EISSN : 2337 5701     DOI : -
Core Subject :
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy (IJCP) is a scientific publication on all aspect of clinical pharmacy. It published 4 times a year by Clinical Pharmacy Master Program Universitas Padjadjaran to provide a forum for clinicians, pharmacists, and other healthcare professionals to share best practice, encouraging networking and a more collaborative approach in patient care. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy is intended to feature quality research articles in clinical pharmacy to become scientific guide in fields related to clinical pharmacy. It is a peer-reviewed journal and publishes original research articles, review articles, case reports, commentaries, and brief research communications on all aspects of Clinical Pharmacy. It is also a media for publicizing meetings and news relating to advances in Clinical Pharmacy in the regions.
Arjuna Subject : -
Articles 484 Documents
Antihyperlipidemic Effect of Bitter Melon Extract (Momordica Charantia L.) in Wistar Rats Evi Sovia; Rini Roslaeni; Sutan Bagas Prakasa; Amallia Ardila Putri; Akmal Dhaffa Ulhaq; Daswara Djajasasmita; Khomaini Hasan; Welly Ratwita
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.3.209

Abstract

The use of alternative medicine, especially medicinal plants to treat various diseases including hyperlipidemia has increased over the last few decades in most countries around the world. Bitter melon (Momordica charantia) contains active ingredients such as flavonoids, tannins, saponins and polyphenols which have antihyperlipidemic effects. The study aims to determine the antihyperlipidemic effect of bitter melon aqueous extract and compare it with simvastatin in reducing total cholesterol and low- density lipoprotein (LDL), and increasing high-density lipoprotein (HDL) in male Wistar strain rats. The research is an experimental study with pre and post-test design, carried out in October-December 2021 at the Faculty of Medicine, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi Indonesia. Subjects consisted of 25 Wistar rats which were divided into five groups. The negative control group (standard diet), the positive control group (induced by a high-fat diet and propylthiouracil), and the three groups that were induced by a high-fat diet and propylthiouracil then given bitter melon extracts of 300 and 600 mg/ kg BW and simvastatin 10 mg/kg BW. The method of measuring cholesterol using the Cholesterol Oxidase-Perioxidase Aminoantipyrine (CHOD-PAP) enzymatic method principle with a Semi-automatic Chemistry Analyzer. Analysis using paired t-test. The results showed a significant difference (P<0.005) in HDL and total cholesterol levels in the 600 mg/kg BW dose group, and a significant difference in LDL level in the 300 mg/kg BW dose group. The Simvastatin group showed significant differences in HDL, LDL, and total cholesterol. This is presumably because the active substances in bitter melon can inhibit the HMG-CoA reductase enzyme so that it can reduce LDL and total cholesterol levels. It can be concluded that bitter melon aqueous extract at doses 300 and 600 mg/Kg BW can reduce total and LDL cholesterol levels, and increase HDL. Keywords: antihyperlipidemic, HDL, LDL, Momordica charantia, total cholesterol Efek Antihiperlipidemik Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L.) pada tikus WistarAbstract Penggunaan pengobatan alternatif, terutama tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit termasuk hiperlipidemia telah meningkat selama beberapa dekade terakhir di sebagian besar negara di seluruh dunia. Pare (Momordica charantia L.) mengandung bahan aktif flavonoid, tanin, saponin dan polifenol yang memiliki efek antihiperlipidemia. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek antihiperlipidemia ekstrak air buah pare dan membandingkannya dengan simvastatin dalam menurunkan kolesterol total dan low density lipoprotein (LDL), serta meningkatkan high density lipoprotein (HDL) pada tikus jantan galur Wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain pre and posttest, dilaksanakan bulan Oktober-Desember 2021 di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Indonesia. Subjek penelitian adalah 25 ekor tikus Wistar yang dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol negatif (diet standar), kelompok kontrol positif (diinduksi diet tinggi lemak dan propiltiourasil), dan tiga kelompok yang diinduksi diet tinggi lemak dan propiltiourasil kemudian diberikan ekstrak pare 300 dan 600 mg/kgbb dan simvastatin 10 mg/kgbb. Analisis menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna (P<0,005) kadar HDL dan kadar kolesterol total pada kelompok dosis 600 mg/kgbb, dan perbedaan kadar LDL bermakna pada kelompok dosis 300 mg/kgbb. Kelompok simvastatin menunjukkan perbedaan bermakna untuk HDL, LDL, dan kolesterol total. Hal ini diduga karena buah pare mengandung zat aktif yang dapat menghambat enzim HMG-CoA reduktase sehingga dapat menurunkan kadar LDL dan kolesterol total. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak air buah pare dengan dosis 300 dan 600 mg/kgbb dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL, serta meningkatkan HDL.Kata kunci: antihiperlipidemi, HDL, LDL, kolesterol total, Momordica charantia
The Effect of N-Acetylcysteine on Glomerulus Filtration Rate in Patients with Chronic Kidney Disease Post Percutaneous Coronary Intervention Putu Rika Veryanti; Gamaliel Agripa; Ketut Agus Adrianta
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.3.217

Abstract

The use of contrast for percutaneous coronary intervention (PCI) procedures in chronic kidney disease (CKD) patients can worsen kidney function. N-Acetylcysteine is widely used as a preventive therapy for contrast-induced nephropathy (CIN). However, previous studies have shown inconsistent results, so that further research regarding the effectiveness of N-Acetylcysteine to prevent CIN is needed. This study aimed to determine the effect of N-Acetylcysteine on glomerulus filtration rate (GFR) in patients with CKD who underwent PCI. This research was conducted at Jakarta's national central general hospitals from July to December 2019 with a retrospective study design. Through the purposive sampling method, we obtained 72 samples. The sample was selected from the patient's medical records in the period January-June 2019. Patients who underwent PCI and had a history of CKD were included in the study. The data were analyzed by t and chi-square tests to determine the effect of N-Acetylcysteine on the patient's GFR. The results showed that CKD patients underwent PCI were dominated by male (61.11% vs 38.89%) and 33.33% of patients aged 55-64 years. Most patients had GFR values between 30-59.99 ml/min/1.73m2 with 100 ml of contrast administration. The ratio of contrast amount to GFR > 3.7 was found in 47.22% of patients. The administration of N-Acetylcysteine as a preventive therapy for CIN post-PCI increased the GFR value of CKD patients by 2.69±5.72. N-Acetylcysteine had a significant effect on the GFR of post-PCI CKD patients (p=0.000).
Korelasi Tingkat Keparahan Efek Samping Obat Regimen Leucovorin Calcium (Folinic Acid), Fluorouracil, dan Oxaliplatin dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Kolorektal Rinto Susilo; Ajeng Diantini; Kiki Lukman; Dyah Aryani Perwitasari; Didi Rohadi; Tomi Tomi
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.3.225

Abstract

Adanya kejadian efek samping obat (ESO) pada pasien kemoterapi dapat memberikan resiko pada penurunan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi tingkat keparahan efek samping obat regimen  leucovorin calcium (folinic acid), fluorouracil, dan oxaliplatin (FOLFOX) dengan kualitas hidup pasien kanker kolorektal. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan studi cross sectional dan pengambilan data secara prospektif tahun 2020-2021 di 3 rumah sakit yaitu RSUP X, RSUD X dan RSUD Y Cirebon. Data yang diambil berupa kejadian efek samping obat baik jenis dan jumlahnya, tingkat keparahan efek samping serta tingkat kualitas hidup. Instrumen yang digunakan adalah Hartwigh et. al. dan kuesioner EORTC QLQ c-30 versi 3 dalam Bahasa Indonesia. Analisis korelasi dengan Pearson Correlation. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 43 pasien. Jenis ESO yang paling banyak adalah mual, sedangkan yang paling parah stomatitis dan muntah. Skor kualitas hidup pasien yang mengalami ESO yaitu kualitas hidup  global 66,26, kualitas hidup fungsional 71,98 dan kualitas hidup gejala 31,29. Korelasi antara tingkat keparahan efek samping obat dengan kualitas hidup domain global sebesar -0,421, kualitas hidup domain fungsional sebesar -0,638, dan kualitas hidup domain gejala sebesar 0,722. Tingkat keparahan efek samping obat berkorelasi dengan kualitas hidup pasien. Identifikasi efek samping obat dan tingkat keparahannya sejak dini tentu dapat mencegah penurunan kualitas hidup pasien.
Review Penggunaan Antivirus COVID-19 Berdasarkan Pedoman Penatalaksanaan COVID-19 pada Periode Maret 2020-Agustus 2021 Rogayah Effendy; Auliya Suwantika; Cherry Rahayu
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.3.267

Abstract

Pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah menjadi tantangan kesehatan utama dunia hingga saat ini. Belum adanya antivirus spesifik yang terbukti efektif telah menimbulkan dampak negatif ekonomi yang cukup signifikan. Salah satu strategi terapeutik difokuskan pada tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi, yaitu dengan penggunaan antivirus. Review ini difokuskan pada studi deskriptif-komparatif penggunaan antivirus dengan tingkat keparahan tertentu dan potensi pengaruh penggunaannya terhadap efektivitas biaya berbasis pedoman/protokol COVID-19 di Indonesia. Penggunaan antivirus untuk tiap pasien diidentifikasi sesuai tingkat keparahan penyakit dan dibandingkan antar pedoman berdasarkan perspektif pemerintah. Hasilnya menyoroti pada tantangan besar perkembangan studi antivirus yang dinamis karena situasi pandemi serta perlunya intervensi pemerintah untuk menentukan intervensi prioritas dengan keterbatasan personel serta sumber daya ekonomi (priority setting). Review memberikan analisis terperinci ditinjau dari protokol tata klinis COVID-19, antara bulan Maret 2020 hingga Agustus 2021. Hasilnya menyoroti strategi penanggulangan pemerintah dalam tata klinis antivirus yang optimal dan efektif serta potensi biaya yang ditimbulkannya. Pedoman pengendalian dan tata laksana antivirus COVID-19 di Indonesia, sudah berganti sebanyak 4 kali, priority setting dilakukan berdasarkan perkembangan studi terbaru di masa pandemi dan sudah berbasis bukti terkini yang sifatnya masih terbatas namun dengan tingkat bukti tinggi. Penghematan biaya dapat dilakukan dengan deteksi dini dan pengobatan efektif pada  kasus COVID-19, sebelum terjadi perburukan ke tingkat keparahan berikutnya. Efektivitas pengobatan dan penggunaan antivirus berbasis bukti dapat membuat terapi menjadi cost-effective. Oleh karena itu, pembuat kebijakan di Indonesia harus mengintensifkan deteksi dini dan manajemen kasus COVID-19 sebagai prioritas utama, dengan penggunaan antivirus berdasarkan rekomendasi WHO yang senantiasa dinamis mengikuti perkembangan terkini.