cover
Contact Name
Indah Wahyu Puji Utami
Contact Email
indahwpu@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalsejum@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : 19799993     EISSN : 25031147     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Terbit dua kali dalam satu volume yaitu Juni dan Desember; ISSN 1979-9993 berisi tulisan ilmiah tentang sejarah, budaya dan hubungannya dengan pengajaran, baik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia maupun asing. Tulisan yang dimuat berupa analisis, kajian dan aplikasi; hasil penelitian, dan pembahasan kepustakaan.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2015): Juni" : 11 Documents clear
PEMAHAMAN SEJARAH DAERAH DAN PERSEPSI TERHADAP KEBERAGAMAN BUDAYA DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME (Studi Korelasi pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Unlam) Heri Susanto
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.77 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4787

Abstract

Abstrak: Artikel penelitian ini menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara pemahaman sejarah daerah dan persepsi terhadap keberagaman budaya dengan sikap nasionalisme mahasiswa. Hal tersebut membawa implikasi bahwa pembinaan sikap nasionalisme dikalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah seyogyanya dilakukan dengan memperkuat pemahaman sejarah daerah terutama sejarah perjuangan di daerah dan menanamkan persepsi positif terhadap keberagaman budaya bangsa.Abstract: this research article found the positive relation which was significant between local historical understanding and the perception for the cultural diversity and the student character of nationalism. This affects that the guidance of nationalism character at student of history education study proggramme is implemented by enforcing the understanding of local history especially the struggling history in local areal and the planting of positive perception for the cultural diversity of nation.
KOPI DAN GULA: PERKEBUNAN DI KAWASAN REGENTSCHAP MALANG, 1832-1942 Reza Hudiyanto
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.314 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4792

Abstract

Abstrak: Jawa sangat terkenal dengan kekayaan pertanian seperti kopi dan gula. Kondisi ini begitu dipahami oleh pemerintah. Di masa lalu, pemerintah kolonial mengeksploitasi tanah dan orang untuk bekerja di lahan tersebut. Salah satu dari wilayah yang sangat subur terletak di antara bukit antara gunung Bromo dan gunung Semeru, Malang. Perkebunan ini telah memiliki dampak berganda pada kehidupan sosial ekonomi. Tulisan ini akan mendeskripsikan keterkaitan antara perkebunan dan pertumbuhan Malang dari pertengahan abad ke-19 dan ke-20. Lebih lanjut, hal ini akan menyadarkan masyarakat bahwa aktivitas-aktivitas tersebut merupakan permulaan dari keterlibatan orang Jawa dalam pasar dunia.Abstract: Java is known as the source of agricultural product of rice and sugar. This condition is well-known by the government. In the past, the colonial government exploited the land and the people in this land. One of the most favorable areas located in the high land between Bromo and Semeru mountains, Malang. This plantation had made multiplied effect on the social economic life. This article will describe the relation of the advance of plantation and the growth of Malang Regency from the middle of the 19th century to 20th century. In addition, it will realize people that those activities are the beginning of Javanese people involvement in the world market.
PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT JAWA TERHADAP MASYARAKAT CINA TAHUN 1812 Arif Permana Putra
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.302 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4783

Abstract

Abstrak: Sikap anti Cina pada masyarakat Jawa berkembang akibat eksploitasi dan manipulasi sumber-sumber ekonomi. Orang-orang Cina mampu menjadi middlemen, yaitu perantara perdagangan antara VOC dan orang-orang pribumi. Dalam keadaan gawat atau krisis tertentu, masyarakat Cina dan masyarakat Jawa bekerja sama untuk melawan Belanda. Akan tetapi, orang-orang Cina bersekutu dengan Belanda untuk melawan orang Jawa. Kegelisahan masyarakat Jawa ter-hadap masyarakat Cina telah menandai garis pemisah. Konflik etnis muncul aki-bat setting kolonial Belanda.Abstract: the attitude of anti-Chinese in Javanese society developed because the exploitation and the manipulation of economic sources. The Chinese became the middle class that was the bridge between VOC and the indigenous people. In the state of a crisis, Chinese and Javanese cooperated to against the Dutch. Howev-er, the Chinese allied with the Dutch to against the Javanese. The anxiety of Ja-vanese for the Chinese had signed the separated line. The clash of ethnic ap-peared because of the setting of the colonial Dutch.
MONETISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JAWA ABAD XIX Indah Wahyu Puji Utami
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.762 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4788

Abstract

Abstrak: Tulisan ini menyoroti tentang monetisasi dan perubahan sosial ekonomi di Jawa selama abad XIX. Monetisasi meluas seiring dengan eksploitasi ekonomi kolonial dan ekonomi uang melalui sistem tanam paksa dan sistem ekonomi liberal. Dampak monetisasi antara satu daerah dengan yang lain bisa berbeda, namun ada beberapa pola yang bisa ditarik seperti (1) monetisasi meningkatkan kebutuhan uang bagi orang Jawa, (2) monetisasi menghasilkan diferensiasi sosial baru, dan (3) hubungan patron klien yang memudar.Abstract: This study concern about monetization and social economic change in Java during 19th century. Monetization embedded with the expansion of colonial exploitation and money economic through cultivation system and liberal economic system. The effect of monetization may differ from one region and another, but there are patterns such as (1) monetization has made Javanese people need of money increased, (2) it resulted new social differentiation, and (3) the patron-client relationship also faded.
SITUS-SITUS MEGALITIK DI MALANG RAYA: KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI Slamet Sujud Purnawan Jati; Deny Yudo Wahyudi
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.216 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4794

Abstract

Abstrak: Kajian bentuk dan fungsi situs megalitik di Malang Raya membuka kemungkinan pengembangan keilmuan sejarah budaya, sejarah lokal, dan secara spesifik budaya megalitik di masa pra-aksara Malang Raya. Dalam kasus ini terutama pada materi sejarah lokal secara khusus pada materi pra-aksara sangat jarang diberikan di sekolah-sekolah di Malang Raya, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi materi pembelajaran pada Sejarah Lokal. Pengetahuan dari budaya megalitik pada masa pra-sejarah penting untuk menjelaskan keberadaan objek megalitik dalam keterkaitannya dengan identitas budaya komunitas pendukungnya.Abstract: this study on the form and function of megalithic sites in Great Malang might open the knowledge and lead to cultural history and local history, specifically megalithic culture in pre-history of Great Malang. The material of local history especially pre-history era is rarely given by the schools of Great Malang. Therefore, the findings will be a learning material for local history. This might be important to explain the existence of megalithic object related to cultural identity of supporting community.
R.G. Collingwood dalam Idealisme Historis Daya Negri Wijaya
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.48 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4784

Abstract

Abstrak. Robin George Collingwood adalah seorang filsuf dan sejarawan dari Inggris. Dia berupaya untuk memisahkan bagaimana memahami kejadian alam dan historis dengan baik. Dia berasumsi bahwa keduanya memiliki karakter yang berbeda. Proses pencariannya tersebut telah membawanya pada salah satu cara dalam mendekati sejarah. Dia melihat bahwa sejarah tidak akan dapat dipahami tanpa menggambarkan kembali pemikiran-pemikiran pelaku atau seorang tokoh sejarah dalam suatu narasi. Pemikirannya tersebut tentu saja bercorak idealisme historis sebagai hasil akumulasi kecenderungan filsafat di zamannya yang berusaha mengawinkan kritisisme Kant dan idealisme Hegel. Selain itu, pandangan Collingwood pada manusia dan sejarah juga akan disinggung serta re-enactment sebagai pendekatan sejarah akan menjadi porsi utama tulisan ini. Sebagai penutup, akan disajikan pula tujuan dari sejarah menurut Collingwood yakni meraih kebebasan.Abstract.Robin George Collingwood is the English philosopher and historian. He tries to separate on how to well understand natural phenomena and historical phenomena. He assumes that both of phenomena have the different character and in searching of the truth leading him to a method how to approach history. He thinks that history could not be understood without re-enacting the thinking of historical personage in a historiography. His thought is absolutely categorized as the historical idealism which is as a result of combination between Kant’s criticism and Hegel’s idealism. In addition, Collingwood’s view on man and history will be explained in this paper and the method of “re-enactment” will be the main concern of this paper. To sum up, it is also described that the main aim of history, based on Collingwood’sview, gains the liberty .
PERKEBUNAN DAN PERDAGANGAN LADA DI LAMPUNG TAHUN 1816-1942 Laelatul Masroh
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.647 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4789

Abstract

Abstrak: Lampung adalah salah satu wilayah yang produksi ladanya dipertahan-kan karena lada hitam lampung termasuk komoditi yang terbaik. Petani lada di-wajibkan untuk menjual produknya kepada pemerintah kolonial melalui kepala-kepala marga. Lada merupakan komoditi wajib untuk ditanam namun dalam ska-la yang kecil. Wilayah produksi lada dibatasi untuk menjaga harga lada. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan kemajuan perdagangan lada di Lampung yaitu penyakit tanaman, kesalahan dalam mengelola, hama, dan di-gantikan dengan tanaman ekspor lainnya. Dalam pengembangan perkebunan, pemerintah membutuhkan karyawan yang terdidik sehingga memunculkan sekolah-sekolah di berbagai wilayah di Lampung.Abstract: Lampung is one of areas which produces the black pepper. The product is one of the best commodities therefore it is common to continue the bussiness. The pepper farmer was obliged to sell the product to the colonial government by the chief of ethnics. Pepper is the compulsory commodity which was planted in a small scale. The area of pepper production was limited to keep the prize of pepper. There were some factors which were causing the regress and the progress of pepper trade in Lampung. Those were the pest, the human error in managing, and was replaced by the other export commodities. In the development of plantation, colonial government needed the educated workers therefore this stimulated many schools in Lampung.
MENGHADIRKAN RUANG BAGI BURUH PEREMPUAN DALAM STUDI SEJARAH INDONESIA F.X. Domini B.B. Hera
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.869 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4785

Abstract

Abstrak: penulisan posisi buruh perempuan dalam studi sejarah Indonesia memiliki tantangan yang serius. Pertama, wacana buruh dilarang oleh Orde Baru karena dianggap kiri. Kedua, buruh per-empuan hilang dari peredaran kajian sejarah Indonesia secara signifikan oleh karena faktor pertama. Ketiga, sulit menemukan sumber sejarah seperti arsip yang khusus menghasilkan dokumen buruh perempuan. Kerangka metode sejarah dipakai untuk merangkai beberapa data terkait. Tulisan kese-jarahan buruh perempuan ini dihadirkan dengan semangat masa-masa yang menarik dalam sejarah Indonesia. Hal ini dengan guna ilmu sejarah dalam usahanya memenuhi kebutuhan masyarakat In-donesia akan kemajemukan budaya dan nilai hidup melalui alam demokrasi yang sehat.Abstract: the writing of labour position in the study of Indonesian history faces a serious challenge. First, the labour discourse is banned by the New Order because it is claimed as the left. Second, the woman labour is rarely as a focus of Indonesian history study that is caused by the first factor. Third, it is difficult to find the primary sources like the specific archives of woman labour. This study used the historical method. This article of labour women history is showed by the spririt of the interesting period in the Indonesian history. This is related by the aim of history in order to fill the need of Indonesian society for the multicultural society and the values of life in the context of well shaped democracy.
BANGKITNYA TRADISI NEO-MEGALITHIK DI GUNUNG ARJUNO Marsudi Marsudi
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.427 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4790

Abstract

Abstrak: Pada masa Majapahit akhir di Jawa Timur muncul kembali tradisi keagamaan asli yaitu pemujaan terhadap gunung dan roh nenek moyang yang sebelumnya telah terdesak oleh agama Hindu Budha selama berabad-abad lamanya. Melemahnya pengaruh Hindu-Budha mendorong bangkitnya pemujaan terhadap roh nenek moyang yang memang tak pernah hilang ketika Hindu Budha berkembang. Kebangkitan pemujaan terhap Gunung dan kepercayaan terhadap roh Nenek Moyang pada masa Majapahit akhir ini melahirkan tinggalan-tinggalan arkeologis yang di kenal dengan tradisi Neo Megalithik. Salah satu tinggalan Neo megalithik yang masih ada sampai sekarang adalah tinggalan arkeologis di lereng Gunung Arjuno. Artikel ini berusaha mengungkap karakteristik dan fungsi situs-situs neo megalithik di lereng Gunung Arjuno tersebut.Abstract: the native religious life returned in the praying for the mountain and the spirit of the ancestor that is previously urged by the Hindu and Budha in the late of Majapahit period in East Java. The weakness of the Hindu-Budha influence encouraged the awakeness of the praying for the spirit of the ancestor when the Hindu-Budha grew up. The awakeness of the ancestor spirit praying contributed some archaelogical remains also best known as Neo-Megalithic tradition. One of Neo-Megalithic tradition which is found is the archaelogical remains in the Mountain of Arjuno. This article tends to reveal the characteristic and the function of Neo-Megalithic sties in the Arjuno Mountain.
KULI CINA DI PERKEBUNAN TEMBAKAU SUMATRA TIMUR ABAD 18 Guntur Arie Wibowo
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2015): Juni
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.703 KB) | DOI: 10.17977/sb.v9i1.4786

Abstract

Abstrak: Perusahaan Deli atau Deli Maatschappij adalah perusahaan perkebunan yang bergerak di perkebunan tembakau. Kesuksesan tersebut tentu tidak terlepas dari peran tenaga kerja kuli tembakau yang didatangkan dari Pinang dan Singapura. Banyaknya pekerja kuli Cina ternyata membuat permasalahan karena ada yang terampil dan tidak terampil. Hal tersebut berimbas pada terjadinya banyak penganiayaan dan kekerasan dari para tuan tanah ataupun kepala kuli Cina (tandil) terhadap para pekerja kuli CIna.Abstract: The company of Deli or Deli Maatschappij was the plantation company moving in the plantation of tobacco. The succesful was related with the role of the Chinese workers who were imported from Pinang and Singapura. Many Chinese workers in fact made a problem because they were skiled workers and unskilled workers. This affected to many persecutions and violence from the landlord or the Tandil to the Chinese workers.

Page 1 of 2 | Total Record : 11