cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021" : 19 Documents clear
Perbandingan Penampilan Reproduksi Sapi Kuantan dengan Sapi Bali Betina di Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Guswanto Guswanto; Yendraliza Yendraliza
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.505 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.13545

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penampilan reproduksi sapi kuantan dan sapi bali. Total sampel yang digunakan adalah 80 ekor sapi betina yang terdiri dari 40 ekor sapi kuantan dan 40 ekor sapi bali. Data didapatkan dari responden dan pengamatan langsung di lapangan. Analisis data dilakukan dengan uji t. Parameter yang diukur adalah umur bunting pertama, days open, lama bunting dan calving interval. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penampilan reproduksi sapi bali lebih baik dari sapi Kuantan dengan umur bunting pertama (20,35±2,12 bulan vs 21,75±1,93 bulan), days open (110,25±8 hari vs 114,75±9,93 hari) dan calving interval (388,13±9,65 hari VS 392,25±9,25 hari). Namun sapi bali dan sapi kuantan memiliki lama bunting yang sama.Kata kunci: sapi bali, sapi kuantan, calving interval, lama bunting, days openThe Comparison of Reproductive Appearance of Kuantan Cattle with Bali Cattle in Inuman District, Kuantan Singingi RegencyABSTRACTThe purpose of this study was to evaluate the reproductive performances of kuantan and bali cattle. The total sample used was 80 cows consisting of 40 Kuantan cows and 40 Bali cows. Data were obtained from respondents using questionnaires and direct field observations. Data analysis was performed by t-test. The parameters measured were age at first pregnancy, days open, gestation periods, and calving interval. The results showed that age at first pregnancy of kuantan and bali cattle was 21.75 ±1.93 months vs 20.35±2.12 months, days open was 114 .75±9.93 days vs 110.25±8 days and calving interval was 392.25±9.25 days vs 388.13±9.65 days, respectively. In conclusion, the reproductive performance of bali cattle was better than kuantan cattle. However, kuantan and bali cattle have the same length of pregnancy.Keywords: bali cattle, kuantan cattle, calving interval, gestation periods, days open
Penerimaan Nugget Ayam dengan Fortifikasi Tepung Cangkang Telur Ayam Ras Nensy Ayu Sagita; Novita Dewi Kristanti; Kartika Budi Utami
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.623 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.14212

Abstract

ABSTRAKAdanya kandungan kalsium pada cangkang telur ayam ras dapat ditambahkan pada produk pangan, salah satunya adalah nugget ayam yang dapat direkomendasikan sebagai pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang telur ayam ras terhadap uji sensori dan analisa finansial nugget ayam. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan yaitu P0 (tanpa penambahan), P1 (0,15%), P2 (0,30%), dan P3 (0,45%) dari total bahan. Parameter penelitian yaitu uji sensori terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan daya terima serta analisa finansial yang terdiri dari biaya, penerimaan, pendapatan, Return Cost Ratio dan Break Event Point. Penentuan perlakuan terbaik dengan metode indeks efektivitas De Garmo. Penambahan tepung cangkang telur pada nugget ayam tidak memiliki pengaruh terhadap warna, aroma dan rasa, tetapi berpengaruh pada tekstur dan daya terima. Perlakuan terbaik adalah penambahan 0,15% cangkang telur dengan skor warna 3,89, aroma 4,13, rasa 4,10, tekstur 4,49 dan daya terima 3,17. Analisis finansial yaitu total biaya Rp 1.310.330, penerimaan Rp 1.640.000, pendapatan Rp 329.670, R/C Rp 1,25, BEP harga Rp 13.103,30 dan BEP produksi 79,90 kemasan dan usaha dinilai layak untuk dilakukan. Kata kunci: pangan fungsional, nugget ayam, tepung cangkang telur,Acceptance of Chicken Nuggets with Chicken Egg Shell Flour FortificationABSTRACTThe calcium content of chicken egg shells can be additional ingredient in food products, one of which is chicken nuggets which can be recommended as functional food. This research aims to determine the effect of addition of chicken eggshells on sensory tests and financial analysis of chicken nuggets. The experimental design used a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications, namely P0 (no addition), P1 (0,15%), P2 (0,30%), and P3 (0,45%) of the total material. The research parameters were sensory tests of color, aroma, taste, texture and acceptance, as well as financial analysis consisting of costs, revenues, income, Return Cost Ratio and Break Event Point. Determination of the best treatment with the De Garmo effectiveness index method. The addition of eggshell flour in chicken nuggets has no effect on color, aroma and taste, but had an effect on texture and acceptability. The best treatment was the addition of 0,15% egg shell with a color score of 3,89, aroma of 4,13, taste of 4,10, texture of 4,49 and acceptability of 3,17. Financial analysis was carried out consisting of a total cost of Rp 1.310.330, revenue of Rp 1.640.000, income of Rp 329.670 R/C Rp. 1,25, BEP for Rp 13.103,30 and BEP for the production of 79,90 sacket and the business is considered feasible to do. Keywords: functional food, chicken nugget, egg shells flour
VFA dan N-NH3 Daun Gamal (Gliricidia sepium) pada Ransum Sapi Potong Secara In Vitro Merryafinola Ifani; Efka Aris Rimbawanto; Bambang Hartoyo; Agung Prastyo Nugroho
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.177 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12641

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian konsentrat dengan daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap produksi VFA total dan N-NH3 secara in vitro dengan pakan basal jerami padi dengan rasio konsentrat dan jerami padi 60%:40%. Materi yang digunakan dalam percobaan in vitro adalah cairan rumen berasal dari tiga sapi potong di Rumah Potong Hewan Bantarwuni, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Ransum yang diuji tersusun dari daun gamal berumur satu tahun dan dipanen umur 60 hari berasal dari Kebumen, jerami padi varietas Umbul-umbul, dan konsentrat. Ransum yang diuji adalah jerami padi dengan konsentrat yang digantikan daun gamal dengan taraf 0; 20; 40; 60% BK. Penelitian menggunakan metode eksperimen secara in vitro yang telah dimodifikasi. Variabel yang diukur adalah produksi VFA total  dan nitrogen amonia (N-NH3­­). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan daun gamal pada ransum ruminansia berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi VFA total  dan N-NH3. Penggantian daun gamal sebanyak 40% BK pada ransum mampu menghasilkan produk VFA dan mengalami penurunan pada taraf penambahan 60% BK, sedangkan penggunaan daun gamal pada taraf 60% BK menghasilkan puncak produksi nitrogen amonia (N-NH3­­).Kata kunci: daun gamal, tanin, VFA total, N-NH3. 
Profil Lemak Darah pada Itik Periode Layer yang diberi Penambahan Silase Limbah Ikan Terbang (Exocoetidae) Lilis Ambarwati; Setiawan Putra Syah; Besse Mahmuba Wen Tenri Gading; Taufiq Taufiq
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.568 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.15370

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk megetahui level penambahan silase limbah ikan terbang (Exocoetidae) terhadap profil lemak darah pada itik periode layer. Penelitian dilakuakan selama 42 hari dengan masa adaptasi selama 14 hari di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Sulawesi Barat. Rancangan peneltian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 Perlakuan dan 5 ulangan, dengan masing-masing ulangan diisi 2 ekor itik, sehingga itik yang digunakan adalah 40 ekor. Itik yang digunakan berumur 20 minggu dengan berat 1500 ± 80 gram. Masing-masing perlakuan terdiri atas P0 = Ransum basal, P1 =Ransum basal + 5% silase limbah ikan terbang, P2 = Ransum + 7,5% silase limbah ikan terbang,P3 = Ransum basal + 10% silase ikan terbang. Parameter yang diamati adalah kadar kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL darah. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan anova dengan uji lanjut jarak berganda duncant. Hasil penelitian menunjukan kadar kolesterol darah berkisar 92,8-200,6 mg/dl, Trigliserida 66,6-200,3 mg/dl, HDL berkisar 41,7-75,2 mg/dl, LDL berkisar 31,6-94,6 mg/dl. Hasil anova menunjukan bahwa penambahan silase limbah ikan terbang kadar kolesterol darah berpengaruh nyata (p<0,05), namun tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar trigliserida, HDL, dan LDL. Penambahan silase limbah ikan terbang 10% (P3) cenderung menurunkan kadar kolesterol darah itik periode layerKata Kunci: kolesterol, HDL, ttik, LDL, trigliseridaBlood Lipid Profile of Laying Ducks Given Dietary Supplementation of Flying Fish (Exocoetidae) Waste SilageABSTRACTThis experiment aimed to evaluate the effect of dietary supplementation of flying fish (exocoetidae) waste silage (FFWS) on the blood lipid profile of laying ducks. The experiment was conducted in the experimental farm of the Faculty of Animal and Fisheries Sciences, Universitas Sulawesi Barat for 42 d which is started with 14 d of the adaptation period. A total of 40 laying ducks weighing 1500-1600 g were maintained for 20 weeks and subjected to 4 dietary treatments with 5 replicates according to a completely randomized design (CRD), giving a total of 20 experimental units. The treatments were: P0 = control diet; P1 = control diet + 5% FFWS; P2 = control diet + 7,5% FFWS; and P4 = control diet + 10% FFWS. Variables observed were cholesterol, triglycerides (TG), HDL, and LDL concentrations. Results showed that the concentrations of cholesterol, TG, HDL, and LDL were 92,8-200,6 mg/dL, 66.6-200,3 mg/dL, 41,7-75,2 mg/dL, and 31,6 – 94,6 mg/dl, respectively. Statistical analysis showed that dietary FFWS supplementation had a significant effect on blood lipid concentration (p<0.05) but did not influence the concentrations of TG, HDL, and LDL (p>0.05). Supplementing FFWS into the laying ducks diet at 10% tended to reduce cholesterol blood concentration of laying ducks.   Keywords: cholesterol, HDL, laying ducks,  LDL, trigliserida
Potensi Nilai Nutrisi dan Indeks Sinkronisasi Protein-Energi Berbagai Jenis Ramban Bagi Ternak Perah Afduha Nurus Syamsi; Harwanto Harwanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.815 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12093

Abstract

AbstrakPenelitian bertujuan untuk menginventarisir nilai nutrisi indeks sinkronisasi protein-energi (SPE) berbagai jenis rambanan. Penelitian in vitro dilaksanakan dengan materi 5 jenis rambanan (kelor, nangka, singkong, pisang, dan kersen) dan cairan rumen Kambing Jawa Randu. Nilai nutrisi rambanan didapatkan melalui analisis proksimat. Indeks SPE dihitung berdasarkan rataan degradasi g protein dan Kg bahan organik (BO) per jam pada waktu pengamatan jam ke 2, 4, 6, 8, 12, 24, 48, dan 72. Data degradasi tiap waktu diregresi untuk mendapatkan persamaan dan selanjutnya didapatkan rataan degradasi per jam. Hasil perhitungan degradasi dimasukan dalam rumus indeks SPE dan hasilnya dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima jenis rambanan memiliki nilai nutrisi yang beragam. Hasil analisis regresi menunjukkan persamaan yang berbeda, dengan koefisien determinasi diatas 80% kecuali pada ramban pisang. Indeks sinkronisasi yang didapat yaitu kelor (0,4), nangka (0,69), singkong (0,55), pisang (0,35), dan kersen (0,47). Disimpulkan bahwa nilai nutrisi seluruh rambanan sangat potensial sebagai sumber serat dan protein bagi ternak dengan indeks sinkronisasi masing-masing secara berurut yaitu 0,46; 0,69; 0,55; 0,35; dan 0,47.Kata kunci: nilai nutrisi, indeks sinkronisasi protein-energi, rambanan, ternak perah The Potency of Nutrient Value and Protein-Energy Synchronization Index in Various Types of Browse for Dairy Livestock                                                                 AbstrACT               The study was aimed to inventory the nutrition value and the protein-energy synchronization (PES) index of various types of foliages. In vitro research was carried out with material 5 types of foliages (Moringa oleifera, Artocarpus integra, Manihot utilissima, Musa pudica, and Mungtingia calabura) and rumen liquid of Jawa Randu Goat. Nutritional value was obtained through proximate analysis. The PES index is calculated based on the average degradation of g protein and Kg of organic matter (OM) per hour at 2, 4, 6, 8, 12, 24, 48, and 72 hours of degradation. The data of degradation are calculated in the PES index formula and the results are discussed descriptively. The results of the study showed that the five types of foliages had various nutritional values. The results of the regression analysis showed a different equation, with a coefficient of determination above 80% except for Musa pudica. The PES index obtained is Moringa oleifera (0.4), Artocarpus integra (0.69), Manihot utilissima (0.55), Musa pudica (0.35), and Mungtingia calabura (0.47). It is concluded that the nutritional value of the all foliages is very potential as a source of fiber and protein for livestock with the respective synchronization indexes, namely 0.46; 0.69; 0.55; 0.35; and 0.47.Keywords: nutritional value, protein-energi synchronization index, foliages, dairy
Pengaruh Perbedaan Komposisi Substrat terhadap Kandungan Nutrisi dan Kualitas Fisik Limbah Nanas Hasil Fermentasi Sukmawati Faisal; Dewi Febrina; Rahmi Febriyanti; Sadarman Sadarman
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.238 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.16963

Abstract

Limbah pertanian (kulit dan mahkota nanas) berpotensi sebagai pakan, tetapi terhambat dengan kandungan fraksi serat yang tinggi. Penurunan fraksi serat dilakukan melalui proses fermentasi. Perbedaan komposisi substrat akan memengaruhi kualitas fisik dan kandungan nutrisi produk fermentasi. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan komposisi substrat terhadap kandungan nutrisi dan kualitas fisik limbah nanas hasil permentasi merupakan bertujuan penelitian. Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dengan 4 ulangan digunakan dalam penelitian, yaitu HR 0 (0% Mahkota Nanas + 100%  Kulit Nanas); HR1 (25% Mahkota Nanas + 75% Kulit Nanas);  HR 2 (50% Mahkota Nanas + 50% Kulit Nanas);  HR 3 (75% Mahkota Nanas + 25% Kulit Nanas) dan HR 4 (100% Mahkota Nanas + 0% Kulit Nanas). Fermentasi dilakukan secara anaerob selama 21 hari dengan penambahan 0,20 b/v Filtrat Abu Sekam Padi (FASP). Peubah yang diukur adalah kualitas fisik (jamur, aroma, tekstur dan warna)  serta kandungan nutrisi (abu, protein kasar, bahan kering, lemak kasar, BETN dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukan perbedaan komposisi kulit dan mahkota nanas tidak memengaruhi (P˃0,05) aroma dan memengaruhi (P˂0,05) jamur, tekstur dan warna, serta kandungan LK,  BK, SK, PK, abu dan BETN. Penggunaan 100% mahkota nanas merupakan hasil terbaik karena menghasilkan kandungan BETN tertinggi 71,7%; protein kasar 8,32% dan serat kasar 14,3%.Kata kunci: filtrat abu sekam padi (FASP), kandungan nutrisi, kualitas fisik, limbah nanasThe Effect of Differences in Substrate Composition on Nutritional Content and Physical Quality of Fermented Pineapple WasteABSTRACT Agricultural waste (pineapple peel and crown) has the potential to be used as feed but is inhibited by its high fiber fraction content.  The reduction of the fiber fraction is carried out through the fermentation process. The difference in substrate composition will affect the physical quality and nutritional content of the fermentation product.  To determine the effect of differences in substrate composition on nutritional content and physical quality of fermented pineapple waste is the aim of the research. Completely randomized design of 5 treatments with 4 replications was used in the study, namely HR 0 (0% Pineapple Crown + 100% Pineapple Peel); HR1 (25% Pineapple Crown + 75% Pineapple Peel); HR 2 (50% Pineapple Crown + 50% Pineapple Peel); HR 3 (75% Pineapple Crown + 25% Pineapple Peel) and HR 4 (100% Pineapple Crown + 0% Pineapple Peel).  Fermentation was carried out anaerobically for 21 days by adding 0.20 w/v of rice husk ash filtrate. The variables measured were physical quality (fungi, aroma, texture, and color) and nutritional content (ash, crude protein, dry matter, extract ether, nitrogen-free extract (BETN), and crude fiber. The results showed that differences in the composition of pineapple peel and crown did not affect (P˃0.05) aroma and affect (P˂0.05) fungi, texture, and color, as well as the content of extract ether, dry matter, crude fiber, crude protein, ash, and BETN. The use of 100% pineapple crown is the best result because it produces the highest BETN content of 71.7%; crude protein 8.32% and crude fiber 14.3%.Keywords: nutritional content, pineapple waste, physical quality, rice husk ash filtrate
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Leguminosa Pohon Sebagai Sumber Protein Pakan Ruminansia Secara In Vitro Agung Prastyo Nugroho; Efka Aris Rimbawanto; Bambang Hartoyo; Merryafinola Ifani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.245 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12642

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik dari berbagai macam pemanfaatan leguminosa antara lain: kaliandra, I. zollingeriana, dan lamtoro untuk menggantikan bungkil kedelai dalam ransum ruminansia yang iso-protein secara in vitro. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah cairan rumen sapi yang diambil dari Rumah Potong Hewan Bantarwuni Purwokerto. Ransum perlakuan yang digunakan terdiri dari R0 sebagai kontrol dengan sumber protein bungkil kedelai, R1 kaliandra, R2 lamtoro, dan R3 I. zollingeriana. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering dan bahan organik. Pengukuran kecernaan dilakukan secara in vitro yang telah dimodifikasi. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai macam leguminosa pohon sebagai sumber protein utama pada pakan ruminansia berpengaruh sangat nyata (p<0,01) antara perlakuan terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada pakan ruminansia secara in vitro. Disimpulkan bahwa penggunaan leguminosa pohon sumber protein terbaik untuk menggantikan penggunaan bungkil kedelai yaitu kaliandra.Kata Kunci: Kecernaan in vitro, leguminosa, pakan ruminansia. Tree Legumes Dry Matter and Organic Matter Digestibility as Ruminant Protein Source in VitroABSTRACTThis research was conducted to evaluate dry matter and organic matter digestibility of ruminant feed with different utilizations of legume: Calliandra, I. zollingeriana, and Laucaena leaves to substitute soy bean meal (iso-protein) by in vitro methods. The experiment used rumen fluid collected at Bantarwuni Slaughter House. The treatments are R0 as control (SBM), R1 calliandra, R2 Laucaena, and R3 I. zollingeriana. Variables measured are the digestibility of dry matter and organic matter. The experiment method used to evaluate digestibility was modified in vitro method. Results of variance analysis showed that utilization of different legume as main protein source were significant (p<0,01). The highest digestibility value of dry matter and organic matter reached on R1 treatment (calliandra). It concluded that the best legume to substitute soy bean meal in ruminant feed is Calliandra.Keywords: in vitro digestibility, legume, ruminant feed
Identifikasi Tingkahlaku Reproduksi dan Karakteristik Telur Ayam Hutan Sebagai Upaya Pelestarian Sumberdaya Genetik di Merauke Nurcholis Nurcholis; Ahmad Furqon; Ayu Lestari; Yamin Yaddi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.605 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.16303

Abstract

ABSTRAK Plasma nutfah di Merauke perlu di lesatrikan sebagai sumber daya genetik salah satunya adalah ayam hutan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai informasi awal tentang habitat, proses reproduksi, karakteristik telur, hingga proses penetasan. Lokasi penelitian dipilih secara purposive, penelitian menggunakan metode survey, dan pengamatan secara langsung. Data di analisis secara deskriptif dan rerata menggunakan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat alami ayam mulai di tiga wilayah secara umum diareal “deek” hutan sedang hingga lebat. Sarang ayam hutan terbuat dari daun kering, ranting serta dibuat diantara tumpukan kayu lapuk ataupun pada kayu yang masih hidup diatas tanah. Rata-rata diameter sarang mencapai 53-61 cm dengan ketinggian mencapai rata-rata 163-174 cm. Ayam hutan betina mampu bertelur antara 4-5 butir per ekor, rata-rata berat telur ayam hutan mencapai 67- 69 gr dengan warna dominan adalah coklat muda serta bentuk telur oval.  Karakteristik fenotipik warna bulu ayam hutan adalah berwarna coklat dan hitam, sedikit berjambul dibagian kepala.  Habitat ayam hutan di tiga wilayah mulai terganggu, yang berdampak pada tingkahlaku mencari pakan, reproduksi hingga produksi telur ayam hutan. Namun demikian potensi sumber genetik ini perlu dilestarikan di kabupaten merauke.Kata Kunci: tingkahlaku, reproduksi, telur, ayam hutan Identification of Reproductive Behavior and Characteristics a Partridge as an Effort to Preserve Genetic Resources in MeraukeABSTRACT Plasmanutfah needs to be located as a genetic resource, one of which is partridge. The purpose of this research is as initial information about habitat, reproductive process, egg characteristics, and hatching process. The research location was chosen purposively, the study used survey methods and direct observation. Data were analyzed descriptively and averaged using standard deviation. The results showed that the natural habitat of the chickens was starting to be disturbed, the habitat of the forest fowl in the three areas was generally in the middle of the dense forest “deek” area. Forest chicken nests are made of dry leaves, twigs and made between piles of weathered wood or wood that is still alive on the ground. The average nest diameter reaches 53-61 cm with an average height of 163-174 cm. Female jungle fowl can lay between 4-5 eggs per head, the average egg weight of partridge reaches 67-69 grams with the dominant color being light brown and oval egg shape. The phenotypic characteristics of the color of the jungle fowl are brown and black, with a slight crust on the head. The habitat of partridge in these three areas has begun to be disturbed, resulting in the foraging behavior, reproduction, and production of partridge eggs. Therefore, the potential of this genetic source needs to be preserved in Merauke Regency.Keywords: behavior, reproduction, eggs, partridge
Korelasi Fenotipik Sifat Kuantitatif Itik Magelang di Kabupaten Magelang Ayu Rahayu; Shinta Ratnawati; Rahma Wulan Idayanti; M. Haris Septian; Budi Santoso; Nadia Ade Lutfiana
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.5 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12567

Abstract

Itik adalah unggas air yang masuk dalam kelas Aves dan menjadi salah satu unggas yang masuk dalam kategori unggas dwiguna yaitu hewan yang menghasilkan telur dan daging. Jenis itik yang banyak dibudidayakan di dusun Sempu, desa Ngadirojo, kecamatan Secang, kabupaten Magelang adalah jenis Itik Magelang. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui korelasi fenotip dari sifat-sifat kuantitatif Itik Magelang. Penelitian ini dilakukan di dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Total sampel untuk pengamatan sifat kuantitatif adalah 100 ekor itik Magelang yang dipelihara secara semi intensif. Sample yang diambil adalah Itik Magelang yang sudah memasuki fase produksi. Hasil yang didapat dari data tersebut dianalis menggunakan IBM SPSS 23 dengan sistem partial correlations. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap beberapa peternak di dusun Sempu menunjukkan jika nilai korelasi antara BB dengan PB dan LD, PB dengan LD menunjukkan hasil yang sangat signifikan (p<0,01) sedangkan korelasi antara PB dengan ST menunjukkan signifikan (p<0,05). Pertambahan bobot badan Itik Magelang sangat berpengaruh juga terhadap panjang badan dan lingkar dada. Semakin bertambahnya bobot badan maka postur tubuh juga akan semakin besar pengaruhnya terhadap bertambahnya panjang badan dan lingkar dada.Kata kunci: fenotipik, itik magelang, korelasi, sifat kuantitatifQuantitative Phenotypic Correlation of Magelang Ducks in Magelang RegencyABSTRACTDucks are waterfowl that belong to the aves class and become one of the poultry which is included in the category of dual-purpose poultry, animals that produce eggs and meat. The type of ducks that are widely cultivated in Sempu Hamlet, Ngadirojo Village, Secang Subdistrict, Magelang Regency was the Magelang duck type. The purpose of this study was to know the phenotypic correlation of the quantitative traits of the duck. This research was conducted in Sempu Hamlet, Ngadirojo Village, Secang subdistrict, Magelang regency. The Total sample for quantitative trait observation was 100 of Magelang's semi-intensive preserved duck-tails. The Sample was the ducks in Magelang that have entered the production phase. The results obtained from the data were analyzed using IBM SPSS 23 with partial correlations. The results of research conducted against several breeders in Sempu Hamlet indicated that if the correlation between BB and PB and LD, PB with LD showed very significant results (p< 0.01) While the correlation between PB and ST showed significant (p< 0.05). The weight gain of Magelang's Duck was also highly affected body length and heart girth. The more body weight gain, the more posture will affect the body weight gain and heart girth.Keywords: correlation, magelang ducks, phenotypic, quantitative traits
Tingkat Kepuasan Rumah Tangga Miskin Penerima Program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) di Kabupaten Cirebon Syauqi Rahman Hudani; Anie Eka Kusumastuti; Siti Azizah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.139 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.15870

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dari rumah tangga miskin (RTM) untuk mengetahui implementasi program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) dan untuk mengetahui kepuasan RTM terhadap program BEKERJA di Kabupaten Cirebon.  Penelitian ini dilaksanakan di 3 Kecamatan di Kabupaten Cirebon yakni Kecamatan Gegesik, Kecamatan Arjawinangun dan Kecamatan Ciwaringin. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Index Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) yang bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat kepuasan dari RTM serta melakukan evaluasi pada setiap atribut. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari aspek jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak jumlahnya dari pada responden perempuan. Responden berusia diatas 55 tahun dan memiliki riwayat pendidikan SMP serta berprofesi sebagai petani yang memiliki pengalaman bertani. Bantuan dari program BEKERJA di Cirebon adalah 50 ekor ayam KUB, uang tunai sebesar Rp 500.000 untuk pembangunan kandang dan juga 150 kg pakan dan vitamin. Pada analisis IPA terdapat atribut yang harus diperbaiki karena memiliki tingkat kepuasan yang masih sangat rendah sehingga harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan. Atribut tersebut atribut yang berada di kuadran I diagram kartesius yakni kualitas bibit ternak, peningkatan kemampuan responden, peningkatan pendapatan responden dan penjualan yang mudah. Selanjutnya pada perhitungan CSI mendapatkan hasil kepuasan sebesar 0,56 yang artinya masuk dalam kriteria “cukup puas”.Kata kunci: CSI, IPA, Profil RTM, Program BEKERJAThe Satisfaction level of poor household of BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) program receiver in Cirebon RegencyABSTRACT            The purpose of this research was to identify the profile of respondents, the implementation of the BEKERJA program, and the poorhouse satisfaction with the BEKERJA Program in the Cirebon Regency. The sample used 75 samples poorhouse. Samples were determined by the proportional stratified random sampling method, the primary data were obtained by snowball sampling method. Data analysis using Index Performance Analysis and Customer Satisfaction Index methods. The results showed that the gender profile of male respondent’s was more than female respondent’s, the respondent’s age over 55 years old, the respondent’s education degree of junior high school, the respondent’s professions as a farmers and lastly respondent’s that have farming experience. The aid package of the BEKERJA program in Cirebon is 50 KUB chickens, money in 500K IDR for building the cage and also 150 kg feed and vitamins. At the Index Performance Analysis, results show that attributes requiring attention because of low levels of satisfaction are present in quadrant I. Those attributes are the quality of chicken seed, increased farming ability, increased incomes, and sales of farm products. In the customer satisfaction index, there are several attributes that should be evaluated because of the score low satisfaction. Such attributes are the sales of farm products, increased incomes, the quality of chicken seed, and the officers' intimacy. CSI calculations were got the satisfaction result is 0.56 which means included in the criteria of "quite satisfied".Keywords: BEKERJA Program, CSI, IPA, profile of respondents

Page 1 of 2 | Total Record : 19