cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
KEMBARA
ISSN : 24427632     EISSN : 24429287     DOI : -
Core Subject : Education,
KEMBARA diterrbitkan sejak April 2015 oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. KEMBARA memuat artikel hasil penelitian bahasa, sastra, dan pengajarannya, yang diterbitkan pada bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 1 (2022): April" : 13 Documents clear
Representation of character education values in the tradition of "sikarume" Toraja Elim Trika Sudarsi; Nilma Taula’bi’; Markus Deli Girik Allo
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.18098

Abstract

Sikarume tradition (playing puzzles) is almost invisible in family activities or in leisure by the Toraja community. In fact, sikarume contains educational value in general and is even very influential in the development of character education of the Toraja community. The objective of this study is to investigate the values of educational character in the tradition of Sikarume Toraja. This study uses qualitative method; in collecting data from participants, research develop a from of protocol for recording data. In selecting research subjects, researchers applied purposive sampling techniques. The subjects of this study are speakers of Sikarume toraja activities, toraja people, and experts in Toraja language and culture. Data is collected and analyzed in the form of observations and interviews. The data analysis technique in this study is a cyclical model. This study showed that that representations of character education in the tradition of  Sikarume Toraja in this study are peace love in karume allina kukalessekko' and dikeke' napakekke', social care on karume to siruran dao langi' tangsipeta'daan uainna, toena' kunukkun, and toena' kualangko, honest on karume indo' lai' diong to tallang metamba-tamba laboko, hard work on karume mengkalaokan kemakale' ta'pa dio randan langi', responsibility on karume tomenteka torro tanga, creative on karume banuanna nene'ki saratu pentiroanna, and religious there is karume tomate disa'pa-sa'pa.
Konstruksi makna tempat dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia bidang antropologi Putu Nur Ayomi; I Gusti Agung Sri Rwa Jayantini
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.18396

Abstract

Tempat biasanya dipahami sebagai lokasi spasial di dunia fisik. Namun, dalam berbahasa, fenomena abstrak juga dapat dikonstruksi sebagai tempat. Beberapa studi telah memetakan kategori makna tempat dan konstruksinya dalam struktur leksikogramatikal bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsep tersebut dapat diterapkan untuk mengategorikan makna tempat dalam bahasa Indonesia, bagaimana konstruksi leksikogramatikalnya, serta bagaimana makna tempat bekerja dalam teks ilmiah yang memiliki tingkat abstraksi tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian campuran, dengan menggunakan teori linguistik sistemik fungsional (LSF). Kajian dilakukan pada korpus lima artikel ilmiah berbahasa Indonesia pada jurnal nasional terakreditasi bidang antropologi. Temuan penelitian ini adalah rekategorisasi makna tempat dari yang telah ditawarkan pada studi terdahulu, yakni dengan mengklasifikasikan profesi sebagai tempat yang berhubungan dengan sosial-budaya dan tempat metereologis dikembangkan menjadi tempat metereologis-geologis. Sebagian besar makna tempat mengambil posisi Sirkumstan dalam klausa tunggal, pewatas nomina yang berfungsi sebagai Penjenis maupun Penegas, juga Partisipan dalam klausa relasional. Dalam wacana artikel ilmiah bidang antropologi, makna tempat berfungsi dalam penetapan konteks tempat dari penelitian, juga kategorisasi atau taksonomi fenomena yang diteliti. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa Indonesia makna tempat dapat dibentuk dari makna lain selain tempat, memiliki realisasi leksikogramatikal yang beragam, dan berfungsi secara tekstual dalam artikel ilmiah.
Penanda modifikasi internal pada tuturan encouraging juri Indonesian Idol Special Season dalam memberikan komentar penampilan peserta Jemima Jannah Darla Putri; Djatmika Djatmika; Miftah Nugroho
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.18523

Abstract

Fenomena kebahasaan tidak hanya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dapat pula ditemukan di acara televisi, seperti acara pencarian bakat Indonesian Idol. Fenomena kebahasaan yang dapat diamati dalam acara tersebut salah satunya adalah modifikasi tindak tutur. Penelitian ini bertujuan untuk mengaji penggunaan modifikasi internal dalam tuturan encouraging juri Indonesian Idol Special Season dalam memberikan komentar penampilan peserta. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data autentik (data alami) yang berupa data lisan dengan bentuk dialog atau percakapan. Data yang digunakan bersumber dari acara pencarian bakat Indonesian Idol Special Season yang tayang pada stasiun TV RCTI. Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dan diunduh dari platform Youtube pada chennel resmi Indonesian Idol. Setelah diunduh, sumber data yang digunakan ditranskripsikan ke dalam transkripsi ortografi untuk memudahkan mengklasifikasikan data. Data yang telah ditranskripsikan akan diobservasi dan diklasifikasikan ke dalam kategori modifikasi internalnya masing-masing. Kemudian, data dianalisis menggunakan metode analisis kontekstual dengan teori tindak tutur dan modifikasi internal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modifikasi internal dalam tuturan encouraging juri Indonesian Idol Special Season terdiri dari dua jenis, yaitu penggunaan upgraders dan lexical/phrasal downgraders. Pada kategori upgraders, penanda yang digunakan berupa intensifier, commitment indicator, suprasegmental emphasis, expletive, repetition, dan determination marker. Adapun pada kategori lexical/phrasal downgraders, penanda yang digunakan berupa hedge dan downtoner. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan tata bahasa antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia menyebabkan banyak klasifikasi modifikasi internal sulit diterapkan dalam bahasa Indonesia. Meskipun demikian, penggunaan modifikasi internal tidak hanya ditemui pada jenis tindak tutur meminta, tetapi dapat pula ditemukan pada jenis tindak tutur lain, seperti tindak tutur memuji dan tindak tutur menginformasikan. Selain itu, penanda modifikasi internal dalam bahasa Indonesia dapat direalisasikan dalam bentuk formal maupun informal.
Kategori, fungsi, dan peran sintaksis bahasa Indonesia dengan PoS Tagging berbasis rule dan probability Herpindo Herpindo; Asri Wijayanti; Irsyadi Shalima; Ratih Ngestrini
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.18602

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekurangan basis data gramatikal kategori khususnya pada verba yang belum lengkap yang menduduki fungsi predikat kopulatif, ekuatif, dan eksistensial dan belum adanya data Pos Tagging peran semantik agen dan pasien pada bahasa Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memprediksi kategori, fungsi, dan peran secara secara keseluruhan pada tiap kalimat. Penentuan kategori dilakukan dengan pembangunan model probability-based PoS Tagging, dan menghasilkan akurasi sebesar 92,53% dengan penambahan khusus tag verba (kopulatif, ekuatif, dan eksistensial) yang dapat menduduki posisi predikat dengan. Sementara itu, penentuan fungsi dan peran dilakukan dengan metode rule-based, yakni dengan pembuatan algoritma. Hasil akhir dari penelitian ini adalah kalimat baru dari The corpus ind_mixed_2013 Leipzig Corpora yang telah ditentukan kategori, fungsi, dan perannya untuk masing-masing kata. Pada penentuan peran agen, kedudukan agen pada kalimat yang diprediksi secara benar adalah sebanyak 82,58% dengan row label N dan PRON yang menduduki posisi agen bertipe nominative akusatif aktif, sedangkan pada peran pasien pada kalimat yang diprediksi secara benar adalah sebanyak 9,68% dengan row label N dan PRON dengan tipe pasif, ergative, dan anti-pasif. Temuan baru dalam penelitian ini adalah komponen verba (kopulatif, ekuatif dan eksistensial) yang dapat menduduki posisi predikat dalam secara fungsional dan potensi adanya tipologi ergative dengan diatesis ergative dan anti-pasif setelah diterapkan rule dan probability based dengan Pos Tagging.
Representation of linguistic characteristics in mass media Hasan Busri; Moh. Badrih
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.19324

Abstract

The language characteristics of the mass media have always been a reference for the actuality of the news and the awesomeness of the events covered by journalists. The characteristics of the language sometimes refer to the events being covered, but not a few of the language's rhetoric goes beyond the events reported. Therefore, the characteristics of the language and the rhetorical style become the representation of journalists in reporting an event. In journalistic studies, representation is interpreted as one of the journalists' strategies to present events in a news text. So, in this study, three very relevant issues are raised: (1) how is vocabulary represented, (2) how is grammatical representation, and (3) how is local coherence represented in newspaper news texts. This study aims to explain the meaning and mode contained in local vocabulary, grammar, and coherence. Based on the problems and objectives, the method used in this research is the phenomenological method. The phenomenological method is used to find out the events behind phenomena or texts written by journalists. Analysis of the data in this study uses descriptive discourse analysis and critical discourse analysis. The data sources for this research are the printed mass media of Kompas, Jawa Pos (regional), and Surya (regional) newspapers which are taken randomly from May to October 2021. The collection techniques include focused observation, theoretical and logical triangulation, as well as rolling/snowball patterns. The researcher is the key instrument in this study and uses four companion instruments: data codification, descriptive analysis guide, explanatory analysis guide, and data corpus table. The research data analysis model is an adaptation of the flow analysis model and the type of interactive analysis, including the reduction, assessment, and inference (verification) stages of withdrawal. The findings in this research are (1) Vocabulary representation, including associations and metaphors. Associations are used by journalists to create an atmosphere in news texts so that they can be precarious, soft, serious, and tasteless. Metaphors are used by journalists to show journalists' attitudes and judgments towards an object in the text; (2) Grammatical representation, including (a) the form of the process: action process, event process, state process, and mental process; (b) participants include: participants as perpetrators, participants as victims, and participants as nominal; and (c) Representation of a combination of clauses or local coherence, including elaboration, additional extension, contrast extension, choice extension, and augmentation extension. In conclusion, in the newspaper news text, there are vocabulary representations in the form of associations and metaphors, grammatical representation in the form of process and readiness, and local coherence in the form of elaboration, expansion, an extension of contrast, an extension of choice, and extension of heightening.
Reconstructing cognitive levels of test items in Indonesian Textbook for vocational school Erikson Saragih; Samuel Sinulingga; Bethesda Bukit; Vanny Wiranata
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.19759

Abstract

Although there have been a lot of studies on Bloom's taxonomy's use in the evaluation of language learning in Indonesia, there has never been any research on Bloom's taxonomy's use in the training and evaluation content of Indonesian language textbooks in vocational schools. The objectives of this study are to describe the reading material, cognitive level, and relationship between the material and other aspects in forty items of reading material from Indonesian language textbooks for vocational schools. To achieve this goal, this research uses descriptive qualitative research methods with content analysis design using primary data sources from textbooks. The results of this qualitative study using a content analysis design revealed that the choice of reading material topics is very diverse and represents textual genres. The level of cognition is not evenly distributed and is dominated by Lower Order Thinking Skills (LOTS) with a total of 24 questions (60%), and there are even 2 levels of cognition that are not accommodated at all. The findings of this study defined the distribution of the level of understanding of the items in the textbook, which is very useful for Indonesian language teachers and textbook writers to complete the items evenly according to the level of cognition dispersal, ensuring that students' mastery of the subject matter is broad.
Muatan pendidikan karakter dalam wacana humor Covid-19 Cita Raras Nindya Pangesti; Markhamah Markhamah; Laili Etika Rahmawati
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.19932

Abstract

Pendidikan menjadi salah satu bagian terpenting dalam membangun generasi bangsa yang berkarakter. Membangun generasi berkarakter memerlukan media. Salah satu media yang dapat digunakan dalam membangun generasi berkarakter yaitu wacana humor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam wacana humor Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 wacana humor Covid-19 yang bersumber dari Twitter, Facebook, dan Google. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik (1) dokumentasi gambar dan kalimat, (2) pencatatan kata atau kalimat, dan klasifikasi kata-kata atau kalimat yang menunjukkan adanya nilai pendidikan karakter dalam wacana humor Covid-19. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam wacana humor Covid-19 mengandung sembilan nilai pendidikan karakter, yaitu: (1) nilai kepedulian, ditunjukkan dengan sikap peduli terhadap kebersihan; (2) cinta tanah air, ditunjukkan dengan melakukan hal demi kebaikan negara; (3) kedisiplinan, ditunjukkan dengan sikap yang selalu mematuhi peraturan yang ada; (4) religius, ditunjukkan dengan sikap berdoa melalui surat dalam sebuah kitab untuk mencegah virus Covid-19, serta mengambil jalan hidup yang sesuai dengan kepercayaan; (5) sikap menghargai, ditunjukkan dengan menghargai profesi guru; (6) berpikir positif, ditunjukkan dengan sikap yang tidak berburuk sangka pada orang lain; (7) kejujuran, ditunjukkan pada sikap untuk tidak berbuat curang, salah satunya yaitu menimbun masker; (8) empati, ditunjukkan dengan sikap saling memberi atau berbagi kepada orang yang membutuhkan; dan (9) optimis, ditunjukkan melalui sikap optimistis terkait berakhirnya pandemi Covid-19. Maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil studi eksplorasi terhadap wacana humor Covid-19 dapat dipetik nilai karakter yang dapat dijadikan sebagai media penanaman karakter peserta didik.
Need an analysis of virtual reality-based learning media for French listening skills of DELF A1 Yunilis Andika; Sri Harini Ekowati; Subur Ismail; Izza Almaida Hierro
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.20024

Abstract

Interesting learning is the dream of every educator and student, especially in distance learning. The use of technology is the primary key in applying learning media to support 21st-century skills. The main reason for analyzing the need for virtual reality-based learning media is that there are not yet varied learning media and the difficulty of making and finding the appropriate learning media, especially for French listening skills. This study aimed to analyze the needs related to virtual reality-based learning media in the DELF A1 French listening skills course appropriate to the current situation during the pandemic. This study focuses on the perspectives of lecturers and students regarding the need for virtual reality-based learning media, especially in the French listening skills of DELF A1 at the French Language Education Study Program. This research used the research and development design. Data were collected through observation, documentation, and questionnaire distributed to 55 students and 6 lecturers. Data analysis was carried out using three phases, including data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. This study showed that the use of virtual reality-based learning media in listening skills is crucial and needed by lecturers and students. It was proven with the lecturers and students’ statements that 70% of the lecturers strongly agreed and 30% agreed, and 67% of the students agreed and 33.3% strongly agreed. Therefore, this needs to be done so that it can be a solution for students and lecturers regarding the application of technology-based interactive learning media and the addition of teaching materials from the Alter Ego1+ book used in the French Language Education Study Program. As a result, the learning atmosphere is more interesting and effective and invites students to feel the sensation of being in a real situation in the conversation.
Silaba tonis dalam intonasi bahasa Indonesia pada penutur Pandhalungan Habib Rois Habib; Henry Yustanto; Agus Hari Wibowo
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.20200

Abstract

Karakteristik prosodi pada setiap penutur memiliki perbedaan, salah satunya disebabkan oleh mother tongue (B1). Unsur prosodi yang merujuk pada nada tuturan dapat direpresentasikan melalui intonasi. Visualisasi intonasi setiap penutur sulit untuk diketahui secara pasti, namun memiliki pola dasar yang sama dalam satu kelompok tutur. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik intonasi tonic syllable bahasa Indonesia pada penutur Pandhalungan dan menentukan apakah terdapat perbedaan komponen akustik silaba tonis pada kalimat deklaratif dan interogatif berdasarkan variabel B1. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan ancangan IPO. Data yang digunakan berupa rekaman audio (wav) setiap responden tepatnya pada kalimat deklaratif dan interogatif pola S-P, S-P-O, dan S-P-O-K. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari partisipan yang  berdomisili di Kecamatan Kaliwates dan Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jenis sampel non probability. Tahapan analisis dalam penelitian ini meliputi (1) pemberian kode data; (2) anotasi tuturan; (3) konversi nilai komponen akustik; dan (4) uji signifikansi. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa silaba tonis pada suatu kata dapat berubah secara struktur maupun secara akustik, jika digunakan dalam modus kalimat yang berbeda. Silaba tonis [pa?] pada awal kalimat memiliki struktur dan karakteristik akustik yang serupa dengan interval f0 260 Hz - 320 Hz. Sementara silaba tonis yang berada di tengah kalimat maupun di akhir kalimat dapat berubah bentuk serta memiliki perbedaan komponen akustik secara signifikan dilihat dari variabel B1. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa silaba tonis dalam intonasi bahasa Indonesia pada penutur Pandhalungan memiliki struktur yang bervariasi dengan adanya stress pada silaba tertutup kata awal atau kata akhir dalam modus kalimat.
Kesantunan dalam bergosip pedagang di pasar tradisional Anak Agung Ayu Dian Andriyani
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.20340

Abstract

Kesantunan menjadi sebuah pakem dan aturan yang melekat pada komunikasi manusia, termasuk pada fenomena bergosip. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan pola kesantunan yang ada pada gosip di masyarakat dengan lokasi tuturan di pasar tradisional di Bali. Data primer berupa dialog dikumpulkan menggunakan metode observasi dengan teknik simak, catat dan wawancara dengan para pedagang yang berada di tiga pasar besar yang berada di Kota Denpasar, yaitu, Pasar Badung, Pasar Kreneng, dan Pasar Ketapian. Metode padan pragmatik dalam menganalisis setiap tuturan sebagai wujud dari penelitian kualitatif untuk mendeskrispikan tuturan pedagang yang mengandung strategi kesantunan berbahasa saat bergosip. Hasil penelitian menunjukkan pola kesantunan sangat ditentukan oleh konteks situasi tutur dengan topik gosip bertanya kabar. Adanya pergeseran strategi kesantunan pada dialog, diawali dengan strategi kesantunan positif, strategi negatif dan strategi secara tidak langsung, namun seiring dengan proses komunikasi ketika masuk pada isi dialog bergeser menjadi strategi bertutur tanpa basa-basi dan tetap menggunakan strategi positif sampai akhir dialog. Saat bertutur pembeli tidak memperhatikan jarak sosial, tingkat pembebanan maupun kekuasaan. Kalimat interogatif maupun kalimat deklaratif dominan digunakan saat berkomunikasi dengan topik permasalahan yang dibahas dalam gosip tidaklah hal yang berat, melainkan seputar kehidupan yang dialami oleh orang lain dengan mengambil dari isu-isu yang sedang beredar atau peristiwa terdekat serta didukung adanya percakapan yang saling menguatkan argumen satu dengan yang lain. Implikasi penelitian ini adalah menjadikan kita lebih bisa mengedepankan kesantunan positif meski saat bergosip agar tercipta komunikasi yang baik. Kontribusi dari penelitian ini menambah khasanah hasil penelitian dengan kajian kesantunan serta bagi pembelajar bahasa dapat dijadikan suatu referensi temuan bahwa kesantunan sangat erat dengan budaya yang mengikuti peserta tutur sehingga pola bergosip juga menggunakan strategi kesantunan agar terkesan sopan.

Page 1 of 2 | Total Record : 13