cover
Contact Name
Hero Patrianto
Contact Email
jurnal.atavisme@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.atavisme@gmail.com
Editorial Address
Balai Bahasa Jawa Timur, Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo 61252, Indonesia
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA
ISSN : 1410900X     EISSN : 25035215     DOI : 10.24257
Core Subject : Education,
Atavisme adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasil- hasil penelitian sastra, baik sastra Indonesia, sastra daerah maupun sastra asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. Atavisme diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Terbit dua kali dalam satu tahun, pada bulan Juni dan Desember.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011" : 10 Documents clear
SINKRETISME DALAM JAMPI MELAYU DELI: TINJAUAN TRANSFORMASI BUDAYA Syarfina, Tengku
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.814 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.100.29-40

Abstract

Mantera, yang pada masyarakat Melayu Deli disebut Jampi, memiliki bahasa yang khas. Tradisi membaca jampi biasanya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan dan dibaca ketika akan memulai suatu pekerjaan. Penelitian ini difokuskan pada analisis jampi Melayu Deli yang terdapat pada masyarakat Melayu Deli di Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi budaya yang ada didalam jampi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transformasi budaya dan sinkretisme. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan merekam tuturan jampi yang disampaikan oleh seorang pawang, dan dianalisis dengan pendekatan sinkretisme dan transformasi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa jampi Melayu Deli mendapat pengaruh animisme-dinamisme, Hindu-Budha, dan Islam. Kesemuanya di-transformasikan melalui satu konsep sinkretisme. Abstract: Incantation owns a unique language style which is called as Jampi by Deli Malay society. The tradition of reading the incantation is basically aimed at facilitating any working activities. It is read before starting those activities. This study is thoroughly focused on the analysis of Deli Malay?s incantation existing in Deli Malay society around North Sumatera province. The goal of the study is to investigate the cultural transformation available in the incantation itself. Thus, the cultural tradition and syncretism method is applied to accomplish the research. All data gathered in the research are directly recorded from a soothsayer who reads the incantation. Those data are, then, analyzed by implementing syncretism and transformation approach. The conclusion of the study is that the incantation in Deli Malay is greatly influenced by animism-dynamism, Hindu-Budha, and Islamic traditions. Those influences are transformed through a syncretism concept. Key Words: syncretism; jampi; cultural transformation
TEMA PUISI INDONESIA MODERN PERIODE AWAL Mahmud, Amir
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.718 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.101.41-50

Abstract

Dunia puisi Indonesia modern terus mengalami perkembangan yang cukup baik sejak tahun 1800-an melalui terbitan majalah-majalah, seperti Bianglala (1870), Tjahaja Siang (1896), atau Pandji Poestaka (1923). Media seperti itu memunculkan nama-nama besar penyair Indonesia, seperti Or. Mandank, Sanusi Pane, dan Amir Hamzah. Perkembangan itu telah me- munculkan berbagai pemikiran generasi muda untuk meneliti dan menginventarisasikannya. Sampai saat ini banyak yang melakukan penelitian terhadap puisi Indonesia modern dari segi struktur, estetika, atau makna. Secara tidak langsung penelitian itu akan bersentuhan dengan masalah budaya dan penyairnya. Tidaklah lengkap kalau berbicara masalah perpuisian di Indonesia tanpa melibatkan penyair, sosial, dan budayanya. Namun, tulisan ini tidak melibatkan penyair, sosial, dan budayanya secara khusus, kajian ini hanya terfokus pada aspek tema, seperti tema cita-cita merdeka, keagamaan, kesatuan, nasihat, alam lingkungan, atau kritik sosial. Abstract: The world of modern Indonesian poetry has continued to have a fairly good development since the year of the 1800s via magazine publications such as Bianglala (1870), Tjahja Siang (1986), or Pandji Poestaka (1923). Such medias had brought out great Indonesian poets like Or. Mandank, Sanusi Pane, and Amir Hamzah. The development has raised various ideas of the young generation to study and inventory them. Until now, there have been many studies on modern Indonesian poetry from the aspect of structure, aesthetic, and meaning. Indirectly, the studies would be involved with cultural issues and the poets. It is incomplete to discuss the Indonesian poetry issues without involving the poets and their social and culture in particular. Nevertheless, this study does not involve the poets and their social and culture in particular. Instead, this study focuses on the aspect of the theme, such as the theme of desire for independence, religion, unity, advice, environment, or social critic. Key Words: poetry; theme; poet; mass media; native; and Netherlands East Indies
DENDAM PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG TERSAKITI: KAJIAN PSIKOANALISIS SOSIAL NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI Windiyarti, Dara
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.493 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.106.87-100

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap konflik batin tokoh-tokoh perempuan dalam novel Tempurung. Sumber data penelitian ini adalah novel Tempurung karya Oka Rusmini yang diterbitkan tahun 2010. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis sosial Karen Horney. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan psikoanalisis. Pembahasan ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, adanya hubungan buruk orang tua-anak, dan keadaan budaya dan tradisi telah menciptakan berbagai peristiwa yang mendorong munculnya konflik batin tokoh-tokoh perempuan. Kedua, tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh-tokoh perempuan untuk menanggulangi atau me- ngurangi konflik batinnya diekspresikan dalam tindakan balas dendam. Abstract: This paper aims to reveal the inner conflicts of women characters in the novel of Tempurung. The source data of this study is Tempurung, a novel of Oka Rusmini which was issued in 2010. The data was collected by librarian techniques. This study uses the theory of Karen Horney?s social psychoanalysis. The method used in this paper is descriptive analysis method with the approach of psychoanalysis. The discussion results in the following. First, the bad relationship of parent-child and the state of culture and tradition have created a variety of events that encourage the emergence of inner conflicts of the women characters. Second, the actions taken by the women characters to overcome or reduce their inner conflicts expressed in acts of revenge. Key Words: novel; female characters; inner conflict; social psychoanalysis
INISIASI DALAM KISAH PERJALANAN MODEL JAWA Prabowo, Dhanu Priyo
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.065 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.109.125-134

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengungkap inisiasi dalam kisah perjalanan model Ja- wa. Sebagai karya fiksi, kisah perjalanan model Jawa memendam dan menyiratkan tan- da-tanda yang berupa simbol-simbol yang harus diungkapkan kerumitan-kerumitan ni- lainya. Penelitian ini menggunakan teori semiotika. Teori semiotika menempatkan kar- ya sastra sebagai sistem tanda. Adapun metode yang dipergunakan adalah metode kuali- tatif. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik studi pustaka. Dari hasil analisis dapat diungkapkan bahwa inisiasi dalam kisah perjalanan model Jawa dilakukan oleh tokoh cerita demi tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan dengan pendewasaan dan pe- nyempurnaan diri selama hidup di dunia. Karya sastra Jawa genre kisah perjalanan mo- del Jawa ini mampu mentransformasikan budaya sastra Jawa yang lebih tua. Abstract: This paper aims to reveal initiation in Javanese model of travel writing. As fictional work, the travel writing in Javanese model contains and reflects signs in symbols that have to be revealed their detail values. The research was conducted using semiotics theory. The theory posits literary work as a sign symbol. The method conducted in this research was qualitative. The result shows that initiation in Javanese travel writing is conducted by those characters to perfect themself in living in the world. Javanese literary works in travel writing genre in Javanese model are able to transform older Javanese literary culture. Key Words: literature; transformation; initiations; educative; religious
EKSPLOITASI CONCUBINAGE DAN SUBJEK SUBALTERN: HEGEMONI ATAS PEREMPUAN INDONESIA DALAM TINJAUAN KRITIS PASCAKOLONIAL DAN FEMINISME NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA Kartika, Bambang Aris
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.102.51-64

Abstract

Tulisan ini membahas praktik kolonialisasi Belanda yang mengakibatkan terjadinya bias ketidakadilan gender terhadap posisi perempuan Indonesia dalam novel De Winst karya Afifah Afra. Bias ketidakadilan gender ini tercermin dari adanya eksploitasi secara seksual terhadap kaum perempuan dengan menjadikan mereka sebagai concubinage atau gundik dan menjadi subjek subaltern akibat praktikal hegemoni kekuasaan kaum laki-laki kulit putih kolonial Belanda. Melalui pendekatan teori pascakolonial dan ragam kritik sastra feminisme pascakolonial diperoleh suatu pemahaman bahwa kaum perempuan pada masa kolonial menjadi subjek yang termarginalkan, baik secara seksual maupun sosial. Kaum perempuan tidak memiliki bargaining power dalam ranah hukum untuk menuntut adanya pengakuan sebagai istri yang sah dan memiliki kedudukan yang terhormat, bukan menjadi korban dominasi kekuasaan laki-laki atas tubuh, baik secara seksual maupun tenaga untuk urusan domestik rumah tangga (double burden), termasuk juga stereotipe negatif yang cenderung merendahkan harkat dan martabatnya sebagai perempuan. Abstract : This paper discusses the practice of Dutch colonization which resulted in a gender injustice bias toward the position of Indonesian women in the novel De Winst author by Afifah Afra. This is reflected from the practical sexual exploitation against women by making them as concubines (concubinage) or ?wives? who are actually represented as a concubine because of no formal ?diperistri? by white people and become the subject of subaltern or oppressed because of the practical power of the male hegemony white man of Dutch colonial. Through a variety of postcolonial theory and postcolonial feminist literary criticism, the analysis gained an understanding that women in the colonial period became the subject of both sexually marginalized and social. These women had no bargaining power in the realm of law to demand the recognition of the legitimate as a wife and a respectable position, not a victim of male domination of power over the body, either sexual or domestic labor for their household affairs (double burden ), including negative stereotypes that tend to lower their dignity as women. Key Words: concubinage; subaltern; colonialism; theory of postcolonialism; postcolonial feminist literary of critics
Ambitious For Power in Shakespeare’s Macbeth Mustafa Mustafa
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.107.101-102

Abstract

This paper aims to describe the ambition of a king’s servant in Shakespeare’s, 'Macbeth'. Because of three witches (astrologer) advice which said that if he wants to be a king later, and to reach his ambition, he must kill his king and his close friend, Banquo. It means that he must use all way to reach his goals. But in the end, he got killed because his deed in reaching for his goals goes through by wrong way. This writing is expected to contribute for further research focused on whom is interested in English literary. This writing also included in descriptive interpretative discourse analyzes. The technique of collecting data is done by using inventory technique. Abstrak: Tulisan ini bertujuan menggambarkan ambisi seorang abdi raja dalam Macbeth karya Shakespeare. Karena ucapan dari tiga penyihir (ahli nujun) yang mengatakan bahwa kelak akan menjadi raja dan untuk mencapainya harus membunuh raja serta teman dekatnya, Banquo, ia harus menggunakan berbagai macam cara agar tujuan tersebut tercapai. Namun, pada akhirnya, ia terbunuh karena perbuatan tersebut dilakukannya dengan cara yang salah. Tulisan ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran utamanya bagi peminat kesusastraan Inggris. Tulisan ini menggunakan metode analisis wacana deskriptif interpretatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan inventory technique. Kata-Kata Kunci: ambisi; pengkhianatan; dan konspirasi.
THE 1965 INDONESIAN KILLING DISCOURSE BY GENERATION 2000 WRITERS Arimbi, Diah Ariani
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.98.1-14

Abstract

The fall of Soeharto?s authority in 1998 has indeed impacted numerous sides of Indonesian life: political, social and cultural. The shifting of authoritative government to the state of ?reformation? and ?democratization? has forced the nation to redefine its authority to its members. This paper aims to look at these public responses which are narrated in contemporary Indonesian fiction. Although fiction may be seen as imaginative production, discursive ideologies can be examined clearly. By examining thematic significant of the narratives about G30S/PKI and the killings aftermath in the literary writings published in post 1998 by contemporary Indonesia writers, who are known as the Generation 2000 writers (who were mostly born in 1970s at least five years after the 1965 incident: also known as the millennials), this paper will attempt to answer whether or not this generation presents shift and creates its own notions of the incident. Abstrak: Jatuhnya kekuasaan Soeharto pada tahun 1998 berdampak pada berbagai sisi kehidupan di Indonesia: politik, sosial, dan budaya. Pergeseran dari pemerintahan yang dulunya otoritatif menjadi pemerintahan yang sarat dengan "reformasi" dan "demokratisasi" telah memaksa negara untuk mendefinisikan kembali wewenangnya kepada para anggotanya. Makalah ini bertujuan untuk melihat respons publik yang diceritakan dalam fiksi Indonesia kontemporer. Walaupun fiksi dapat dipandang sebagai produk imajinatif, ideologi diskursif dapat dilihat dengan je-las. Dengan memeriksa tema-tema yang secara signifikan dimunculkan dari narasi tentang G30S/PKI dan tragedi pembunuhan sesudahnya dalam tulisan-tulisan sastra yang diterbitkan pasca tahun 1998 oleh penulis Indonesia kontemporer, yang dikenal sebagai penulis Generasi 2000 (penulis yang kebanyakan lahir di tahun 1970-an setidaknya 5 tahun setelah 1965 kejadian: juga dikenal sebagai millenials), makalah ini berusaha menjawab apakah generasi baru mengalami pergeseran dalam memahami tragedi tahun 1965. Apakah mereka telah menciptakan sendiri arti peristiwa sejarah tersebut lewat karya mereka ataukah mereka mengukuhkan makna yang sudah ada adalah pertanyaan yang berusaha dijawab dalam makalah ini. Kata-Kata Kunci: ideologi; diskursus; tragedi tahun 1965; milenial
PENGARUH URBANISASI DALAM NOVEL CUCU TUK WALI MELALUI PENDEKATAN KEMASYARAKATAN Selamat, Jumali Hj.
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.103.65-74

Abstract

Makalah ini menganalisis isu remaja dalam hubungannya dengan urbanisasi. Penelitin ini menumpukan kepada novel remaja Cucu Tuk Wali (1993) karya Abu Hassan Morad yang memaparkan gagasan pemikiran sastera dan kaitannya dengan kelompok masyarakat di luarnya. Apa yang dicitrakan dalam karya merupakan hakikat daripada realiti kehidupan manusia dalam masyarakatnya dan analisis ini mengaitkan gambaran dalam novel dengan pengaruh urbanisasi dalam bidang pertanian, perniagaan, dan pembangunan tanah. Aspek-aspek ini diteliti dengan tujuan melihat persoalan sosial yang terungkap dalam karya dengan realiti kehidupan masyarakat melalui pendekatan kemasyarakatan. Pendekatan ini melihat sastera sebagai alat pendedahan kepada segala persoalan yang wujud dan bertujuan mencari kebaikan dan kesejahteraan dalam masyarakat seperti yang dituntut oleh Islam. Pendekatan ini menekankan bagaimana pengarang memaparkan segala permasalahan kehidupan manusia menerusi idea, ideologi, dan daya kreativiti yang disajikan menerusi karya. Abstract: This article analyzes the adolescence issues and their relationship with urbanization. This analysis focuses on an adolescence novel, Cucu Tuk Wali (1993), by Abu Hassan Morad which delivers the ideas of literary thinking and their relation with the community outside through the community approach. This approach views literature as a tool to reveal all questions regarding the well being and harmonies according to the practice of the Islam. This approach also emphasizes on how the writer exposed problems in human life through their ideas, ideologies and creativities. Key Words: urbanization; novel; adolescence; society; reality
GENETIKA ROMAN PANGLIPUR WUYUNG Supriyanto, Teguh
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.108.113-124

Abstract

Roman panglipur wuyung secara ideologis menggambarkan keinginan yang diidam- kan hadir di dunia nyata. Kota adalah tempat yang ideal untuk memperolehnya. Sebaliknya, de- sa adalah dunia sepi, miskin, dan serba kekurangan. Meskipun demikian, kesadaran akan keter- asingan di kota tidak dapat dimiliki oleh para tokoh cerita yang umumnya didominasi para re- maja. Dunia nyata yang ada di kota inilah yang diidamkan dalam cerita roman panglipur wu- yung. Kesenangan dan kekayaan adalah hal ideal yang diimpikan, yang dicita-citakan, dan yang harus hadir di dunia nyata ini. Genetika sosial roman berasal dari masyarakat kapitalisme semu. Abstract: The romance of Panglipur wuyung ideologically describes an ideal aspiration emerges in the real world. A city is basically an ideal place to get it. Conversely, a country is a quiet, poor world, and lack of anything. The consciousness of alienation in the city, however, cannot be possessed by the characters generally dominated by teenagers in this roman. The city is the real world which is dreamt, aspired in the romance. The social genetics of romance originates from a pseudo-capitalism society. Key Words: genetics; ideology; real world
TELAAH INTERTEKSTUAL TERHADAP SAJAK-SAJAK TENTANG NABI AYUB Santosa, Puji
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.99.15-28

Abstract

Makalah ini menelaah secara intertekstual enam sajak Indonesia modern yang berisi tentang Nabi Ayub, yaitu ?Tafsir Ayub Sang Nabi? (Motinggo Busye), ?Balada Nabi Ayub?(Taufiq Ismail), ?Ini Terjadi Ketika Matahari Menggapai Sia-Sia? (Darmanto Jatman), ?Doa Ayub?(Abdul Hadi W.M.), serta ?Duka Ayub? dan ?Ayubkan Kesabaran? (Emha Ainun Nadjib). Berdasarkan prinsip intertektual, keenam sajak Indonesia modern tersebut ditelaah dengan cara membandingkan, menjajarkan, dan mengontraskan teks transformasi dengan teks lain yang diacunya. Hasil telaah itu membuktikan bahwa keenam sajak tersebut merupakan mosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan transformasi teks-teks kisah Nabi Ayub yang terdapat dalam Alkitab, Alquran, Cerita-cerita Alkitab Perjanjian Lama, dan Qishashul Anbiya. Dengan cara membandingkan, menjajarkan, dan mengontraskan diperoleh makna bahwa kelima penyair sastra Indonesia tersebut secara kreatif estetis mentransformasikan kisah Nabi Ayub ke dalam ciptaan karya sajak yang bernilai sebagai teladan kesabaran dan ketabahan ketika menghadapi berbagai cobaan hidup yang dideritanya. Abstract: This paper intertextually examines six modern Indonesian poetries which contain about the Prophet Job, namely ?Tafsir Ayub Sang Nabi? (Motinggo Busye), ?Balada Nabi Ayub? (Taufiq Ismail), ?Ini Terjadi Ketika Matahari Menggapai Sia-Sia? (Darmanto Jatman), ?Doa Ayub? (Abdul Hadi W.M.), ?Duka Ayub? (Emha Ainun Nadjib), and ?Ayubkan Kesabaran? (Emha Ainun Nadjib). Based on the principle of intertextuality, the six modern Indonesian poetries are reviewed by comparing, aligning, and contrasting the transformation of a text with other texts to which it refers. The result proves that the six texts of modern Indonesian poetry are mosaic, quotations, absorptions, and transformation of texts contained the story of Prophet Job in the Bible, the Quran, Bible Stories Old Testament, and Qishashul Anbiya. By the way of comparison, alignment, and contrast, the analysis obtained the meaning that the five Indonesian poets creatively transformed the story of ?Kisah Nabi Ayub? into the creation of poetries which are valuable as a paragon of patience and fortitude in the face of various trials of life suffered. Key Words: intertextual; mosaics; quotes; absorption; transformation

Page 1 of 1 | Total Record : 10