cover
Contact Name
Pudyastuti Kusumaningrum
Contact Email
mot.farmasi@ugm.ac.idm
Phone
-
Journal Mail Official
mot.farmasi@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Obat Tradisional
ISSN : 14105918     EISSN : 24069086     DOI : -
Core Subject : Health,
raditional Medicine Journal (Majalah Obat Tradisional), or Trad. Med. J. (ISSN 1410-5918 (print) and ISSN 2406-9086 (online)), is an international scientific journal published by Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, three times annually. Collaborating with Indonesian Pharmacist Association, Daerah Istimewa Yogyakarta, and we dedicate our journal to researches and development in traditional medicine. The journal receives papers on research laboratory, field research, and case studies of traditional medicine and its constituent, covering research topics including raw materials, cultivation, phytochemical, pharmacological effects and toxicology, formulation, and biotechnology.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 19, No 1 (2014)" : 8 Documents clear
AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA SEL KANKER LEHER RAHIM HeLa Mardiyaningsih, Ana; Ismiyati, Nur
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.394 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Kanker leher Rahim merupakan salah satu kanker yang paling terjadi pada wanita. Angka kematian yang tinggi menunjukkan bahwa kemoterapi tidak memberikan hasil yang baik sehingga perlu dikembangkan strategi untuk mengatasinya. Daun alpukat (Persea americana Mill) adalah salah satu produk alami yang memiliki aktivitas antioksidan dengan menangkap radikal bebas dan memiliki aktivitas sitotoksik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas sitotoksik dari ekstrak etanolik daun alpukat pada sel kanker leher Rahim HeLa dan mengidentifikasi senyawa aktif  yang ada pada daun alpukat. Senyawa aktif dari daun alpukat diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Uji kromatografi dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif. Aktivitas sitotosik ekstrak etanolik daun alpukat dilakukan dengan uji MTT. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun alpukat mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid dan saponin. Ekstrak etanol daun alpukat menghambat pertumbuhan sel HeLa dengan nilai IC50 sebesar360 µg/ml. 
FLAVONOID PROFILE OF Clitoria ternatea Linn Ponnusamy, Selvamaleeswaran; Gnanaraj, Wesely Ebenezer; Antonisamy, Johnson Marimuthu
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.418 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

The present study was aimed to reveal the flavonoid profile of Clitoria ternatea L leaves, stem and seeds using the HPTLC analysis. The powdered leaves, stem and seed samples were extracted with 150 mL of methanol for 8-12 h by using the Soxhlet apparatus. The Ethyl acetate-butanone-formic acid-water (5:3:1:1) was employed as mobile phase for flavonoids. The developed plate was sprayed with 1% ethanolic aluminium chloride as spray reagent and dried at 100°C in hot air oven for 2min. The plate was photo-documented at UV 366 nm and daylight using Photo-documentation chamber.The methanolic extract of stem, leaves and seeds of Clitoria ternatea showed the presence of 24 bands with 18 different Rf values with range 0.01 to 0.96.  Out of 24 bands, 10 bands with seven Rf values viz., 0.04, 0.10, 0.28, 0.37, 0.49, 0.65 and 0.85 were idenified as flavonoids, the other bands were noted as unknown metabolites. Developed HPTLC chromatogram of Clitoria ternatea methanolic extracts of vegetative and reproductive parts could be used efficiently for identification, and quality assessment of the plant in the pharmaceutical industries. These profiles may used as chemical marker to solve plant systematic problems.
OPTIMASI EKSTRAKSI AMPAS TEH HIJAU (Camellia sinensis) MENGGUNAKAN METODE MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION UNTUK MENGHASILKAN EKSTRAK TEH HIJAU Handayani, Dwi; Mun’im, Abdul; S. Ranti, Anna
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.214 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang besar, namun sayangnya potensi sumber daya alam yang tersedia masih sedikit yang diteliti dan digunakan dalam pengobatan. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah teh.  Ampas teh adalah limbah dari industri teh, tersedia cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi ekstraksi ampas teh hijau menggunakan  metode MAE (Microwave Assisted Extraction) yang paling efektif sehingga dihasilkan ekstrak teh hijau yang mempunyai antioksidan optimum.  Dari hasil penelitian, kondisi optimum MAE adalah daya 450 W, pelarut etanol 60%, perbandingan simplisia – pelarut  1 : 8 dan lama ekstraksi 8 menit untuk menghasilkan ekstrak dengan kadar polifenol optimum. Ekstrak yang diperoleh mempunyai kadar air 7,83 %; pH 5,5; dan polifenol total, flavonoid total, asam galat, katekin, EGCG serta kofein berturut-turut sebesar 7,1%; 1,04%; 2,76%; 0,83%; 5,18% dan 1,03%. Dibandingkan dengan acuan yang ada, ekstrak yang diperoleh memenuhi syarat sebagai bahan baku kosmetik.  
POTENSI PENANGKAPAN RADIKAL 2,2-difenil-1-pikril hidrazil (DPPH) OLEH BUAH PISANG SUSU (Musa paradisiaca L. “Susu”) DAN PISANG AMBON (Musa paradisiaca L. “Ambon”) Sudarsono, Sudarsono; Saputro, Anjar Hermadi
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.488 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Kandungan gizi termasuk vitamin A dan C pada pisang susu dan pisang ambon diprediksikan berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antiradikal antara buah pisang susu dan pisang ambon dengan vitamin C sintetik sebagai pembanding sehingga didapatkan seberapa besar kemampuan daya antioksidan pisang susu dan ambon yang dihasilkan dalam pengonsumsian buah bila diinginkan kekuatan antioksidan yang dihasilkan oleh vitamin C murni pada kadar tertentu. Penelitian ini terdiri atas pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode 2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil (DPPH) sehingga didapatkan data aktivitas antioksidan dan Inhibitory Concentration50 (IC50)dari pisang susu, pisang ambon dan vitamin C sintetik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 2418,84g pisang susu berpotensi sebagai antioksidan yang setara dengan potensi antioksidan 1 gram vitamin C bila diukur dengan pereaksi DPPH 0,4mM, sedangkan sebanyak 9229,79g pisang ambon berpotensi sebagai antioksidan yang setara dengan potensi antioksidan vitamin C 1 gram bila diukur dengan pereaksi DPPH 0,4mM.
EFEK PENGHAMBATAN EKSTRAK N-HEKSANA BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP REAKSI ANAFILAKSIS KUTANEUS AKTIF PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI VAKSIN HEPATITIS B Sasmito, Ediati; Nugroho, Agung Endro; V. Sagala, Yose
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.869 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah salah satu tanaman berkhasiat obat  yang sudah tidak asing lagi penggunaannya dalam pengobatan. Mengkudu telah diketahui memiliki efek farmakologis, antara lain efek analgesik, antihipertensi, dan imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak n-heksana buah mengkudu dapat menghambat reaksi anafilaksis kutaneus aktif pada tikus Wistar jantan yang diinduksi vaksin hepatitis B. Penelitian ini menggunakan metode anafilaksis kutaneus aktif, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan histopatologinya. Uji anafilaksis kutaneus aktif dilakukan selama dua minggu. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok : kontrol tanpa perlakuan, perlakuan dengan  ekstrak n-heksana buah mengkudu dosis   50mg, 100mg, dan 200mg/kgBB tikus, dan kelompok yang diberi kromolin dosis 2,16mg/kg BB tikus sebagai kontrol positif. Hewan uji disensitisasi 2 kali (1x setiap minggu) dengan vaksin hepatitis B (dosis 145µg/kgBB tikus) secara subkutan pada bagian punggung. Pada minggu kedua, hewan uji diambil secara acak 4 ekor setiap kelompok untuk dikurbankan dan diambil jaringan kulit beserta jaringan hatinya. Jaringan dibuat sebagai preparat histopatologi dengan pewarnaan hematoxyllin-eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak n-heksana buah mengkudu dosis 50mg, 100mg, dan 200mg/kgBB pada tikus jantan Wistar yang diinduksi vaksin hepatitis B dapat menghambat reaksi anafilaksis kutaneus aktif.
EFEK HIPOURISEMIA EKSTRAK ETANOL AKAR TUMBUHAN TUNJUK LANGIT (Helminthostachys zaylanica Linn Hook) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS Fitrya, Fitrya; Muharni, Muharni
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.831 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Akar tumbuhan tunjuk langit (Helminthostachys zeylanica) sebagai ramuan obat tradisional diantaranya sebagai obat kanker dan mengobati radang. Beberapa penelitian membuktikan bahwa akar tumbuhan tunjuk langit menunjukkan aktivitas antioksidan, antikaker, neoroprotektif dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek hipourikemia ekstrak etanol akar tunjuk langit terhadap kadar asam urat darah mencit yang diinduksi dengan jus hati ayam dibanding alopurinol. Penelitian ini menggunakan mencit putih jantan galur Swiss yang dibagi kedalam 10 kelompok (tiap kelompok 5 ekor) terdiri dari Kelompok I : Normal (CMC-Na 0,5% 10 mL/kg BB), Kelompok II : Kontrol negatif, Kelompok III-VI : Kontrol positif (alopurinol dengan dosis 5, 10, 20 dan 40 mg/kg BB) dan Kelompok VII-X : Ekstrak etanol dengan dosis  20, 40, 80, dan 160  mg/kg BB.  Perlakuan terhadap hewan percobaan adalah selama 30 hari. Hewan uji diukur kadar asam urat serumnya pada hari ke-0 kemudian diberi jus hati ayam 25 ml/kg BB dua kali sehari ditambah  melinjo (2g/kg BB perhari)  dimulai dari hari ke-0 sampai hari ke 30. Pada hari ke-10 dan 15 kadar asam urat hewan uji diukur. Pada hari ke-15 sampai hari ke-30 dimulai pemberian sediaan uji per oral masing-masing dosis dengan tetap diberikan jus hati ayam. Kadar asam urat hewan uji diukur  pada hari ke 20, 25 dan 30. Kemudian dihitung persentase penurunan kadar asam uratnya. Hasil uji secara in vivo menunjukkan   ekstrak   etanol   akar   tunjuk   langit dosis 80 mg/kg BB memiliki potensi 91,95% dibanding alopurinol dosis 20 mg/kg BB dan ekstrak etanol dosis 160 mg/kg BB memiliki potensi 91.77%  dibanding alopurinol dosis 40 mg/kgBB. Berdasarkan hubungan persen efek hipourikemia terhadap konsentrasi  ekstrak aktif maka nilai ED50 ekstrak aktif adalah 135,76  mg/kg BB.
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI DAN VARIASI PELARUT TERHADAP RENDEMEN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KUBIS UNGU (Brassica oleracea L. var. capitata f. rubra) Senja, Rima Yulia; Issusilaningtyas, Elisa; Nugroho, Akhmad Kharis; Setyowati, Erna Prawita
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.505 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Kubis ungu (Brassica oleracea  L. var. capitata f. rubra) memiliki kandungan antosianin tinggi sehingga potensial sebagai antioksidan alami. Dalam penelitian ini, aktivitas antioksidan ekstrak kubis ungu dievaluasi secara kuantitatif dengan metode spekstroskopi menggunakan pereaksi DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) untuk mendapatkan nilai IC50. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama, perbandingan variasi pelarut terhadap rendemen ekstrak serbuk kubis ungu dan panjang gelombang (λ) maksimum, menggunakan ekstraksi secara maserasi. Jenis pelarut yang digunakan (etanol 70%, 80%,95%, 96%) yang ditambahkan asam sitrat 3%. Kedua, perbandingan variasi metode ekstraksi dalam suasana netral terhadap aktivitas antioksidan secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan maserasi serbuk kubis ungu dengan pelarut etanol 96% (suasana asam) menghasilkan rendemen tertinggi. Soxhletasi kubis ungu segar dengan pelarut etanol 96% (suasana netral) memiliki (λ) maksimum 288,5 nm dan IC50 sebesar 168,78 µg/mL.  
EVALUASI EFEK ANTI-DIABETES MELITUS EKSTRAK TERPURIFIKASI Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees DAN ANDROGRAFOLID DENGAN PARAMETER INDEKS HOMA-IR Pramono, Suwidjiyo; Nugroho, Agung Endro; Adriawan, Ignatius Ryan; Andrie, Mohamad; Susilowati, Rina
Majalah Obat Tradisional Vol 19, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.432 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ19iss1pp%p

Abstract

Diabetes mellitus (DM) tipe 2 dipicu oleh diet tinggi lemak dan fruktosa (DTLF) dan diawali dengan resistensi insulin dan hiperinsulinemia kompensatori, yang dapat dilihat dari indeks homeostatic model assessment – insulin resistance (HOMA-IR). Salah satu tanaman tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi DM adalah Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees, dengan senyawa aktif utama andrografolid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak terpurifikasi A. paniculata dan andrografolid pada indeks HOMA-IR tikus Wistar dengan DTLF. Penelitian bersifat kuasi-eksperimental dan analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak terpurifikasi A. paniculata dan andrografolid dapat menurunkan indeks HOMA-IR, dan penurunan terbesar (82,05%) dihasilkan oleh ekstrak terpurifikasi A. paniculata dengan dosis 1303,8 mg/kgBB.

Page 1 of 1 | Total Record : 8