cover
Contact Name
Pudyastuti Kusumaningrum
Contact Email
mot.farmasi@ugm.ac.idm
Phone
-
Journal Mail Official
mot.farmasi@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Obat Tradisional
ISSN : 14105918     EISSN : 24069086     DOI : -
Core Subject : Health,
raditional Medicine Journal (Majalah Obat Tradisional), or Trad. Med. J. (ISSN 1410-5918 (print) and ISSN 2406-9086 (online)), is an international scientific journal published by Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, three times annually. Collaborating with Indonesian Pharmacist Association, Daerah Istimewa Yogyakarta, and we dedicate our journal to researches and development in traditional medicine. The journal receives papers on research laboratory, field research, and case studies of traditional medicine and its constituent, covering research topics including raw materials, cultivation, phytochemical, pharmacological effects and toxicology, formulation, and biotechnology.
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2011)" : 18 Documents clear
AKTIVITAS ANTI OKSIDAN DAN ANTI TUMOR KANDUNGAN TANAMAN HERBAL INDONESIA L. D., Mahfudz; Murwani, R.; T. H., Kusumowardani; Hou, D. X.
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.038 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp68-74

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi dan membandingkan aktivitas antioksidan 2 jenis herbal Indonesia, melalui meneliti kandungan fenol, cytotoksid dan induksi apoptosis terhadap sel HL-60. Data ini merupakan informasi yang berguna untuk manusia dalam menciptakan makanan kesehatan dan aplikasi baru dari antioksidan alami dalam bahan makanan sebagai pangan fungsional dan sebagai bahan untuk obat kanker. Penelitian ini menggunakan 2 buah sampel A dan sampel B. Aktivitas antioksidan total di analisa dengan metode DPPH. Kandungan total fenol di tentukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan dihitung sebagai ekuvalensi dari asam gallic dan di ekspresikan sebagai gallic acid equivalent (GAE) dalam mg/g sampel. Pengaruh ekstrak herbal terhadap cytotoksid terhadap pertembuhan sel promyelocytic leukimia (HL-60) dianalisa dengan MTT kalorimeter. Hasil ditampilkan sebagai rata-rata ± penyimpangan baku. Analisis Statistik menggunakan Student t-test, pada tingkat signifikansi p<0,05. Koefisien korelasi (r2) terhadap parameter yang di test di hitung menggunakan analisa regresi. Kandungan ekstrak sampel A kering adalah 242,4mg dan sampel B adalah 256,4mg. Diketahui bahwa efek memakan dari ekstrak herbal Indonesia terhadap radikal DPPH meningkat 0,3 – 1,5mg/ml, dimana sampel A adalah 14,3 - 64,29% dan sampel B adalah 9,09 - 57,53%. Total fenol tertinggi didapat pada sampel A (21,72mg GAE/g) dan kandungan fenol rendah pada sampel B (17,53 GAE/g). Apoptosis dari sel HL-60 dilihat dari perubahan morpologi (kondensasi kromatin). Kondensasi kromatin secara spesifik dan fitur yang berbeda dari sel apoptosis, diketemukan pada sebagian besar sel perlakuan. Hasil ini menunjukan bahwa kematian sel diakibatkan oleh ekstrak herbal Indonesia.
ANALISIS RASIO PROTEKSI ANTIULSER SARI BUAH PEPINO (Solanum muricatum Aiton) MENGGUNAKAN MENCIT SEBAGAI MODEL HEWAN COBA Saptarini, Nyi Mekar; Suryasaputra, Dadan; Saepulhak, Atep Misbah
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.333 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp75-80

Abstract

Peptik ulser disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif dan sejumlah mekanisme pertahanan. Buah pepino (Solanum muricatum Aiton) diprediksi memiliki aktivitas antiulser. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiulser sari buah pepino terhadap mencit Swiss-Webster yang diinduksi dengan asam asetat pekat. Tahapan penelitian meliputi pembuatan sari buah, penapisan fitokimia, uji aktivitas antiulser dengan dosis 300, 500, dan 800 µL/20 g BB pada mencit yang diinduksi dengan 50 µL asam asetat pekat, kemudian hasil dianalisis secara ANAVA. Sari buah memiliki konsentrasi 2,5 g/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa sari buah pepino mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin dengan rasio proteksi sebesar 6,02; 23,15; dan 63,29% pada dosis 300, 500, dan 800 µL/20 g BB, secara berturut-turut.
EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia scandens) PADA TIKUS WISTAR Utami, Evy Tri; Kuncoro, Rebecca Azary; Hutami, Islamy Rahma; Sari, Finsa Tisna; Handajani, Juni
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.556 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp95-100

Abstract

Inflamasi merupakan tindakan protektif dalam melawan agen penyebab jejas sel. Tanaman sembukan (Paederia scandens) dengan kandungan glukosida diketahui berpotensi sebagai bahan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak daun sembukan terhadap edema buatan pada tikus Wistar. Subjek penelitian ini adalah 35 ekor tikus jantan galur Wistar yang dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing berjumlah 5 ekor. Pada kelompok perlakuan dan kontrol yaitu akuades (kontrol negatif), fenilbutazon (kontrol positif), dan perlakuan ekstrak daun sembukan dengan konsentrasi 10mg/kgBB, 20mg/kgBB, 30mg/kgBB, 40mg/kgBB, dan 50mg/kgBB, diberikan secara oral. Telapak kaki belakang kanan tikus disuntikkan secara subkutan karagenan 1% untuk memicu inflamasi. Pengukuran volume edema dilakukan dengan menggunakan pletismometer dalam selang waktu 1 jam selama 5 jam. Data selanjutnya dianalisis menggunakan ANAVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada pemberian ekstrak daun sembukan 20mg/kgBB dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Disimpulkan bahwa ekstrak daun sembukan 20mg/kgBB berpotensi sebagai bahan antiinflamasi.
OPTIMASI KOMPOSISI SUKROSA DAN ASPARTAM SEBAGAI BAHAN PEMANIS PADA FORMULA TABLET-EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOLIK BUAH MENGKUDU Pratiwi, Galih; Hertiani, Triana; Mufrod, Mufrod
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.992 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp43-50

Abstract

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) telah dipergunakan secara luas dalam pengobatan tradisional. Bentuk sediaan yang ada saat ini belum mampu menutupi rasa dan bau tidak enak buah mengkudu, sehingga perlu diformulasikan sediaan yang lebih akseptabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi formula ekstrak etanolik 40% buah mengkudu menggunakan variasi kadar sukrosa-aspartam dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Tablet effervescent ekstrak etanolik buah mengkudu dibuat menggunakan metode peleburan dalam lima (5) formula, yaitu formula I (100% sukrosa), II (sukrosa-aspartam=75%:25%), III (sukrosaaspartam=50%:50%), IV (sukrosa-aspartam=25%:75) dan V (100% aspartam). Granul effervescent dievaluasi karakteristik densitas massa, waktu alir, indeks pengetapan dan kompaktibilitas. Tablet effervescent yang diperoleh diuji karakteristik keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan, waktu larut tablet dan profil KLTnya. Analisis secara statistik dilakukan dengan metode analisis varian satu jalan, uji Scheffe dan Kruskall-Wallis pada taraf kepercayaan 95 %. Uji akseptabilitas tablet yang dihasilkan dilakukan terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi kadar sukrosa-aspartam mempengaruhi sifat densitas massa, sifat alir dan kompaktibilitas granul yang dihasilkan. Semakin besar jumlah sukrosa di dalam tablet, tablet menjadi lebih keras, kerapuhan kecil, namun waktu larutnya lebih lama. Hasil uji akseptabilitas menunjukkan bahwa 70% responden lebih menyukai formula III dibandingkan formula yang lain. Hasil perhitungan SLD menunjukkan komposisi sukrosa dan aspartam 42:58 sebagai formula optimum.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) PADA KETAHANAN MUKOSA LAMBUNG (GASTROPROTEKTIF) TIKUS YANG MENGALAMI STRES IMMOBILISASI Okatiranti, Okatiranti
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.336 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp81-87

Abstract

Salah satu tanaman obat tradisional yang diyakini efeknya sebagai anti ulkus adalah Pegagan (Centella asiatica), ekstrak pegagan diduga memproteksi mukosa lambung yang terpapar etanol dengan meningkatkan integritas garis pertahanan mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pegagan pada ketahanan mukosa lambung (gastroprotektif) tikus yang mengalami stres immobilisasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo, dilakukan dengan 5 kelompok perlakuan tikus wistar jantan dengan 6 ulangan. Kelompok I adalah kelompok kontrol diet normal, kelompok II kelompok kontrol diet normal dicampur pegagan 1 g/bb hari, kelompok III adalah kelompok kontrol tikus yang mengalami stres immobilisasi tanpa pemberian pegagan sebelumnya, Kelompok IV dan V adalah kelompok yang sebelumnya mendapat diet pegagan selama 3 hari sebelum stres immobilisasi dengan konsentrasi pegagan 0,5 g/ bb hari dan 1,0 g/bb hari. Setelah 2 hari perlakuan stress immobilisasi diukur baik secara makroskopik parameter luas ulkus dan skor perdarahan dan secara mikroskopik untuk parameter edema, infiltrasi leukosit, dan nekrosis jaringan lambung tikus. Hasil pengamatan makroskopis menunjukkan bahwa luas ulkus dan skoring perdarahan kelompok I, II, III, terdapat perbedaan yang bemakna dan dibuktikan secara mikroskopik untuk parameter edema, infiltrasi leukosit dan nekrosis juga terdapat perbedaan yang bermakna. Adapun untuk kelompok III, IV dan V pada semua parameter uji tidak ada perbedaan yang bermakna.
OPTIMASI FORMULASI SIRUP FRAKSI TIDAK LARUT ETIL ASETAT YANG MENGANDUNG ALKALOID DARI BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) Murrukmihadi, Mimiek; Wahyuono, Subagus; Marchaban, Marchaban; Martono, Sudibyo
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.064 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp101-108

Abstract

Fraksi tidak larut etilasetat yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan kadar 0,6% b/v mempunyai aktivitas mukolitik yang setara dengan asetilsistein 0,1% berdasarkan kapasitas menurunkan viskositas mukus. Penggunaan bunga kembang sepatu sebagai obat batuk baru dilakukan secara tradisional. Oleh karena itu dibuat sediaan sirup fraksi tidak larut etilasetat yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula optimum sirup fraksi etanolik yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu menggunakan metode Simplex Lattice Design. Fraksi tidak larut etilasetat yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu diperoleh dengan menggunakan Vacuum Liquid Chromatography (VLC). Metode Simplex Lattice Design digunakan untuk optimasi formula sirup fraksi tidak larut etilasetat yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu  dengan tujuh formula berdasarkan variasi jumlah gliserin, larutan sorbitol 70%, dan mucilago CMC-Na 0,5%. Sifat fisik sirup diuji untuk mendapatkan nilai respon total (R total) terbesar sebagai parameter formula optimum menggunakan metode Simplex Lattice Design  dengan  software Design Expert® versi 8.0.2. Sirup formula optimum diperoleh dengan proporsi gliserin sebesar 25,376%; larutan sorbitol 70% sebesar 51,985%; dan mucilago CMC-Na 0,5% sebesar 22,639%. Sirup formula optimum dibuat, kemudian diuji sifat fisik selama 4 minggu penyimpanan. Data yang diperoleh dari uji sifat fisik sirup dibandingkan dengan nilai prediksi dengan software Design Expert® versi 8.0.2. Stabilitas fisik sirup formula optimum minggu ke 0 dibandingkan terhadap stabilitas fisik  minggu ke 4 menggunakan uji-t berpasangan. Hasil menunjukkan bahwa sifat fisik formula optimum sirup fraksi tidak larut etilasetat yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu tidak berbeda signifikan dengan prediksi untuk kemudahan dituang dan tanggap rasa kecuali  viskositas dan derajat keasaman. Sirup fraksi etilasetat yang mengandung alkaloid  dari bunga kembang sepatu hasil optimasi kurang stabil selama empat minggu penyimpanan.
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK TEMULAWAK, JAHE, KEDELAI DAN KULIT UDANG TERHADAP FUNGSI HATI DAN GINJAL DIBANDINGKAN DENGAN NATRIUM DIKLOFENAK PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS Kertia, Nyoman; M., Nastiti Hemas; G. N., Dewa Ayu
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.257 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp51-62

Abstract

Untuk menilai pengaruh kombinasi ekstrak rimpang temulawak, jahe, kedelai dan kulit udang dibandingkan dengan natrium diklofenak terhadap fungsi hati dan ginjal pasien osteoartritis. Dua puluh satu subjek dibagi menjadi dua kelompok secara acak (kelompok uji dan kelompok kontrol = kelompok natrium diklofenak). Kelompok uji diberikan terapi kombinasi 50 mg ekstrak temulawak, 100 mg jahe, 50 mg kedelai and 100 mg kulit udang tiga kali sehari, sementara kelompok kontrol diberikan terapi 25 mg natrium diklofenak tiga kali sehari selama dua minggu. Pemeriksaan darah dilakukan sebelum dan setelah 2 minggu terapi untuk menilai kadar enzim hati SGOT dan SGPT dan juga kadar ureum dan kreatinin serum untuk mengamati fungsi ginjal. Desain penelitian ini adalah prospective randomized open end blinded evaluation (PROBE). Pada masing-masing kelompok perlakuan terjadi peningkatan kadar SGOTyang bermakna (p<0.05). Peningkatan SGOT ini tidak berbeda bermakna jika dibandingkan antara kedua kelompok (p=0,312). Pada kelompok uji terjadi penurunan kadar SGPT (p=0,871), sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan kadar SGPT (p=1,000). Peningkatan SGPT ini tidak berbeda bermakna jika dibandingkan antara kedua kelompok (p=0,912). Perubahan kadar ureum pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p>0,05). Pada kelompok uji terjadi penurunan kadar ureum serum yang tidak bermakna (p=0,214). Baik pada kelompok uji maupun pada kelompok diklofenak tidak terjadi perubahan kadar kreatinin serum yang bermakna (p>0,05). Tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap fungsi hati dan ginjal akibat terapi kombinasi ekstrak temulawak, jahe, kedelai dan kulit udang dibandingkan dengan natrium diklofenak selama 2 minggu pada penderita osteoartritis.
SKRINING DAN ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI SENYAWA ANTIMIKROBA BEBERAPA EKSTRAK SPONS ASAL PERAIRAN LAUT PULAU BARRANG LOMPO, SULAWESI SELATAN Yulianty, Risfah; Rante, Herlina; Alam, Gemini; Tahir, Akbar
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.514 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp88-94

Abstract

Spons merupakan salah satu invertebrata filum Porifera yang menghasilkan senyawa aktif dengan berbagai variasi struktur dan salah satu aktivitas biologinya adalah sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak spons yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan potensi senyawa aktif antimikroba dari spons asal perairan Pulau Barrang Lompo. Mikroba uji yang digunakan adalah Escherichia coli, Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans. Bahan uji diperoleh dengan maserasi 14 buah sampel spons dengan metanol yang dilanjutkan dengan partisi berturut-turut menggunakan kloroform dan metanol, selanjutnya dilakukan uji KLT-bioautografi terhadap ekstrak yang aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari sampel spons dengan kode BRLP-009 dan BRLP-010 mempunyai aktivitas paling potensial sebagai antimikroba.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN KESEMEK (Diospyros kaki L.F) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1 PIKRILHIDRAZIN) Isnindar, Isnindar; Setyowati, Erna Prawita; Wahyuono, Subagus
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.525 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp63-67

Abstract

Sejauh ini terdapat dua grup jenis antioksidan, yaitu antioksidan sintetis dan alami. Antioksidan alami saat ini merupakan antioksidan yang penting yaitu senyawa fenolik yang banyak diproduksi secara alami dari tanaman. Senyawa fenolat antioksidan merupakan antiradical potensial, aktif karena mereka mampu memberikan hidrogen kepada radikal bebas dan mampu memutus rantai reaksi oksidasi lipid pada tahap awal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari senyawa antioksidan alami dari daun kesemek (Diospyros kaki LF) yang telah digunakan secara tradisional untuk mencegah penyakit. Untuk mendeteksi keberadaan senyawa antioksidan dalam suatu sampel ekstrak, dapat digunakan reagen DPPH (2,2-difenil-1-pykrilhidrazin) 2%. Penelitian ini diawali dengan maserasi serbuk daun kesemek (115 g) dengan metanol 3 kali selama 24 jam setiap kali pada suhu kamar. Ekstrak metanol cair yang diperoleh diuapkan dengan rotavapor sehingga diperoleh residu (ekstrak metanol) (fase I). Residu kemudian diekstraksi dengan CHCl3, sehingga diperoleh CHCl3 larut (fase II) dan fraksi tidak larut (endapan). Fraksi tidak larut CHCl3 kemudian diekstraksi dengan air yang memberikan fraksi larut (fase III) dan fraksi tidak larut air. Ketiga fraksi (fase I-III) dilakukan kromatografi dengan TLC, divisualisasi dengan sinar uv-254, 366 nm kemudian disemprot dengan DPPH. Fase II mengandung senyawa antiradical paling kuat seperti yang ditunjukkan oleh perubahan warna kuning cepat dengan latar belakang ungu. Dengan preparatif KLT [SiO2 CHCl3-EtOAc (1-4 v/v)], senyawa antiradikal berhasil diisolasi dan diidentifikasi sebagai senyawa fenolik tersubstitusi. Potensi sebagai antiradical diukur secara spektrofotometri dibandingkan dengan vitamin C, hasil pengukuran menunjukkan bahwa isolat mempunyai IC50 pada 107,7 mg/mL, dan lebih rendah dari IC50 vitamin C (3,04 mg/mL).
OPTIMASI KOMPOSISI SUKROSA DAN ASPARTAM SEBAGAI BAHAN PEMANIS PADA FORMULA TABLET-EFFERVESCENT EKSTRAK ETANOLIK BUAH MENGKUDU Galih Pratiwi; Triana Hertiani; Mufrod Mufrod
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.992 KB) | DOI: 10.22146/tradmedj.8252

Abstract

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) has been widely used as traditional medicine. Its unpleasant smell and flavor urge a more acceptable dosage formulation. The aim of this research was to optimize the composition of sucrose and aspartame as sweetening agent in effervescent tablet formulation by using Simplex Lattice Design method. Effervescent tablets were produced by fusion method in five (5) different formulas, i.e. formula I (100% sucrose), II (suucrose-aspartame=75%:25%), III (sucrose-aspartame=50%:50%), IV (sucrose-aspartame=25%:75) dan V (100% aspartame). Effervescent granules were evaluated for mass density, flowing time, tapping index and compactibility characteristics. The effervescent tablets were tested for weight uniformity, hardness, friability, and disintegration time characteristics as well as TLC profile chromatogram. Data was analyzed by one way ANOVA, Scheffe method and Kruskall-Wallis with significance level 95%. The tablet acceptability was tested among 30 respondents. The results showed that the different composition of sucrose-aspartame influence the physical characteristics of granules and tablets effervescent produced. More sucrose content will increase the hardness, lower the friability but prolong the disintegration time. 70% respondents chose formula III as the best formula. Evaluation of SLD data recommended sucrose and aspartame in 42:58 proportion as the most optimum formula.

Page 1 of 2 | Total Record : 18