cover
Contact Name
Suci tuty putri
Contact Email
Suci.putri@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
Suci.putri@upi.edu
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA
ISSN : 25410024     EISSN : 24773743     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia(JPKI) merupakan sarana pengembangan dan publikasi karya ilmiah bagi para peneliti, dosen dan praktisi keperawatan dan kesehatan. JPKI adalah jurnal cetak dan elektronik dengan sistem open access journal. JPKI menerbitkan artikel-artikel dalam lingkup keperawatan dan kesehatan secara luas namun terbatas terutama bidang pendidikan keperawatan. Artikel harus merupakan hasil penelitian, studi kasus, hasil studi literatur, konsep keilmuan, pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terbaharu dalam lingkup ilmu keperawatan baik dalam skala nasional dan internasional. Artikel akan ditelaah secara peer review oleh mitra bestari dari berbagai institusi.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)" : 10 Documents clear
Koping Religius Remaja ODHA di Kota Bandung Aisyah, Popy Siti; Widianti, Anggriyana Tri; Lusiani, Eli
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.21111

Abstract

ABSTRAKRemaja dengan HIV AIDS merupakan kelompok minoritas yang berkebutuhan khusus yang harus ditingkatkan kualitas hidupnya . Aspek spiritual sangat berperan penting dalam kehidupan remaja dimana bisa menjadi bagian perlindungan diri terhadap status kesehatan yang buruk.  Keyakinan religius akan mempunyai peran  penting dalam pengambilan keputusan yang besar dalam hidupnya. Tujuan penelitian ini untuk mengekplorasi koping religius remaja dengan HIV AIDS. Penelitian dilakukan  di Rumah Cemara Bandung. Penelitian ini menggunakan  pendekatan kualitatif  fenomenologi dengan metode deskriptif eksploratif. Tehnik pengambilan sampling menggunakan purposeful sampling. Pengambilan data dilakukan terhadap 5 orang partisipan remaja ODHA dengan teknik semi-indepth interview. Pengolahan data menggunakan pendekatan Empirical Phenomenological Psychological untuk mendapatkan tema – tema yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun tema-tema yang ditemukan dalam penelitian adalah penyakit yang dialami sebagai hukuman dari tuhan, koping religius pasif, religisiusitas yang rendah,self directing koping. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan remaja ODHA menggunakan pola koping religius negatif. Berdasarkan penelitian diatas diperlukan suatu upaya integrasi asuhan keperawatan dengan pendekatan spiritual pada remaja HIV khususnya kelompok LSL. ABSTRACTHIV infected adolescent are a minority group with special needs who must improve their quality of life. Spiritual aspect is important to adolescents, is usually considered a protective factor against a host of negative health outcomes. Religious faith have role in making major life decisions. The purpose of this study was to explore the religious coping of adolescents who are diagnosed with HIV AIDS. The study was conducted at Rumah Cemara Bandung. This research is a qualitative phenomenology design with decriptive explorative. The sampling technique used purposeful sampling. The data collection from five participants with semi in depth interviewed. Data analysis were used the empirical phenomenological  Psychological method. The themes found in this study are illness was experienced as punishment from God, passive religious coping, low religiousity, self directing coping. This showed HIV infected adolescent with homosexual behaviour tended negative religious coping patterns. The result suggest that spiritual care is important for adolescent are diagnosed with HIV with homosexuality.
Health Education Using Booklet and Diary Media on the Self-Efficacy of Housewives with Hypertension Rasdiyanah, Rasdiyanah; Wiarsih, Wiwin; Sukihananto, Sukihananto
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.23205

Abstract

ABSTRACTHealth education is one of intervention strategies in nursing. Optimization in its implementation requires media support, health promotion media that can be used are booklet and diary. Booklet provides more information and diary records daily activities. This research aimed to identify the effect of health education using booklet and diary on the self-efficacy of housewives with hypertension in Depok. This quasi experimental research used pre-post design with control group. The sampling technique used non probability sampling with consecutive sampling method. The total of samples were 66 respondents. Data were collected using an Indonesian version of the High Blood Pressure – Self Care Profile and analyzed using descriptive statistics. The result of independent t test showed significant effect in the mean of self-efficacy value after health education using booklet and diary (p value = 0.002 0.05). In conclusion, health education using booklet and diary media could increase the self-efficacy of housewives. This health education needs to be applied to clients with hypertension to increase self-efficacy in conducting self-management.                                                ABSTRAKPendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi intervensi dalam keperawatan. Optimalisasi dalam pelaksanaannya  memerlukan dukungan  media, media promosi kesehatan yang dapat digunakan diantaranya adalah booklet  dan diary. Booklet memuat lebih banyak informasi dan diary mencatat aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan diary terhadap efikasi diri ibu rumah tangga dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian quasi eksperiment ini menggunakan pre-post design with control group. Teknik sampling menggunakan non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Total sampel sebanyak 66 responden. Data dikumpulkan menggunakan versi Indonesia High Blood Pressure – Self Care Profile dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil Independent t test menunjukkan pengaruh signifikan pada rata-rata nilai efikasi diri setelah pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan diary (p value= 0,002 0,05). Sebagai kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan diary dapat meningkatkan efikasi diri ibu rumah tangga. Pendidikan kesehatan ini perlu diterapkan pada klien dengan hipertensi untuk meningkatkan keyakinan diri dalam melakukan manajemen diri. 
Self Management Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Kardiovaskular dan Implikasinya terhadap Indikator Klinik Kurniawan, Titis; Sari, Citra Windani Mambang; Aisyah, Iis
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.18256

Abstract

 ABSTRAKPenyakit kardiovaskular merupakan salah satu komplikasi utama diabetes melitus (DM) dan berisiko memperburuk prognosis, kualitas hidup serta meningkatkan risiko kematian. Self-management merupakan kunci utama dalam pengelolaan penyakit maupun pencegahan komplikasi dan dampak negatif yang diakibatkanya. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi self-management pada pasien DM dengan komplikasi kardiovaskular beserta dampaknya terhadap indikator klinik. Seluruh pasien (123 orang) diabetes mellitus yang didiagnosa menderita penyakit kardiovaskular (hipertensi, dislipidemia, dan/atau coronary artery diseases) dilibatkan dari unit rawat jalan salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung, Jawa Barat secara total sampling. Data self-management dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang mencakup 6 domain (pemantauan, aktivitas fisik, pencegahan komplikasi, diet, pengobatan, dan merokok) dan mencakup 28 item pernyataan dengan skor Alpha Chronbach 0,738 dan validitas (r 0,377-0,760). Adapun data tentang indikator klinik dikumpulkan berdasarkan data sekunder dari rekam medik yang mencakup tekanan darah, kadar gula darah sewaktu, dan kadar kolesterol. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden (54,5%) berada pada kategori self-management rendah dimana domain pemantauan merupakan domain dengan persentase kategori rendah paling besar (62,6%). Rerata skor self-management yang lebih tinggi ditemukan pada pasien yang mencapai target indikator klinik; tekanan darah sistolik 140mmHg, kolesterol darah 200mg%, dan gula darah sewaktu 200mg%. Namun, perbedaan skor self-management yang signifikan hanya ditemukan pada indikator gula darah (p = 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien DM dengan komplikasi kardiovaskular di tempat penelitian ini perlu meningkatkan perilaku self-management terutama dalam aspek pemantauan. Penting juga bagi pihak rumah sakit untuk mengintensifkan upaya yang sudah dijalankan guna memfasilitasi kebutuhan tersebut. ABSTRACTCardiovascular problem is one of the main diabetes mellitus complications that potentially worsen patients’ prognosis, quality of life as well as increase the patient mortality rate. Self-management in the other hand is a key success of diseases management and complication prevention. This descriptive study aimed to identify self-management of diabetic patients who diagnosed with cardiovascular diseases and its impact on clinical indicators. All 123 diabetic patients with cardiovascular diseases (hypertension, dyslipidaemia, dan coronary artery diseases) were involved in this study (total sampling) and recruited from an outpatient clinic of a private hospital in Bandung Municipality, West-Java. Data self-management were collected using questionnaire developed by the researcher covering 6 domains (monitoring, Physical exercise, complication management and prevention, diet, medication and smoking) consisted of 28 items with Alpha Chronbach 0,738 and inter-item correlation r 0.377 - 0.760. Data regarding clinical indicators were secondarily collected from patients’ medical record including current blood pressure, blood sugar level and cholesterol level. Collected data were analysed descriptively and comparatively with significance at p 0.05. The results suggested that more than half patients (54.5%) report low level of self-management where monitoring domain found as the domain with the biggest percentage of low self-management category (62.6%). In addition, respondents with higher mean score of self-management was found in patient who achieved the clinical outcomes; blood pressure 140mmHg, cholesterol 200mg%, and blood glucose 200mg%. However, statistically significant finding only identified in blood glucose indicator (p = 0.05). These results indicated that diabetic patients with cardiovascular problem in this setting need program or strategy to improve their capability in performing self-management particularly in the monitoring aspect. It also is significance for hospital to address those issues.  
Stimulasi Critical Thinking Mahasiswa Melalui Pendekatan Concept Mapping-Vignette Pada Mata Kuliah Keperawatan Anak Aliarosa, Windasari; Megasari, Mona
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.21551

Abstract

ABSTRAKPermasalahan dalam pendidikan keperawatan adalah dibutuhkannya pengembangan strategi pembelajaran yang secara aktual dapat membantu meningkatkan keterampilan critical thinking mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah keperawatan anak. Salah satu pendekatan yang dapat diaplikasikan adalah concept mapping-vignette. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendekatan concept mapping-vignette dalam stimulasi critical thinking mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment post-test only  with control group. Pengambilan responden menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 37 orang yang terbagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 19 orang dan kontrol sebanyak 18 orang melalui pemilihan acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah California Critical Thinking Skills Test (CCTST). Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai p-value(0.283) lebih besar dari nilai α (0.05) yang menandakan tidak ada pengaruh signifikan pendekatan concept mapping-vignette terhadap stimulasi critical thinking mahasiswa pada mata kuliah keperawatan anak, namun responden pada kelompok intervensi memiliki nilai critical thinking relatif lebih tinggi dibandingkan dengan responden pada kelompok kontrol, khususnya pada item analisis, inferensial, evaluasi, dan deduksi. Sedangkan pada item induksi, responden pada kelompok intervensi memiliki nilai critical thinking yang lebih rendah dari kelompok kontrol. Berdasarkan pada hasil yang didapatkan, pendekatan concept mapping-vignette perlu diaplikasikan sebagai strategi pembelajaran di kelas khususnya pada mata kuliah keperawatan anak dan dapat dikembangkan untuk mata kuliah keperawatan yang lainnya. Penelitian lain perlu dilakukan dengan menggunakan instrumencritical thinking yang lain, dengan jumlah responden yang lebih besar, dan menggunakan desain pretest-posttest with control group. ABSTRACTThe problem in nursing education is the need to develop learning strategies that can help improve students' critical thinking skills, especially in pediatric nursing course. One approach that can be applied is concept mapping-vignette. The purpose of this study was to identify the effect of the concept mapping-vignette approach in the stimulation of students' critical thinking in child nursing courses. This study was used a quasi-experiment design post-test only with a control group. The respondents were taken by purposive sampling as many as 37 people who are divided into two groups, 19 respondents as intervention group and 18 respondents as control group through random selection. The instrument used in this study was the California Critical Thinking Skills Test (CCTST). The results of statistical calculations showed that the p-value is greater than the α value (0.05), which indicates that there is no significant effect of the concept mapping-vignette approach to the stimulation of students' critical thinking in pediatric nursing course, but respondents in the intervention group have relatively higher critical thinking values compared to respondents in the control group, especially in the items of analysis, inference, evaluation, and deduction. Whereas in the induction item, respondents in the intervention group had lower critical thinking values than the control group. Based on the results, the concept mapping-vignette approach needs to be applied as a learning strategy in the classroom especially in pediatric nursing course and can be developed for other nursing courses. Another research needs to conducted using other critical thinking instruments, with a larger number of respondents and using a pretest-posttest with control group design.
Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi Sakit pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Kabupaten Jember Anggraeni, Nabila Cindy; Widayati, Nur; Sutawardana, Jon Hafan
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.24364

Abstract

ABSTRAKPasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 akan menggambarkan penyakit yang dialami sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya untuk memahami masalah terkait. Persepsi sakit dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan oleh perawat tentang bagaimana mengelola penyakit dan manajemen perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner peran perawat sebagai edukator dan kuesioner Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman-rank dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit (p value: 0,001; r: -0,433). Tingkat korelasi sedang dan bersifat negatif yang berarti semakin tinggi nilai peran perawat sebagai edukator maka semakin rendah nilai persepsi sakit. Semakin baik peran perawat sebagai edukator, semakin positif persepsi pasien tentang penyakit, yang berarti semakin sedikit ancaman penyakit yang dirasakan oleh pasien. Studi ini menunjukkan bahwa perawat harus dapat meningkatkan penyediaan pendidikan kesehatan untuk pasien dengan DM tipe 2 sehingga pasien dapat memiliki persepsi positif terhadap penyakit.   ABSTRACT Patients with type 2 diabetes mellitus will describe their illness based on what is in their minds to understand related problems. Illness perception can be improved through health education by nurses about how to manage the illness and self-care management. This study aimed to analyze correlation between the role of nurse as educator and illness perception in patients with type 2 diabetes mellitus. This research applied an observational analytic design with cross sectional approach. A total of 112 respondents were obtained by using consecutive sampling technique. Data collection was conducted by administering questionnaires of Role of Nurse as Educator and Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Data analysis was performed with Spearman-rank correlation test with significance level of 0,05. The result showed a significant correlation between the role of nurse as educator and illness perception (p value: 0,001; r: -0,433). The correlation was moderate and negative which means the higher the value of the role of nurse as educator, the lower the value of illness perception. The better the role of the nurse as educator, the more positive the patient’s perception about the illness, which means the less threatening the illness is perceived by the patients. This study indicates that nurses should be able to improve the provision of health education to patients with type 2 diabetes mellitus so that patients can have positive perceptions of the illness.
Pengaruh Dukungan Keluarga dan Teman Sebaya terhadap Ibu Menyusui Neonatus di Rumah Sakit: Telaah Literatur Natalia, Regina; Rustina, Yeni
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.23179

Abstract

ABSTRAKPemberian ASI pada neonatus di rumah sakit mengalami banyak tantangan. Sementara itu, mempertahankan pemberian ASI dapat meningkatkan status kesehatan bayi, menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatal. Intervensi untuk mempertahankan menyusui selama masa perawatan diantaranya dukungan menyusui dari keluarga dan teman sebaya. Tujuan penulisan artikel adalah untuk menelaah pengaruh intervensi dukungan keluarga dan teman sebaya terhadap ibu menyusui neonatus di rumah sakit. Artikel ini menggunakan pendekatan telaah literatur tahun 2009-2019. Telaah literatur dilakukan terhadap sembilan artikel yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan bahwa sumber dukungan menyusui dapat diperoleh dari keluarga dan teman sebaya. Dukungan menyusui dari pasangan, nenek, dan teman sebaya direkomendasikan untuk ibu-ibu berisiko menghentikan menyusui bayi. Dukungan menyusui yang bersumber dari keluarga dan teman sebaya memberi dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik menyusui. Peningkatan proporsi pemberian ASI, durasi menyusui, dan efikasi diri keluarga dalam membantu ibu menyusui. Perawat dapat menggunakan intervensi dukungan menyusui yang bervariasi sesuai dengan kondisi ibu untuk mempromosikan pemberian ASI pada neonatus di rumah sakit. ABSTRACTBreastfeeding newborns in hospitals experiences many challenges. Meanwhile, maintaining breastfeeding can improve a baby's health status, reduce neonatal morbidity and mortality. Interventions in order to breastfeeding during the treatment period include breastfeeding support from family and peers. This literature review aim to examine the effect of family and peer support on breastfeeding mothers in the hospital. This article uses a literature review approach from 2009-2019. Literature review conducted on nine articles that met the inclusion criteria shows that breastfeeding support can be obtained from family and peers. Breastfeeding support from partners, grandmothers, and peers is recommended for mothers at risk of stopping breastfeeding babies. Breastfeeding support sourced from family and peers has a positive impact on improving breastfeeding knowledge, attitudes and practices. Increasing the proportion of breastfeeding, duration of breastfeeding, and family self-efficacy in helping breastfeeding mothers. Nurses can use breastfeeding support interventions that vary according to the mother's condition to promote breastfeeding for newborns in the hospital.
Efektifitas Peer Education Method dalam Pencegahan HIV/AIDS terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Sumartini, Sri; Maretha, Vinna
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.21130

Abstract

ABSTRAKPeer Education merupakan metode Implementasi dan evaluasi program pendidikan sebaya, hal ini juga sebagai upaya Instansi Pendidikan Menengah Atas dalam pencegahan terjadinya perilaku seksual berisiko tinggi (bebas) pada remaja. Program ini bertujuan agar kelompok remaja mendapatkan informasi yang sesuai tentang HIV/AIDS, mampu berdiskusi, memperbaiki sikap dan membentuk norma-norma yang tepat bagi kelompok sebaya, dan mendukung perkembangan seksual tahap remaja. Pendekatan pendidikan sebaya (peer education) sangat efektif sehingga komunikasi lebih mudah sehingga mampu mengubah sikap pada remaja untuk  membantu upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS. Penelitian yang telah dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui efektifitas peer education method dalam pencegahan  HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Metoda Penelitian menggunakan pre-experiment design melalui desain one shot case study. Populasi dalam penelitian merupakan  siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Majalengka Kabupaten Majalengka sejumlah 691 siswa tekhnik pengambilan sampel adalah simple random sampling jumlah sampel yang didapatkan 88 orang responden. Instrument penelitian menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas kemudian uji reliabilitas. Uji Statistik menggunakan Uji-T, Sehingga mendapatkan Hasil penelitian yaitu pengetahuan remaja  pretest sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup dan postest sebagian besar responden pengetahuan tentang HIV/AIDS baik. Sikap remaja pada saat pretest sebagian besar memiliki sikap negatif dan postest sebagian besar memiliki sikap positif. Terdapat effektifitas peer education method dalam mencegah HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Peer Education method merupakan suatu metode alternatif untuk menilai pengetahuan serta sikap remaja dalam Pencegahan penularan HIV AIDS. ABSTRACTPeer Education is a method of implementing and evaluating peer education programs, it is also an effort of senior secondary education institutions in preventing the occurrence of high-risk (free sexual) behavior in adolescents. The program aims to provide youth with appropriate information about HIV / AIDS, be able to discuss, improve attitudes and form appropriate norms for peer groups, and support adolescent stage sexual development. The peer education approach is very effective so that communication is easier so that it can change attitudes towards adolescents to help prevent the spread of HIV / AIDS. The research that has been carried out aims to determine the effectiveness of peer education methods in the prevention of HIV / AIDS on the knowledge and attitudes of adolescents. The research method uses pre-experiment design through one shot case study design. The population in this study were students of class X and XI in SMA Negeri 1 Majalengka, Majalengka Regency with a total of 691 sampling techniques students were simple random sampling, the number of samples obtained by 88 respondents. The research instrument used a questionnaire that had been tested for validity and then reliability testing. The statistical test uses the T-Test, so that the research results are that the knowledge of pretest teenagers most of the respondents have sufficient knowledge and the posttest of most respondents knowledge of HIV / AIDS is good. Adolescent attitudes at the time of the pretest mostly have negative attitudes and most posttests have positive attitudes. There is an effectiveness of peer education methods in preventing HIV / AIDS against adolescent knowledge and attitudes. The Peer Education method is an alternative method to assess the knowledge and attitudes of adolescents in the prevention of HIV AIDS transmission.
Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 Fadli, Fadli; Safruddin, Safruddin; Ahmad, Andi Sastria; Sumbara, Sumbara; Baharuddin, Rohandi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.24546

Abstract

ABSTRAKTenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagai garda terdepan penanganan, pencegahan, dan perawatan pasien Covid-19 mengalami kecemasan karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan alat pelindung diri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi kecemasan petugas kesehatan dalam pencegahan Covid-19. Penelitian kuantitatif mengunakan metode obsevasional analitik dengan rancangan cross-sectional ini dilakukan di tiga Rumah Sakit dan  sembilan Layanan Kesehatan pada bulan April 2020. Penentuan teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel 115 reponden. Uji pearson chi-square dilakukan untuk menilai hubungan antara kecemasan dan usia, jenis kelamin, status keluarga, kejujuran pasien, ketersediaan peralatan perlindungan pribadi, dan pengetahuan. Masing-masing variabel independen dievaluasi menggunakan analisis uji regresi logistik untuk menetukan variabel yang paling berpengaruh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh usia (p=0.024); status keluarga (p=0.022); kejujuran pasien (p=0.034); ketersediaan alat pelindung diri (0.014); pengetahuan (p=0.030) terhadap kecemasan petugas. Dari hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel ketersediaan alat pelindung diri yang paling berpengaruh terhadap kecemasan (r=0.517;CI=1.34-8.06), yang artinya ketersediaan alat pelindung memilliki pengaruh 51.7% terhadap kecemasan petugas kesehatan dalam upaya pencegahan Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian yang sangat besar kepada petugas kesehatan yang berada digarda terdepan dalam pencegahan covid-19 terkait masalah kebutuhan alat pelindung diri sesuai protokol dari WHO. ABSTRACTHealth workers in carrying out their duties as the frontliners in handling, preventing and caring of COVID-19 patients experience anxiety caused by several factors and one of them is the availability of personal protective equipment (PPE). This study is conducted to determine some factors that mostly influence the anxiety of health workers in preventing of Covid-19. Quantitative research is used by analytical obsevational methods with cross-sectional design and is conducted in three Hospitals and nine Health Services in April 2020. Sampling techniques used cluster random sampling (n=115. Person          chi-square tests are conducted to assess the relationship between anxiety and age, family status, availability of personal protective equipment, and knowledge. Independent variable is evaluated using logistic regression test analysis to determine the most influential variable. The results of this study indicate that there are influences of age (p-value=0.024); family status (p-value=0.022); patient honesty (p-value=0.034); the availability of personal protective equipment (p-value=0.014); knowledge (p-value=0.030) on staffs’ anxiety. The logistic regression test result clarifies that the availability of personal protective equipment is the most influential on anxiety (r=0.517; CI=1.34-8.06), which means the availability of protective devices has a 51.7% influence on the anxiety of health workers in preventing of Covid-19. Therefore, the government must pay great attention to health workers who are at the frontliners in preventing covid-19 related to the problem of personal needs for personal protective equipment based on the protocol from WHO.
Caring in Cancer Patient during Covid-19 Pandemic: A literature review Huda, Nurul
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.24635

Abstract

ABSTRACT During this Coronavirus disease-19 (Covid -19) Pandemic, the challenges for appropriate and safe delivery nursing care is becoming main concerns since cancer patients are at high risk to be infected. Oncology nurse must reassure that the patients still get the optimal treatment while in other part they have to keep their patients safe. However, the change of provision of care in order to protect cancer patients must pay more attention. The aim of this paper was to review the literature on both the impact of Covid 19 to the provision of cancer care and nursing workforce. The implications of these findings for cancer patients will also be discussed. The electronic Science direct, Googlescholar and Pubmed databases were used to identify relevant articles. A combination of keywords: cancer, care, Corona virus 19, Covid-19 and Pandemic were used to identify relevant articles. Ten articles were included in the review. The broad issues were the impact of Covid 19 on nursing delivery care and the impact to the workforce. In terms of cancer care delivery, the Oncology teams are adopting new ways to minimise the risk of Covid 19 to the patients and their staff while at the similar times they have to reassure that the patients get the optimum care. Triage patients, adjusting treatment and limitation of visitor’s access to the patients is kind of changes that could do. A serious shortage and the availability of personal protective equipment are the major concern in nursing workforce changes during this pandemic. Planning or resuming cancer treatment and screening to mitigate the risk is the most important way to get the best outcomes. Hence, nurse has been pushed to adapt quickly and give their optimum nursing care to  patients as well as protect themselves from cross infection ABSTRAKSelama masa pandemi Coronavirus 19, tantangan terhadap pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker menjadi perhatian utama. Hal ini dikarenakan, pasien kanker adalah pasien dengan resiko tinggi tertular infeksi. Perawat oncology harus memastikan bahwa pasien yang mereka rawat tetap mendapatkan perawatan yang optimal walaupun disisi  lain mereka harus menjaga keamanan pasien. Oleh karena itu perubahan cara layanan dalam rangka melindungi pasien harus menjadi fokus tersendiri. Tujuan dari artikel ini adalah melakukan literature review tentang impact Covid 19 terhadap layanan pasien kanker dan lingkungan kerja di unit kerja keperawatan. Aplikasi dari temuan juga didiskusikan di artikel ini. Electronic data base seperti Science Direct, Googlescholar dan Pubmed digunakan untuk mencari artikel yang berhubungan. Kombinasi dari kata kuci : cancer, care, Corona virus 19, Covid-19 and Pandemic digunakan untuk telusur artikel. 10 artikel terseleksi. Isu utama yang didapatkan adalah efek dari Covid 19 terhadap cara pemberian asuhan keperawatan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan tenaga kerja. Dalam hal pemberian asuhan keperawatan diketahui bahwa team oncology mengadopsi cara baru untuk mencegah penyebaran Covid-19 kepada pasien dan staff dengan melakukan triage, menunda atau menyesuaikan treatment dan membatasi akses pengunjung ke pasien. Kekurangan tenaga kerja dan ketersediaan alat pelindung diri menjadi issue utama dalam ketenagakerjaan di area keperawatan selama masa pandemi. Merencanakan atau meresume kembali asuhan yang diberikan dan melakukan screening untuk mitigasi resiko infeksi merupakan salah satu cara yang paling naik untuk pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu perawat harus bisa beradatasi secara cepat terhadap perubahan dan memberikan pelayanan keperawatan yang optimum dengan tidak melupakan perlindungan diri terhadap diri mereka sendiri dari infeksi silang.
Career Choices among Nursing Students: Differences between Freshmen and Interns Sari, Ni Putu Wulan Purnama
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.18758

Abstract

ABSTRACTCareer selection is one of the most important decisions that an individual makes in his life and is a core task of the late stages of adolescent development in the process of developing self-identity. This study aimed to describe the career choices of nursing students and analyze the differences between freshmen and interns. This cross-sectional study involved 110 and 66 freshmen and interns respectively in two private nursing colleges with “B” accreditation predicate (n=176). Questionnaire of Survey on Career Choice was used in data collection. Descriptive statistic test was used in data analysis. Results showed that most freshmen chose two career choice alternatives (38.18%), but most interns were determined to choose only one alternative (42.42%). There were two most popular career choices among nursing students, such as: nurse practitioner (45.45% totally) and continuing education to be a Master/Specialist of Nursing (33.52% totally). The career intention to be a nurse practitioner in most respondents was referred to civil servant, both in clinical or community work places (59.66% totally). The most popular nursing fields were pediatric nursing in freshmen and psychiatric nursing in interns (34.55% and 25.76% respectively). Strengthening the attitude of love for nursing profession needs to be fostered early in the beginning of college life, so that career choice as a nurse practitioner after finishing the internship program can be maintained.    ABSTRAKPemilihan karir adalah salah satu keputusan terpenting yang dibuat individu dalam hidupnya dan merupakan tugas inti dari tahap perkembangan remaja akhir dalam proses pembangunan identitas diri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pilihan karir mahasiswa keperawatan dan menganalisis perbedaannya di antara mahasiswa baru dan program Profesi Ners. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 110 maba dan 66 mahasiswa profesi yang berasal dari dua institusi keperawatan terakreditasi B (n=176). Kuesioner Survey on Career Choice digunakan dalam pengumpulan data. Uji statistika deskriptif digunakan untuk menganalisis data. Hasil menunjukkan mayoritas maba memilih dua alternatif pilihan karir (38.18%), sedangkan mahasiswa profesi Ners mantap memilih satu pilihan saja (42.42%).  Terdapat dua jenis pilihan karir yang populer pada mahasiswa keperawatan, yaitu sebagai perawat praktisi (total 45.45%) dan studi lanjut untuk menjadi Magister/Spesialis Keperawatan (total 33.52%). Intensi karir sebagai perawat praktisi pada mayoritas responden mengarah pada menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), baik di tatanan klinik maupun komunitas (total 59.66%). Bidang Keperawatan Anak paling populer di kalangan maba (34.55%), sedangkan bidang Keperawatan Jiwa paling populer di kalangan mahasiswa Profesi Ners (25.76%). Penguatan sikap kecintaan terhadap profesi perawat perlu dipupuk sejak dini di awal masa kuliah agar pilihan karir sebagai perawat praktisi pasca lulus dari program Profesi Ners dapat dipertahankan.    

Page 1 of 1 | Total Record : 10