cover
Contact Name
Very Julianto
Contact Email
jpsi@uin-suka.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
very_psi07@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Psikologi Integratif
ISSN : 23562145     EISSN : 25807331     DOI : -
Core Subject : Social,
This journal is focusing on providing the public with understandings of integrated psychological studies and presenting researches and developments in psychology by articles and reviews. Psikologi Integratif scopes in particular psychological studies in general studies and integrated studies. This journal intends to bring up current issues in psychology subject by contributing to public with researches from psychology and related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 153 Documents
FATHER’S ROLE IN PARENTING: A CASE STUDY FROM GAY STUDENT PERCEPTION Wahyu Saefudin; Lisnawati Lisnawati; Sriwiyanti Sriwiyanti
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2268

Abstract

Despite reaping the pros and cons of the community, the presence of gay students continues to increase. This study aims to see how the role of fathers in parenting and education from the perception of gay students. The method used is qualitative with a case study approach, with analysis using coding techniques. The subjects of this study were two students who claimed to be gay. Based on the results of the analysis of the two participants, it shows that fathers have a minor role in parenting and education. The father's role is decreased because the work location is far away. The interaction of the participants becomes dominant with the mother and older sister. The mother figure becomes the only role model who sets an example, disciplines, controls, and monitors. The dominance of the mother's role made both participants more comfortable communicating with the mother than the father. The lack of father involvement in parenting and education makes the chosen activities, role models, and role replication depend on the mother figure and older sister. The condition of the lack of paternal care and the dominant role of the mother strengthen the risk of gender identity perplexing that occurs in gay students.Keywords: Gay Student, Parenting, Fatherless, Gender IdentityMeskipun menuai pro dan kontra dari masyarakat, keberadaan mahasiswa gay terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan dari persepsi mahasiswa gay. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan analisis menggunakan teknik koding. Subjek penelitian ini adalah dua orang mahasiswa yang mengaku sebagai gay. Berdasarkan hasil analisis kedua partisipan, menunjukkan bahwa ayah mempunyai peran yang kurang dalam pengasuhan dan pendidikan. Peran ayah menjadi berkurang karena lokasi kerja yang jauh, sehingga interaksi partisipan menjadi dominan dengan ibu dan kakak perempuan. Figur ibu menjadi satu-satunya role model yang memberi contoh, mendisiplinkan, mengontrol, dan memantau. Dominasi peran ibu membuat kedua partisipan lebih nyaman untuk berkomunikasi dengan ibu dibandingkan ayah. Kurangnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pendidikan menjadikan aktivitas yang dipilih, teladan, hingga replikasi peran bergantung pada sosok ibu serta kakak perempuan. Kondisi kurangnya pengasuhan ayah dan dominannya peran ibu memperkuat risiko kebingungan identitas gender yang terjadi pada mahasiswa gay.Kata kunci: Mahasiswa Gay, Pengasuhan, Peran Ayah, Identitas Gender
ALTRUISME PENGOBAT ALTERNATIF Budi Sarasati; Ujam Jaenudin
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2216

Abstract

Altruism is a basic human trait needed in life. Specifically, it is important to study altruism in the context of professions that intersect with service This study uncovered the altruist side of some alternative medicine profession, using phenomenological approaches. This trait is appeared when they interact with clients and live in the community. The nature of altruist is more about self-awareness of carrying out god's commands. The research subjects consisted of 3 alternative medicine healers, with different skills, namely cupping, prana, and reflexology. They have been practicing alternative medicine for an average of more than 10 years. Alternative medicines have a philosophy of life that helping others and doing good should be part of everyday life. Data collection in this study used in-depth interviews and observation. The results of the study showed that altruist behavior ican be concluded as self-transcendence. Particularly, altruist behavior characteristics of alternative medicine healers are happiness, sacrifice, and devout worship.Keywords: alternative medicine, altruism, self-transcendenceAltruisme adalah sifat dasar manusia yang dibutuhkan dalam kehidupan. Secara spesifik, penting untuk mempelajari altruisme dalam konteks profesi-profesi yang berhubungan dengan pelayanan. Penelitian ini mengungkap sisi altruisme pada beberapa pengobat alternatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Sifat altruisme ini tampak saat mereka berinteraksi dengan klien dan hidup di tengah masyarakat. Altruisme adalah perilaku seseorang ketika menolong orang lain secara suka rela tanpa mengharapkan imbalan. Sifat Altruisme lebih kepada kesadaran diri melaksanakan perintah Tuhan. Subjek penelitian terdiri dari 3 orang ahli dalam pengobatan alternatif dengan berbagai keahlian berbeda, yaitu bekam, prana, dan pijat refleksi. Mereka telah membuka praktik pengobatan alternatif rata-rata lebih dari 10 tahun. Para pengobat alternatif mempunyai falsafah hidup bahwa menolong orang lain dan berbuat baik seharusnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Pengambilan data menggunakan wawancara mendalam dan obervasi. Hasil penelitian menjelaskan perilaku altruisme bersifat self transendence. Karakteristik perilaku altruimes para pengobat alternatif adalah kebahagiaan, pengorbanan dan ketaatan beribadah.Kata kunci: Ahli Pengobatan Alternatif, altruisme, self transendence. 
Personal Values and Personalities: Positive Organizational Perspective on Political Skill of Indonesian Civil Apparatus (A Study in State Civil Apparatus in Indonesia) Theresia Dewi Setyorini; Hendriati Agustiani; Marina Sulastiana; Zainal Abidin
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2228

Abstract

This study examines the role of personal values and personality in shaping important behaviors in the world of work. In the perspective of positive psychology, personal values and personality play a role in how people behave and make decisions. In this case, political skill is studied in a positive perspective as an important factor that affects the world of work, mainly in bureaucratic organizations. This study is a quantitative research using data collection scale. Three scales are used, namely Political Skill Inventory, Portrait of Personal Values, and Big Five Inventory. The research subjects were 406 State Civil Apparatus. The results of the study prove that the hypotheses which state that personal values and personalities are positively correlated with political skill are accepted. The conclusion shows that openness to change, as well as positive personality types are correlated with political skill. Meanwhile, neuroticism has a negative correlation with political skill. Thus, it can be concluded that a positive personality background and the value of openness affect a one’s political skill. A person who has positive personal and personality values has better political skill.Keywords: personal values, personality, political skill Studi ini meneliti peran personal values dan kepribadian dalam membentuk perilaku yang penting dalam dunia kerja. Berangkat dari sudut pandang psikologi positif, nilai personal dan kepribadian berperan terhadap bagaimana seseorang bersikap, berperilaku, dan mengambil keputusan. Dalam hal ini political skill dikaji dalam perspektif positif sebagai faktor penting yang berpengaruh dalam dunia kerja secara khusus di organisasi birokrasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang pengumpulan datanya menggunakan skala.  Tiga skala digunakan yaitu Political Skill Inventory, Portrait of Personal Values, dan Big Five Inventory.  Subjek penelitian adalah Aparatur Sipil Negara yang berjumlah 406. Hasil penelitian membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan personal values dan kepribadian berkorelasi positif dengan political skill dinyatakan diterima. Kesimpulan menunjukkan bahwa openness to change, serta tipe kepribadian positif  berkorelasi dengan political skill. Sedangkan neuroticism berkorelasi negative dengan political skill. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa latar belakang kepribadian yang positif dan nilai keterbukaan mempengaruhi political skill seseorang. Seseorang yang memiliki nilai-nilai pribadi dan kepribadian positif  memiliki political skill yang lebih baikKata kunci.: nilai-nilai pribadi, kepribadian, keterampilan politik
INDONESIAN NATIONAL IDENTITY MODEL: THE IMPORTANCE OF RELIGION, SELF-ESTEEM, AND RELATIONS BETWEEN GROUPS AMONG MUHAMMADIYAH STUDENTS Moordiningsih Moordiningsih; Wahyu Rahardjo; Lisnawati Ruhaena; Zahrotul Uyun; Ninik Supartini
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2236

Abstract

National identity is a discourse that attracts a lot with diversity, religion, self-esteem, and relations between groups, both in the context of family and peers. The issue of national identity in Indonesia intersects with efforts to maintain the harmony of the nation's life through the various challenges of pluralism. This study aims to analyze the importance of religion, self-esteem, negative multicultural communication in the family and on campus, and attitudes towards multiculturalism towards national identity. The participants of this study is 456 Moslem students from the Javanese tribe-Indonesia. This study uses structural equation modeling (SEM) to build empirical constructs of Indonesian national identity models. The results show some interesting findings. First, the empirical model fits into a theoretical model which means that the importance of religion, self-esteem, attitudes towards multiculturalism, and inter-group relations are able to explain the national identity of Indonesians. Second, the attitude towards multiculturalism has the strongest role in affecting the identity of Indonesians, followed by self-esteem and the importance of religion. Thirdly, the negative content of communication of diversity in family and educational settings poorly affected attitudes towards multiculturalism.Keywords: Attitude Toward Multiculturalism, Importance of Religion, National Identity, Negative Multicultural Communication, Self-EsteemIdentitas nasional merupakan diskursus menarik yang banyak dikaitkan dengan keberagaman, agama, harga diri, serta relasi antar kelompok, baik dalam konteks keluarga dan teman sebaya. Persoalan identitas nasional di Indonesia beririsan dengan usaha menjaga keharmonisan kehidupan berbangsa dalam melewati berbagai tantangan kemajemukan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pentingnya agama, harga diri, komunikasi tentang multikultural yang negatif di keluarga  dan di kampus, sikap pada multikulturalisme terhadap identitas nasional. Partisipan penelitian ini berjumlah 456 orang mahasiswa beragama Islam yang berasal dari suku Jawa. Penelitian ini menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk melakukan konstruksi empiris model identitas nasional orang Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa temuan menarik. Pertama, model empiris fit dengan model teoretik yang artinya bahwa pentingnya agama, harga diri,komunikasi antar kelompok, sikap pada multikulturalisme, mampu menjelaskan identitas nasional orang Indonesia. Kedua, sikap pada multikulturalisme memiliki peran terkuat dalam memengaruhi identitas nasional orang Indonesia diikuti oleh harga diri dan pentingnya agama bagi individu. Ketiga, isi komunikasi keberagaman yang negatif pada setting keluarga dan kampus berpengaruh secara negatif pada sikap terhadap multikulturalisme. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa identitas nasional Indonesia dapat dibangun dengan mengembangkan sikap terhadap multikulturalisme yang baik, yaitu dengan cara membangun komunikasi antar kelompok, memperkuat konsep harga diri dan konsep keyakinan pentingnya agama masing-masing individu.Kata kunci: Sikap terhadap multikulturalisme, Pentingnya agama, Identitas nasional, komunikasi multicultural yang negatif, Harga diri
THE ROLE OF SOCIAL SUPPORT ON THE STUDENT ADVERSITY QUOTIENT IN ISLAMIC BOARDING SCHOOL Muhammad Fahrudin Aziz; Mayreyna Nurwardani
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2266

Abstract

Students who live in boarding schools often face different challenges, including strict rules in the dormitory, limited interaction with family, and the ability to deal with adversity in their daily lives. This research aimed to determine the correlation between social support and adversity quotient on Islamic Senior High School "X" students in Ponorogo East Java. This research used quantitative method. Sarafino's (1994) social support scale and Stoltz's (2000) adversity quotient scale were used as data collection tools. The sampling technique used in this research was a non-random sampling techniques-accidental sampling technique with a total sample of 120 students. Data analyzed used Pearson product-moment analysis.The research results indicated a significant correlation between social support and adversity quotient, with a coefficient value of r = 0.597, p = 0.000 (p <0.05). It means that the higher the social support, then the higher the adversity quotient of students. The effective contribution of social support to the adversity quotient in students is 37.9%, divided from parental social support, ustadz or ustadzah social support, and peer social support. This result concluded that social support need to be strengthened as it is an important factor for students adversity quotient development.Keywords: Social Support, Adversity Quotient, Students Siswa yang tinggal di pondok pesantren seringkali menghadapi tantangan yang berbeda antara lain aturan yang ketat, aturan yang ketat di asrama, interaksi yang terbatas dengan keluarga, dan kemampuan menghadapi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada siswa Madrasah Aliyah Negeri “X” di Pondok Pesantren “X” Ponorogo Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Skala dukungan sosial Sarafino (1994) dan skala adversity quotient Stoltz (2000) digunakan sebagai alat pengumpulan data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non random sampling-teknik accidental sampling dengan jumlah sampel 120 siswa. Analisis data menggunakan analisis product moment dari Pearson.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan adversity quotient, dengan nilai koefisien r = 0,597, p = 0,000 (p < 0,05). Artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi adversity quotient siswa. Hasil sumbangan efektif dukungan sosial terhadap adversity quotient pada siswa adalah 37,9% yang terbagi atas dukungan sosial orang tua, dukungan sosial ustadz atau ustadzah dan dukungan sosial teman sebaya. Hasil ini pada akhirnya meneguhkan bahwa perlu adanya penguatan dukungan sosial karena hal tersebut menjadi faktor yang penting bagi pengembangan adversity quotient siswa.Kata kunci: Dukungan Sosial, Adversity Quotient, Siswa
INTENSI BERWIRAUSAHA PENGUSAHA MUSLIM: PERAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM PENDIRIAN USAHA Aning Az Zahra; Aftina Nurul Husna
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2202

Abstract

Shar’i product and service become trending as business model inIndonesia. However, enthusiasm of the Muslims to do entrepreneurial activity by implementing Islamic ethics is relatively low. Some Muslims are not enterprising based on Islamic intention which becomes an indication of Islamic values internalization. This research aimed to understand how Islamic values shape entrepreneurial intention on Muslim entrepreneurs. Using descriptive qualitative approach, this research involved five participants. Data were collected using semistructured interviews and analyzed using five stages of analysis: open coding, selective coding, axial coding, and theoretical coding. Entrepreneurial intention ofMuslim is based on four orientations: 1) to live based on sunnah, 2) to seek blessings, 3) to spread messages of Islam, and 4) to seek freedom. Islamic in tentions lead to Islamic business management practice which is prioritizing business ethics, excellent service, and solidarity in Muslim community. This research expands knowledge regarding religion contribution in psychology of entrepreneurship.Keywords: entrepreneurial, intention, Islamic, entrepreneurship, Muslim.Produk dan layanan yang syar’i tengah menjadi tren model bisnis diIndonesia. Namun, semangat Muslim untuk berwirausaha dengan menerapkan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Islam relatif rendah. Tidak semua Muslim berwirausaha berdasarkan intensi yang Islami padahal itu adalah wujud internalisasi nilai-nilai Islam. Penelitian ini bertujuan memahami sejauh mana peran nilai-nilai keislaman membentuk intensi berwirausaha pada wirausahawan Muslim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan melibatkan lima orang partisipan. Data dikumpulkan menggunakan wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan empat tahap analisis yaitu: open coding, selective coding,axial coding, dan theoretical coding. Intensi wirausaha Muslim berdasar pada empatorientasi, yaitu: 1) menjalankan sunnah, 2) mencari keberkahan, 3) berdakwah dan membantu sesama Muslim, dan 4) mencari kebebasan. Intensi yang Islami mengarahkan pada praktik manajemen usaha yang Islami dengan memprioritaskan etika bisnis, pelayanan yang unggul, dan solidaritas dalam komunitas Muslim.Penelitian mengembangkan wawasan terkait peran agama dalam psikologikewirausahaanKata kunci: berwirausaha, Intensi, Islami, kewirausahaan, Muslim     
PERAN GRIT TERHADAP BURNOUT DENGAN MODERATOR PERBEDAAN JENIS KELAMIN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Agasari Puspita; Erika Setyani Kusumaputri
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2255

Abstract

In the pandemic era, health services is the main focus, so that employees at the Health Office are at the forefront who are more prone to Burnout. This study aims to determine the role of Grit on Burnout moderated by sex differences in civil servants. The measuring instruments in this research are the Burnout scale and the Grit scale. The sample in this study are 159 respondents based on quota sampling technique. Respondents are Civil Servants of The Health and Family Planning Office of Madiun City with a minimum educational level of Diploma. The quantitative analysis in this study used the Moderated Regression Analysis (MRA) method for hypothesis testing. The results find out that the hypothesis in this study is accepted (p <0.01), there is a negative role of Grit towards Burnout, that role contributes stronger in women than men. The contribution of Grit on Burnout for women civil servants is 48.6%, while for men civil servants is 48.1%. The higher one's Grit then the Burnout become lower and the contribution is stronger in women compared to men.Keywords: Grit, Burnout, sex, MRA, Civil Servants   Di era pandemi, pelayanan kesehatan menjadi fokus utama sehingga pegawai pada Dinas Kesehatan menjadi garda terdepan yang lebih rentan mengalami Burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Grit terhadap Burnout dengan moderator perbedaan jenis kelamin pada Pegawai Negeri Sipil. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Burnout dan Skala Grit. Sampel penelitian ini berjumlah 159 responden dengan teknik pengambilan kuota sampel. Responden merupakan Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun dengan kriteria tingkat pendidikan minimal Diploma. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Moderated Regression Analysis (MRA) untuk pengujian hipotesis. Hasil menyatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima (p<0,01) yakni ada peranan negatif dari Grit terhadap Burnout, peranan tersebut berkontribusi lebih kuat pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Kontribusi Grit terhadap Burnout pada PNS perempuan sebesar 48,6%, sedangkan pada PNS laki-laki sebesar 48,1%. Semakin tinggi Grit seseorang, maka Burnout semakin rendah dan kontribusinya lebih kuat pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.Kata Kunci: grit, burnout, jenis kelamin, Pegawai Negeri Sipil
ANALISIS FENOMENOLOGIS INTERPRETATIF TENTANG DEFINISI BULLYING DAN HARGA DIRI BAGI KORBAN BULLYING Nabila Sella Almira; Adijanti Marheni
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2211

Abstract

The phenomenon that often occurs in schools is bullying, but there are rarely research on the definition of bullying. Volt et al (2014) found that the definition of bullying that commonly used in Western is shaky and doesn’t clearly describe the phenomenon itself. Research on the meaning of bullying in Indonesia itself hasn’t been done yet. Therefore, the purpose of this study is to fill in by focusing on the meaning of bullying and self-esteem from the victim's view. Purposive sampling was used to gather the samples. This study used interpretative phenomenological analysis to analyse the data. In this study, we can see that from the victims’ perspective, bullying is a dangerous act done by the perpetrators and can negatively affect the victims in a long run. This study could be useful for psychology in social, developmental, educational, clinical, or forensic field to understand the meaning of bullying and self-esteem.Keywords: bullying, self-esteem, psychological impact, the definition of bullying, the definition of self-esteemFenomena kekerasan yang sering terjadi di sekolah adalah bullying, tetapi penelitian mengenai definisi bullying masing jarang ditemukan. Penelitian di Barat mengemukakan definisi bullying yang umum digunakan sekarang sangat lemah dan belum menggambarkan secara jelas fenomena ini. Penelitian mengenai makna bullying di Indonesia sendiri belum pernah dilakukan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengisi kekosongan tersebut dengan mencari makna kata bullying dan harga diri dari sudut pandang korban. Sampling purposif digunakan untuk mencari narasumber. Wawancara dilaksanakan semi-terstruktur, dimana transkrip wawancara menggunakan interpretative phenomenological analysis. Ada enam tema yang ditemukan, yaitu: (1) bentuk perilaku bullying, (2) pandangan korban mengenai pelaku, (3) dampak bullying, (4) reaksi orang dewasa mengenai bullying, (5) perkembangan diri, dan (6) makna kata bullying dan harga diri. Temuan dalam penelitian ini bisa menjadi masukan bagi psikologi sosial, psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi klinis, dan psikologi forensik dalam memahami pemaknaan kata bullying dan harga diri. Kata Kunci: bullying, harga diri, dampak bullying, definisi bullying, definisi harga diri
Bagaimana Muslim di Indonesia Meyakini Teori Konspirasi Yahudi: Peran Ancaman Simbolis dan Kekolotan Religius Audi Ahmad Rikardi
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2285

Abstract

Jews in Indonesia are scare and almost non-exist. However, Islamic groups consider Jews as a threat for Islamic practice. Furthermore, Islamic groups have belief that Jews are conspired against Islam in Indonesia through ideological ways. This study aims to explore association between symbolic threat and belief in Jewish conspiracy theory. This association mediated by religious zeal. There are 385 respondents who completed symbolic threat scale, religious zeal scale, and belief in Jewish conspiracy theory scale. Hypothesis tested by Jamovi 1.6.23 with medmod module. Analysis result explained symbolic threat has association with belief in Jewish conspiracy theory. Religious zeal also mediated that association. Symbolic threat could be a factor which explain Jewish conspiracy belief in Indonesia. Jewish conspiracy belief could be seen as mechanism to maintain positive image of Islamic group. Analysis result also explain Muslims and Jews relationship in Indonesia. Abstrak. Eksistensi Yahudi di Indonesia sangat sedikit dan hampir nihil. Namun, kelompok muslim merasa bahwa Yahudi adalah sesuatu yang mengancam nilai-nilai Islam. Selain itu, kelompok muslim memiliki keyakinan bahwa Yahudi berkonspirasi dalam melemahkan umat Islam di Indonesia melalui cara-cara ideologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan ancaman simbolis dan keyakinan terhadap teori konspirasi Yahudi dengan kekolotan religius sebagai mediator. Pengumpulan data menggunakan skala ancaman simbolis, skala kekolotan religius, dan skala keyakinan terhadap teori konspirasi Yahudi. 385 responden terlibat dalam penelitian. Uji hipotesis menggunakan Jamovi 1.6. 23 dengan modul medmod Hasil penelitian menunjukkan bahwa ancaman simbolis memiliki kaitan dengan keyakinan terhadap teori konspirasi Yahudi dan kekolotan religius memediasi kaitan dua variabel. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman simbolis dapat menjadi faktor terkait alasan dari seseorang meyakini teori konspirasi Yahudi di Indonesia. Meyakini bahwa Yahudi berkonspirasi untuk mengancam nilai-nilai Islam adalah bagian dari mempertahankan citra dari kelompok Islam. Hasil analisis juga dapat menjelaskan relasi kelompok muslim dan Yahudi di Indonesia.
Dealing the Crisis Together: The Meaning of Family Support for Employees Infected by Covid-19 Destri Ayu Kristina; Candra Indraswari
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2442

Abstract

During the COVID-19 pandemic, family support is needed especially for those who are infected by Covid-19. This study aimed to comprehend the meaning of family support for employees infected with COVID-19. The study used qualitative method with a phenomenological approach. Online and offline interviews were conducted to collect the data. This research had three main informants who work at Company X and each informant was followed by one significant other. The result showed that although the support of each family was different, the meanings that appeared in the three informants had similarities. The three informants interpreted family support as a motivation to come back home and to be healthy again. In addition, all informants interpreted family support as a stress reliever during isolation. In all informant’s views, their family had provided support for them, although in different ways for each informant. Therefore, the main factor influencing the recovery of the informants was family support and only family who always stay and accept their situation. In the end, family support is also interpreted as a spirit when informants face discrimination in their workplace. From the experience of all informants, it is known that family support makes a huge contribution to the recovery process when informants were infected by COVID-19.Abstrak. Saat pandemi seperti ini dukungan keluarga sangat dibutuhkan, terlebih bagi mereka yang sedang terinfeksi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui makna dari dukungan keluarga bagi karyawan yang terinfeksi virus COVID-19. Informan dalam penelitian kali ini adalah tiga karyawan yang positif terpapar COVID-19. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan teknik wawancara secara online dan offline. Penelitian ini memiliki tiga informan utama yang bekerja di Perusahaan X dan masing-masing informan diikuti oleh significant other. Hasil menunjukkan bahwa meskipun dalam bentuk perlakuan setiap keluarga berbeda, namun makna yang muncul pada ketiga informan memiliki kesamaan. Ketiga informan memaknai dukungan keluarga sebagai motivasi untuk kembali pulang dengan sehat kembali. Selain itu, informan memaknai dukungan keluarga sebagai penghilang stress saat isolasi. Bagi semua informan, keluarga akan selalu memberikan dukungan kepada mereka meskipun dengan cara yang berbeda-beda untuk setiap informan. Oleh karenanya, faktor utama yang mempengaruhi kesembuhan informan adalah dukungan keluarga. Hanya keluarga yang selalu bertahan dan menerima keadaannya. Pada akhirnya, dukungan keluarga juga dimaknai sebagai semangat menghadapi diskriminasi yang diterima informan di tempat kerja. Dari pengalaman seluruh informan diketahui bahwa dukungan keluarga memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menjalani proses pemulihan ketika orang terinfeksi covid-19.